Setelah berkata, dia berbalik badan dan berjalan.Nenek Jenny sebenarnya ingin berbicara beberapa kata dengan Suzy, tapi setelah melihat nyonya Hua naik ke atas, dia menghela napas dan harus pergi dulu.Setelah keluar dari rumah Hua, Joan yang tadinya tidak terlihat, tiba-tiba muncul.“Nenek, sudah mau pulang ya.” kata dia sambil berjalan dengan wajah tersenyum.Matanya nenek Jenny menunjukkan sedikit kecurigaan dan bertanya: “Kemana saja kamu dari tadi?”“Tidak kemana-mana. Saya hanya berkeliaran di sekeliling sini.” Joan menurunkan kelopak matanya dan berkata dengan rasa bersalah.Nenek Jenny dapat membaca pikiran orang dan matanya yang tajam, dia tahu sekilas dia tidak mengatakannya sebenarnya.Dia tiba-tiba memikirkan apa yang dikatakan Suzy. Dengan nada yang serius, dia bertanya: “Apakah kamu sengaja mendorong Suzy jatuh dan merusak sulamannya Nyonya Xin?”“Tidak, bagaimana mungkin saya? Bukankah saya di luar terus?” Joan menyangkal.Nenek Jenny tidak bermaksud membiarkannya lolos
Dia dengan rendah hati berterima kasih kepada Nyonya Hua, lalu menoleh ke Tania dan berkata: “Bibi Tania, mari kita pergi.”Tania juga tidak berdaya, bahkan jika dia tahu bahwa dompetnya dari Nyonya Xin, apa yang bisa dia lakukan? Tidak mungkin pergi untuk mencari Nyonya Xin.Bagaimanapun, keluarga Xin bukanlah keluarga kaya biasa, Nyonya Xin juga bukanlah orang yang bisa ditemui seenaknya.Mereka berdua berjalan keluar.Begitu mereka keluar, mereka bertemu dengan nenek Jenny dan Joan yang sudah menunggu di luar.“Nyonya besar Calvin.” Tania menyapanya duluan, agak terkejut, “Kalian belum pergi ya?”Nenek Jenny mengangguk padanya dan menoleh pada Suzy, “Aku sudah menanyakan masalah tadi dengan jelas, Joan yang mendorongmu duluanl, jadi aku meminta dia untuk menunggu di sini dan meminta maaf kepadamu!”Suzy melirik Joan dengan jelas, ternyata memang dia.Dia berkata dengan tenang: “Nyonya besar, terima kasih atas kebaikan Nyonya, tetapi Nyonya tidak perlu minta maaf. Orang yang didorong
“Nek, hari ini saya salah, saya mengakui kesalahan saya. Kamu jangan marah lagi ya? Tolong bantu saya mengatakan beberapa hal baik ke kakak, membiarkan saya balik ke Rajamu Entertainment.” Joan mengatakan beberapa hal baik sampai bibirnya hampir pecah.“Jangan berharap aku akan membantu kamu dalam masalah ini. Kembali ke kamu dan renungkan.” Nenek Jenny mengusirnya dengan tidak sabar.Saat ini dia merenungkan reaksi Suzy barusan, dia pasti tidak salah……Melihat sikap nenek Jenny yang begitu keras, Joan tidak ada pilihan lain selain pergi.Setelah dia pergi, nenek Jenny memanggil paman Ming dan berkata, “Kamu telepon Rob dan beritahu dia untuk malam ini datang ke rumahku untuk makan malam.”Ada satu hal yang ingin nenek bicarakan secara langsung.Malam datang.Di ruang makan, keluarga Calvin sedang bersiap makan malam tetapi nenek Jenny belum terlihat.Pak Simon bertanya dengan keraguan: “Kenapa ibu belum datang? Dia tidak datang untuk makan kah?”Mendengar ini, Joan tanpa sadar menundu
Rob segera berdiri dan melangkah keluar, dan melihat itu Joan, dia mengerutkan keningnya.Nenek Jenny juga keluar, melihat itu dia. Nenek Jenny langsung memberikan ekspresi yang kurang baik, “Buat apa kamu datang ke sini?”“Sa, saya…….” Joan ragu-ragu sementara dan dengan cepat dia menjawab: “Nenek, Suzy mengandung anak kakak kah? Benarkah?”Nenek Jenny sendiri juga tidak bisa menjelaskannya lebih, apalagi menjawabnya, “Masalah ini……”“Tidak ada hubungannya dengan kamu.” Rob menjawab dengan dingin, mengingatkan dia: “Kamu cukup menjaga diri kamu sendiri sekarang, jangan ikut campur masalah lain.”Nenek Jenny mengangguk dengan setuju, berkata kepada Joan: “Benar, dengarkan kakakmu, segera pulang, anggap tidak pernah dengar masalah ini, jangan sebar kemana-mana, ngerti?!”Lagipula, masalah ini belum dikonfirmasi dan cucunya ini perlu diingat agar tidak melakukan kesalahan lagi.Joan tidak mendapatkan jawabannya, sebaliknya dia semakin yakin-- Suzy mengandung anak kakaknya!Tetapi melihat
“Aku tidak tahu, aku mendengarnya dari nenek dan kakak aku membicarakannya hari ini.”“Kalau begitu, nenek tau kalau Suzy hamil? Tapi apakah dia benar-benar yakin kalau anak itu punya Rob?” Tanya Karen.“Ini harus tanya kakak aku. Aku tidak mendengar apa yang mereka katakan terakhir.” Joan tidak berkata dengan tegas. Dari lubuk hatinya dia tidak menerima kenyataan kalau Suzy mengandung anak kakaknya.Tiba-tiba nada suaranya berubah, dia mendesak: “Aku rasa kamu sendiri harus mengkonfirmasi dengan kakakku. Kalau anaknya punya dia, lalu apa yang harus kita lakukan……”Karen menggenggam erat handphonenya, “Aku akan mencari tahu kebenarannya sama dia lagi.”Dia hanya ingin memastikan satu hal: apakah Rob tahu kalau anak yang di perut Suzy punya dia.Jika dia tahu tentang ini, maka upaya yang dia lakukan dari awal hingga saat ini akan menjadi sia-sia!Karen merasa gelisah dan ingin segera menelepon Rob untuk mencari tahu apa yang dia tahu.Tetapi dia tidak bisa tenang sama sekali sekarang, j
Rob menoleh tanpa sadar.Melihat wanita yang akan berjalan masuk, itu benar-benar Suzy.Melihat pria yang datang bersamanya adalah mantan pacarnya Melvin.Dia menyipitkan matanya dan raut wajahnya langsung menjadi tak terduga.Suzy diundang oleh Melvin untuk datang.Saat ini, dia dan Melvin sedang mencari tempat duduk yang dekat jendela, karena punggungnya menghadap Rob dan yang lainnya. Dia sama sekali tidak menyadari jarak kedua meja tidak terlalu jauh. Mereka dapat didengar jika berbicara lebih keras tetapi turunkan volume suara juga kira-kira akan kedengaran juga.Setelah Suzy duduk, dia melirik Melvin dengan tatapan dingin, “Sekarang aku sudah bertemu dengan kamu, kamu sudah bisa memberitahuku, bagaimana kamu bisa tahu kalau aku hamil?”Melvin orang yang tidak tahu malu. Di telepon bilang ada hal penting yang mau dia bicarakan, jika dia tidak datang, dia akan memberitahu orang lain tentang kehamilannya.Suzy tidak takut orang lain akan tahu, tetapi dia takut keluarga Calvin akan t
Dia mengabaikan kemarahannya, meletakkan cangkir, membuat suara kebisingan membosankan.Dia memperingatkan dengan dingin: “Melvin, jangan mengambil ide dari anakku, dia tidak ada hubungannya denganmu! Kalau kamu masih sembarangan ngomong, besok aku akan menuntutmu!Kalau dulu dia mendengar Suzy berkata begitu, dia akan berani mengancam.Tetapi kali ini tidak tahu Melvin mendapat kepercayaan dirinya, dia tidak menanggapinya dengan serius dan berkata: “Aku tahu, kamu tidak akan membiarkan aku jadi ayah dari anak. Tetapi aku tidak akan menerima kamu hamil dengan darah keluargaku dan mencari pria lain! Entah kamu membawa anak ini hidup bersama aku atau melakukan aborsi!”Suzy menatapnya dengan dingin dan tiba-tiba melengkungkan bibirnya, “Bagaimana kamu bisa begitu yakin anak ini anakmu? Apakah kamu tahu anak ini milik siapa?”Dia merendahkan suaranya dan berkata perlahan, “Aku beritahu kamu. Aku, mengandung anak Rob.”Dia percaya, nama ini akan mengejutkan Melvin.Benar saja, ekspresi Me
Tubuh Suzy menjadi kaku dan tangannya mengepal di sisi lain.Pintu mobil yang tertutup terdiam sejenak dan penuh dengan suasana tertekan.Setelah beberapa saat, dia menghela nafas dan berkata: “Kalau aku tidak bilang begitu, Melvin akan mengganggu terus.”Di mata Rob sedikit memeriksa, “Begitukah? Lalu anak ini benar milik Melvin?“Kamu bisa berpikir begitu.” Suzy tersenyum.Jawaban yang samar ini membuat Rob mendengarkannya ingin memukul seseorang.Dia tahu Suzy tidak mungkin mengandung anaknya tapi dia masih anak yang dikandungannya milik siapa.Rob berjalan keluar dari mobil dengan wajah hitam dan berjalan ke kursi pengemudi dan mengendarai mobil.“Kamu ingin membawaku kemana?” Turunkan aku! Suzy menepuk pintu mobil dan menemukan pintu mobilnya terkunci.“Aku ingin memverifikasi apa yang kamu katakan!” kata Rob tanpa melihat ke belakang, kedua tangannya menggenggam setir dengan nafas dingin.Suzy tidak tahu bagaimana dia ingin memverifikasi, tetapi sekarang wajah pria ini tertulis “
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny