Daniel Xin tanpa sadar merendahkan suaranya, "Kabur?""Dia diselamatkan..."Bawahan yang ada di ujung telepon sangat ketakutan, berkata, "Orang yang menyelamatkan Jose Yan sangat licik, dia dengan sengaja memukul dokter yang ada di dalam kamar hingga pingsan terlebih dahulu, membiarkan orang-orang kita mengetahuinya, kemudian dengan paksa menyelamatkannya saat kita sedang fokus menyelidiki. "Daniel Xin dengan wajah dingin mendengarkan penjelasannya, bertanya, "Apa asal usul orang yang menyelamatkannya?""Aku tidak tahu... Orang-orang itu menyamar dengan sangat rahasia, mereka tidak mengatakan sepatah kata pun selama pertarungan, semuanya mengandalkan isyarat tangan, jelas pernah dilatih secara profesional. Oh ya!"Bawahannya tiba-tiba kepikiran sesuatu, menambahkan: "Mereka semua sangat tinggi, jauh lebih kuat daripada orang utara."Daniel Xin mendengarkan deskripsi bawahannya dan berpikir.Tinggi dan terlatih... Orang dari mana?Tiba-tiba, sebuah dugaan muncul di benaknya."Ingat, ka
Dia mengerutkan keningnya, dan tidak ingin mengkhawatirkannya lagi, jadi dia masuk ke mobil dan pergi sendirian.Di sisi lain.Namun, Barbie Xin diam-diam datang ke luar kamar perawatan.Setelah memastikan bahwa kiri dan kanannya tidak ada orang, dia menarik napas sedikit, mendorong pintu dengan ringan, masuk ke dalam.Tidak ada seorang pun di ruang perawatan!"Orangnya mana?!"Barbie Xin melihat ke ranjang rumah sakit yang kosong, tidak bisa menahan untuk melangkah maju, merapikan selimut ke samping untuk memastikannya.Benar-benar tidak ada orang!Christina Yuan... Tidak ada di sini!Mata Barbie Xin penuh dengan keraguan, ekspresi wajahnya sedikit buruk.Hal ini semakin mencurigakan!Dia menggertakkan gigi, menenangkan diri, dengan cepat merapikan selimut, mengembalikannya ke tempat semula.Kemudian dia tidak berani tinggal di sini terlalu lama, keluar dari sini.Pada saat yang sama, di gerbang Rumah Sakit Nasional, Suzy masuk ke dalam mobil Robert Calvin.Mobil melaju ke kawasan eli
Bunyi suara dentuman lembut.Seiring dengan tertutupnya pintu, jantung Suzy berdetak lebih cepat juga.Dia mengalungkan tangannya dengan erat di leher pria itu, ketika dia melihat ke atas, dia melihat matanya yang dalam dan panas.Panasnya membuatnya tidak tenang dan mulutnya menjadi kering.Dia menelan ludahnya tanpa sadar, "Robert Calvin, jika kau memiliki sesuatu untuk dikatakan, turunkan aku dulu...""Baik."Robert Calvin dengan cepat menjawabnya, kedua tangannya langsung melepaskannya."Aaaa!"Suzy hanya merasakan tubuhnya terjatuh ke bawah.Sebelum dia bisa bereaksi, dia jatuh ke kasur yang empuk.Seprai berwarna biru tua memiliki sedikit aroma cendana.Itu adalah bau di tubuh Robert Calvin.Dia berbaring di kasur...Suzy meletakkan tangannya di sisinya, tanpa sadar ingin duduk.Dia baru saja mengangkat tubuh bagian atas, Robert Calvin menekan bahunya kembali.Dengan senyum di matanya yang dalam, dia menatap langsung ke arahnya."Masih ingat dengan apa yang kau janjikan padaku?"
Suzy memperhatikan matanya dengan diam-diam, tiba-tiba menghela nafas tanpa suara, "Aku hanya kepikiran bahwa kita belum menikah..."Setelah dia selesai berbicara, merasa sedikit menyesal.Karena dia melihat api yang ada di mata pria itu berkedip beberapa kali, meredup.Detik berikutnya, dia bangkit dari badannya, membantunya mengancingkan kembali kancing yang terlepas."Aku mengerti apa yang kau pikirkan, aku juga tidak akan memaksamu. Jadi masalah ini... Baru dilakukan setelah kita resmi menikah nanti."Dia mengatakannya dengan mudah.Suzy melihat kesedihannya.Dia merasa sedikit bersalah, lalu bangkit untuk meraih tangannya: "Robert Calvin...""Tidak apa-apa." Pria itu menunjukkan senyum padanya, berkata, "Aku akan menunggumu."Dia tampaknya menekan keinginan tubuhnya dalam sekejap mata, dengan tenang dan lembut mengulurkan tangan untuk membantu Suzy meluruskan rambutnya yang berantakan di pipinya.Karena ciuman panas tadi, dia berkeringat, rambutnya sedikit basah dan menempel di da
Matahari terbenam.Pijaran cahaya keemasan tersebar di tempat tidur berwarna biru tua itu, melapisi mereka berdua dengan lingkaran cahaya yang hangat.Suzy meletakkan bantalnya di lengan Robert Calvin, kedua sisi pipinya masih berwarna merah merona.Warna merah yang tipis, menawan.Robert Calvin hanya meliriknya, perutnya tidak bisa menahan diri untuk mengencangkan perutnya.Hanya dua kali, tidak cukup baginya.Dia sudah menahan diri berapa lama?Meskipun Suzy sudah menjadi ibu dari seorang anak, namun pengalamannya di bidang ini hanya dua kali, dia masih muda dan lembut.Dia akhirnya memohon belas kasihan pada dirinya sendiri dengan air mata di matanya, gemetar di sekujur tubuh, hampir pingsan.Robert Calvin takut merusaknya, jadi tentu saja dia tidak berani bermain terlalu keras.Bagaimanapun, dengan pertempuran hari ini, kehidupan bahagia mereka masih akan datang!Dia akan mengajarinya untuk beradaptasi perlahan dengan ketangguhannya.Robert Calvin bermain dengan helaian rambut Suzy
Kedua lengan kecil itu memeluk kaki Suzy dengan erat dan menatapnya, "Apa yang Mama dan Papa bicarakan di dalam, bicaranya sampai begitu lama!!""Kami..."Suzy memikirkan bayangan yang tidak cocok untuk anak-anak, wajahnya menjadi merah saat dia membuka mulutnya.Dia hanya bisa melihat Robert Calvin untuk meminta bantuannya.Welly juga mengikutinya untuk melihat Robert Calvin, dengan ketidakpuasan di matanya yang besar dari jauh, mulutnya yang kecil cemberut dan mengeluh: "Papa jahat, mengunci pintu, Hum! Cepat katakan, Papa kenapa mengunci Mama di dalam?"Robert Calvin menatapnya dari atas, dengan ekspresi bangga di wajahnya.Dia tiba-tiba mengulurkan tangannya, menyentuh kepala kecil Welly, berkata dengan sungguh-sungguh: "Aku dan Mamamu melakukan sesuatu yang penting di dalam, kau hanya akan membuat masalah di dalam, tentu saja kau tidak boleh masuk."Welly tidak bisa menerima ketika mendengarnya, "Kata siapa? Aku-""Sudah, Sayang." Suzy buru-buru menenangkannya, pada saat yang sama
"Bang Rob!"Orang yang datang adalah Joris.Dia berdiri di luar pintu, buru-buru mau buka mulutnya untuk berbicara, tetapi melihat sekilas Suzy yang ada di sebelahnya.Pandangan curiga melintas di matanya, tanpa sadar menelan kembali kata-kata yang ada di bibirnya.Topeng di wajahnya membuatnya tidak bisa memastikan identitasnya.Suzy dan Robert Calvin melihat reaksinya dan memahaminya.Sebelum Robert Calvin berbicara, Suzy berinisiatif mengatakan: "Joris, masuk dulu saja baru dibicarakan."Suara dan nada suara yang familiar.Ketika Joris menurunkan kewaspadaannya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melihatnya dari atas ke bawah, sangat terkejut melihatnya muncul di sini.Setelah terluka parah dan diselamatkan oleh Gilbert Shen, bagaimanapun juga harusnya dia berbaring untuk memulihkan diri... Tetapi dia malah berdiri di depannya seperti orang normal.Dia tidak bisa menahan untuk tidak penasaran, "Apakah lukamu sudah sembuh?""Iya." Suzy tidak banyak menjelaskan. Setelah dia masuk
Robert Calvin berkata: "Kedengarannya seperti banyak pekerjaan, tetapi yang paling kita kekurangan sekarang adalah tenaga kerja. Aku yang akan mengatur ini."Joris menatapnya dengan rasa terima kasih, "Bang Rob, terima kasih!""Kita semua sobat, tidak perlu berterima kasih""Aku akan memeriksa lagi dengan hati-hati Rumah Sakit Nasional setelah aku kembali. Keluarga Yan telah menempatkan banyak agen rahasia di Rumah Sakit Nasional, mungkin masih ada ikan yang lolos dari jaring," kata Suzy.Saat dia berbicara, dia melihat ekspresi wajah Joris sedikit aneh, seperti ragu untuk berbicara.Tampaknya melihat apa yang dia pikirkan, dia berkata: "Aku sudah memeriksanya. Barbie Xin hanya saja setuju untuk bekerja sama dengan keluarga Yan, tidak sepenuhnya adalah orang keluarga Yan."Joris mengangguk.Dia telah menyelidiki hubungan antara Barbie Xin dan Maggie Lu, kira-kira sudah bisa menebak bahwa keluarga Yan menggunakan Maggie Lu untuk memaksa Barbie melakukan sesuatu untuk mereka.Tapi apa pu
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny