Semua orang berlari melewati Anna, sedangkan Anna berdiri di tengah sambil melangkah mundur.Tanpa disadari sebuah tangan meraih pergelangan tangan Anna. Begitu mengangkat kepala, Anna melihat Ivan yang berdiri di hadapannya."Anna, Suzy kenapa?" Ivan bertanya dengan lembut.Anna menatap Ivan dengan haru, lalu menjawab sambil terisak-isak, "Waktu menyelimuti Suzy, aku merasa tangannya bergerak. Jangan-jangan dia sudah sadar.""Oh ya? Ayo, kita lihat." Mata Ivan terlihat berbinar-binar.Setibanya di depan kamar Suzy, Ivan dan Anna mematung di tempat. Bagaimana Ivan dan Anna bisa masuk? Kamarnya Suzy saja seramai itu, semua orang berkumpul di dalam sana.Semua orang berdesak-desakan di dalam kamar Suzy. Julius dan Vermont tidak tahan, mereka pun bergegas keluar.Di sisi lain, Julius dan Vermont juga memikirkan Keluarga Xin. Mereka sengaja mengalah dan membiarkan keluarga inti yang masuk duluan.Di bawah sinaran cahaya matahari, kelopak mata Suzy terlihat bergetar, perlahan-lahan matanya
"Em." Daniel mengangguk bahagia.Sambil bergandengan tangan, Daniel dan Lorraine beranjak ke samping Suzy. Suzy pun turun dari tempat tidur dan memeluk mereka.Mereka berpelukan sambil menangis ....Suzy sangat senang melihat kedua orang tua kandung yang berdiri di depannya. Akhirnya, mereka bisa berkumpul kembali."Ayah, Ibu!" Suzy tidak bisa membendung rasa harunya.Daniel dan Lorraine sangat senang mendengar Suzy yang memanggil mereka. Tak ada kata yang mampu menggambarkan betapa bahagianya mereka.Setelah beberapa saat, Lorraine menyeka air matanya, lalu memandang wajah Suzy dan berkata dengan suara gemetaran, "Pu ... putri ... putriku ....""Ibu ...." Suzy memanggilnya sambil menangis."Em, putriku, putriku yang pintar.""Maaf, maafkan Ibu, Ibu tidak becus menjagamu. Selama 20 tahun ini kamu pasti menderita ...."Suzy menepuk pundak Lorraine dan berkata, "Bu, semuanya sudah berlalu. Yang penting kita sudah berkumpul lagi.""Em, kamu benar." Lorraine mengangguk sambil tersenyum.Se
Christina yang berada di samping Joris juga ikut menyapa Suzy, "Adikku ...."Suzy tersenyum sambil mengangguk. "Iya, iya. Kak Joris, Kak Christina."Setelah 20 tahunan, akhirnya seluruh anggota Keluarga Xin berkumpul kembali.Robert merangkul Suzy, lalu berdiri menghadap seluruh anggota Keluarga Xin dan berkata, "Ayah, Ibu, Kak Wallace, Kak Joris, Kak Lance, Kak Christina."Daniel mengangguk puas. "Menantuku yang hebat."Di saat yang lain terlihat senang, Joris masih saja bersikap canggung. Rasanya aneh memanggil Robert dengan sebutan adik.Joris dan Robert sudah berteman lama. Di dalam perkumpulan mereka, Robert adalah kepala gengnya. Sekarang, Robert malah harus menunduk di depan Joris, rasanya benar-benar aneh.Di balik kebahagiaan Lance, dia juga tidak enak hati. Bagaimanapun, umur Lance jauh kecil daripada umur Robert, tetapi Robert malah harus memanggil Lance dengan sebutan kakak.Namun, mau bagaimana lagi? Suzy adalah anak bungsu di Keluarga Xin, sedangkan Robert adalah suaminya
Suzy mengobrol dengan setiap orang yang mengunjunginya. Akhirnya, Suzy tahu apa yang terjadi selama 2 hari dia pingsan.Selain Thomas, Willis, dan Shaleta yang ditahan di Rutan Keamanan Nasional untuk menunggu persidangan, Barbie, Gollda, dan Keluarga Yuan juga masih dikurung.Barbie adalah putri kandung Thomas, entah berapa banyak kejahatan yang telah dilakukan mereka. Apalagi Barbie telah mencelakai Nenek Jenny, dia tidak boleh dibebaskan!Berkaitan dengan Gollda, dia melarikan diri saat penyelidikan kasus Keluarga Yan tengah diselidiki. Entah apakah yang akan terjadi kepada Gollda, mungkin dia akan diinterogasi.Perilaku dan tindakan Keluarga Yuan di saat persidangan telah membuat masyarakat muak. Sebenarnya mereka boleh dibebaskan, tetapi Ronny ingin memberikan mereka sedikit pelajaran. Sampai sekarang, Keluarga Yuan masih tidak tahu bahwa Keluarga Xin sudah dinyatakan tidak bersalah. Keluarga Yuan masih diselimuti ketakutan dan berharap bisa segera dibebaskan.Suzy tertawa mendeng
Daniel masih menyesali kesalahpahaman yang terjadi selama bertahun-tahun ini. Dia tidak akan mempermasalahkan beberapa sindiran Gilbert, anggap saja hanya bercanda.Kalau dulu, Daniel mungkin sudah murka dan mengajak Gilbert berdebat, tetapi sekarang semua sudah berubah. Daniel telah menyadari kesalahannya dan semua masalah telah diluruskan."Tok, tok." Lucy memanggil semua orang yang sedang berkumpul. "Hidangan sudah siap. Ayo, kita makan.""Guru, Ayah, Ibu, kalian turun duluan," kata Suzy.Tak perlu disuruh Suzy, Gilbert langsung membalikkan badan dan turun ke bawah. Daniel dan yang lainnya mengikuti dari belakang.Robert dan Suzy turun paling terakhir. Robert masih harus membantu Suzy untuk mengenakan baju.Ruang tamu telah diatur ulang. Sofa dan meja dipindahkan, lalu dua meja bundar yang besar beserta belasan kursi diletakkan di tengah ruangan.Begitu Suzy dan Robert turun, sebuah sosok mungil muncul di depan pintu dan berlari ke arah Suzy."Ibu, Ibu sudah bangun!" Welly memeluk S
Semua makanan sudah siap dihidangkan.Lucy mempersilakan semua orang untuk duduk di tempat. "Ayo, duduk. Jangan sungkan-sungkan, anggap saja rumah sendiri.""Kalau gitu aku tidak akan sungkan-sungkan," kata Gilbert dan langsung beranjak duduk.Ketika orang-orang beranjak duduk, Welly menarik tangan Suzy, lalu berbisik sambil menatap Daniel dan anggota Keluarga Xin yang lain, "Ibu, kenapa tiba-tiba Kakek Daniel menjadi ayahmu?"Suzy baru mau menjawab, tetapi tiba-tiba Lorraine melambaikan tangan dan berkata, "Suzy, duduk di sini.""Iya, sebentar," Suzy menjawab sambil tersenyum."Kita bicarakan sambil makan, ya!" Suzy menggandeng Welly ke meja makan.Suasana di meja makan terasa hangat, terdengar suara dentingan piring, cangkir, dan sendok yang diiringi percakapan hangat.Suzy duduk bersama Daniel, Lorraine, Simon, dan Lucy. Lorraine sangat mengagumi ketangkasan Lucy dalam membereskan berbagai hal. Lucy merasa bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan itu.Lorraine menatap hidangan lezat d
Suzy tersentak, dia segera menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak perlu, begini juga sudah cukup."Suzy telah melewati berbagai rintangan dan bahaya, dia bahkan hampir mati. Dia merasa saling mendukung dan melindungi adalah hal terpenting di dalam sebuah pernikahan.Bagi Suzy, Robert sudah cukup membuktikan cintanya. Lagi pula mereka sudah menjadi satu keluarga, Suzy tidak pernah mengharapkan pesta pernikahan."Aku ingin seluruh dunia tahu bahwa kamu adalah istri sahku." Robert menundukkan kepala, lalu mencium tangan Suzy dan berkata dengan tulus, "Aku berutang kepadamu. Tolong berikan aku 1 kesempatan untuk menebusnya."Suzy tak sanggup menolak ketulusan Robert. Tatapan sendu Robert membuat Suzy terharu, akhirnya Suzy mengangguk dan menuruti kemauan Robert. "Baiklah."....Berita sadarnya Suzy menyebar dengan sangat cepat. Pada sore hari, Canelius dan Cole datang menjenguk Suzy.Canelius terkejut melihat Suzy yang sadar begitu cepat. Dia sangat kagum melihat kondisi Suzy setelah sad
Robert menggelengkan kepala, lalu memeluk Suzy ke dalam dekapannya. "Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepadamu.""Em, aku mengerti." Suzy berkedip sambil mengangguk pelan.Tak lama setelah Canelius dan Cole pergi, Nolan datang tunuk menemui Robert.Nolan datang untuk membicarakan perkembangan kasus Thomas sekaligus mewakili kerajaan untuk menjenguk Suzy."Thomas, Willis, dan Shaleta tidak akan bisa kabur," kata Nolan.Raut wajah Robert terlihat tenang. Dia melirik ke arah Suzy dan Nenek Jenny, lalu bertanya kepada Nolan, "Bagaimana dengan Barbie?""Iya, anak itu sangat kejam, dia hampir membunuh Suzy dan ibuku. Jangan sampai dia bebas begitu saja." Simon yang diam sejak tadi pun ikut angkat bicara.Nenek Jenny menghela napas panjang, dia sudah mendengar semua yang dilakukan Barbie. Meskipun Nenek Jenny tidak membesarkan Barbie, di dalam benaknya, Barbie adalah gadis yang baik dan penutur.Nenek Jenny sulit percaya, bagaimana Barbie tega berbuat seperti itu?Selain marah, Nene