Hari ini, pintu Vila Permai terbuka lebar. Para tamu berkumpul dan bergembira di sana. Keluarga Adhitama jarang sekali mengadakan pesta di Vila Permai. Kalaupun mereka mengadakan pesta, mereka akan mengadakannya di Mambera Hotel. Namun, Nenek Sarah sudah mengatakan kalau mereka akan mengadakan pesta pernikahan Stefan dan Olivia di Vila Permai. Sementara, Mambera Hotel juga ditutup untuk umum. Karena para pegawai Adhitama Group akan datang ke sana dan menikmati berbagai macam hidangan guna merayakan pernikahan Stefan yang merupakan pewaris keluarga Adhitama. Para karyawan Adhitama Group akan menikmati makanan lezat di sana sepanjang hari. Selain itu, mereka juga mendapat amplop merah dari CEO mereka. Stefan benar-benar murah hati dalam merayakan pesta pernikahannya. Pernikahannya akan menjadi hal yang sangat membahagiakan bagi seluruh Adhitama Group. Chintya datang ke acara pernikahan Stefan dan Olivia, tapi dia tidak mengenal siapa pun tamu yang ada di sana, kecuali Bram. Bram memer
“Pak Riko Arahan?”Chintya mengetahui tentang Riko Arahan setelah Bram memperkenalkan mereka berdua. Chintya juga tahu kalau Riko Arahan adalah kekasih Ricky Adhitama. Ternyata Ricky Adhitama adalah seorang gay. Namun, anehnya anggota keluarga Adhitama yang lain sama sekali tidak menghentikan Ricky untuk bersama dengan Riko Arahan. Mereka juga terlihat tidak berniat memisahkan pasangan gay itu. Chintya mengakui kalau Riko Arahan memang sangat tampan. Namun, entah mengapa Ricky bisa menjadi seorang gay. Apa mungkin Ricky Adhitama tertarik dengan aura dingin yang dipancarkan seorang Riko? Chintya menatap Riko Arahan yang sebenarnya adalah Rika Arahan dari atas kepala sampai kaki. Dia sedang menduga-duga alasan sebenarnya mengapa Ricky Adhitama bisa sampai jatuh cinta dengan laki-laki ini. “Bu Chintya,” sapa Rika. Rika Arahan lebih tua dari Chintya dan dia juga lebih berpengalaman dalam dunia bisnis. Dia memiliki integritas dan mata yang tajam dalam menilai orang lain. Jadi, wajar saj
Rika langsung mengatupkan bibirnya lalu berkata, “Tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi tahun depan. Sering kali, kenyataan tidak sesuai dengan rencana.”Chintya tersenyum lalu berkata, “Benar, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok hari. Perubahan tidak terduga sering kali terjadi dalam rencana yang sudah disiapkan. Akhirnya, kita terpaksa harus mengubah rencana itu.”“Pak Riko, Apa Bapak tidak keberatan untuk berjalan-jalan bersama saya?” ajak Chintya.Rika menolak ajakan Chintya setelah memikirkan ajakan itu baik-baik dengan berkata, “Di mata orang-orang saat ini, saya adalah kekasih dari Ricky Adhitama, sedangkan Bu Chintya adalah tamu yang diundang untuk datang ke acara ini bersama Pak Bram. Jadi, sepertinya kebersamaan kita mungkin akan mempengaruhi citra Bu Chintya ke depannya.”Chintya cukup terkejut dengan jawaban Riko lalu dia pun berkata, “Saya tidak akan memaksa Pak Riko. Tapi, saya cukup terkejut dengan jawaban Bapak.”“Apa kamu merasa saya sudah mengakui
Rika mendelik dan berkata dengan nada penuh peringatan, “Kamu jangan mencoba mendekatinya. Itu miliknya Bram. Chintya adalah anak dari pemilik Sanggar Bela Diri Keluarga Baruna. Sejak kecil sudah berlatih bela diri dan memiliki kemampuan yang bagus. Sekarang dia menjadi pelatih di sana.”“Dia perempuan yang menyenangkan dan polos. Nggak ada niat jahat sedikit pun. Aku sudah lama nggak pernah ketemu orang yang begitu polos.”Selain anak kecil, dia melihat semua orang di sekitarnya adalah orang-orang yang penuh dengan kelicikan. Bahkan ada beberapa anak kecil yang juga ada niat tersembunyi. Mungkin karena orang-orang di sekitarnya rata-rata mengenakan topeng.Ketika Bram membawa Chintya datang, Ronald tidak di tempat dan tidak tahu jika perempuan itu adalah milik Bram. Setelah mendengar ucapan kakaknya, pemuda itu berkata dengan kecewa,“Ternyata sudah punya Bram. Aku benar-benar nggak berani mengusiknya. Aku merasa dia sangat menarik. Bukankah Bram ada penyakit? Dia nggak bisa dekat de
Ronald bergumam, “Kak, kamu sedang mempersiapkan diri untuk menikah? Meski kamu sudah menikah, kamu tetap mengurus Aurora Group. Papa dan Mama hanya ada kita berdua anaknya, harta harus dibagi rata. Aurora Group setengahnya adalah milikmu. Aku rasa posisi kita berdua lebih baik nggak berubah.”Rika tertawa dan berkata, “Aku sudah capek sekian tahun dan mau turun jabatan untuk istirahat, apakah nggak boleh? Kamu lelaki, seharusnya posisimu lebih tinggi. Tanggung jawab yang harus kamu emban juga harus kamu tanggung.”“Aku nggak merasa mengambil alih perusahaan merupakan tanggung jawab. Kakak juga ada hak waris, kita berdua ada tanggung jawab yang sama. Kakak kapan menikah? Ketika kamu menikah dan sedang bulan madu, aku bisa ambil alih dulu. Aku juga bisa mengambil alih ketika Kakak hamil dan melahirkan.”“Nggak, seharusnya Ricky yang ambil alih. Dia yang membawa kakakku pergi, seharusnya dia yang menggantikan Kakak.”Selesai mengatakan kalimat tersebut, Ronald mendapat satu pukulan lagi
“Iya, sudah kembali. Waktu hujan reda, Olivia sudah masuk. Nggak disangka tiba-tiba dari cuaca cerah menjadi hujan. Kata orang-orang di rumah, Kak Olivia biasanya suka minum sup, makanya di hari pernikahannya hujan.”“Ada kepercayaan seperti itu? Aku juga suka minum sup,” ujar Rika.Apakah kelak ketika dia menikah juga akan hujan?“Orang tua bilang begitu. Aku merasa itu hanya kebetulan. Wajar kalau cuaca berubah terus.”Ricky terkekeh sambil menyerahkan bunga ke hadapan Rika dan berkata, “Ini bunga pengantin dan aku berhasil merebutnya. Katanya yang mendapat bunga dari pengantin, dia yang akan menikah selanjutnya. Semoga benar.”“Rika, bunga ini untukmu. Semoga kita bisa dapat berkah dari Kakak dan Kak Olivia.”Rika terdiam sesaat dan kemudian menerima bunga tersebut sambil berkata, “Di mata orang lain, kamu itu penyuka sesama jenis. Melihatmu merebut bunga kakak iparmu dan memberikannya padaku, pasti gosip itu akan semakin heboh.”“Terserah mereka mau bilang apa. Asalkan kamu merasa
Rika menatapnya dan berkata, “Setelah pernikahan kakakmu, kamu masih mau ke Cianter?”“Kamu ada di Cianter, tentu saja aku mau ke sana. Kecuali kamu ikut aku kembali ke Mambera.”“Kamu benar-benar nggak ada pekerjaan,” ujar Rika.“Setelah lulus, aku bantu kakakku mengurus bisnis keluarga. Kakakku bilang aku itu sangat pemilih dalam hal makanan, tapi aku juga pintar masak. Dia mengaturkanku untuk mengelola bisnis restoran. Katanya kalau makanan di Mambera Hotel nggak cocok di aku, berarti juga nggak bisa memikat lidah para pelanggan.”“Sudah hampir sepuluh tahun aku mengelola bisnis restoran Adhitama Group. Aku sudah sangat stabil di posisiku. Meski nggak di Mambera, semua hotel juga akan berjalan dengan baik. apalagi setiap hotel ada manajer umum dan wakilnya. Aku hanya perlu tangani masalah penting saja.”“Meski aku tinggal di Cianter dalam jangka waktu yang lama, nggak akan ada masalah juga. Yang paling penting sekarang adalah, apakah aku masih bisa tinggal di rumah ketika tahun baru
Rika hanya tidak mengerti pengaturan hidup Nenek Sarah pada para cucunya. Bukan pertama kalinya Ricky menjelaskan padanya. Dia bisa mengerti, tetapi tetap tidak bisa merasakannya. Mungkin karena dia bukan bagian dari keluarga Adhitama dan tidak tumbuh di keluarga itu.Dia juga menyadari bahwa orang tuanya Ricky dan yang lainnya juga tidak khawatir dengan pernikahan mereka. Mereka membiarkan Nenek Sarah yang mengurusnya. Apa pun penampilan dan latar belakang calon menantunya, mereka tidak akan peduli dan menerima sepenuhnya.Mungkin sebagai orang tua, mereka kurang bertanggung jawab, sehingga Nenek Sarah yang merasa bosan akhirnya ikut campur dengan urusan pernikahan para cucunya.“Reputasi nenekku terbaik di Mambera. Dulu, Sanjaya Group dan Adhitama Group adalah musuh bebuyutan. Setiap bertemu dengan Nenek, mereka pasti akan mengalah,” ujar Ricky dengan bangga.Setelah itu dia lanjut berkata, “Semoga Nenek bisa panjang umur dan melihat kami semua membangun rumah tangga dan memiliki cic