“Kamu pacaran sama Nawa?” Adalah pertanyaan pertama Arsenio semenjak duduk di sofa apartemen Anasera.Anasera yang duduk di samping sang kakak dan sedari tadi pura-pura menonton hanya memberikan anggukan kaku.Anasera sempat syok sewaktu mendapati Arsenio di depan pintu apartemennya pagi ini dan menduga kalau pria itu suruhan mommy Bunga dan daddy Angga.“Tante Zara sama om Kana datang ke rumah minggu lalu … mereka berdua ingin melamar kamu … mommy sama daddy setuju, kamu pulang ya ketemu mommy sama daddy,” bujuk Arsenio diakhir kalimatnya menggunakan nada rendah.“Tapi aku belum mau nikah, Kak.” Anasera melirih.Hembusan napas panjang keluar dari mulut Arsenio, tidak pernah bisa mengerti dengan jalan pikiran adiknya.“Kenapa belum mau menikah? Terus kenapa kamu sama Nawa pacaran?” Arsenio mempertegas nada suaranya.“Aku belum yakin sama Nawa ….” Kalimat Anasera menggantung. Kalimat ambigu Anasera memiliki dua arti, antara Anasera tidak yakin dengan cinta Arnawarma padanya at
“Mau ke mana?” Ghazanvar bertanya panik saat melihat Naraya memasukan pakaian ke dalam tas.Pria itu mengeluarkan pakaian yang telah Naraya masukan ke dalam tas dan membuatnya tergelak.“Abaaang, udah aku beresin itu ….” Dengan santai Naraya memprotes disela tawanya. “Kamu mau ke mana, sayang.” Ghazanvar mengangkat tubuh Naraya, mendudukannya di atas sebuah meja.“Sebulan sekali aku sama Ipeh dan Anggit selalu menginap bersama … tempatnya bergilir antara rumah Ipeh, kossan Anggit atau rumah kontrakan aku … dan malam ini kebetulan kami dapat kamar hotel suite dari temannya Abah … jadi Nay nginep di sana malam ini sama mereka.” “Kok kamu enggak bilang sama aku, sayang?” Kerutan halus muncul di antara alis Ghazanvar.“Abang tadi malem abis meeting pulang malem banget … Nay enggak sempat bilang.” Padahal tadi malam Ghazanvar latihan bersama Anasera dan Radeva sekaligus membujuk Anasera agar tidak meninggalkannya dari dunia hitam.“Tapi kenapa sebelum-sebelumnya enggak bilang?”
Naraya dan Afifah puas sekali karena berhasil membalas pasangan mereka yang egois.Hanya dengan me time satu malam berhasil membuat Ghazanvar dan Radeva kelimpungan.Tanpa diminta, Ghazanvar dan Radeva berinisiatif mengikuti mobil yang dikemudikan Afifah dengan membawa Naraya dan Anggit.“Kalian jahat banget sih, ‘kan kasian abang Ghaza sama mas Radeva ... padahal mah biarin aja mereka gabung sama kita, nanti aku ajak Latief trus tengah malem nanti mereka pulang,” kata Anggit mencari solusi atas prahara dalam hubungan kedua sahabatnya bersama pasangan.“Enak aja, dia bisa me time sama temen-temennya masa aku enggak boleh,” balas Naraya misuh-misuh.“Setuju, lagian aku ‘kan ada rencana nikah sama mas Deva ... aku males ah kalau dia punya hobby nongkrong-nongkrong gitu ... ya kecuali aku diajak trus nanti nongkrong bareng sama istri-istri atau pacar temennya dia juga.” Afifah menimpali.“By the way, Latief boleh donk kalau gabung sama pasangan kalian? Tapi Latief bukan CEO ....” A
“Aku bilang enggak ya enggak … aku berhenti, aku mau berkeluarga … aku enggak mau anak atau suami aku jadi inceran musuh kita,” tegas Anasera saat Ghazanvar membujuknya untuk yang kesekian kali.Begitu tiba di bar and lounge milik Anasera, Ghazanvar tidak membuang waktu langsung membujuk Anasera untuk yang kesekian kali.“Tapi kita selalu bisa ngabisin musuh-musuh kita ‘kan, An.” Ghazanvar tetap memaksa.“Enggak Bang, aku akan berhenti … kalian masih bisa latihan di sini, nanti aku renovasi tempat latihan membuat akses ke sana tanpa perlu lewat sini biar Nawa enggak curiga.” Keputusan Anasera sudah bulat, dia akan menerima lamaran Arnawarma, membangun rumah tangga bahagia dengan pria itu dan menghapus Ghazanvar dari hatinya.Ghazanvar berdecak lidah kesal. “Kamu enggak asyik, An.” “Terserah!” Anasera tidak peduli.Kalimat Naraya tempo hari menyadarkannya, benar kata Naraya kalau apa yang sebenarnya dia tunggu?Ghazanvar terlah menjadi milik Naraya dan mungkin selamanya akan be
Ghazanvar terpaku di tempatnya berdiri menatap Naraya tanpa berkedip.Istrinya itu kelewat cantik dibalut gaun indah karya perancang busana ternama yang memamerkan bagian punggung putih mulusnya serta makeup hasil tangan dingin makeup artis terkenal Indonesia.“Abang ….” Naraya bergumam saat langkahnya sampai di depan Ghazanvar.“Nay, kamu cantik banget sih … bidadari Surga sampai insecure.” Ghazanvar mengatakannya dengan ekspresi serius membuat tawa Naraya tercetus renyah.“Abang juga ganteng tauuu … pakai tuxedo gini.” Naraya mengatakannya malu-malu, kedua tangannya terangkat merapihkan dasi kupu-kupu Ghazanvar yang sebenarnya sudah rapih.Ghazanvar menyikukan lengannya meminta Naraya melingkarkan tangan di sana lantas keduanya keluar dari kamar suite di hotel tempat pesta ulang tahun kakek Narendra diselenggarakan.“Nay, nanti kita sebentar aja ya di pesta kakek … salaman, kasih selamat, makan malam terus balik lagi ke kamar.”“Ih Abang ….” Naraya menepuk lengan berotot suam
Setelah berbasa-basi sebentar, Ghazanvar pamit membawa Naraya meninggalkan meja itu.Selanjutnya meja mami papi menjadi tujuan Ghazanvar.“Hai sayang ….” Mami Zara memeluk Ghazanvar erat setelah itu beralih memeluk Naraya.Naraya dan Ghazanvar juga bergantian menyalami papi serta kakak dan adik papi yang berkumpul di meja itu.“Di rumah aman, Nay?” Pertanyaan papi Arkana sebenarnya mengandung sebuah arti.“Aman, Pi.” Naraya menjawab polos menghasilkan tawa para om dan tante Ghazanvar yang mengerti dengan maksud pertanyaan papi Arkana.“Hebat ya, Nay … menantu Gunadhya yang lain sering kewalahan menghadapi keperkasaan kami para Gunadhya.” Om Kaivan buka suara dan dari sana Naraya tahu apa maksud pertanyaan papi yang sebenarnya.“Ooooh ….” Naraya bergumam sembari tertawa.“Ngerti ‘kan sekarang?” kata tante Arshavina-istri dari om Kama-kakak pertama papi Arkana.“Ngerti Tante … tadi juga abang bilang jangan lama-lama di sini, setor muka sama kakek terus balik lagi ke kamar … Aba
Svarga langsung membawa pergi Zaviya dengan cara memeluk Zaviya yang dibalut handuk.Masih bisa Naraya lihat tatapan tajam membunuh dari Svarga tertuju pada Ghazanvar saat menarik langkah pergi.“Nay ….” Ghazanvar memanggil sang istri yang seolah tidak sudi bertemu tatap dengannya.Naraya masih mengeringkan pakaian dan tubuh Ghazanvar menggunakan handuk dengan mata berkaca-kaca.Ghazanvar sadar kalau apa yang sudah dia lakukan membuat Naraya marah, kesal sekaligus sedih.“Sayang.” Ghazanvar menangkap tangan Naraya menghentikan apa yang sedang Naraya lakukan.Detik berikutnya mami Zara datang langsung menyeret Ghazanvar menjauh dari venue.Naraya yang tangannya digenggam Ghazanvar otomatis mengikuti dari belakang.Plak!Mami memukul kepala Ghazanvar tanpa tenaga.“Aw … Mi, sakit.” Tentu saja Ghazanvar berdusta, dia mengatakan hal tersebut agar mami Zara iba.“Apa-apaan kamu pake sok jadi pahlawan nolongin Zaviya segala?” Mami Zara melototkan matanya menatap nyalang si sulung
“Nay, suaranya bagus banget.” “Nay, keren banget kamu.” “Kenapa enggak ikut pencarian bakat?” “Nay, kamu resmi jadi artisnya Gunadhya.” Dan masih banyak lagi pujian-pujian dilontarkan oleh om tante dan para sepupu Ghazanvar yang terkesima dengan suara emas milik Naraya.Selain itu Naraya juga aktif menghidupkan pesta kakek.Membuat flash mob sampai kakek beserta tamu VIP ikut berjoget mengikuti gerakan Naraya.Acara kakek yang tadinya membosankan pecah oleh keseruan yang Naraya ciptakan.Naraya benar-benar menyelamatkan Ghazanvar kali ini.“Nay … makasih ya.” Mami Zara menggenggam kedua tangan Naraya sembari menatap haru.“Dengan senang hati, Mi.” Detik berikutnya Naraya mendapat pelukan hangat dari Mami.“Mi … boleh Abang pinjem Nay?” Suara Ghazanvar terdengar dari belakang punggung Naraya membuat pelukan mami Zara dan Naraya terurai.Naraya menoleh ke belakang, suaminya begitu tampan setelah berganti pakaian.Mami pergi sembari mendelik kesal pada Ghazanvar yang d
Satu topik pembicaraan yang sampai saat ini tidak pernah berani Ghazanvar dan Naraya bahas adalah tentang keterlibatan Ghazanvar dalam dunia hitam sebagai penerus sang papi.Naraya bisa mengijinkan Ghazanvar touring bersama teman-teman ghenk motornya tapi melakukan sesuatu yang berhubungan dengan dunia hitam—Naraya sulit sekali memberi ijin kepada Ghazanvar untuk pergi.“Sayang ….” Ghazanvar mengikuti Naraya ke kamar Zion karena dari Baby monitor terdengar suara Zion menangis.“Nan, Zion sama saya aja …,” kata Naraya alih-alih merespon panggilan suaminya yang telah menggunakan pakaian stelan jas lengkap padahal hari sudah larut malam.“Nanny keluar aja,” pinta Naraya agar Nanny tidak mendengar percakapan mereka. Nanny mengangguk tanpa membantah lalu keluar dari kamar Zion tidak lupa menutup pintu.“Sayang …,” panggil Ghazanvar lagi meminta perhatian Naraya.Naraya membuka kancing di dadanya untuk menyusui Zion, dia lantas duduk di single sofa khusus ibu menyusui yang bisa bera
Hari ini Gunadhya menggelar hajat besar untuk pernikahan Zyandru-anak bungsu dari om Kama dan tante Arshavina.Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba kakak sepupu Ghazanvar yang baru saja pulang dari menyelesaikan pendidikan S2 di Amerika itu menikah dengan anak pesaing bisnis ayahnya.Menurut gosip yang beredar dari kalangan Gunadhya, calon mempelai pengantin wanita mendapat wasiat dari mendiang ayahnya untuk menikah dengan Zyandru.Dan yang membuat heran adalah om Kama dengan ayah dari calon mempelai wanita sering berseteru karena bersaing ketat dalam bisnis.Karena hal tersebut muncul dugaan kalau ada perjanjian menguntungkan yang dilakukan Zyandru dengan calon istrinya hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.Jadi pagi sekali Naraya sudah didandani oleh Mua ternama langganan para artis dan ibu pejabat yang diundang datang ke rumah. Menurut informasi, Svarga dan Zaviya akan datang saat resepsi jadi Ghazanvar dan Naraya harus datang di akad nikah.Ghazanvar dan Sv
Beberapa bulan kemudian Anasera melahirkan putri cantik bernama Alenna Keiza Gunadhya.Dan malam minggu ini Arnawarma mengundang keluarga kecil Ghazanvar serta Radeva dan Anggit dengan Latief untuk makan malam di rumahnya.Bayi kecil bernama Keiza itu mendapat banyak kado dari sahabat mommy dan daddynya.Sama dengan Ghazanvar, Arnawarma pun memperlakukan Anasera layaknya Ratu.Ada banyak asisten rumah tangga serta perawat yang mengurus Keiza dan Anasera jadi di saat lemah seperti ini Anasera hanya ongkang-ongkang kaki saja di rumah menikmati kenyamanan yang diberikan suaminya.“Ipeh berapa minggu lagi melahirkan?” cetus Ghazanvar bertanya.“Antara empat atau lima minggu lagi.” Radeva yang menjawab.“Kalian kok anteng-anteng aja jadi orang tua baru, kaya santai banget gitu … memangnya Zion sama Keiza enggak pernah bangun malem? Yang aku denger katanya kalau istri baru melahirkan si suami harus siap sedia membantu istri begadang karena menyusui.” Rad
Ghazanvar benar-benar memperlakukan Naraya seperti seorang ratu.Setelah dokter menyatakan kalau Naraya sudah diperbolehkan pulang, Ghazanvar langsung mencari Nanny untuk Zion dan suster untuk merawat Naraya.“Bang, Nay ingin ngurus Zion sendiri … Nay juga enggak butuh perawat,” bisik Naraya di telinga suaminya saat dia baru saja sampai di rumah dan bertemu dengan dua orang wanita yang usianya terpaut sekitar sepuluh tahunan lebih tua dari mereka.Ghazanvar tersenyum, memberikan seat car di mana Zion tengah terlelap kepada Nanny.“Nanti kalau dia nangis bawa ke kamar saya ya,” titah Ghazanvar kepada Nanny tanpa merespon ucapan istrinya.“Baik, Pak.” Nanny pergi membawa seat car menuju lantai dua di mana kamar Zion berada.“Air hangat untuk Ibu berendam sudah siap, saya juga tambahkan garam Himalaya agar ibu lebih rileks,” kata sang perawat.“Terimakasih ya Bu, nanti saya panggil kalau butuh sesuatu,” kata Ghazanvar menahan agar sang perawat tidak perlu ikut ke kamar mereka.Na
Dia tangkup pipi Naraya kemudian mengusapnya menggunakan ibu jari, setelah itu membungkuk melabuhkan kecupan penyemangat untuk sang istri.Naraya kembali mengejan bersama erangan cukup kuat karena dorong yang dia berikan juga mampu membuat bayi itu keluar sempurna.“Wah ibu hebat.” Dokter sampai takjub.Persalinan ini berjalan lancar tanpa kendala berarti hanya dengan tiga kali dorongan.Suara tangis bayi pecah terdengar hingga ke ruang tunggu.Detik berikutnya terdengar suara riuh di ruangan tunggu, mereka mungkin tahu yang dinanti sudah hadir ke dunia.“Selamat ya Pak, anaknya jagoan.” Dokter itu berujar kembali sembelum akhirnya memberikan bayi laki-laki itu kepada perawat untuk dibersihkan.“Terimakasih Dok,” ucap Ghazanvar lantas mengalihkan tatap pada istrinya.“Terimakasih Dok.” Mami Zara juga tak lupa mengucapkan Terimakasih, beliau sampai berlinang air mata.Mami Zara masih ingat saat di masa lalu dirinya divonis tidak bisa memiliki anak lagi, ternyata Tuhan Maha Bai
Sampai di rumah sakit, petugas medis melakukan pengecekan awal terhadap Naraya dan dinyatakan kalau istri dari Ghazanvar itu akan segera melahirkan.Saat ini rumah sakit dipenuhi oleh Gunadhya, kerabat dan tamu undangan gender reveal party.Karena berturut-turut mereka mengunjungi rumah sakit setelah menikmati hidangan yang disajikan di pesta itu.Mereka semua sempat panik saat Ghazanvar berlari sambil menggendong Naraya jadi MC langsung meng-handle acara dengan mempersilahkan para tamu menikmati sajian pesta.Beruntung hari ini adalah hari minggu di mana RS tidak menerima pasien untuk poli klinik, hanya IGD saja yang beroperasi.Dan kedatangan rombongan itu membuat suasana rumah sakit yang sepi menjadi ramai apalagi di ruang tunggu ruang bersalin.Kebetulan paman Rukmana diundang juga ke gender reveal party jadi sesuai dengan harapannya, beliau bisa menunggui Naraya melahirkan.Beserta istri dan ketiga anaknya, paman Rukmana duduk di kursi di sudut ruangan, beliau berdoa dalam
“Jadi … Papi sebenarnya udah tahu lama ya kalau Abang juga masuk dunia hitam?” Ghazanvar membuat topik pembicaraan.Ayah dan anak itu duduk bersebelahan di kursi sebuah restoran mewah dengan tema semi outdoor.Restoran tersebut sengaja Ghazanvar booking untuk acara Gender Reveal Party, memberitahu keluarga jenis kelamin bayi yang dikandung Naraya.Belum banyak keluarga dan tamu yang datang jadi mereka berdua memiliki waktu untuk mengobrol.Naraya sendiri sedang didandani di sebuah ruangan khusus yang disediakan pihak restoran.Reaksi papi Arkana atas pertanyaan Ghazanvar barusan hanya tersenyum kemudian membenarkan posisi duduk, kedua tangan pria yang masih tampan di usia paruh baya itu terlipat di depan dada dan tatapannya lurus ke venue acara gender reveal party ini dengan Backdrop yang dihiasi bunga hidup dan balon warna-warni.“Papi pernah menemukan jejak Gunadhya di suatu kekacauan yang kalian tinggalkan, tapi saat itu Papi enggak tahu percis siapa
“Eh … tetangga, mau ke mana nih bawa koper.” Ghazanvar berteriak dari balkon kamarnya.Radeva yang tengah menarik koper untuk dimasukan ke dalam mobil dengan logo tour and travel ternama lantas mengacungkan jari tengah sambil memperlihatkan tampang kesal.Ghazanvar tergelak sampai memegang perutnya.Dia lantas menoleh ke halaman rumah Arnawarma dan pemandangan yang sama pria itu dapati di sana.“Nawa! Mau ke mana?” Ghazanvar sedang menggoda sang adik.Arnawarma mendelik, raut wajahnya tampak tidak bersahabat.Bagaimana Radeva dan Arnawarma tidak kesal, mereka berdua telah dikerjai habis-habisan oleh Ghazanvar karena ternyata Ghazanvar tidak menyogok apapun agar Naraya berhenti merajuk dalam kasus batagor kemarin.Sementara Radeva dan Arnawarma sampai harus mengeluarkan materi dalam jumlah besar atas saran Ghazanvar yang penuh dusta itu demi untuk membuat sang istri berhenti merajuk.Beberapa hari kemudian terbongkar kalau Ghazanvar telah berhasil mengerjai mereka, pria itu han
“Sayang—““Sayang—““Sayang tadi—“Tiga pria itu semua kompak ingin memberikan penjelasan tapi tidak tahu harus memberikan alasan apa.Mereka juga bertanya-tanya kenapa tiga wanita itu bisa bersama dan mengetahui keberadaan mereka.Ketiga wanita yang tengah hamil itu lantas membalikan badan keluar dari sana.“Nay!” seru Ghazanvar kemudian menyusul.“Kamu bayar dulu,” kata Radeva kepada Arnawarma kemudian menarik langkah cepat meninggalkan Arnawarma.Terpaksa Arnawarma harus membayar dulu makanan serta minuman mereka sekaligus batagor yang mereka pesan.Ghazanvar dan Radeva tidak lupa membawa bungkusan batagor tapi lupa membayarnya.Dua pria lainnya sudah tidak ada di parkiran saat Arnawarma selesai.Dia lantas melajukan kendaraan roda duanya dengan kecepatan tinggi pulang ke rumah.Sedangkan tiga wanita hamil yang sekarang sedang marah besar itu datang menggunakan mobil ke sini dan pulang juga menggunakan mobil yang sama.