Perutnya memang perlahan sudah membuncit.Olivia dan Katarina tertawa terbahak-bahak. Junia sedikit terkejut, lalu menyadari dan dengan tawa ringan menepuk teman baiknya, "Baiklah, Olivia, kamu mulai menggoda aku.""Yah, Katarina yang pelu paha besar kamu," jawab Olivia sambil tersenyum.Olivia tersenyum dan menusuk buah kemudian menyuapkannya ke mulut temannya. Junia melirik Katarina dengan sorot menggoda sembari berkata, “Katarina masih perlu mencoba memeluk kakiku? Cukup peluk kakimu sendiri saja.”Dia adalah calon istri dari putra keempat keluarga Adhitama. Dia tidak perlu mencoba mencari dukungan atau memeluk kaki dari siapa pun.Olivia hanya mengedipkan mata, dan Junia langsung mengerti bahwa hubungan Katarina dengan Samuel ada perubahan. Dia segera mengalihkan topik pembicaraan, dan apa pun yang ingin dia tanyakan, dia akan menunggu sampai Katarina pergi nanti.Pukul empat sore, Olivia harus pergi untuk menjemput Russel di sekolah. Katarina memilih untuk tetap di toko buku dan m
Setelah menjemput Russel, Olvia membawa bocah itu kembali ke toko buku.Katarina masih ada di toko buku. Saat melihat Olivia yang memegang tangan Russel, dia tersenyum dan melambaikan tangan ke arah bocah itu ambil erkata, "Russel, ayo sini, biar aku peluk."Russel masih ingat perempuan tu. Begitu bibinya melepaskan tangannya, dia berlari kecil menuju Katarina dan memanggilnya dengan manis, lalu langsung dipeluk oleh perempuan itu.Bocah itu juga tidak lupa menyapa Junia.Junia mengelus kepala Russel dan berkata kepada Olivia, "Sepertinya Russel sudah tinggi sedikit, ya. Aku rasa dia kelihatan lebih tinggi.""Memang, dia sudah tinggi sedikit dan juga bertambah berat badan. Om-nya bilang kalau dia nggak makan lebih banyak, nanti saat liburan musim dingin, dia nggak bisa menang kalau bermain dengan teman-temannya," jawab Olivia.Junia tertawa dan menjawab, "Benar, harus makan lebih banyak, harus tumbuh tinggi. Kalau nggak bisa menang, setidaknya bisa menekan teman-temannya."Russel berka
Ketika topik tentang anak-anak dibicarakan, Katarina tidak bisa ikut serta dalam percakapan karena dia belum menikah. Meskipun memiliki tujuan, dia tidak yakin bisa segera menikah.Setelah beberapa saat mengobrol santai, para siswa akhirnya selesai sekolah.Russel duduk di meja kasir bermain, sementara ketiga orang dewasa mulai sibuk dengan tugas mereka. Mereka terus bekerja hingga malam hari, dan para siswa kembali untuk pelajaran malam. Olivia berkata kepada mereka, "Kita makan Bersama, yuk.""Aku ingin makan hotpot," kata Junia.Olivia menatapnya dan berkata, "Hotpot lagi? Apa kamu akhir-akhir ini selalu ingin makan hotpot?""Di musim dingin, aku memang selalu suka makan hotpot," jawab Junia.Olivia melihat Katarina dan perempuan itu berkata, "Aku terserah. Kalian yang pilih, aku ikut.""Kalau begitu, ibu hamil yang memutuskan, kita makan hotpot saja."Junia tertawa sambil berkata, "Kamu bicara seolah-olah perutmu nggak besar, padahal bayimu cuma lebih muda satu bulan dariku.""Lebi
Dalam perjalanan menuju restoran hotpot, Olivia menerima telepon dari Mulan. Setelah dia menerima telepon tersebut, suara teriakan kecil terdengar dari sisi lain."Mulan, apa yang dilakukan Archie?" Olivia bertanya sambil tersenyum.Perempuan itu sedang menggendong anaknya di satu tangan dan memegang ponsel dengan tangan lainnya. Dia menjawab, "Lihat aku sedang menelepon, dia langsung mencoba merebut ponselku. Kalau aku nggak memberikannya, dia teriak-teriak memaksa aku kasih ponsel."Olivia tertawa. "Beli ponsel mainan yang bisa berbunyi buat dia.""Ada, dia suka main dengan ponsel mainan itu. Tapi setiap kali lihat aku pegang ponsel, dia langsung mau ambil. Mungkin dia anggap ponselku itu miliknya," kata Mulan."Olivia, kamu sudah makan?" tanya Mulan.Setelah itu, dia terdengar berbicara kepada orang lain, "Gendong Archie keluar jalan-jalan sebentar, supaya nggak berisik di dalam."Si kecil Archie memang suka teriak atau menangis. Benar-benar anak yang mudah menangis, mirip dengan an
Kakek Guru terus membicarakan Tiano. Sebelum kembali, Kakek Guru harus melakukan panggilan video berkali-kali dalam sehari, hanya untuk melihat Tiano. Guru bahkan sudah merasa kesal, sampai-sampai bilang lebih baik kasih Tiano ke Kakek Guru saja. Biar Kakek Guru bawa dia ke gunung dan besarkan di sana. Toh, Kakek Guru memiliki pengalaman dalam membesarkan anak.Kakek Guru yang membesarkan Guru. Jadi Kakek Guru memang punya pengalaman dalam membesarkan anak. Namun, Jhon menolak, tidak membiarkan Kakek Guru membawa Tiano. Meskipun Tiano anak yang suka menangis dan tangisannya sering membuat Jhon sakit kepala, tapi Jhon tetap sangat menyayangi Tiano.Jhon bilang tempat yang ditinggali Liam dan Kakek Guru terlalu dingin. Tiano masih kecil, tidak akan tahan dengan cuaca sedingin itu.Memang benar, tempat tinggal Kakek Guru boleh dibilang terisolasi dari dunia. Cuacanya dingin hampir sepanjang tahun. Hanya saat musim panas yang akan terasa sedikit lebih hangat. Sekarang masih musim hujan sal
Mulan tersenyum. “Boleh, besok habis beli baju, Mama bawa kamu pergi beli hadiah,” kata Mulan.Mulan tidak berkata kalau dia akan membayar hadiah yang Liam beli. Dia membiarkan Liam membayar dengan uangnya sendiri. Pertama, karena Liam punya tabungannya sendiri. Liam tidak kekurangan uang. Kedua, karena Liam diminta belajar mengelola uangnya sendiri. Jadi biar saja Liam bayar sendiri. Dia yang bilang mau berikan hadiah kepada Russel. Tentu saja dia harus bayar sendiri.“Kasih hadiah apa ya ke Russel?”“Karena ini hadiah untuk Russel, tentu saja harus kasih sesuatu yang dia sukai,” kata Mulan dengan lembut.Liam seketika menjadi bingung. “Russel paling suka makan. Mainannya sudah terlalu banyak. Mau mainan apa juga ada.”“Kalau begitu kasih makanan kesukaannya saja.”“Dia nggak pilih-pilih makanan. Apapun yang bisa dimakan dan nggak beracun, dia pasti suka. Kalau begitu, bukannya aku harus siapkan banyak sekali hadiah untuknya?”Liam sepertinya tidak tega untuk mengeluarkan uang. Dia me
Tahun depan Liam baru berusia empat tahun, tapi kemajuan belajarnya jauh lebih cepat daripada anak-anak lain. Para master memang punya cara yang berbeda dalam mengajar anak. Kembali lagi ke anak itu sendiri. Anak yang tidak memiliki kualifikasi dan kecerdasan yang tinggi tidak akan mampu mengikuti ajaran mereka. Tentu saja, mereka juga tidak akan mengajar anak yang tidak memenuhi kualifikasi.“Di tasku ada banyak PR musim dingin. Para kakek dan nenek kasih aku sebagai hadiah tahun baru. Aku sangat senang,” kata Liam dengan serius.Liam bahkan menekankan kalimat terakhir. Mulan berani bilang saat Liam membuka tas dan melihat tasnya penuh dengan tambahan “PR musim dingin”, Liam sebenarnya pasti ingin membuang tasnya. Mulan juga tahu seberapa besar tekanan yang Liam rasakan saat belajar. Tidak mudah untuk menjadi anak didik para master. Namun, itu hal yang diimpikan banyak orang yang belum tentu bisa tercapai.“Aku dan Russel seumuran. Aku saja suka, dia pasti suka. Jadi aku juga ingin ka
Mulan membelai kepala Liam dan berkata, “Anak yang baik bisa tahu kesalahannya sendiri dan mau berubah.”Liam mengangguk cepat. Dia akan berubah. Selama dia melakukan kesalahan dan orang dewasa memberitahunya mana yang salah, Liam pasti akan memperbaikinya.Mulan berdiri dan berkata lembut, “Kamu main sendiri dulu, ya.”“Audrey mana, Ma?” tanya Liam. “Aku mau main sama Audrey.”Sekarang Liam hanya punya satu adik perempuan, dia paling peduli dengan adik perempuannya. Walau adik laki-laki yang lain juga sangat menggemaskan.“Dibawa neneknya pergi main. Archie lagi sama Bibi. Kamu mau main sama Archie, nggak?”Liam berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku pergi cari Audrey saja. Archie ada Bibi yang temani, nggak butuh aku lagi.”Archie dan Tiano sama saja, sama-sama cengeng. Sedangkan kedua adik sepupu yang lain memang sudah beberapa bulan lebih tua dari Archie, tapi justru lebih sulit dijaga. Asalkan mereka tidur, Liam baru merasa mereka menggemaskan. Sedangkan Audrey tetap menggemaskan ti
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela