Share

Bab 149. BERI AKU TANDA

Author: Ema Ryosa
last update Last Updated: 2024-03-21 23:25:16

Dia melihat pria yang menghampirinya adalah pria yang diejeknya di lapangan parkir sekolahan anak mereka, ASTAGA!

"Itu pria yang akan kita temui?" tanya pengacara di sebelah si gendut.

"Iya," jawab si gendut ragu.

"Katamu kenal baik dengan pemilik perusahaan ini, kenapa dia terlihat marah?"

Si gendut hanya mengangkat bahu.

"Kau bilang mau mengadu wali murid itu dengan pemilik perusahaan ini? Kok Jadi membingungkan begini?"

Si gendut tidak menjawab, dia sedang menenangkan hatinya.

Mungkinkah mereka kembaran? Karena yang di sekolah begitu tenang dan sabar, yang sedang berjalan ke arahnya ini wajahnya menakutkan, seakan ingin membunuhnya.

"Kau ingin bertemu denganku?" Bastian bertanya tanpa duduk, tanpa basa-basi.

Pengacara yang datang bersamanya seakan ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi karena melihat Bastian mengangkat tangannya, menyuruhnya diam.

"Aku bertanya padamu, kau mencariku?"

Kembali Bastian bertanya, kali ini dengan kedua kaki terbuka lebar dan tangan terlipat di depa
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 150. 'DAD' SATU KATA YANG MULAI SERING MUNCUL

    Ryan dan Almira kembali ke Mansion dalam diam, mereka tenggelam dalam pikiran mereka sendiri.Kemudian terdengar suara Ryan White memecah kesunyian."Kau mau aku membawamu ke dokter?"Almira menggeleng."Membeli alat tes kehamilan?""Aku tidak mungkin hamil, dengan siapa?" Almira merasa stress, kalau benar dia hamil, siapa ayah bayinya?Ryan merasa ragu-ragu, dia ingin segera memberitahukan bahwa Almira bersuami dan baru selesai berbulan madu, tapi dia tidak tahu apa yang sudah terjadi di antara rentang waktu honeymoon sampai saat mereka bertemu kembali.Dia tidak boleh gegabah, dia harus melindungi Almira dari si pengirim pesan, sebaik-baiknya pengirim pesan itu karena tidak melukai Almira, tetap jahat karena memisahkan Almira dari suaminya.Kalau dia memberi tahu Almira sekarang, Almira akan semakin stress, karena ingatannya belum kembali.Biarlah Almira tenang dulu dengan lingkungan mansion dan orang-orang disekitar yang mulai dikenalnya."Kenapa kamu mengiyakan permintaan Grand

    Last Updated : 2024-03-22
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 151. JAGA CINTA KITA, RA!

    Almira berbaring di kamarnya dengan diam, dia tahu kalau dia memaksa ingatannya maka yang ada zoonkk, tidak ada yang muncul.Hari ini sudah dua kali dia mengucapkan kata panggilan yang sama 'Dad' mungkin singkatan dari Daddy? Kalau dia sudah bersuami kenapa dia nggak pakai cincin pernikahan, apa ada yang mengambilnya? Kalau diambil pun setelah lama di pakai pasti ada bekasnya kan? Kecuali dia jarang memakainya? Tapi siapa yang mengambil? Dalam ingatan yang tumpang tindih tidak ada gambar adegan kekerasan, lalu apa yang sebenarnya terjadi? Sejak dia menyebut nama 'Dad' Almira tahu ada seorang pria yang istimewa di luar sana, walaupun ingatannya belum pulih, tapi terpisah dari nalarnya Almira bisa merasakan hatinya menghangat saat mulutnya mengucapkan 'Dad'.Lebih baik dia melakukan apa kata Ryan, tidak memaksakan ingatannya.Almira memikirkan Ryan, sosok penolong yang sangat baik hati, tulus, tenang dan tidak setengah-setengah jika menolong orang lain, syukurlah aku ditemukan olehn

    Last Updated : 2024-03-22
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 152. PESAN RAHASIA YANG TERBUKA

    Setelah mengantar anak-anak, Bastian langsung berangkat ke kantor.Di jalan Bastian sempatkan menelepon Suryo, agar segera berangkat ke sekolah, menunggu anak-anak, karena nanti mereka pulang lebih cepat."Berangkat sekarang ya Pak, nunggu di halaman sekolah aja, siapa tahu mereka keluar lebih cepat dari jadwal!"Hari ini dia merasa gelisah, perasaannya tidak enak, seakan ada sesuatu yang akan terjadi.Semoga itu akan menjadi jalan yang membawanya menuju kepada istrinya.Cepat-cepat dia menghubungi Aydan."Aydan, monitor anak-anak, hari ini mereka pulang cepat, Suryo yang jemput!" "Yes, Sir." Kemudian Bastian menutup teleponnya dan kembali memperhatikan lalu lintas.Sampai di kantor, Bastian memarkir mobilnya di tempat biasa, memberikan kuncinya kepada Donni yang sudah menunggu seperti biasa, kemudian dia berjalan menuju ke ruangannya.Sambil berjalan Bastian merasa seperti ada yang beda, suasana sangat lengang, padahal biasa terdengar canda tawa dari karyawan-karyawannya yan

    Last Updated : 2024-03-23
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 153. CINTAKU ABADI

    "Al, besok Grandma mau datang.""Oke, nanti aku siapin kamarnya.""Suruh pelayan Al, jangan siapin sendiri!""Yah.. tambah bengkak Ry, kalau nggak gerak, ini aja udah segede gini," kata Almira menunjuk badannya yang sudah mulai membesar.Ryan white memandang Almira yang kehamilannya sudah memasuki bulan keempat, Almira sudah mulai gemuk, tapi kehamilan yang tidak heboh, tidak ada acara ingin makanan tertentu, atau ingin hal-hal yang aneh, semuanya biasa aja. Ryan sampai memborong semua buah yang ada di supermarket, dia minta mereka mengantar ke rumahnya masing-masing empat buah."Kenapa masing-masing empat?" tanya Almira sambil memandang Ryan."Bulan depan masing-masing lima." jawab Ryan."Hm bayangin kalau ntar sembilan bulan, kayak toko buah darurat, nggak usah beli lagi Uncle Ryan, aku nggak rewel kok," kata Almira sambil mengelus perutnya."Ibu hamil kan suka mendadak muncul keinginannya, kan kita jauh dari manapun, Al!""Tapi Ry..." Almira masih akan mendebat tapi Ryan sudah m

    Last Updated : 2024-03-24
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 154. HAMPIR PULIH...

    Ryan White berdehem maksudnya untuk menarik perhatian mereka."Sorry kalau boleh kami ingin__""Ryan White??? Kau benar-benar Ryan White?" Seorang gadis, salah seorang dari mereka hampir memekik histeris melihat idolanya.Ryan White lega mengetahui salah seorang mengenalnya, kalau penggemar berat pasti akan mau menolongnya."Sorry, aku mau minta tolong adakah pintu lain agar kami bisa keluar, di depan banyak sekali paparazi menunggu kami!"Terdengar hiruk pikuk di balik pintu.Si gadis segera menuntun Ryan dan Almira keluar lewat pintu yang mengarah ke lorong panjang yang lumayan gelap."Ehmm bolehkah aku berfoto denganmu?" Tanya si gadis kepada Ryan. "Boleh, tapi aku ingin kau jaga rahasiaku, jangan sampai ada yang tahu tentang kekasihku!" Ryan berusaha membuat si gadis menjadi sekutunya, itu tidak sulit mengingat dia memang penggemarnya, sepertinya penggemar setia.Terlihat si gadis menganggukkan kepala.Ryan mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Jack."Kau di mana, Bro?""Kau di

    Last Updated : 2024-03-24
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 155. MULAI TERURAI

    "Ry..." Pelan suara Almira memanggil."Al..gimana kepalamu?'"Udah mendingan... Ry ada yang ingin ku katakan." Almira nampak ragu-ragu."Say it!" Kata Ryan."Ingatanku sudah kembali." Dan mengalirlah air mata di pipi Almira.Ryan termenung bagai patung untuk beberapa saat lamanya, dia tahu saat ini akan tiba, tapi menghadapi kenyataan ternyata begitu menyakitkan. 'bisa sesakit ini!'Ryan bangkit berdiri dan menghampiri Almira yang masih berdiri di depan pintu kamar, kemudian memeluknya erat-erat.Mungkin ini terakhir kalinya dia masih bisa memeluk Almira, satu-satunya wanita yang mengisi hatinya, penuh! Hingga tak kan mungkin ada tempat kosong bagi yang lain."Syukurlah Al...tapi kenapa kamu malah menangis?" tanya Ryan. 'harusnya aku yang menangis,' kata Ryan dalam hati.Almira semakin memeluk Ryan dan menangis lebih keras.Ryan berpikir tangis Almira bukan tangisan haru jadi tangisan apa ini? Kenapa begitu menyayat hati?"Sayang, please kasihan baby-nya." Kembali panggilan sayan

    Last Updated : 2024-03-25
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 156. TATO ITU ADALAH...

    "Jadi itu tanggal apa, Al?"Ryan bertanya sambil memandang Almira yang semakin memikat dengan kehamilannya, dari berjuta wanita yang datang dan pergi disekitarnya, kenapa hanya dia satu-satunya yang tetap tinggal di hati? "Ryan.." Kali ini terlihat Almira berusaha menahan air matanya, mungkin dia berpikir sudah terlalu banyak air mata yang tercurah, tapi toh bibirnya gemetaran.Ryan tidak tahan melihatnya."Al, kalau terlalu berat kita bahas nanti, setelah kamu makan dan beristirahat saja, nggak usah di paksain sekarang.""Enggak apa-apa, sekarang aja Ry," kata Almira sambil menarik nafas panjang.Kemudian Almira terlihat menguatkan dirinya dan membuka bibirnya...dan tanpa suara luruhlah butiran bening di pipinya.Shitt...Ryan maju tanpa berpikir dua kali, meraih Almira dan memeluknya erat-erat.Dalam hati dia berjanji akan memburu siapapun yang berada di balik semua ini, dengan koneksinya dan uangnya dia akan memburu bajingan itu sampai dapat. Dia memang bukan suami Almira, ta

    Last Updated : 2024-03-26
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 157. TITIK TERANG

    "Salas dak mau sekolah!" Kata Saras dengan berurai air mata.Sudah begini keadaannya sejak Saras bangun pagi, bawaannya nangis dan rewel yang tidak biasa.Bastian tidak pernah mengeluh harus menemani dan memperhatikan kebutuhan anak-anak nya, berperan sebagai daddy sekaligus mommy bagi mereka, tapi kalau sudah rumit begini, rindu Bastian akan Almira semakin menjadi-jadi.Dia sangat merindukan kelembutan istrinya dalam menangani Binta dan Saras yang bahkan bukan anak kandungnya. Wanita berhati malaikat.Di mana Almira? Sejak melihat foto dirinya di surat kabar, Bastian yakin istrinya masih hidup, tapi di mana? Bagaimana kabar kandungan Almira? Siapa yang merawat saat Almira mengalami morning sickness? Siapa yang pergi saat Almira ngidam? Apa ada dokter yang memantau perkembangan kesehatan istri dan babynya?"Bastian mengacak-acak rambutnya, betapa dia ingin berada di sisi Almira dan melihat saat anaknya tumbuh di perut istrinya.Kalau sudah begini Bastian ingin menghantam sesuatu,

    Last Updated : 2024-03-27

Latest chapter

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 210. HAPPY ENDING 2

    "Ceritanya panjang, yang pasti sejak kalian meninggalkan pantai, aku menemukan orang tua yang termenung dengan laptop terbuka yang berhiaskan wajahmu.""Aku menyewa agent untuk mengikuti orang itu, dan setelah mendapat alamat yang pasti aku datang, aku tidak bertemu tapi ternyata orang tua itu adalah Mr Philip."Saat itu telepon seluler Almira berbunyi.Almira menyalakan speakernya."Bagaimana keadaan di sana, Al?" tanya Samuel."Sudah beres Sam," jawab Almira."Syukurlah, aku akan kabari Aydan." "Tidak usah, aku sudah menghubunginya." Sela Bastian."Kok kamu nggak hubungi aku, Bast?" "Kamu tahan jarimu lima detik saja, pasti aku yang lebih dulu meneleponmu, lagian kenapa juga kamu telepon istriku dulu bukan aku?" Terdengar tawa Samuel membahana."Al, kamu dengan siapa sekarang?""Dengan_""Dengan suaminya yang sah! Kamu nggak usah mencemaskan istri orang Sam, cari istrimu sendiri!"Sambil tersenyum Almira menyuruh Samuel berbicara dalam bahasa Inggris."Buset galak banget, untun

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 209. HAPPY ENDING 1

    Sepeninggal anak-anaknya, mereka berdua termenung, Mrs Philip hanya ingin mengatakan kebenaran setelah itu dia akan melanjutkan hidupnya, selagi dia masih mampu meninggalkan pria yang sudah menemaninya selama 39 tahun kehidupan perkawinan mereka."Aku tidak mengatakan siapa ayah Bastian, bukan karena aku mencintai pria itu kalau aku melindunginya darimu, juga bukan karena aku ingin menyembunyikan identitasnya, tapi karena aku tidak tahu siapa dia!" Mrs Philip memulai pengakuan yang sudah lama ingin diungkapkannya tapi tidak pernah dia menemukan keberanian untuk itu.Nampak Mr Philip terkejut luar biA mendengar penuturan istrinya."Bagaimana mungkin kau tidak tahu siapa pria yang bersamamu? Kalian harus _""Dengarkan aku!" Mrs Philip memotong kalimat suaminya, dia ngeri jika harus mendengar tuduhan tambahan yang makin menambah nyeri di hatinya. "Saat kita bertengkar hebat dan kita berpisah, aku berusaha bertahan, tapi aku semakin gila berhari-hari di rumah, akhirnya aku keluar,

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 208 FINALLY....8

    Setelah Perjalanan udara yang cukup melelahkan selama hampir 22 jam, ditambah 1 jam perjalanan darat akhirnya Almira dan Bastian sampai di hotel.Mereka chek in hampir jam 22.00 waktu Indonesia, di Prancis baru jam 4 sore.Setelah selesai beristirahat yang bener-bener beristirahat, Almira segera bangun dan bersiap untuk pergi ke rumah orang tua Bastian.Bastian sengaja memilih hotel yang paling dekat dengan rumah orang tuanya agar Almira gampang pulang pergi dari hotel."Dad, aku pergi sekarang aja, biar nggak terlalu lama.""Kalau Mom minta kamu menginap gimana, Ra?"Almira berpikir kayaknya nggak mungkin dia menginap."Ternyata curhat aja bisa sampai sejauh hampir 13.000 kilometer, Ra!"Almira tersenyum tipis, kemudian mencium Bastian mesra, ingin Almira menjawab ini bukan curhat biasa, tapi tidak ada satupun kalimat yang keluar dari bibirnya."Ra, kalau Mom nggak ada langsung kamu telepon aku ya!""Iya Dad, udah bobok lagi!""Malas sendirian, Ra.""Daddy mau ke mana?""Di bar and

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 207 CLOSER..CLOSER

    Hari sudah terang, anak-anak sudah berangkat ke sekolah, saat Bastian terbangun, Bastian merasa heran kenapa dia bangun dengan perasaan yang tidak enak.Setelah terdiam dan mengingat beberapa lama Bastian tahu apa yang membuat hatinya susah, nanti siang istrinya akan terbang ke Prancis, meninggalkannya dan anak-anak di Indonesia.Bastian bergegas bangun, masuk ke kamar mandi.Sepuluh menit kemudian Bastian sudah siap turun dan mencari istrinya.Mencari kemana-mana, Bastian belum juga menemukan istrinya, akhirnya Bastian ke dapur, nggak ada juga."Ning, ibu dimana?"Ning melihat majikannya, kemudian seperti berpikir."Ibu nggak bilang mau kemana Tuan, tadi sih di ruang adik baby, habis itu ke mana saya kurang tahu Tuan, saya cari dulu Tuan." Ning bergegas akan mencuci tangannya.Bastian langsung sadar, dia belum mencari ke ruang baby."Nggak usah Ning, kamu lanjutin aja kerjaanmu," kata Bastian sambil berjalan meninggalkan Ning di dapur.Kemudian Bastian menuju ruang baby, dan menemuk

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 206 PARADISE 2

    "Oke, aku akan mencarikan tiket pesawat secepatnya."Kemudian Bastian menelepon Vanya, untuk memesankan pesawat untuk Almira secepatnya berangkat ke Prancis."Pakai maskapai biasanya, Sir?" tanya Vanya."Sewa pesawat saja, yang paling cepat, satu dari tiga yang biasa kita pakai, yang sudah terbukti bagus, jangan yang lain!" Perintah Bastian.'Tiap kali ada masalah mendesak baru aku terpikir untuk membeli pesawat, coba sudah direalisasikan, nggak bingung kayak sekarang,' batin Bastian.Tidak berapa lama, kembali Vanya menelepon,"Mr Navarell, mereka semua full untuk hari ini, kalau besok siang ada satu yang kosong!""Oke, langsung deal ya, urus semua, thank you!""Yes, Sir!" jawab Vanya dengan semangat.Bastian meletakkan telepon lalau menghadap istrinya."Ra, yang paling cepat bisa kita dapatkan, besok siang, ok?"Almira menganggukkan kepalanya, ada binar samar di matanya, juga ada sorot lain yang Bastian tidak bisa menterjemahkannya. "Ra, ini terakhir kamu pergi tanpa aku, paham? H

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 205. MAKIN DEKAT...

    Bastian kembali dari menjenguk anaknya, wajahnya berbunga-bunga seakan ada beban yang terangkat dari hatinya.Dia ingin putranya cepat besar, agar dia bisa mengajarkan segala yang dulu dia impikan, dia ingin membimbing anaknya, bersorak dan menangis bersama, dia tahu waktu itu akan tiba, tidak sabar rasanya membuat itu segera jadi kenyataan.Saat itulah, Bastian melihat Samuel sedang menunduk, termenung di ruang tunggu, dia kira Samuel sudah pulang."Aku kira tadi kau sudah pulang, Sam!"Samuel kaget mendengar suara Bastian."Aku tadi makan siang, ini aku bawakan untukmu, kebetulan mereka menjual masakan kesenanganmu.""Mau nyogok?""Apa nyogok?" tanya Samuel."Suap, praktek suap ada undang-undang nya lho." "Nggak, aku inget aja kamu suka, nggak mau ya aku kasih Almira, siapa tahu dia mau... bahkan kalaupun dia nggak mau, untuk menjaga perasaan orang lain dia akan bilang mau." Panjang lebar Samuel membahasnya."Almira itu istriku, Sam!"Seketika Samuel tertawa keras-keras.Setelah t

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 204. AMAZING

    Almira melihat Bastian masih belum mengiyakan, akhirnya Almira bangun dan duduk tegak, kemudian mengalungkan kedua tangannya di leher Bastian."Look into my eyes, i love you 'till my last breath Mr Navarell!" Lalu Almira mencium mesra bibir suaminya, Almira dapat merasakan tangan Bastian yang mulai memeluk pinggangnya. Almira semakin mendesakkan tubuhnya, kemudian menyusupkan kepalanya di leher Bastian dan mulailah aktivitas favorite dimulai."Dad, tiap hari pakai kaos aja, gampang," ujar Almira di sela-sela gigitannya."Hmm, Sayang...ini curang. Kalau masih discuss, belum deal...harus dibahas dulu sampai selesai, nggak boleh langsung serang gini, gimana aku bisa menang, Ra? Yang ada nyerah terus jadinya!"Almira menarik kepalanya, kemudiam memandang Bastian, hanya sejenak, kembali Almira menyasar leher suami tampannya yang semakin menggemaskan jika sedang serius berpikir. "Almira Navarell, ayolah."Kembali Almira menarik kepalanya untuk yang kedua kalinya, menengadah, menatap s

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 203. APA YANG KALIAN BAHAS(?)

    Di penghujung malam, Mom and Dad menelepon dari Prancis, Bastian tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya mendengar suara Mom and Dad, minimal orangtuanya bisa bertahan bersama di bawah satu atap, itu sudah kemajuan bukan? Dibanding kemarin-kemarin tiap kali Bastian menelepon, mereka tinggal di tempat yang berbeda."Sayang, mana anak perempuan Mom."Mendengar pertanyaan Mom, Bastian segera memindahkan telepon ke pangkuan Almira, Almira memberi isyarat agar speakernya di on-kan."Hai Momm!" Almira sangat bahagia mendengar suara mertuanya, yang begitu baik, dia tahu darimana suaminya mendapatkan kebaikan hatinya."Sayang, maafkan ya Mom belum bisa datang, rencana Mom dalam 2 minggu ke depan kalau semua urusan sudah beres baru Mom bisa ke Indo, Sayang!""Nggak apa-apa Mom, selesikan dulu aja urusan Mom, mumpung si kecil kerjaannya masih tidur mulu, pagi siang sore malam tetap tidur terus." "Iya, nanti Mom usahakan 2 minggu semua beres, biar Mom bisa bantu kamu dan Bastian di Indo."

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 202. YOU ARE AMAZING

    Hari yang melelahkan tapi membahagiakan karena banyak saudara, sahabat, kolega dan teman yang datang memberi selamat atas kelahiran putra mereka."Selamat ya Bu Almira, Pak Bastian." Kalimat itu terdengar berulang-ulang sepanjang pagi hingga siang ini. "Selamat..selamat.., ini baru anak pertama ya Almira?" Salah seorang pejabat tinggi Bank Asia pun datang menjenguk di rumah sakit.Almira mengangguk, tapi Bastian segera menukas," Anak laki-laki pertama tapi anak ketiga kami.""Wow, sorry.. cepet juga Ra, kejar tayang ya." Dan mereka yang ada di ruangan pun tertawa mendengarnya.Almira ikut tersenyum, dalam hati Almira sedang bermonolog, "lihatlah betapa spesialnya suamiku, dia selalu menganggap Binta dan Saras anak kandungnya, bahkan sepertinya dia sudah lupa mereka sebenarnya keponakanku. Pria yang murah hati, dijuluki miliarder murung padahal memiliki cinta yang melimpah ruah yang diberikan dengan murah hati buat istri dan anak-anaknya.Almira memandang suaminya dan berjanji dala

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status