Pelayan memasuki ruang tamu dan berkata. "Jenderal, Tuan Robert sudah datang."Sesaat mendengar ucapan pelayan, Daniel dan Thomas langsung terdiam, lalu melihat ke arah pintu ruang tamu. Kemudian, tampak Robert yang melangkah masuk, dia terlihat sangat tenang."Tuan Robert?" sapa Daniel sambil tersenyum.Berbeda dengan Daniel, ekspresi Thomas justru terlihat penasaran. Dia mengernyit sambil memperhatikan wajah Robert yang tampak sangat dingin.Thomas hanya pernah melihat wajah Robert di televisi, mereka tidak pernah bertemu secara langsung. Sesampainya di hadapan Daniel, Robert pun menunduk dan menyapanya, "Paman Daniel."Kemudian, Robert menatap Thomas yang duduk di samping ....'Meskipun pria ini tidak setampan Daniel dan tubuhnya tidak kekar, dia memiliki aura yang sangat kuat. Sepertinya dia bukan orang biasa,' pikir Robert.Seketika, Robert pun teringat dengan Thomas, orang yang pernah diceritakan Vermont. Daniel dan Thomas adalah sahabat dekat. Walaupun Thomas bertugas di luar n
Daniel menarik lengan Thomas sambil tersenyum.Robert bertanya kepada Thomas, "Paman Thomas, aku tahu Anda selalu bertugas di laut. Tapi apakah Anda pernah mendengar Pelelangan Baren?"Begitu mendengar nama pelelangan, tidak hanya Thomas yang terkejut, tapi Daniel pun sampai melotot."Pelelangan Baren ...." Thomas mengerutkan alis sambil menjawab, "Aku tidak punya hak untuk ikut campur dalam masalah mereka. Aku juga tidak pernah berhubungan dan tidak akan mengambil inisiatif untuk menyelidikinya. Jujur, aku tidak tahu banyak tentang Pelelangan Baren."Robert agak terkejut mendengar jawaban Thomas. Pelelangan Baren telah banyak merugikan masyarakat. Tidak hanya itu, mereka juga sering melakukan transaksi ilegal. Bagaimana mungkin bisa dibiarkan begitu saja?Terlebih, Thomas memiliki pangkat yang cukup tinggi. Mana mungkin tidak tahu banyak mengenai Pelelangan Baren?Tampaknya Thomas menyadari kecurigaan Robert. Dia pun lanjut menjelaskan, "Bukannya tidak mau menyelidiki, tetapi setiap o
Thomas memerintahkan sopir, "Ke rumah sakit.""Komandan, sepertinya Nona Barbie sudah tidur. Apakah tidak sebaiknya besok saja baru pergi menjenguknya?" tanya sopir."Tidak apa-apa. Berangkat," jawab Thomas sambil memandang ke luar jendela. Tatapannya terlihat sangat dingin dan muram.Rumah Sakit Pertama Ibu Kota.Begitu keluar dari mobil, Thomas langsung beranjak menuju bangsal Barbie. Namun, Thomas tidak masuk, melainkan hanya mengamati dari luar jendela.Suasana di dalam bangsal sangat hening, tampaknya Barbie masih belum sadarkan diri.Tak berapa lama, terdengar suara yang menyapanya dengan kaget dan antusias. "Komandan Thomas?"Thomas membalikkan badan secara perlahan-lahan, lalu tersenyum dan berkata, "Pak Mathius, kamu masih berada di rumah sakit?""Komandan, apakah Anda datang untuk menemuiku?" tanya Mathius.Mathius mengangguk sambil menjawab, "Aku ingin membicarakan masalah Meggy denganmu."....Di Kediaman Keluarga Xin.Robert dan Daniel membahas rencana penangkapan Jose hin
Suzy tertegun, dia benar-benar tidak berpikir sampai ke sana.Suzy baru sadar setelah mengingat kembali kedipan Tori tadi. Ditambah dengan ucapan Robert barusan, sepertinya memang Suzy yang telat menyadari.Suzy sontak menelan ludah saat melihat tatapan Robert yang berapi-api dan antusias. "Aku kira kamu memintaku pulang karena khawatir kalau Jose akan menyerangku.""Memang benar, kok." Robert menganggukkan kepala sambil membelai lembut wajah Suzy. "Maafkan aku. Seharusnya identitasmu bisa dipulihkan sebelum hari pernikahan Joris, tapi Jose sangat dendam dan juga membencimu. Sebelum menangkap Jose, kamu masih harus berpura-pura menjadi Christina.""Tidak apa-apa. Aku sama sekali tidak kecewa," jawab Suzy sambil membelai tangan Robert.Suzy menatap kedua mata Robert dan berkata, "Aku hanya ingin bersamamu."Robert tersenyum lembut. "Em. Ayo, kita pulang."Jalanan masih ramai sehingga Robert harus mengendarai mobilnya perlahan-lahan. Suzy dan Robert juga sempat beberapa kali terjebak mac
Suzy berpikir sejenak, apakah ada hal yang dia lupakan?"Maksudmu menangkap Jose?" Suzy bertanya dengan ragu.Semalam Robert pergi ke Kediaman Keluarga Xin untuk membahas rencana penangkapan Jose. Rencananya, mereka akan menangkap Jose di hari pernikahan Joris, tapi Robert tidak mau menceritakan secara detail rencana yang telah mereka sepakati. Ketika mendengar jawaban Suzy, Robert hanya mengerutkan alis dan menyangkalnya. "Bukan.""Lalu apa?" tanya Suzy.Robert menghela napas, lalu menjawab secara perlahan-lahan, "Hadiah pernikahan Joris sudah disiapkan. Aku mau mengajakmu pergi melihatnya bersama-sama. Kalau ada yang kurang, bisa segera diperbaiki. Mumpung masih ada waktu.""Bukannya kamu sudah melihatnya? Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Suzy."Aku hanya dikirimkan foto. Lagi pula, hadiahnya atas nama kita berdua. Kamu juga harus melihatnya, jangan aku sendiri saja," jawab Robert sambil mengernyit.Sebenarnya, Suzy tidak sepenuhnya memercayai ucapan Robert. Suzy dan Robert sudah per
Setelah Suzy siap, mereka pun berangkat ke Galeri Ruca, pergelaran seni terbesar di ibu kota.Galeri Ruca tidak hanya terkenal, mereka juga memiliki persedian kayu terlengkap dengan kualitas terbagus. Kerajinan yang dihasilkan oleh Galeri Ruca sangat diminati oleh para kalangan elit ibu kota.Robert memesan hadiah pernikahan Joris di sini. Robert telah mempersiapkan hadiah furnitur yang terbuat dari kayu jati serta dilapisi emas.Joris memiliki karakter yang anggun, dia sangat menyukai karya seni. Selain itu, desain furnitur ini juga sederhana, tapi elegan. Joris dan Christina pasti akan menyukainya.Robert memesan hadiah ini selesai mendiskusikannya dengan Suzy. Robert mengecek bahan, model, desain, dan bahkan proses pengerjaannya. Dia sangat berhati-hati.Furnitur ini sangat keren, Robert dan Suzy sangat puas dengan hasilnya.Pemilik galeri tersenyum dan berkata, "Tuan Robert, apakah kami boleh membungkus dan mengirimnya?""Silakan," jawab Robert.Setelah menyetujui hari pengiriman,
Robert yang berdiri di samping Suzy juga melihat kantong wewangian itu dan berkata, "Ini kantong wewangianmu, 'kan?""Iya, tapi kayaknya cuma mirip," jawab Suzy sambil mengamati kantong wewangian ini dengan serius.Model dan sulaman kantong wewangian ini memang sama dengan yang dimiliki oleh Suzy, tapi bahan kain yang digunakan terasa berbeda. Kantong wewangian yang dimiliki oleh Suzy sudah berumur lebih dari 20 tahun sehingga warna kainnya sudah memudar, sedangkan warna kain kantong ini masih baru dan cerah. Sepertinya kantong wewangian ini baru dibuat beberapa tahun yang lalu.Suzy yakin, kantong wewangian ini bukanlah miliknya. Setelah memastikannya, Suzy meletakkan kembali kantong wewangian ini dan hendak pergi, tapi Robert malah menahannya.Begitu menoleh, Suzy agak terkejut melihat Robert yang mengambil kantong wewangian itu. "Apa yang kamu lakukan?""Kantong wewangianmu sudah hilang, 'kan? Mumpung ketemu kantong wewangian yang mirip, memang kamu tidak mau membelinya?" jawab Robe
Akhirnya, Suzy akan segera mengetahui siapa orang tua kandungnya.Untuk sesaat, Suzy merasa sangat bersemangat, tapi setelah melihat tanda tangan yang ada di bawah catatan perjanjian, dia langsung tercengang."Dia?!" Robert mengerutkan alis saat melihat nama yang tertulis di bawah catatan perjanjian.Satu jam kemudian.Penjara ibu kota.Suzy duduk di sebuah bangku panjang sambil menunduk, dia tampak agak tertekan.Robert berdiri di samping sambil menepuk pundak Suzy. "Kita belum bisa memastikan apakah Bibi Ping adalah ibu kandungmu. Kita menemuinya hanya untuk menanyakan kantong wewangian ini. Kamu tidak perlu khawatir.""Em, aku tahu." Suzy menganggukkan kepala. "Aku hanya berpikir, bagaimana cara aku menanyakannya? Apakah aku akan mendapatkan jawaban yang jujur?"Berdasarkan catatan pemilik toko, nama yang tertera di perjanjian itu adalah Maggie Lu. Jelas, orang yang menitipkan kantong wewangian itu adalah Bibi Ping.Bagi Robert dan Suzy, informasi ini bagaikan petir yang menyambar d