Icha sedang membantu Desi menyiapkan beberapa pesanan pelanggan di dapur, dia membantu menggoreng ayam juga menyusun makanan di atas piring yang selanjutnya diantarkan ke meja pelanggan oleh karyawannya. Dia mengenakan celemek dan tampak begitu cekatan dalam mengurus dapur, ada banyak hal yang dia tidak begitu paham tetapi dia tidak malu untuk bertanya dan minta bimbingan Desi.
Sesekali dia menghampiri Bintang yang sedang memoto makanan yang sudah siap antar ke meja pelanggan untuk selanjutnya diedit dan diposting di sosial media.
“Mantap Tang, fotonya jadi keliatan lebih enak gitu ya makanannya,” puji Icha ketika melihat hasil edit Bintang.
“Ini yang namanya seni fotografi mba hehe” ujar Bintang sambil bercanda.
“Baiklahhh ….” Icha hanya mengangguk dengan tawanya. Bintang memang orang yang tepat untuk tugas yang satu ini.
Ajun menghampiri Icha dan memberitahunya kalau Aldy sedang menunggu di depan, Icha m
Cahaya matahari menembus kaca depan mobil tepat di wajah Icha dan membuatnya merasa silau lalu akhirnya terbangun. Dia sangat terkejut karena dia berada didalam mobil, dia menoleh kekanan dilihatnya Aldy yang juga tertidur didepan stir mobil. Icha memijat pelan tengkuknya sambil berusaha mengingat kenapa tadi malam mereka tertidur didalam mobil. Icha membangunkan Aldy dengan sedikit mengguncang badan Aldy dan menepuk pelan pipinya. Aldy terbangun dengan wajah bingung, dia memandaangi wajah Icha dengan seksama karena pandangannya masih kabur.“ayo turun, kenapa jadi tidur dimobil sih kita?”Icha keluar dari mobil dengan membawa semua barang belanjaannya dari supermarket. Karena kedua tangannya penuh dengan bawaan, Aldy membukakan pintu rumah untuk mereka masuk.“aku tadi malem tidur duluan ya? Kok nggak dibangunin aja sih kan kamu bisa tidur dikamar” Icha menyusun belanjaannya kedalam kulkas sebagian dan sebagian lagi disiapkan untuk membu
Jam sudah menunjukan waktu makan siang, Aldy dan Icha masih menikmati film di TV sambil bersandar di sofa dan ngemil. Aldy mengubah posisi dan menyandarkan kepalanya di bahu Icha. “aku lapar” bisiknya kepada Icha yang masih fokus dengan film yang mereka tonton. Icha menyuapkan kue kering ke Aldy dengan tanpa menoleh kepadanya.Aldy menangkap tangan Icha yang hampir menyuapi hidungnya, “ayo cari makan, lalu kita jalan dan bersenang-senang sampai malam” rengek Aldy dengan manja.“bentar , nanggung filmnya” sahut Icha sambil terus ngemil.Aldy menangkap tangan Icha yang ingin makan kue kering dan menariknya untuk disuapkan ke mulutnya. Aldy mengunyah sambil berekspresi seperti anak kecil, dia memandangi Icha yang menatapnya dengan bingung. “aku laper bangeeettt, nggak kuat lagi” kali ini Aldy benar-benar bersikap seperti anak kecil dengan wajah yang dimanyunkan sok imut. Icha melihati Aldy dengan e
Aldy membelikan menuman dingin dan sekotak makanan ringan untuk Icha yang duduk di dekat danau buatan di dalam taman bermain. Wajahnya tidak tampak lesu ataupun ketakutan meski dia baru saja menaiki wahana yang paling menakutkan baginya, malahan Aldy melihat ekspresi yang begitu ceria di wajah Icha.“Gimana? Mau lagi? Kan ini tempat yang kamu rekomendasikan,” kata Aldy yang ikut duduk di dekat Icha.“Seru tapi aku nggak mau naik itu lagi,” jawab Icha singkat sambil meminum minuman yang tadi dibelikan Aldy.Aldy tertawa kecil, “Aku dulu juga sempat trauma sana ketinggian karena pas masih bocah aku pernah jatuh dari pohon mangga di rumah kakek. Tapi aku mulai berfikir sih waktu itu, kalau aku takut naik siapa yang mau metik mangga buat aku sementara di rumah kakek tidak ada orang yang dapat dimintai tolong karena hanya ada kakek dan nenek saja. Jadi aku mulai memberanikan diri lagi buat naik meskipun deg degan banget dan hampir nangis
Feby pergi kesekolah diantar oleh mamah dan juga pak supir, sepulang sekolah dia rencananya mau ikut mamah ke butik karena sudah cukup lama mereka tidak berkunjung ke butik. Butik yang sekarang masih diurus orang lain itu masih mampu eksis dan bersaing dengan butik maupun toko pakaian yang lainnya, walaupun tidak sebagus karir Son’s Caffe tapi setidaknya butik ini tidak mengalami kebangkrutan. Mamah sangat paham karena mereka kurang menyajikan model baru, pemasaran mereka juga kurang, mereka hanya mengandalkan dua orang staff, satu sebagai kepala toko dan satu merangkap pelayan dan kasir. Mamah adalah seorang penjahit yang bagus, tetapi akhir-akhir ini memang jarang ada orderan pakaian yang menjahit kebanyakan konsumen ingin membeli pakaian jadi atau kalaupun pesan jahitan haanya satu atau dua yang dapat diurus sendiri oleh ka Intan sebagai kepala toko.Awalnya mamah ingin butik ini diurus sama istri Aldy, tetapi untuk sekarang mamah masih membiarkan putranya itu untuk
“Dinda mana?” tanya Aldy kepada Rey salah satu karyawan satu tim dengan Dinda yang melaporkan tugas yang diberikan Aldy kepada Dinda.“Ada di ruangan pak, sepertinya dia kurang sehat. Beberapa hari ini dia sering lembur memgerjakan tugas dari bapak dan juga dari pak Direktur, dia keliatannya capek banget dan demam,” jawab Rey menjelaskan.“Kalau sakit kenapa dia nggak pulang aja?”“Sudah kami suruh pak, tapi nanggung katanya sebentar lagi pekerjaannya selesai”.“Hmmm....” Aldy mengangguk pelan sambil berfikir, sejak dia ambil libur memang dirinya belum ada bertemu dengan Dinda karena kesibukan mereka masing-masing. Aldy banyak melakukan meeting di luar bersama dengan staff nya dan Dinda sedang memgerjakan tugas yang baru didapat dari direktur.Aldy menyelesaikan pekerjaannya dan pergi menuju ruangan Dinda. Sekarang sudah lewat dari jam istirahat, tapi dirinya belum ada makan karena padatny
Icha sudah menyiapkan makan diatas meja, dia juga sudah membuat eskrim sendiri dan disimpannya didalam lemari es. Setelah berhenti bekerja waktunya lebih banyak digunakan untuk dirumah, belajar memasak dan ke kafe sesekali ketika ada jadwal meeting ataupun hanya sekedar berkunjung karena bosan dirumah. Icha juga pergi ke butik mamah untuk menemui Feby dan mengobrol tentang kegiatan baru Feby yang lebih bermanfaat. Karena sekarang menjadi lebih banyak makan, Icha mulai merasakan adanya tambahan lemak di beberapa bagian tubuhnya. Ketika dia bercermin dia selalu merasa bahwa bayangan di cermin itu bukan dirinya, tapi dia nggak ambil pusing karena baginya semakin banyak lemak ditubuh maka semakin bahagia hidupnya, setidaknya dia mengatakan itu untuk menyenangkan dirinya sendiri.Ia membuka hapenya sambil duduk didepan TV menonton acara politik. Sudah lewat jam makan malam tetapi Aldy belum juga pulang, tadi dia sudah mengirim pesan kalau akan pulang terlambat karena ada meeting d
Alarm pagi sudah berbunyi sejak beberapa waktu yang lalu, suasana di kamar sudah semakin panas. Aldy merasakan keram hebat di tangan kirinya, dia mencoba untuk membuka matanya dan dilihatnya cahaya matahari sudah masuk menembus kaca jendela kamar. Aldy sedikit mendengus karena dia tahu kalau ini sudah lewat terlalu jauh dari jam bangun dia biasanya.Dipandanginya Icha yang masih terlelap di hadapannya, dia tidur dengan berbantal tangan Aldy semalaman. Wajahnya tampak manis ketika dilihat dari jarak yang sangat dekat, sekilas bahkan terlihat seperti anak-anak.Aldy mengusap pelan rambut Icha dengan tangannya, “Istriku bangun,” bisiknya lirih, tapi Icha hanya sedikit menggerakan kepalanya. Aldy menyentuh pipi Icha dan memainkan jari telunjuknya di wajah istrinya itu.Icha masih belum mau bangun, dia menangkap tangan Aldy lalu menggenggamnya.“Kamu ambil libur aja hari ini,” Icha membenarkan posisi kepalanya dan menjadi semakin dekat
Dika dan Feby pergi ke mall mereka mau mencari buku untuk tugas Dika juga buku tentang menjahit dan merancang busana untuk Feby. Awalnya mereka berangkat bersama dengan beberapa teman tetapi teman mereka pulang duluan karena ada urusan yang lain.Dika dan Feby bertemu dengan Ivan bersama dengan seorang cewek, Feby yakin itu Ivan karena mereka pernah bertemu sebelumnya. Ivan juga menyapa Feby dengan ramah.“Harusnya kalian jangan kesini biar nggak ketemu sama aku,” ujar Dika bercanda dengan Ivan, karena mereka sempat terkejut karena bertemu dengan Dika dan Feby.“Ini aku nemenin dia cari jepit rambut, dia mau cari yang imut-imut katanya,” kata Ivan sambil melirik cewe yang disampingnya.“Mmohon maaf pak, kan yang mau beli jepit tadi kamu,” sahut si cewe dengan judes kepada Ivan. Dika tertawa, dia paham betul dengan sikap cewe itu yang memang agak kasar dan ketus, kepribadiannya seperti anak laki-laki.Cewe itu ber
Icha sedang berbelanja di supermarket sendirian ketika dia bertemu dengan Dinda dengan tidak sengaja, dia sebenarnya sangat tidak ingin melihat wajah perempuan itu tapi dia bersikap biasa dengan sedikit menyunggingkan senyum. Dinda meminta waktu Icha sebentar untuk mengobrol dan mereka pergi ke sebuah tempat makan. Icha belum pernah mendengar kisah antara Aldy dan Dinda dari sudut pandang Dinda sebelumnya, jadi dia pikir tidak akan masalah kalau dia mendengarkan cerita Dinda.Dinda menceritakan sejak awal pertemuan dirinya dengan Aldy ketika awal masuk SMA lalu akhirnya menjalin hubungan ketika mulai menjadi mahasiswa dan bertahan sampai ketika mereka bekerja. Dinda adalah kakak kelas Aldy yang berarti dia seumuran dengan Icha. Dinda juga bercerita kalau dirinya dan Aldy bukan pasangan yang harmonis karena mereka sering bertengkar tapi mereka tetap bertahan sampai akhirnya Dinda menyerah karena harus LDR dan belum ada kepastian dari Aldy, dia memilih untuk bersama Riko yang m
“kalau menurutku di sekitar sini perlu penginapan atau Villa, Cha. Disini udaranya masih sangat asli dan juga asri, ada banyak oerkebunan sayur dan buah yang akan menjadi wisata edukasi untuk pengunjung. Para petani juga dapat mengembangkan perkebunannya dan dirapikan supaya semakin menarik, nggak masalah nereka meminta tarif kepada oengunjung dengan keadaan yang tetap terjaga sepertinya pengunjung nggak akan nolak. Malah kita bisa bantu ekonomi para petani dan warga sini kan” kata Aldy sambil memetik buah strawberry di kebun milik papa.“aku juga ada kepikiran gitu sih, tapi aku beluk sempat menemui pak kepala desa. Aku mau minta oendapat dari beliau sebagai penanggungjawab desa ini” sahut Icha yang berada agak jauh dari Aldy.“oiya Cha, aku penasaran apa yang kamu bahas sama anak rambut abu-abu pas di sawah” Aldy mendekati Icha.“nggak penting kok, cuma bahas tentang kuliah dia sedikit”“kalian deket
Sementara Icha dan mama, mereka menyiapkan makan siang di pondok sawah. Mereka memilih pondok yang berbeda dengan biasanya, karena ditempat yang biasa ada Gege yang sibuk dengan tugas akhirnya sehingga pondok oenuh dengan barang-barang miliknya.Sebenarnya Gege bisa merapikannya dan mereka memakai pondok itu, tapi mereka memilih untuk tidak mengganggunya dan memakai pondok yang lain. Mama menyuruh Icha untuk mengantarkan sepiring penuh bakwan kepada Gege untuk teman mengerjakan tugas, Icha juga membawakan segelas air kelapa muda untuknya.Dengan tanpa banyak basa basi Icha hanya menyerahkan bakwan dan air kelapa kepada Gege lalu dia balik, tapi Gege manahannya dengan memanggilnya lumayan keras dan membuatnya menghentikan langkah.“Ka Icha sengaja menghindar dari aku ya?” tanya Gege yang berdiri sekitar dua meter dibelakang Icha.“Enggak, kenapa aku harus menghindaribkamu?” ujar Icha tanpa membalikan badan.“Ya karena k
Aldy tidak dapat tidur dengan nyenyak karena dia merasakan lelah dan wajah yang nyeri, dia hanya berubah-ubah posisi sambil terus mencoba memejamkan mata. Dia menatap Icha yang terlelap di sampingnya. Samar, ia tersenyum. Disibakkannya rambut istrinya dari dahinya, nampak wajah cantik yang terlelap.Masih belum dapat terlelap, dia tetap memaksakan kedua matanya untuk terpejam.Akhirnya dia bangun dan menuju dapur ketika dia mendengar ada suara langkah kaki di luar. Ternyata itu mama yang pergi ke dapur untuk mengambilkan papa segelas air putih, hari masih gelap dan belum waktunya untuk bangun tapi Aldy merasa akan baik-baik saja dengan tidak tidur.“Ma, ada punya stok bahan buat bikin kue?” tanya Aldy.“Coba kamu cek di dalam lemari yang tengah, mama lupa juga. Kamu mau bikin kue jam segini?” tanya mama heran.Aldy hanya mengangguk dan tersenyum, dia telah menemukan bahan-bahan untuk membuat kue yang lengkap. Pandangan matan
Sekitar pukul 9 malam Aldy telah tiba dirumah Icha yang di desa, maps sangat tidak membantunya kali ini karena dia lumayan nyasar dan harus tiba sampai malam. Bersamaan dengannya datang, ada seorang pria muda yang baru keluar dari halaman rumah Icha dengan menaiki motor matic. Wajahnya tidak terlalu jelas dan Aldy pun tidak begitu peduli dengan itu, yang dia pedulikan sekarang adalah ternyata dia sama sekali tidak membawa hadiah untuk Icha.“Kenapa bisa lupa gini sih.” Aldy memukul setir mobilnya, dia kesal dengan dirinya sendiri.Mama membukakan pintu untuk Aldy, dan segera mempersilahkan menantunya itu untuk masuk. Mama juga langsung memanggil Icha untuk membawakan kotak P3K ke depan. Icha yang masih rebahan bangun dengan sangat malas, dia berjalan menuju dapur tanpa menoleh ke sofa depan lalu mengambil kotak P3K dan kembali ke ruang tamu. Langkahnya terhenti ketika dia melihat Aldy sedang duduk bersama dengan mama. Dia memandangi Aldy sampai hampir tidak
Sementara itu di kota, Aldy sudah bertemu dengan Dinda untuk membahas masalah ini. Dia sudah memutuskan untuk tidak lagi menjadi teman dekat Dinda, tidak lagi menjadi tempat curhat, moodbooster, ataupun penyelamat Dinda. Karena dia mulai menyadari kalau Icha lah perempuan yang dia inginkan.Dia berfikir kalau hubungannya dengan Dinda hanya lah nostalgia yang membuat mereka kembali merasa nyaman dan bahagia ketika bersama, tetapi ketika Aldy mulai berfikir jernih dan memasuki nostalgia dari kisah yang sedih, ditinggal ketika masih ingin berjuang, dan diragukan cintanya, membuat Aldy mehela napas panjang daan dia mengerti kalau dia dan Dinda tidak pernah membahas tentang ‘masalah’ dalam hubungan mereka dulu, mereka hanya membahas tentang kebahagiaan sehingga secara tidak langsung itu membangun ulang memori lama yang membuat mereka bisa bersama.Aldy bilang kalau dia memang masih belum sepenuhnya bisa melepaskan Dinda bersama dengan pria lain karena dia masih
Icha mengambil hapenya yang belum dia ubah dari mode pesawat sejak dia pergi dari rumahnya. Dia masih belum ingin untuk mendapatkan pemberitahuan ataupun pesan dari siapapun, dia hanya ingin menenangkan pikiran dan kekacauan di dalam dirinya.Keseharian Icha ketika di desa sangat penuh dengan kegiatan yang bermanfaat, dia pagi mengurus bunga di taman kecil di depan rumah lalu membantu mama di dapur untuk menyiapkan sarapan lalu dia mandi dan pergi ke kebun sayuran untuk membantu ataupun hanya sekedar mengunjungi para petani yang sedang bekerja. Ketika hari sudah menjadi semakin siang biasanya dia memetik beberapa buah untuk dibuat rujak yang dia makan bersama dengan mama atau petani lainnya.Dia juga sering membantu Gege untuk mengerjakan tugas akhirnya di pondok di tepi sawah milik papa. Sawah milik keluarga Gege memang hanya bersebelahan, tetapi Gege lebih memilih untuk di pondok milik keluarga Icha karena lebih luas dan dia bilang sinyal internet lebih kenceng
Di desa, tidak seperti yang dibayangkan Icha sebelumnya bahwa dia akan membantu warga untuk menyiapkan acara panen, dia malah hanya menghabiskan harinya untuk rebahan dan berteman dengan tempat tidurnya. Dia hanya keluar kamar ketika dia merasa ingin ke kamar mandi, dia bahkan belum ada makan sejak dia datang tadi. Mama sudah memanggilnya untuk makan siang tetapi dia masih sangat malas untuk bergerak menjauhi tempat tidurnya, mama juga mengajaknya untuk pergi ke balai desa tapi dia juga menolak karena badannya tertahan di tempat tidur. Sesekali dia duduk di dekat jendela untuk memperhatikan warga yang lewat dengan membawa hasil panen mereka menuju balai desa.Udara di desa sangat sejuk dan menenangkan pikiran dan hatinya, dia tersenyum dan menyapa beberapa warga yang dia kenal dari jendela dan kembali merebahkan tubuhnya untuk tidur.Mama membangunkan Icha karena hari sudah semakin senja hampir malam, acara pesta panen akan dimulai sekitar satu jam lagi. Acara ini bias
Icha sedang menyiapkan tas untuk baju yang akan dia bawa ke desa, dia akan pergi ke acara pesta panen kali ini. Dia belum bilang samma Aldy, melihat jadwal pekerjaan Aldy dia ragu untuk mengajak suaminya itu pergi. Dia ingin lama di desa tapi ketika dia melihat ke kalender dia mulai ragu dengan niatnya itu, karena ternyata minggu depan adalah ulang tahunnya dan dia sudah pernah ada rencana untuk pergi bersama Aldy ketika hari ulang tahunnya.Icha ingat, ketika dia membersihkan halaman rumah tadi dia iseng melihat kedalam mobil Aldy dan dia melihat sebuah tas karton besar berisi kotak yang besar juga didalamnya. Aldy bukan tipe orang yang suka membeli sesuatu dengan kotak, dan kotak itupun tampak dibungkus rapi seperti sebuah hadiah. Icha mulai berfikir kalau itu adalah kado yang disiapkan Aldy untuk dirinya, tapi itu terlalu cepat dan kenapa tidak dia simpan dikamar dan malah ditinggal di mobil. Icha hanya menaikan Alisnya ketika memikirkan hal itu, mungkin Aldy akan memberin