Setelah Suzy siap, mereka pun berangkat ke Galeri Ruca, pergelaran seni terbesar di ibu kota.Galeri Ruca tidak hanya terkenal, mereka juga memiliki persedian kayu terlengkap dengan kualitas terbagus. Kerajinan yang dihasilkan oleh Galeri Ruca sangat diminati oleh para kalangan elit ibu kota.Robert memesan hadiah pernikahan Joris di sini. Robert telah mempersiapkan hadiah furnitur yang terbuat dari kayu jati serta dilapisi emas.Joris memiliki karakter yang anggun, dia sangat menyukai karya seni. Selain itu, desain furnitur ini juga sederhana, tapi elegan. Joris dan Christina pasti akan menyukainya.Robert memesan hadiah ini selesai mendiskusikannya dengan Suzy. Robert mengecek bahan, model, desain, dan bahkan proses pengerjaannya. Dia sangat berhati-hati.Furnitur ini sangat keren, Robert dan Suzy sangat puas dengan hasilnya.Pemilik galeri tersenyum dan berkata, "Tuan Robert, apakah kami boleh membungkus dan mengirimnya?""Silakan," jawab Robert.Setelah menyetujui hari pengiriman,
Robert yang berdiri di samping Suzy juga melihat kantong wewangian itu dan berkata, "Ini kantong wewangianmu, 'kan?""Iya, tapi kayaknya cuma mirip," jawab Suzy sambil mengamati kantong wewangian ini dengan serius.Model dan sulaman kantong wewangian ini memang sama dengan yang dimiliki oleh Suzy, tapi bahan kain yang digunakan terasa berbeda. Kantong wewangian yang dimiliki oleh Suzy sudah berumur lebih dari 20 tahun sehingga warna kainnya sudah memudar, sedangkan warna kain kantong ini masih baru dan cerah. Sepertinya kantong wewangian ini baru dibuat beberapa tahun yang lalu.Suzy yakin, kantong wewangian ini bukanlah miliknya. Setelah memastikannya, Suzy meletakkan kembali kantong wewangian ini dan hendak pergi, tapi Robert malah menahannya.Begitu menoleh, Suzy agak terkejut melihat Robert yang mengambil kantong wewangian itu. "Apa yang kamu lakukan?""Kantong wewangianmu sudah hilang, 'kan? Mumpung ketemu kantong wewangian yang mirip, memang kamu tidak mau membelinya?" jawab Robe
Akhirnya, Suzy akan segera mengetahui siapa orang tua kandungnya.Untuk sesaat, Suzy merasa sangat bersemangat, tapi setelah melihat tanda tangan yang ada di bawah catatan perjanjian, dia langsung tercengang."Dia?!" Robert mengerutkan alis saat melihat nama yang tertulis di bawah catatan perjanjian.Satu jam kemudian.Penjara ibu kota.Suzy duduk di sebuah bangku panjang sambil menunduk, dia tampak agak tertekan.Robert berdiri di samping sambil menepuk pundak Suzy. "Kita belum bisa memastikan apakah Bibi Ping adalah ibu kandungmu. Kita menemuinya hanya untuk menanyakan kantong wewangian ini. Kamu tidak perlu khawatir.""Em, aku tahu." Suzy menganggukkan kepala. "Aku hanya berpikir, bagaimana cara aku menanyakannya? Apakah aku akan mendapatkan jawaban yang jujur?"Berdasarkan catatan pemilik toko, nama yang tertera di perjanjian itu adalah Maggie Lu. Jelas, orang yang menitipkan kantong wewangian itu adalah Bibi Ping.Bagi Robert dan Suzy, informasi ini bagaikan petir yang menyambar d
Meskipun tidak tahu banyak mengenai Thomas, Suzy merasa cukup mengenal Gilbert. Gilbert bisa dipercaya dan tidak sembarangan memfitnah orang lain.Apalagi, Suzy ingat betapa emosinya Gilbert saat menceritakan masalah itu.Meskipun tadi Thomas menyapa sambil tersenyum dan bersikap ramah, Suzy merasa ada yang aneh di balik senyuman itu. Seperti ada sesuatu yang disembunyikannya.Ditambah, untuk apa Thomas datang menemui Maggie? Memangnya mereka punya kepentingan apa sampai seorang Komandan Angkatan Laut datang mengunjungi seorang tahanan?"Masalah itu sudah berlalu beberapa tahun, kita tidak tahu bagaimana kejadian yang sebenarnya," bisik Robert. Robert juga menambahkan, "Apalagi, sekarang jabatan Thomas setara dengan jabatan Jenderal Xin. Sebaiknya jangan sembarangan bicara."Suzy tidak memercayai yang didengarnya. Sejak kapan Robert takut kepada seseorang? Kenapa dia sangat memedulikan pandangan Thomas?Sebelum Suzy sempat menjawab, petugas sudah keluar dengan membawa Maggie. Suzy tida
Suzy mengangkat kepalanya dan menjawab, "Tapi kita belum tahu apakah kantong wewangian itu benar miliknya? Dan apakah orang yang dicari adalah aku?"Robert memberikan ide, "Bagaimana kalau kita menanyakannya kepada Nyonya Lorraine?"Walaupun terkejut, Suzy tidak langsung menolak saran Robert.Robert menjelaskan, "Coba kamu pikir, Maggie adalah pelayan Keluarga Xin. Jangan-jangan Nyonya Lorraine yang menyuruh Maggie untuk menitipkan kantong wewangian ini. Bisa saja pemilik sebenarnya adalah Nyonya Lorraine?"Ucapan Robert langsung mengetuk pintu hati Suzy. Tadinya, Suzy juga sempat memikirkan kemungkinan ini, tapi dia menyangkalnya ....Maggie hanyalah seorang pelayan, sedangkan biaya penitipan bukanlah uang yang sedikit baginya. Daripada menggunakan cara yang tidak efisien dan memakan waktu lama, lebih baik dia langsung menerbitkannya di koran pencarian orang.Hanya ada satu kemungkinan, pemilik kantong wewangian itu bukanlah orang yang kekurangan uang dan dia pasti tidak ingin pencari
Kalau Lorraine adalah ibu kandungnya, apakah Jenderal Xin adalah ayahnya? Suzy merasa aneh saat memikirkan hal ini.Bukannya Suzy membenci Daniel dan Lorraine, mereka berdua adalah orang baik. Hanya saja ....Mungkin Suzy khawatir karena dia mengenal baik Keluarga Xin. Seandainya Keluarga Xin adalah orang asing, Suzy tidak akan terlalu memusingkannya.Setibanya di depan Kediaman Keluarga Xin, Robert dan Suzy melihat para pelayan yang sibuk mempersiapkan pernikahan Joris dan Christina.Kediaman Keluarga Xin dihiasi dekorasi berwarna merah cerah, rumah ini terlihat sangat ceria.Pernikahan Joris dan Christina akan berlangsung dalam hitungan belasan jam. Tidak terasa, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu akan tiba.Pagi-pagi sekali, Jenderal Xin mengajak Wallace entah pergi ke mana. Mereka juga tidak mengangkat telepon.Meskipun semua persiapan pernikahan sudah beres, masih ada banyak printilan yang harus dipastikan agar tidak terjadi kesalahan. Semua persiapan ini menjadi tanggung jawab Lo
Lorraine mengembalikan ponsel Robert dan bertanya, "Apa ini?""Bi ... Bibi tidak tahu?" tanya Robert.Lorraine kebingungan, raut wajahnya seolah menyiratkan, "Memang apa hubungannya dengan aku?"Suzy tidak dapat menahan dirinya dan berkata, "Bibi, apakah bukan Anda yang memerintahkan Bibi Ping untuk menitipkan kantong wewangian ini?""Tidak, aku tidak pernah ...." Lorraine menggelengkan kepalanya, lalu tiba-tiba tersentak, "Eh, suaramu tidak asing? Kamu ....""Jenderal sudah kembali." Pelayan masuk sebelum Lorraine sempat menyelesaikan ucapannya, lalu disusul dengan sekelompok pengawal dari belakang. Suara langkah kaki para pengawal terdengar sangat buru-buru.Lorraine panik melihat segerombolan orang yang masuk. Dia langsung mengacuhkan Robert dan bergegas mengingatkan, "Pelan-pelan, jangan merusak dekorasinya!""Nyonya, Jenderal terluka," Salah seorang pengawal melaporkan."Apa?!" Lorraine sangat terkejut.Raut wajah Lorraine langsung berubah, dia panik dan segera bertanya, "Di mana
Begitu Robert membuka mulut, Daniel langsung memotong ucapannya. "Aku tidak apa-apa, tidak perlu ke dokter. Raja sedang menungguku, aku harus segera berganti pakaian dan ke sana."Daniel sengaja berbicara seperti itu di depan Lorraine dan Robert, lalu buru-buru beranjak ke kamar."Suamiku, hati-hati! Kamu sedang terluka!" Lorraine mengikutinya dengan cemas. Dia bahkan sampai mengabaikan Robert yang berdiri di samping.Setelah Daniel dan Lorraine pergi, Wallace memandang Robert dengan kebingungan. Sebenarnya ada hal yang ingin ditanyakan Wallace, tetapi tidak leluasa karena para pelayan berlalu-lalang sejak tadi.Wallace berdeham, lalu berkata, "Tuan Robert, sebaiknya kalian pulang dulu. Hannes sedang mencarimu."Setelah bicara, Wallace berbalik dan hendak menyusuk ayah ibunya. Namun, Suzy malah menarik lengannya sambil berkata, "Berikan ini kepada Jenderal Xin."Suzy memberikan sebuah botol transparan berisi pil obat. Wallace menatap botol ini dengan keheranan, tapi dia tetap menganggu