Saking bahagianya, Daniel dan Lorraine sampai tidak bisa berkata-kata.Bagaimana mungkin tidak senang? Di usia yang telah menginjak 30 tahun, Wallace masih belum memiliki kekasih maupun teman wanita. Sebelum tidur, Daniel dan Lorraine selalu membicarakan Wallace setiap malam.Akhirnya, sekarang Wallace telah menemukan tambatan hatinya. Apalagi, Keluarga Xin sudah mengenal Tori. Tori adalah mantan anggota militer yang mencetak banyak prestasi.Tori pernah menjabat sebagai ketua Tim Naga Putih, tidak sembarang orang bisa menduduki posisi tersebut.Keluarga mana yang tidak menyukai wanita secantik, secerdas, dan seunik Tori? Bahkan berdoa 7 hari 7 malam pun belum tentu mendapatkan menantu sepertinya.Daniel dan Lorraine tidak menyangka Wallace mampu mendapatkan hati Tori ....Daniel dan Lorraine sangat senang, mereka merasa Wallace sangat beruntung."Suka, suka, kami sangat suka. Jangan sungkan-sungkan, sini duduk, kita makan bersama." Lorraine tak dapat menyembunyikan kebahagiannya.Wall
Robert datang menjemput Suzy, Anna, dan Ivan. Setelah mengantar Anna dan Ivan ke hotel, Robert dan Suzy baru pulang ke rumah.Di tengah perjalanan, Suzy menceritakan hubungan Wallace dan Tori kepada Robert. Robert mengangkat kedua alisnya dan berkata, "Mereka sangat cocok.""Aku juga merasa begitu," jawab Suzy sambil tersenyum.Keesokan hari.Suzy dan Robert bangun pagi-pagi sekali.Suzy mengenakan gaun pilihan Anna, dia terlihat sangat cantik dan menawan. Setelah selesai berdandan, Suzy dan Lucy turun sambil bergandengan tangan.Simon dan Robert sudah siap sejak tadi, mereka menunggu di dalam mobil.Gen Keluarga Calvin sangat kuat. Tak hanya ketampanan, Robert juga mewarisi tinggi dan kecerdasan Simon. Robert adalah pemuda yang tampan dan dingin, sedangkan Simon adalah pria paruh baya yang berkharisma dan berwibawa.Begitu melihat kemunculan Suzy dan Lucy, mata Robert dan Simon langsung berbinar-binar. Suzy dan Lucy merangkul lengan pasangan masing-masing, lalu masuk ke dalam mobil.W
Eric dan Rachel tidak menyerah begitu saja.Rachel tersenyum dan menjawab, "Christina adalah anak kami, darah daging Eric. Maafkan sikap kami sebelumnya, waktu itu kami cemas dan ketakutan.""Hari ini kami datang untuk meminta maaf, semoga kalian mau memaafkan kami. Bagaimanapun kita adalah keluarga, keluarga harus rukun," kata Rachel sambil melirik Eric.Begitu menyadari isyarat yang diberikan Rachel, Eric bergegas memberikan hadiah yang dibawanya dan berkata, "Ini adalah sarang burung walet murni, sangat sudah didapatkan. Walaupun kecil, burung walet ini jauh lebih berharga daripada emas. Sarang burung walet ini bagus untuk kesehatan, semoga Bu Lorraine suka.""Wah, repot-repot." Lance menyeringai dingin, lalu membuang kotak hadiah yang diberikan Eric.Semua orang yang lewat menyaksikan kejadian itu.Seketika, raut wajah Eric dan Rachel pun berubah. Eric tidak bisa menerima penghinaan ini, dia menatap Lance dan memarahinya, "Kalau tidak mau ya sudah, kenapa malah dibuang? Tidak sopan
"Kamu pikir dirimu hebat? Dokter adalah pekerjaan yang paling mulia, tapi di mana hati nuranimu? Teganya mencampakkan keluargamu begitu saja. Bagaimana orang sepertimu bisa jadi wakil dekan Rumah Sakit Nasional?" Terdengar teriakan Rachel yang memekakkan telinga.Christina hanya diam, sebaliknya malah Joris yang emosi. Keluarga Yuan benar-benar tidak tahu malu, bisa-bisanya mereka menyalahkan Christina ...."Harus dikasih pelajaran," kata Joris sambil menggenggam tangan Christina.Christina menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak usah meladeni mereka."Joris tertegun melihat Christina yang sama sekali tidak marah, dia tampak sangat tenang.Christina tidak merasa tersakiti, dia sudah malas meladeni Keluarga Yuan."Em, kamu benar, tidak ada gunanya meladeni mereka," jawab Joris sambil mengangguk.Kemudian, Joris membuka kaca jendela dan memerintahkan para pengawal, "Jangan biarkan mereka datang lagi. Cepat, usir!""Kamu ...." Belum sempat Eric memaki, beberapa pengawal langsung menye
"Tori dan Kak Wallace memang sangat cocok," kata Suzy sambil menatap kedua orang yang tengah asyik mengobrol.Tori yang biasa selalu tampil seksi terlihat mengenakan seragam berwarna putih dengan lencana merah di lengannya. Rambut yang disanggul membuatnya terlihat tegas.Wallace berdiri di samping Tori, seragam berwarna hijau yang dikenakan membuatnya terlihat gagah. Mereka berdua memancarkan aura yang berwibawa.Wallace terpesona melihat Tori yang mengenakan seragam Tim Naga Putih. Hari ini Tori terlihat berbeda dari biasanya ....Wallace berpikir sejenak, lalu bertanya, "Soal masalah Tim Naga Putih ... kamu sudah ada rencana?"Tori menganggukkan kepala. Ketika hendak menjawab, sebuah sosok muncul dan menyapanya, "Kak Tori!""Janet ...." Tori melambaikan tangan.Janet dan Tori mengenakan seragam yang sama. Janet memiliki tubuh yang mungil, dia sangat manis dan menggemaskan.Kemudian, Tori merangkul Janet sambil berbicara kepada Vermont dan Wallace, "Aku dan Janet sudah membicarakanny
Charles mengangguk puas, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Suzy.Charles menjabat tangan Suzy sambil berkata, "Nona Suzy, terima kasih atas kontribusimu dalam penangkapan Thomas. Selanjutnya, kamu harus berjuang di kompetisi medis.""Aku akan berusaha," jawab Suzy."Em." Charles mengangguk, lalu lanjut menyapa yang lainnya.Ketika mengangkat kepala, Suzy melihat sepasang mata yang tidak asing di hadapannya. Julius datang bersama Nolan dan Charles.Melihat Julius yang mengenakan seragam tentara kerajaan beserta lencana jenderal yang melambangkan kehormatan tertinggi di bahunya, Suzy pun tersenyum dan berkata, "Selamat.""Terima kasih." Julius menjawab secara singkat.Julius sudah merelakan Suzy, sekarang mereka hanya berteman biasa.Charles menyapa satu per satu tamu undangan. Sesampainya di meja makan, Charles mengundang Daniel untuk duduk di samping kanan, sedangkan Nolan duduk di samping kiri.Berdasarkan aturan, orang yang duduk di sebelah kanan lebih dihormati daripada orang ya
Sebelum pergi, Samantha memandang kamar yang telah ditempatinya selama 30 tahun ini.Sebagai pihak yang kalah, Samantha sadar hidupnya tidak akan maju kalau tetap tinggal di istana.Demi memperebutkan takhta, Samantha telah mengorbankan banyak hal, dia berubah menjadi wanita yang haus kekuasaan.Mulai sekarang, Samantha ingin hidup demi dirinya sendiri. Dia menarik tatapannya, lalu melangkah dengan yakin dan pergi meninggalkan istana yang telah membesarkannya ini.Di Teater Fengming.Jendela di ruangan lantai dua tampak terbuka. Albert duduk di tepi jendela, dia memegang secangkir teh sambil menikmati pertunjukan."James, kenapa kamu tidak menghadiri pesta kerajaan? Malah mengajakku menonton pertunjukan di sini. Kamu tidak sayang?" Albert bertanya secara perlahan-lahan, gayanya terlihat sangat santai.James menuang secangkir teh sambil menjawab, "Kamu juga tidak pergi?""Aku?" Albert menoleh ke arah James dan menjawab dengan nada mengejek, "Aku cuma pebisnis kecil. Tidak berkontribusi
James menghentikan langkahnya saat melihat seorang wanita yang mengenakan pakaian sederhana muncul di hadapannya.James melihat ke sekeliling, tidak ada pengawal maupun mobil kerajaan yang menemaninya."Samantha?" James terlihat ragu-ragu."Iya," jawab Samantha sambil menyeret kopernya.James melirik koper yang dibawa Samantha, dia mengerutkan alis dan bertanya, "Kamu ....""Aku datang untuk berterima kasih kepadamu." Samantha bersikap jauh lebih sopan daripada sebelumnya."James, aku tahu kamu akan membantuku. Berkat kamu, aku tidak terseret dalam kasus pengkhianatan Thomas."James menatap mata Samantha, semua keserakahan seolah sirna. Tatapan Samantha terlihat polos dan bersih, persis seperti Samantha yang James kenal pertama kali.Hati James terasa agak goyah ....Angin berembus meniup rambut panjang Samantha. James yang melihatnya refleks mengangkat tangan, tetapi Samantha menyibakkan rambutnya sendiri ke belakang telinga."Em?" Samantha tertegun melihat tangan James yang mematung
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny