Tidak pernah diduga oleh murid Pergurua Pedang Patah kalau akan terjadi pertarungan yang sedemikian hebatnya di Pulau Pedang ini.Pertarungan yang layaknya dilakukan oleh Master Bela Diri tingkat tinggi yang bisa mengakibatkan kehancuran di mana-mana dengan kekuatan yang besar.Peserta-peserta sebelumnya hanya memiliki ilmu bela diri seadanya saat bertarung dalaam seleksi. Baru kali ini terjadi pertarungan yang sangat hebat yang tidak pernah terjadi sepanjang penyelenggaraan Seleski Perguruan Pedang Patah."Naga Membelah Gunung!"Dewi Naga mengeluarkaan serangan dasyat berupa tebasan tangan yang mirip pedang tapi menghasilkan aura naga yang tajamnya melebihi tajamnya pedang.Serangan langsung diarahkan ke tubuh Dewi Phoenix dengan cepatnya."Hihihi! Seranganmu mirip mainan belaka, Dewi Naga!" seru Dewi Phoenix sambil bergerak cepat menghindari tebasan tangan Dewi Naga."Phoenix Membara!"Sekujur tubuh Dewi Phoenix diselimuti api phoenix yang membungkus dirinya dengan tingkat kepanasan
"Baiklah! Aku menyerah kalah! Aku akan kembalikan Adista dan tetap diam dalam tubuhnya!' ujar Dewi Phoenix yang tidak ingin ambil resiko melawan Dewi Naga."Keputusan yang cerdik! Patuhi gadis ini maka kau juga akan menjadi lebih kuat!" sahut Dewi Naga.Dewi Phoenix mengangukan kepalanya kemudian siluet burung api phoenix menghilang dari tubuh Adista.Tubuh Adista terkulai lemas dan hampir saja jatuh ke atas lantai kalau Kumala Dewi tidak sigap menangkap tubuh gadis ini dan membaringkannya di atas lantai.Rawindra yang cemas melihat kondisi Adista berlari menuju tempat pertarungan antara Dewi Naga dengan Dewi Phoenix ini."Apa yang sebenarnya terjadi di sini?' tanya Rawindra kepada Kumala Dewi."Adista dikuasai oleh Phoenix yang tersegel di dalam tubuhnya, tapi phoenix ini sekarang sudah janji tidak akan berulah lagi daan mematuhi semua perintah Adista. Aku harap Adista bisa segera memiliki kemampuan yang hebat untuk mengunci phoenix ini selama-lamanya agar tidak bisa kembali menguasa
Seleksi penerimaan murid Perguruan Pedang Patah sudah memasuki babak penentuan di hari kedelapan.Pemenang dari seleksi pertarungan ini akan dibina langsung oleh ketua Sekte Pedang Patah yaitu Master Arkandra Arkatama.Dewi Naga benar-benar tidak menyapa Rawindra lagi sama sekali.Sesuai keputusan panitia seleksi, Pendekar Tanpa Bayangan dikeluarkan dan dianggap kalah melawan Dewi Naga.Jadi, Dewi Naga tetap bertarung di babak selanjutnya. Kejadian yang aneh dan tidak masuk akal menurut Sagara."Kedua Dewi bertarung habis-habisan tapi hanya Adista yang dikeluarkan, sementara Kumala Dewi tetap bertarung di babak selanjutnya dengan pembatasan tidak boleh mengeluarkan satupun jurus naga yang berbahaya.""Mungkin panitia seleksi menganggap Adista yang menjadi penyebab semua ini, Kak Sagara! Oh ya, bagaimana kondisi Adista, apakah baik-baik saja?" tanya Rawindra."Kenapa kamu tidak menjenguk Adista?" tanya Sagara yang heran dengan sikap Rawindra yang menghindar dari Adista."Apa Adista men
Seleksi pertandingan untuk masuk ke Perguruan Pedang Patah akhirnya menyisakan 4 peserta seleksi saja di babak semi final alias babak empat besar ini.Pendekar Dewi Naga memang sudah diprediksikan akan lolos sampai ke babak final melihat kehebatannya saat menghadapi Dewi Phoenix.Banyak peserta yang melayangkan keberatan dengan tetap ikutnya Dewi Naga ini sebagai peserta seleksi, namun semua keberatan ini tidak diterima oleh panitia seleksi.Dewi Naga tetap diizinkan bertanding untuk menjadi Juara Sejati.Dewi Naga akan menghadapi salah satu pendekar muda yang hebat yaitu Pendekar matahari Sagara yang lolos ke babak empat besar ini dengan mengesankan.Seleksi pertandingan semi final lainnya yang tidak pernah dibayangkan orang adalah lolosnya Rawindra yang menurut pandangan peserta lainnya memiliki kemampuan yang biasa-biasa saja, serta Arkasena yang sangat kejam terhadap lawan-lawannya di seleksi sebelumnya tapi tetap lolos ke babak selanjutnya.Keempat peserta seleksi dipertemukan di
Rawindra memutuskan untuk menyelidiki sosok yang dirasakannya mengikutinya sejak dari Kota Bintang ke Desa Matahari sampai ke Pulau Pedang."Siapa sebenarnya dirimu, penguntit? Apa yang kau cari dariku?" kata Rawindra penuh tanda tanya.Pendekar Tangan Satu ini memutuskan kembali ke tempat Raditya menyiksanya di Hutan Terlarang.Tidak ada siapa-siapa di sana. Rawindra juga berhati-hati menuju ke Hutan Terlarang ini, karena hukumannya sangat berat apabila ketahuan memasuki Hutan Terlarang tanpa izin dari Ketua Perguruan Pedang Patah."Kamu sembunyi dimana, penguntit?" seru Rawindra. "Kalau ingin bertemu denganku, sekaranglah saatnya! Apa yang kau inginkan dariku? Aku tahu kalian menguntitku terus sejak dari Kota Bintang!"Pendekar Tangan Satu ini menganggap pelaku penguntitan ini sekarang berada di sekitar dirinya."Keluarlah! Buat apa terus bersembunyi! Aku tidak akan memberitahukan keberadaan kalian terhadap Perguruan Pedang Patah kalau kalian masuk tanpa izin!" teriak Rawindra lagi.
"Aku tidak melakukan apa-apa terhadapmu!" elak Rawindra."Tidak semudah itu kamu mengelak dari kurang ajarnya dirimu!' sahut Kumala Dewi."Aku menyelamatkan nyawamu, tahu! Kalau bukan karena diriku, kamu sudah tewas!" seru Rawindra tidak mau kalah."Pertolongan seperti apa yang menelanjangiku kemudian berbaring di atas tubuhku? Siapa juga tahu itu tindakan yang tidak terpuji!" sahut Dewi Naga ini."Hanya itu satu-satunya cara untuk menyalurkan hawa murni ke tubuhmu yang terkena efek racun dari Dewi Phoenix. Aku hanya mengikuti anjuran kakekku!' ujar Rawindra."Siapa kakekmu? Kok mengajari sesuatu yang tidak terpuji pada cucunya?" tanya Kumala Dewi."Jangan menghina kakekku! " sahut Rawindra penuh kemarahan."Buktinya, dia mengajari cucunya membuka semua pakaian wanita padahal itu tidak boleh!" ejek Kumala Dewi."Sudah kubilang jangan hina kakekku!"Suara Rawindra yang bergetar kencang membuat Kumala Dewi terkejut dengan kekuatan tersembunyi yang barusan keluar dari dalam tubuh Pendeka
Babak semifinal akhirnya berlangsung juga.Keramaian sudah tampak sejak pagi hari saat panitia seleksi mempersiapkan arena untuk bertanding bagi empat peserta seleksi Perguruan Pedang Patah.Pertandingan pertama akan mempertemukan Pendekar Tangan Satu Rawindra Mahaputra melawan Pendekar Pulau Iblis Arkasena Brawijaya.Pertandingan kedua akan mempertemukan Pendekar Matahari Sagara Candrakumara melawan Pendekar Dewi Naga Kumala Dewi Isvara.Peserta lainnya yang telah gugur dalam seleksi pertandingan memenuhi ruangan tempat seleksi pertandingan ini berlangsung.Perguruan Pedang patah hanya akan menerima 25 murid baru saja untuk seleksi tahun ini. Jadi, selain 8 peserta perempat final yang sudah pasti menjadi murid perguruan, masih tersisa 17 tempat yang akan diperebutkan oleh peserta seleksi yang kalah.Penentuan pesrta seleksi yang lolos menjadi murid perguruan akan dilakukan setelah selesai seleksi pertandingan semifinal iniJadi, tidak heran banyak peserta seleksi yang memenuhi ruanga
Kenapa Rawindra bisa membangkitkan Iblis Dimensi di dalam tubuhnya yang tersegel sejak lahir? Siapa sebenarnya Iblis Dimensi ini? Apa ada hubungannya dengan Kekuatan Tersembunyi yang beberapa kali muncul dari dalam diri Rawindra? Apa yang membuat Pendekar Tangan Satu ini terlambat datang mengikuti seleksi pertandingan semifinal? Ada baiknya kita ikuti petualangan Rawindra setelah dia bertemu Kumala Dewi, yang menyisakan berbagai pertanyaan di hatinya. "Kenapa kamu tiba-tiba minta maaf padaku? tadi kau bersikeras hendak menghukumku karena melanggar kesucianmu!" sahut Pendekar Tangan satu ini saat terjadi perubahan sikap yang ditunjukkan oleh Pendekar Dewi Naga. "Memangnya aku tidak boleh berubah?" tanya Dewi Naga. "Bukan begitu ... perubahan sikapmu ini terlalu aneh menurutku! Ada apa sebenarnya?' tanya Rawindra. "Lah, kan kamu yang minta maaf ... aku maafin, apa aku salah?" tanya Dewi Naga sambil matanya membesar menatap Rawindra. "Hanya saja menurutku aneh ... kamu berubah sik
Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu
"Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a
Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang
Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,
Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya
Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis
Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar
Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya
# Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa