Keesokan hari.Pagi-pagi sekali, Suzy sudah tiba di Rumah Sakit Nasional.Sunny sudah bangun, dia sedang sarapan. Ketika melihat Suzy masuk, Sunny memperhatikannya dengan hati-hati, tatapannya terlihat sangat waspada."Aku adalah dokter yang mengoperasimu. Tubuhmu lemah, jangan banyak bergerak. Makan saja dulu, kita ngobrol nanti saja," kata Suzy sambil berjalan untuk membuka tirai jendela.Begitu tirai dibuka, ruangan menjadi jauh lebih terang. Kemudian, Suzy mengambil sebuah buku dari dalam lemari, lalu duduk di dekat jendela dan membacanya.Sunny menurunkan tingkat kewaspadaannya, lalu lanjut menyantap makanannya. Dia telah menghabiskan semangkuk bubur dan segelas susu.Setelah Sunny selesai makan, Suzy menutup dan meletakkan bukunya. Kemudian, Suzy mendekati Sunny dan berbicara dengan menggunakan bahasa yang dimengerti keduanya. "Beberapa bulan yang lalu, kamu dan Christina dijual ke Pelelangan Baren. Demi menyelamatkan diri, kamu berusaha untuk mendekati Willis.""Tapi setelah ber
Sunny tergerak saat mendengar kalimat terakhir. Kemudian, dia mengangkat kepalanya dan menatap Suzy secara hati-hati. Ekspresinya terlihat sangat rumit. "Aku ingin pulang, apakah kamu bisa membantuku?""Tentu saja." Suzy mengangguk. Dia bisa menyewa sebuah kapal untuk mengantar Sunny pulang.Meskipun ilegal, Pelelangan Baren memiliki peran khusus bagi kebanyakan tokoh penting. Demi kepentingan pribadi, tidak ada pihak yang berani mengusiknya.Suzy percaya, kerajaan tidak akan mungkin berani memprovokasi Pelelangan Baren hanya demi Sunny seorang. Bagaimanapun, Charles harus mempertimbangkan untung dan ruginya.Namun, Suzy merasa bahwa kembali ke pelukan Willis bukanlah keputusan yang bijak, tapi pilihan ada di tangan Sunny, dia harus menanggung semua konsekuensinya.Suzy tidak mau terlalu mengkhawatirkan Sunny, mereka tidak sedekat itu. Saat ini, yang paling penting adalah mengorek informasi sebanyak mungkin.Setelah melihat suasana hati Sunny yang mulai stabil, Suzy baru kembali mengaj
Tiba-tiba, Sunny menjadi agak emosional, sepertinya dia kesal."Ya sudah." Suzy menarik napas panjang, lalu mengubah topik pembicaraan. "Ketika Willis dan Jose bertemu, apakah mereka pernah membahas Keluarga Xin?"Awalnya, Sunny menggelengkan kepala, tapi tiba-tiba dia teringat akan sesuatu dan mengangguk. "Ada."Sunny berusaha mengingat-ingat kembali. "Seingatku, Jose pernah terlambat mengantarkan barang. Saat itu, Willis marah besar, dia sangat kesal. Jose terlambat karena Keluarga Xin menyita barang-barangnya. Mereka sempat berselisih hebat."Ketika mendengar cerita Sunny, mata Suzy langsung berbinar-binar. Keluarga Xin pernah menyita barang Jose, berarti mereka tidak bekerja sama!Suzy berusaha mengontrol emosinya. Dia tetap bersikap tenang dan menjawab, "Saat diinterogasi, kamu harus menceritakan hal ini kepada pihak kepolisian. Kamu juga harus bersaksi bahwa Keluarga Xin tidak bekerja sama dengan Jose ...."Sunny tertegun, dia tidak berani berjanji. "Bersaksi? Berbahaya, tidak? A
Nolan dan Samantha tidak akur. Daripada disebut saudara, mereka berdua lebih terlihat seperti musuh.Nolan sangat menjaga jarak, dia tidak mau terlalu banyak berhubungan dengan Samantha.Berbeda dengan Nolan, Samantha terlihat lebih bersahabat. Dia tersenyum anggun, lalu menoleh dan berbicara secara lembut, "Nolan, menurutmu, siapa yang sebaiknya memimpin persidangan?"Tanpa berpikir panjang, Nolan memalingkan wajah dan menjawab dengan ketus, "Sendiri-sendiri."Samantha mengangguk acuh. "Em, kalau begitu, kamu saja yang memimpin persidangan."Nolan agak terkejut, dia ingin tahu apa yang dipikirkan oleh Samantha. Semenjak turun gunung, sikap Samantha memang berubah.Sudahlah, Nolan tidak mau berpikir terlalu banyak. Lagi pula, memimpin persidangan adalah kesempatan yang bagus untuk menunjukkan kemampuannya.Nolan melihat ke sekeliling ruangan, pihak kerajaan, pihak kepolisian, Rutan Keamanan Nasional, dan anggota Keluarga Xin sudah lengkap. Kemudian, Nolan berdeham dan berkata, "Pak Roy
Begitu Eric berteriak, Rachel dan Robin juga menimpali, "Nasi sudah jadi bubur, masih ingin berdalih?! Akui saja kejahatan kalian!""Jenderal Xin, selama ini aku sangat mengagumi keberanianmu. Akui saja kejahatanmu, jangan menyeret keluargaku!" Bahkan Sofia yang selalu diam pun ikut angkat bicara.Sofia sudah tidak tahan, dia ingin mengakhiri semua ini. "Keluarga Yuan tidak terlibat dalam kejahatan yang dilakukan Keluarga Xin. Kami tidak tahu apa-apa. Pangeran Nolan, Putri Samantha, berikan kami keadilan!"Melihat sikap Keluarga Yuan, Herera dan beberapa orang yang mendukung Keluarga Xin langsung terlihat masam.Keluarga Yuan memang penjilat, mereka bersikap baik saat ada maunya. Namun, begitu sudah tidak bisa mendapatkan keuntungan, mereka bersikap seperti kacang yang lupa kulitnya. Menjijikkan!Bahkan, Christina yang merupakan anggota Keluarga Yuan juga ikut marah. Bisa-bisanya mereka berbicara seperti itu?!"Keluarga Xin tidak bersalah, tidak ada yang perlu diakui! Kalian terlalu bu
Sikap Lorraine berhasil menyentuh hati jutaan pasang mata yang menonton siaran langsung tersebut."Jenderal Xin dan istrinya begitu mencintai satu sama lain. Ah, kenapa harus seperti ini? Kasihan mereka ....""Kalau Keluarga Xin sampai dipaksa mengaku, aku akan membuat keributan di kerajaan!""Kebenaran harus ditegakkan! Keluarga Xin tidak pantas diperlakukan seperti ini ...."Banyak orang yang mendukung dan memercayai moral Keluarga Xin.Sebagai putri kandung Keluarga Xin, Suzy merasa sangat miris. Dia bahkan belum sempat berbincang dengan kedua orang tua dan kakak-kakaknya. Kenapa masalah ini datang di saat Suzy menemukan keluarganya?Suzy menangis sambil menundukkan kepala. Setelah agak tenang, Suzy mengangkat kepalanya dan memaksakan diri untuk tetap tegar.Di sisi lain, Suzy tidak sadar bahwa Barbie sedang memperhatikannya.Sejak masuk ke dalam ruangan, Barbie sibuk memperhatikan semua orang yang hadir. Selain Thomas, Barbie juga memperhatikan Suzy yang duduk di samping Gilbert.W
Kecelakaan itu jelas disengaja. Selain itu, tadi pagi aku menemukan jasad pelayan Keluarga Xin yang tewas di pipa penampungan limbah pinggir kota. Pelayan itu adalah pelayan yang hilang, Jose telah menghabisi semua saksi mata. Oh iya, aku sudah melakukan tes DNA, tidak ada kesalahan."Sebenarnya, persidangan umum melarang para peserta untuk membawa telepon genggam. Namun, Ronny memiliki hak istimewa. Dia tidak langsung angkat bicara karena sedang menunggu hasil tes DNA yang belum dikirimkan.Setelah hasil DNA keluar, dia baru maju untuk menyampaikan bukti-bukti yang telah ditemukan.Sebelum menunjukkan kepada Nolan dan Samantha, Ronny memperlihatkan hasil tes DNA ke arah kamera agar semua masyarakat bisa melihatnya.Ronny melirik Royi sambil mendengus dingin, "Maksud Pak Royi, Keluarga Xin sengaja membantu Jose untuk menyelinap ke dalam kediaman? Bukankah itu hanya akan menggagalkan rencana mereka?""Begitu sopir dan pelayan mati, risiko terungkapnya identitas Jose justru makin besar.
Ronny menceritakan semua yang dikatakan Sunny kepada Suzy."Sungguh?" tanya Nolan. Dia agak canggung melihat wajah Sunny dan Christina yang sama persis.Namun, Nolan tidak menyangka bahwa Sunny memiliki identitas yang istimewa. Ternyata dia adalah istri dari investor Pelelangan Baren ....Sejak masuk, Sunny terus gemetaran. Ketika Nolan bertanya, dia juga tidak berani mengangkat kepalanya.Sambil menundukkan kepala, Sunny melirik Suzy dari sudut matanya. Suzy menatap Sunny dan memberikan isyarat dukungan.Akhirnya, Sunny menelan ludah dan hendak membuka mulut, tapi tiba-tiba ....Sunny menyadari sebuah tatapan aneh yang sedang memperhatikannya. Diam-diam, dia mencari siapa orang yang memperhatikannya dan melihat Thomas!Nolan kesal melihat Sunny yang tidak berbicara. "Jawab! Apakah yang dikatakan Pak Ronny benar?"Sunny menggelengkan kepala dan menyangkalnya, "Aku tidak tahu, aku tidak pernah berkata seperti itu."Jawaban Sunny sontak membuat keributan.Royi tidak mau melewatkan kesemp
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny