“Kota Prancis”Belle akhirnya pun tiba di Negara Prancis.“Belle!” Seseorang meraih pergelangan tangan Belle, dan membuat Belle reflek menepis dan nyaris memukul pria tersebut.“Andrew!” Pekik Belle, dan dari raut wajah mereka, terbesit kerinduan mendalam.“Belleku!” Andrew spontan memeluk Belle dengan penuh kerinduan sebagai seorang sahabat yang sekian lama tidak berjumpa.“Ada banyak hal yang ingin kubicarakan bersamamu.” Ucap Andrew, lalu mengusap puncak kepala Belle.Mereka pun berjalan bersama menuju loby, dan untuk merayakan pertemuan mereka kembali. Andrew mengajak Belle untuk pergi bersamanya, berkeliling di pusat kota.***“Aku sudah mendengar segalanya, dan aku turut prihatin atas semua kejadian yang menimpamu.” Ucap Andrew.“Lalu, bagaimana denganmu? Bukankah, kau sudah melamar Thabita?” balas Belle.Andrew tersenyum miring, dan seolah menyimpan sejuta rahasia di benaknya.“Aku kira, kami adalah pasangan serasi. Tapi nyatanya, aku hanyalah pelampiasannya saja.” Ucap Andrew
Terkait rumor yang sedang beredar dan juga sudah menjadi konsumsi empuk di semua kalangan. Belle masih memilih untuk tetap tinggal di Prancis, Belle terpaksa harus mengurus semua bisnisnya dari jarak yang cukup jauh.Namun, suatu permasalahan pun mulai muncul secara bertubi-tubi, tepat disaat Belle sedang berada di dalam keterpurukan. Semua investor, juga klien-klien Belle memutuskan kontrak kerja. Tentu saja, hal itu disebabkan oleh rumor buruk mengenai Belle saat ini. hal ini sungguh membuat Belle tidak mengerti. Mengapa semua selalu saja menjauh, tatkala Belle sedang diperhadapkan pada suatu permasalahan.“Brengsek!” Belle mulai gusar, akan apa yang sedang menimpa dirinya.“Mengapa selalu saja seperti ini…” Belle mulai merasa putus asa dengan keadaannya saat ini. Bzztttt…Asisten satu, calling…Bell’z Asisten: “Selamat siang, Nona Izabelle. Semua investor dan juga klien lainnya memutuskan untuk mengakhiri kontrak kerjasama.”Mendengar berita itu, Belle hanya bisa memijat kepalany
“Mansion Kediaman Keluarga Heron”Jordan datang ke mansion keluarganya, kedatangannya tentu saja untuk menemui Jackson.“Selamat datang kembali, Tuan muda,” ucap para pelayan mansion, namun Jordan hanya berjalan mengacuhkan para pelayan yang telah menyapa.“Jackson!” Jordan memanggil Jackson, dan muncullah Jackson dengan setelah piyama tidurnya.“Jordan,” balas Jackson lalu melangkah turun dari lantai atas.Belum saja tiba, Jordan sudah mendatanginya dan,.Bugh! Satu pukulan telak cukup membuat gusi Jackson mengeluarkan darah.“Kau memang sangat luar biasa! Kau dengan berani ingin merebut sesuatu yang sudah pasti milikku, huh!” Bentak Jordan dengan penuh amarah.“Jordan, kendalikan dirimu, kau akan membuat ayah dan ibu bersedih mendengar hal ini..” ucap Jackson yang berusaha agar tetap tenang, walaupun Jordan sudah memberikan sebuah pukulan pada wajah tampannya.“Bulshit! Kau terlalu banyak mengambil alasan dari sekitarmu!” ucap Jordan yang masih mencengkeram bagian piyama milik Jacks
Belle hanya mengeratkan cengkraman tangannya pada tali tas yang sedang ia pegang.“Yah, aku bersedia.” Balas Belle mengangguk dengan wajah tersenyum. Seketika itu juga, Jackson pun mengecup kening Belle. Jordan seakan kalah telak di saat ini. tak banyak yang dapat dilakukannya.“Benar kan sayang, mereka sebenarnya saling mencintai, hanya saja masih merasa malu. Sekarang dengan hadirnya kau, Izabelle jauh lebih lega, bukan?” ucap Thabita sembari merangkul mesra Jordan.“Terima kasih atas undangan jamuan makan hari ini, Nona Thabita dan Jordan. Kami harus segera pergi.” Ucap Jackson, lalu menggenggam tangan Belle, di saat itu juga Belle membalas Jackson dengan sebuah rangkulan mesra.Sungguh pemandangan yang membuat mata Jordan sakit. Tak hanya sakit mata, perasaan cemburu Jordan pun kian meluap-luap.***Antara bahagia dan bingung. Itulah gambaran suasana hati Jackson saat ini. “Izabelle, aku tidak ingin kau merasa menyesal atas apa yang telah kau putuskan hari ini.” Ucap Jackson.“A
”Kediaman Thabita””Good job, bitch! Dengan begini Jordan hanya milikku.” Gumam Thabita penuh kepuasan hati. Tanpa ia tahu, jika cara ini pun tidak akan membuat Jordan jatuh cinta padanya.”Permisi nyonya, ada tuan Jordan di ruang tamu.” Ucap salah seorang asisten rumah.”Biarkan dia masuk kemari saja.” Balas Thabita, memerintahkan agar Jordan langsung masuk ke dalam kamar miliknya.”Baik, Nyonya.”...Beberapa saat kemudian...”Maaf nyonya, Tuan Jordan bergegas pergi.””Brengsek! Bukankah sudah kuperintahkan kau untuk menyuruhnya kemari!” Bentak Thabita.”Dasar pembokat tidak tahu diri!”Plak! Thabita memukul wajah asistennya, sebagai pelampiasan rasa kesalnya.***Sementara itu, Belle sedang sibuk dengan pekerjaannya dan Jackson juga berada di sana.”Jika kau ingin membangun bisnis yang kuat, kau harus memiliki pondasi yang kukuh..--” Jackson dengan penuh kesabaran mengajarkan Belle berbagai hal tentang bisnis.Tak hanya baik hati dan tampan. Jackson juga begitu darmawan, selalu ber
Jordan mencengkeram area kepalanya, dan rasanya begitu sakit hingga membuat Jordan begitu tersiksa. --“Ternyata, cara ini sangat ampuh untuk menakhlukan pria ini..”—Thabita terlihat sangat puas akan apa yang sedang ia saksikan.Arghh… Jordan mengerang, sembari menahan sensasi rasa sakkt luar biasa di area kepalanya.Hah hah… napas Jordan terengah, tak sanggup menahan rasa sakit yang tak dappat ia tahan lagi.“Sayang, sudah kukatakan, kau hanya memilikiku, hanya aku selamanya..” ucap Thabita, kemudian menyuntikan sesuatu ke lengan Jordan. Suntikan itu seakan melumpuhkan kesadaran Jordan dalam waktu beberapa detik.Bzzttt… bzztttt…“Dasar si tukang terlambat!” Gumam Thabita, lalu menyambut panggilan dari seseorang.--“Kau memang jalang rendahan, Thabita! Sudah kukatakan, aku akan membantumu, namun tidak dengan cara konyolmu itu!” --Ucap seseorang dari balik panggilan suara.“Dasar pria bodoh! Kau hanya melakukan hal kecil untukku, lalu ingin menyombongkan diri, huh!”“Thabita, jangan s
Suatu hari, Belle kembali ke Negara Prancis, untuk menemui Mrs. De, ibu angkatnya. Ada banyak hal yang ingin Belle curahkan kepada ibu angkat baik hatinya itu.Negara Prancis.Tepatnya, di kediaman keluarga Dee.“Ibu sangat senang, kau masih menyempatkan waktu padatmu untuk datang mengunjungi ibu kemari.” Ucap Mrs. Dee, lalu memeluk lembut Belle.“Terima kasih juga bu, karena ibu selalu menerimaku dengan sangat baik di tempat ini.”“Kau selalu memiliki tempat khusus di rumah ini, karena kau adalah putri ibu.” Ucap Mrs. Dee dengan tersenyum hangat.…Selama beberapa hari, Belle masih berada di kediaman Mrs. Dee, berharap akan mendapatkan sebuah ketenangan.“Lalu, bagaimana dengan hubunganmu bersama Jackson?”“Aku, masih belum bisa mencintai tuan Jackson, bu..” ucap Belle dengan tatapan pilu.Tanpa sepengetahuan Belle, Jackson sebenarnya sedang berada di balik tembok ke arah kolam renang, hendak memberikan sebuah kejutan.Mendengar kenyataan pahit itu, Jackson hanya bisa menghela napas
Suatu saat, Belle kembali menghadiri sebuah pertemuan bersama para pimpinan besar di berbagai macam perusahaan. Belle pergi tanpa kehadiran Jackson, dikarenakan Jackson memiliki suatu urusan penting.Gedung utama xx kota N-Y.“Kemana pria kebanggaanmu, Nona Izabelle? Mengapa malam ini kau pergi seorang diri saja?” Tanya Thabita, yang ternyata turut serta di dalam acara tersebut.Dengan menghela napas pelan, Belle pun menjawab dengan nada dingin. “Tentu saja kami memiliki banyak agenda penting, dan tidak memiliki banyak waktu untuk hal yang kurang penting, termasuk mengurus urusan orang lain.” Ketus Belle.Setelah mengatakan hal itu, Belle pun bergegas pergi dari hadapan Thabita, si wanita ular menyebalkan.“Dasar jalang rendahan, berani sekali mengabaikanku!” Gumam Thabita yang merasa kesal atas sikap Belle.~ ~ ~Di tengah pesyta berlangsung, Belle duduk di sebuah kursi sisi ruangan. Dengan pencahayaan yang hanya fokus menyorot kea rah depan saja, hal itu membuat semua pasang mata ha