“Sepertinya aku salah masuk ruangan.” Suzy berkata, lalu berbalik dan pergi.Robert Calvin segera melangkah maju dan menghalanginya.Suzy menatapnya dengan kesal, "Tuan muda Calvin, aku datang ke sini untuk wawancara dengan Perusahaan Farmasi Chuanhai, karena tidak ada seorang pun di sini, tolong biarkan aku pergi.""Aku yang mengundangmu untuk wawancara," Robert Calvin berkata dengan wajah datar. "Perusahaan Farmasi Chuanhai telah diakuisisi oleh Grup Calvin. Kabar ini belum dirilis di laman perusahaan, tetapi ini tidak menghalangiku merekrut orang baru."“Jadi, kau adalah bos barunya?” Suzy menatapnya dengan curiga.Robert Calvin mendengus.Suzy berkata dengan ketus, "Kalau begitu, aku sama sekali tidak tertarik dengan perusahaan ini sekarang, kita juga tidak perlu melanjutkan wawancara ini."Setelah selesai berbicara, dia melirik pintu yang dihalangi Robert Calvin dan mengingatkan: "Tolong, biarkan aku keluar!."Robert Calvin berdiri diam, dan menatap Suzy dalam-dalam.Setelah beber
Robert Calvin mengepalkan tangannya, kemudian berjalan keluar.Ketika Suzy baru keluar dari teahouse, sebuah mobil menghalanginya.Jendela mobil diturunkan dan memperlihatkan wajah Robert Calvin."Masuk ke mobil," dia berkata dengan pelan."Kau.."“Bukankah kau ingin melihat ketulusanku? Aku akan mengantarmu pulang.” Robert Calvin menyipitkan mata, dan tersenyum."Tidak perlu," Suzy meneruskan berjalan kaki.Robert Calvin melangkah keluar dari mobil, dan segera berjalan ke hadapan Suzy."Masuk ke mobil." Dia mengulanginya lagi, dengan nada yang lebih tinggi."Tidak......"Sebelum Suzy menyelesaikan kata-katanya, pria itu membuka pintu mobil dan langsung mendorongnya masuk.Pintu terkunci.Suzy memukul jendela mobil, dan memelototi Robert Calvin, "Apa yang kau lakukan? Aku tidak perlu diantar.""Aku mau mengantarmu." Robert Calvin mendengus dan mengingatkan: "Kencangkan sabuk pengamanmu."Suzy merasa enggan dan tidak bergerak.Robert Calvin melirik ke arahnya, dan tiba-tiba mencondongka
Suzy menggelengkan kepalanya, "Mungkin salah makan tadi.”"Kukira kau hamil," Robert Calvin berkata dengan santai.Hati Suzy menegang, dia tidak mengatakan apa-apa.Robert Calvin kembali ke mobil dan mengambil sebotol air. Setelah membuka tutupnya, dia menyodorkan botol itu padanya, "Ini masih baru, ambillah.""Ya." Suzy mengambil air dan membilas mulutnya.Setelah merasa lebih baik, dia tidak berani naik mobil Robert Calvin lagi.Jika pria ini tahu dia hamil, mungkin akan menyelidiki asal usul anak ini.Dia berkata: "Sepertinya aku tidak cocok naik mobilmu. Aku akan naik kereta bawah tanah."Setelah itu, dia segera melangkah pergi, tidak menunggu tanggapan dari Robert Calvin.Robert Calvin menendang pintu mobil dengan kesal.Suzy berjalan menuju stasiun kereta bawah tanah.Tiba-tiba, ada tangan yang memegang pundaknya.Dia mengira Robert Calvin yang mengejarnya, dan menoleh ke belakang dengan waspada."Ivan Zhang?"Suzy menghela napas lega setelah melihat wajahnya."Mengapa begitu teg
“Ada apa dengan Ivan?” Suzy menoleh dengan heran.Tania Mo tersenyum, "Apakah kau tidak bisa merasakan? Dia menyukaimu."Suzy terkejut, Ivan Zhang memang sangat perhatian. Namun, dia tidak punya sahabat pria sebelumnya, mengira ini adalah sikap seorang pria terhadap sahabatnya.Setelah Tania Mo mengungkitnya, Suzy tiba-tiba menyadari selama ini, dia tidak terlalu memperhatikannya."Kalian tidak cocok," Tania Mo tiba-tiba berkata, dan menatap Suzy dengan serius.Suzy mengangguk setuju, dan berkata terus terang: "Aku tidak pernah memikirkannya."Tania Mo tersenyum, "Nona Suzy, aku sangat mengagumimu. Tetapi ini tidak berarti aku dapat menerima putraku dan kau... Apakah kau mengerti?""Aku mengerti." Suzy berkata dengan tenang, "Aku tahu Nyonya Zhang sangat menyukai Anna."Tania Mo tercengang, mungkin tidak menyangka Suzy begitu lugas.Suzy melanjutkan: "Aku menganggap Anna sebagai adikku, aku juga berharap dia bisa bahagia. Jika dia dan Ivan Zhang bisa bersama, aku akan merasa sangat sen
“Tidak bertambah juga tidak berkurang?” Ivan Zhang mengulangi kalimat ini, dan mengangkat alisnya.Suzy berjalan kembali ke villa sendirian.Anna Wen melihat dia berjalan sendirian, dan bertanya dengan penasaran, "Kak Suzy, bukankah kau dan Kak Ivan pergi bersama? Bagaimana kembali sendirian?""Dia akan menginap di kampus malam ini," Suzy berkata dengan wajah datar. Dia melirik Tania Mo, mata mereka saling bertatapan."Ivan agak sibuk akhir-akhir ini, biarkan dia tinggal di kampus." Tania Mo berkata, kemudian melanjutkan: "Kalau begitu kau juga beristirahat lebih awal."Suzy mengangguk dan naik ke lantai atas.Memikirkan wajah kesal Ivan Zhang ketika pergi, dia seharusnya tidak suka dengan apa yang dia katakan.Tapi Suzy tidak menyesalinya.Sebenarnya, Nyonya Zhang benar, dia tidak memiliki perasaan pada Ivan Zhang, jadi sudah sepatutnya segera mengingatkannya dan memutuskan harapan pria itu. Meskipun persahabatan mereka mungkin akan rusak, dia juga tidak berharap pria ini selalu menun
"Siapa gadis ini, masih begitu muda ternyata adalah seorang sinshe?""Sinshe? Apakah bisa diandalkan?"Orang-orang di sekitar berdiskusi.Suzy tidak terpengaruh, dan memeriksa denyut nadi dengan tenang.Setelah beberapa saat, dia meletakkan tangannya dan berkata, "Janinnya baik-baik saja.""Tapi darah itu..." Wanita hamil itu menghela napas lega, tetapi wajahnya tetap tegang ketika melihat darah di roknya."Kau tadi syok karena tiba-tiba jatuh sehingga rahimmu berkontraksi. Meskipun mengalami pendarahan, kedua anakmu sangat kuat dan sehat.""Kau, bagaimana kau tahu aku hamil anak kembar?!" Wanita itu menatap Suzy dengan heran."Aku tidak hanya tahu kau mengandung anak kembar, tetapi juga mengetahui tidak mudah mendapatkan kedua anak ini. Kau akan menjadi seorang ibu dalam tiga bulan. Tidak heran kau sangat khawatir sekarang," kata Suzy sambil tersenyum .Para penonton saling memandang. Hanya dengan memeriksa denyut nadi, tidak hanya tahu wanita ini mengandung anak kembar, tetapi juga d
Wajahnya segera terungkap.Meskipun Suzy bukan wanita yang sangat cantik, tetapi juga di atas rata-rata, terutama aura yang dipancarkan membuat orang tidak bisa berpaling.Namun, ada yang mengenalinya."Kata siapa bukan penipu? Bukankah ini Suzy yang menipu Keluarga Calvin?!" seorang wanita berseru."Oh iya, ternyata dia!""Pantas saja, aku merasa wajahnya sangat akrab, ternyata Suzy yang berpura-pura menjadi sahabatnya dan menikah dengan keluarga kaya, tetapi akhirnya terbongkar!""Tadi dia mengatakan dia adalah seorang dokter? Kudengar dia tidak lulus, bagaimana bisa memenuhi syarat untuk menjadi dokter? Berbohong lagi!"Semua orang mulai mengeluarkan ponsel mereka, dan menelusuri di internet untuk memverifikasi, beberapa orang bahkan terus menerus memotret Suzy.Nenek yang sejak tadi mencurigai Suzy mendengus, "Ternyata seorang penipu, aku akan menelpon polisi untuk menangkapmu!"Kemudian dia mengeluarkan ponsel dan bersiap untuk menelpon.Wanita hamil yang berdiri di sebelahnya tam
Kerumunan itu telah bubar, tetapi tidak ada yang berjalan ke Suzy untuk meminta maaf.Namun, Suzy tidak peduli.Dia mengalihkan pandangannya pada nenek yang masih tergeletak di lantai, "Jika pinggangmu benar-benar terluka, aku bisa memeriksanya."Nenek itu berdiri dengan wajah memerah, dan berkata, "Huh, lantai ini terlalu licin!"Dia menatap Suzy dengan canggung dan berkata, "Nona, maaf, aku memang terlalu emosi, tadi hanya salah paham.""Tidak apa-apa." Suzy berkata.Pada saat ini, bantuan medis telah tiba, perawat membawa wanita hamil itu keluar.Sebelum pergi, dia menoleh pada Suzy dan berkata, "Nona Suzy, terima kasih atas bantuanmu. Maaf aku tidak bisa membelamu tadi.""Tidak apa-apa, aku tahu kau sangat mencemaskan anak dalam perutmu. Anakmu akan baik-baik saja."Dia tidak menyangka Suzy malah menghiburnya saat ini, dia merasa terharu, dan mengangguk dengan penuh rasa syukur, lalu pergi bersama perawat.Suzy kembali mengenakan masker.Ponselnya berbunyi.Dia mengeluarkan ponsel
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny