Membunuh Elizabeth tidak akan membuat mereka bisa keluar dari pulau ini.Suzy dan Robert memiliki kekompakan yang luar biasa. Mereka bisa mengerti apa yang terlintas dalam pikiran masing-masing hanya dengan saling menatap.Akhirnya, Robert memilih untuk mendengarkan Suzy dan menahan niat membunuhnya.Waktu terus berlalu."Sudah selesai?" Elizabeth tidak sabar dan berdiri dari kursinya untuk mendekati Suzy."Sudah," Suzy menjawab dengan ragu, lalu membereskan barang-barangnya.Ketika melihat Elizabeth membawa Robert pergi, Suzy merasa gelisah dan tidak dapat menahan diri untuk berbicara, "Nyonya, dia ....""Apa lagi?" tanya Elizabeth.Suzy berpikir sejenak dan menjawab, "Lukanya memerlukan perawatan yang baik agar sembuh cepat sembuh."Setelah berkata demikian, Suzy melihat Elizabeth membawa Robert pergi tanpa melihat ke belakang. Sekujur tubuh Suzy terasa lemas dan jatuh ke atas kursi.Suzy tidak tahu apakah keputusannya benar atau salah.Saat Suzy tenggelam dalam pemikirannya, pintu b
Kakek Ambar mengangkat tangan dan bertepuk tangan. "Anak pintar. Cucumu sangat pintar memilih istri."Begitu mendengar Kakek Ambar mengakui identitasnya, Suzy merasa sedikit lebih lega. Dia tersenyum dan berkata, "Kakek ...."Ketika Suzy ingin berbicara, Ambar mengangkat tangan dan mengganti topik pembicaraan. "Tapi ada satu hal yang kamu salah.""Em?" Suzy menatap dengan penasaran.Ambar mengangkat tangan dan melepaskan topengnya."Kakek, kok wajahmu ...." Suzy tersentak.Selain mata, wajah Ambar ditutupi bekas luka yang tak rata. Bentuk wajahnya bahkan tidak dapat dikenali, sangat mengerikan!Ambar telah menebak respons Suzy. Dia tidak peduli dan masih bisa bercanda. "Menurutmu, apakah wajahku mirip dengan cucuku?"Suzy membuka mulutnya dengan ragu. "Kakek, kenapa wajah Kakek menjadi seperti ini?"Tampaknya Ambar sempat mengalami luka bakar yang cukup parah, makanya wajahnya menjadi seperti itu."Ceritanya panjang, semua juga sudah berlalu," kata Ambar sambil menggelengkan kepala. Ke
"Mendiang Ratu," jawab Suzy."Benar!" Ambar mengangguk."Mendiang ratu adalah anggota Klan Youlan, makanya Charles merahasiakannya. Tapi sejak Charles meninggal, jasad mendiang ratu telah dipindahkan dan dimakamkan bersama suaminya."Pemindahan jasad mendiang Ratu dilakukan secara rahasia. Awalnya Suzy mengira kalau Ambar belum mengetahuinya, tetapi dia malah tersenyum puas dan menjawab dengan tenang, "Baguslah ...."Suzy berpikir sebentar dan bertanya, "Kakek, aku penasaran, bukankah hubungan Keluarga Calvin dan kerajaan tidak akrab? Kenapa Kakek setuju untuk membantu Charles?"Ambar tersenyum mendengar Suzy yang memanggilnya kakek. "Aku memang tidak dekat dengan Charles. Alasanku membantunya adalah karena seorang wanita yang bernama Qaira."Qaira? Nama ini terdengar asing bagi Suzy."Apakah dia adalah kekasihmu?" tanya Suzy dengan kebingungan."Kekasih?" Ambar terkejut mendengar pertanyaan Suzy."Nenek pernah menceritakan kalau Kakek membangun makam untuk dikuburkan bersama wanita ya
"Benar."Ambar mengagumi kemampuan analisa Suzy, lalu melanjutkan, "Saat itu aku tidak mengetahui kekuatan darah salamander, jadi aku tidak menganggapnya serius. Aku baru sadar setelah tertular, ternyata infeksinya sangat serius. Setelah terinfeksi, aku tidak bisa tinggal di rumah. Akhirnya demi bertahan hidup, aku harus pergi bersama Qaira.""Tapi masalah Klan Youlan dan darah salamander berkaitan dengan kerajaan sehingga aku tidak dapat mengungkap rahasia itu. Makanya aku terpaksa memberi tahu Jenny kalau aku jatuh cinta kepada Qaira dan ingin pergi bersamanya. Kalau Jenny bersedia merelakan kami, aku akan memberikan semua harta dan kekayaanku kepadanya.""Nenek tidak mungkin setuju." Suzy agak terkejut mendengar ceritanya."Mana mungkin nenekmu setuju? Saat itu James masih berumur 4 tahun. Sebagai seorang suami dan ayah, aku pun tidak tega meninggalkan keluargaku. Tapi di kondisi yang telah terinfeksi, aku tak memiliki banyak pilihan. Aku tidak mau menyakiti keluargaku." Ambar sanga
Suzy tersentak mendengar ucapan Ambar. "Apa? Ini ... Klan Youlan?""Benar. Dalam waktu satu bulan, pria yang membohongi Liora pun memanggil teman-temannya datang. Pria itu mengubah tempat ini menjadi reruntuhan yang mengerikan, dia mendirikan penjara bawah tanah dan memenjarakan para anggota Klan Youlan untuk dijadikan objek penelitian.""Sebenarnya darah salamander tidak semengerikan itu. Semua orang Klan Youlan yang memiliki darah salamander tetap dapat hidup seperti orang biasa. Hanya saja, tubuh mereka harus dibakar saat meninggal.""Para penjahat ini ingin menggunakan darah salamander untuk membudidayakan mutan, mereka ingin menjadikannya sebagai pembunuh yang memenuhi ambisi mereka. Semua orang yang bermutasi adalah hasil penelitian mereka selama ini." Ambar berbicara sambil menunjuk ke arah sangkar yang ada di dalam laboratorium.Suzy melihat ke arah yang ditunjuk Ambar. Para monster dikurung di dalam sana."Tidak dari mereka semua adalah anggota Klan Youlan, ada juga manusia bi
Dengan adanya perlindungan yang diberikan Ambar, Robert dan Suzy tidak berjuang sendirian. Sekarang, mereka bukan hanya harus melindungi diri sendiri, tapi juga berperang melawan kejahatan demi melindungi orang banyak.Darah panas mengalir dalam hati Suzy, dia telah memendam sebuah pertanyaan yang menggelitik hati. "Kakek, sebenarnya siapa pemilik Pelelangan Baren?"Ambar sudah tinggal selama berpuluh-puluh tahun di pulau ini. Ditambah dengan kedekatannya bersama Elizabeth, mungkin Ambar mengetahui beberapa informasi berharga.Ambar menjawab tanpa ragu, "Seorang pria yang bernama Stanson Stane, Elizabeth memanggilnya Troy."Pupil Suzy tampak bergetar. Adipati Stanson? Ternyata dia!"Kakek, apakah Kakek yakin? Dari mana Kakek tahu?" Suzy kembali memastikan."Aku pernah mendengar Elizabeth bertengkar dengannya. Saat marah, Elizabeth memanggil nama aslinya, Stanson Stane. Aku mengingat nama itu dan menyelidikinya secara diam-diam. Akhirnya aku berhasil mendapatkan identitasnya. Dia adalah
Ambar tersenyum, lalu menjawab dengan nada yang misterius, "Kamu adalah dokter. Menolong atau membahayakan nyawa orang, semua tergantung pada niatmu sendiri."Suzy mengerutkan alis saat mendengar ucapan Ambar."Nanti aku akan mengutus seseorang untuk mengirimkan data penelitian yang lebih lengkap. Kalau kamu membutuhkan sesuatu, segera beri tahu aku."Setelah menceritakan semuanya, Ambar kembali mengenakan topengnya. "Jangan cemas. Selama ada aku di sini, aku pasti akan melindungi kalian."Ketika Ambar hendak pergi, Suzy memanggil dan mengejarnya, "Kakek ....""Ada apa?" tanya Ambar."Bagaimana dengan nasib Liora? Bagaimana keadaannya sekarang?""Setelah menyadari kesalahannya, Liora bunuh diri bersama pria itu." Ambar menggelengkan kepala."Apakah dia tidak memiliki anak? Apakah Cole adalah anaknya?" Suzy tak dapat menahan diri untuk tidak menebak.Ambar tersentak, dia terdiam sejenak dan mengingatkan, "Jangan pernah memberi tahu Cole masalah ini. anak itu tidak perlu tahu terlalu ban
Lance tidak memberikan kabar selama 2 hari ini."Chuck, petunjuk apa yang kamu miliki?" tanya Henry dengan ekspresi masam."Aku bisa punya petunjuk apa?" Chuck tampak frustasi, dia meremas rokoknya ke dalam asbak sambil berbicara dengan kesal, "Aku sudah memperingatkan anak itu agar jangan bertindak sendirian. Tapi dia sama sekali tidak memedulikan nasihatku.""Sudah, jangan marah-marah." Henry berusaha menenangkan Chuck. "Dia hanya berusaha untuk menyelamatkan Dai dan yang lainnya. Bagaimana kalau kita utus orang untuk menyelidiki vila Keluarga Stane?""Biar aku sendiri yang ke sana." Chuck bangkit berdiri dan pergi tanpa menunggu jawaban Henry.Henry menggelengkan kepala, lalu memanggil asistennya untuk pergi mengikuti Chuck. "Ikut dia, jangan sampai membuat masalah. Oh iya, informasi hilangnya Lance juga harus dirahasiakan. Jangan sampai Raja Roger mengetahuinya.""Baik," jawab asisten tersebut.Henry mengusap dahinya sambil menggelengkan kepala. Satu masalah belum selesai, sekarang
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny