Robert bergegas menoleh ke arah Ambar dan menatanya dengan tajam sambil bergumam, "Kakek?"Kedua mata Ambar yang berada di balik topeng terlihat agak dingin, dia mengangguk sambil menjawab dengan nada yang panjang, "Em ...."Ambar menggelengkan kepala, lamban sekali reaksi cucunya.Kemudian Suzy menjelaskan secara singkat mengenai kisah hidup Kakek Ambar dan bagaimana dirinya bisa berada di sini.Robert adalah orang yang cerdas, dia langsung menangkap inti dari beberapa kalimat yang diceritakan Suzy. Ternyata pria paruh baya ini adalah Tuan Besar Calvin. Tampaknya pria ini adalah orang yang baik, jujur, dan tulus.Sikap Robert langsung berubah 180 derajat. Dia menatap Kakek Ambar dengan hangat, mungkin ini yang disebut dengan hubungan darah."Kakek, terima kasih telah menyelamatkanku," ucap Robert dengan tulus. Kata "kakek" yang diucapkan berasal dari hati terdalamnya.Kakek Ambar tersenyum puas, tetapi dia menjawab, "Tidak perlu berterima kasih padaku, seharusnya kamu berterima kasih
"Iya!""Benar, Anda yang telah melindungi kami!"Mereka semua menjawab secara serentak dan refleks menoleh ke sebuah arah. Suzy dan Robert pun sontak mengikuti arah pandang mereka.Suzy dan Robert baru menyadari beberapa sosok yang bersembunyi di sudut, seolah takut bergabung dengan kelompok ini. mereka hanya dapat mengamati situasi dari kejauhan dan waspada.Suzy memperhatikan bentuk tubuh mereka yang aneh, lalu berkata perlahan, "Mereka adalah ... mutan?"Kakek Ambar mengangguk. "Iya, mereka adalah korban eksperimen yang dilakukan oleh orang-orang Pelelangan Baren. Awalnya mereka memiliki darah salamander, tetapi karena dipaksa untuk mengonsumsi obat-obatan tertentu, mereka berubah menjadi seperti ini. Begitulah cara Pelelangan Baren mengubah mereka menjadi monster. Sekarang Pelelangan Baren juga mulai menggunakan metode yang sama pada orang-orang biasa."Setelah bercerita, Kakek Ambar menatap Suzy dan berkata dengan serius, "Kamu harus meneliti obat penawar yang dapat menyembuhkan m
"Kakek, tidak hanya aku, tapi mereka semua yang ada sini juga mengharapkanmu untuk menjadi kepala suku." Suzy berusaha meyakinkannya.Ambar terdiam sejenak, ekspresinya terlihat bimbang. Semua orang yang berdiri di hadapannya menatap Ambar dengan penuh hormat dan bergumam, "Ketua ...."Mata Ambar sontak berkaca-kaca sesaat mendengarnya. Setelah mempertimbangkan selama beberapa saat, akhirnya Ambar membuat keputusan."Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Aku bersedia menjadi kepala suku Klan Youlan, tetapi kapan pun kamu ingin mengambil alih posisi ini, aku tetap akan menyerahkannya kepadamu," kata Ambar dengan serius. "Aturan tetap aturan, tidak boleh diabaikan."Suzy mengangguk. "Kakek, sebenarnya aku tidak ingin menjadi kepala suku. Sebelumnya aku juga telah memberi tahu Cole ...."Sebelum Suzy menyelesaikan kalimatnya, Robert menggelengkan kepala sambil berkata, "Dengarkan Kakek."Ambar mengangguk pelan sambil mengembalikan kalung batu suci tersebut. "Batu ini telah mengakuimu sebagai
Kakek Ambar berdiri di samping Suzy dan Robert sambil menjelaskan, "Kolam ini terhubung dengan luar, satu-satunya cara untuk mengirim pasokan makanan yang banyak tanpa ketahuan adalah dengan cara ini. Tapi karena terkena air, semua makan tidak dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Jadi mengirim makanan setiap tiga hari sekali.""Bagaimana kalau menggunakan kantong tahan air?" tanya Suzy.Makanan yang terkena air bukan hanya sulit disimpan, tetapi juga rentan terhadap bakteri dan dapat membahayakan kesehatan. Dalam situasi seperti ini, mereka jelas tidak memiliki fasilitas medis yang memadai jika seseorang jatuh sakit. Sebagai seorang dokter, Suzy tentu mempertimbangkan hal ini.Melihat Ambar yang diam, Robert merasa ada alasan lain. "Mungkin tidak semudah yang dibayangkan."Ambar mengangguk dan lanjut menjelaskan, "Semua makanan ini dicuri dari gudang sehingga tidak bisa diambil terlalu banyak, takutnya malah ketahuan. Selain itu, jumlah penduduk di dalam gua juga bertambah, mereka m
Kemudian, sosok tersebut berenang dengan gesit dan melompat keluar dari air.Salah seorang pemuda di sebelah segera memberikan handuk kering kepadanya."Terima kasih," kata Cole sambil mengeringkan badan, lalu berjalan ke arah Suzy dan yang lainnya."Kakek, kenapa membawa mereka ke sini?" tanya Cole.Ambar menjawab dengan tenang, "Aku sudah memberi tahu mereka mengenai identitas kita. Kita semua adalah keluarga, tidak perlu ada rahasia."Cole terkejut mendengar. Di saat masih ingin bertanya, Kakek Ambar malah mengusirnya, "Sana, ganti pakaianmu.""Baiklah," jawab Cole dengan patuh. Para pemuda yang lain juga mengangkut makanan yang telah dibawa dan kembali ke lapangan."Apakah Cole juga tumbuh dan besar di sini?" tanya Suzy sambil melihatnya pergi.Suzy teringat saat pertama kali bertemu Cole. Saat itu Cole masih polos dan tidak tahu apa-apa. Meskipun nakal, dia adalah pemuda yang tulus dan baik hati.Hal ini menunjukkan bahwa Kakek Ambar benar-benar menjaga Cole dengan baik."Iya, dia
Nada bicara Ambar berubah menjadi serius. "Apakah mutan di tangannya masih belum cukup banyak?"Suzy dan Robert kebingungan mendengarnya. "Kakek, ada apa?""Ketika manusia biasa terinfeksi oleh Salamander Darah, mereka bisa diubah menjadi mutan jika dirangsang oleh obat yang dikembangkan oleh Pelelangan Baren. Tapi untuk mendapatkan mutan yang kuat, mereka memerlukan darah salamander murni yang ada di dalam tubuh anggota Klan Youlan. Makanya Jacques membawa orang-orang itu ke sini." Setelah menjelaskan, Kakek Ambar meminta Robert dan Suzy untuk menunggu di sini.Sekarang hanya tersisa Robert dan Suzy."Oh iya, tadi Lukito sempat memberi tahu aku. Katanya tempat ini dipenuhi dengan mutan, tapi untuk membuat mutan memerlukan darah segar ...." Seketika wajah Suzy langsung membeku.Robert berusaha menghiburnya. "Untuk melindungi jumlah besar, kadang memang diperlukan pengorbanan kecil."Suasana di dalam gua terasa hening, hanya terdengar suara tetesan air.Setelah beberapa saat, Suzy menge
Robert mengucapkannya dengan nada haru.Suzy mengelus lembut punggung Robert yang lebar. Keduanya berpelukan dalam keheningan.Setelah gejolak emosi mereda, Robert berkata, "Untunglah kita bertemu Kakek. Kita harus berterima kasih kepadanya."Suzy setuju sambil mengangguk. "Iya, selama ini Kakek mengemban begitu banyak beban sendirian. Kita harus membawa Kakek pulang. Nenek pasti senang bertemu Kakek.""Em, kita akan pulang bersama-sama." Robert mengangguk tegas.Namun untuk bisa pulang bukanlah perkara yang muda."Oh iya, Hannes datang bersamamu?" Tiba-tiba Suzy teringat sesuatu.Robert mengangguk, lalu menceritakan kepada Suzy mengenai penyamaran Hannes."Oh, jadi orang yang mengenakan topeng serigala adalah Hannes? Pantas saja aku merasa familier," jawab Suzy."Beberapa hari lagi para tamu akan meninggalkan pulau. Kita harus memastikan Hannes kembali dengan selamat dan memberi tahu yang lain mengenai keadaan di sini.""Sebelumnya aku sudah meminta Kakek untuk mengirimkan pesan." Suz
Setelah mendengar jawaban Suzy, Robert tersenyum kagum dan merasa lega."Karena kamu sengaja memberikannya pelajaran, berarti kamu memiliki rencana untuk menghadapinya. Aku tidak perlu khawatir," jawab Robert.Cole mendesak Suzy. "Cepat, sebelum Elizabeth murka.""Iya." Suzy, Robert, dan Cole beranjak kembali ke lapangan utama. Sesampainya di sana, Suzy berhenti, lalu membalik dan berpesan kepada Robert, "Lukamu lumayan parah, beristirahat di sini. Kamu memerlukan waktu untuk pulih.""Tapi ...." Robert ingin ikut bersama Suzy."Dengarkan aku." Suzy jarang berbicara dengan galak, tetapi kali ini dia tidak akan mengizinkan Robert untuk mengambil risiko.Kemudian Suzy mengeraskan suaranya dan berkata kepada masyarakat di yang tinggi di sini, "Semuanya, aku ingin meminta bantuan kalian. Sementara ini suamiku harus tinggal di sini selama masa pemulihan. Tolong jaga dia dengan baik.""Jangan khawatir! Kami akan merawatnya.""Kami akan menjaganya.""Kita adalah keluarga, merawatnya adalah kew
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny