Share

Hilang

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 13:52:57

Dari dalam mobilnya Ghazanvar mendongak ke arah jendela kamarnya dan mendapati lampu di kamar padam.

Mungkin Naraya sudah tidur, jam memang menunjukkan pukul sebelas malam.

Seharian ini dia sibuk sekali, tadinya setelah bertemu klien—Ghazanvar akan langsung pulang untuk menemani Naraya namun pekerjaan menahannya di kantor.

Dilanjut dengan bertemu klien berikutnya, semenjak menikah dengan Naraya keadaan perusahaan mengalami banyak sekali kemajuan dan kenaikan profit.

Mungkin Naraya membawa hoki bagi Ghazanvar.

Langkah Ghazanvar menderap ringan masuk ke dalam rumah.

Dia hanya perlu menempelkan jempolnya pada handle pintu maka benda tersebut akan terbuka.

Gelap menyambutnya di lantai satu, Ghazanvar langsung menuju kamar tidak sabar ingin bertemu istrinya yang sedang merajuk karena pesan yang dia kirim siang tadi masih ceklis satu pertanda Naraya tidak mengaktifkan ponselnya atau mungkin nomornya diblokir sang istri, sungguh tragis.

Dengan sangat perlahan Ghazanvar membuka pintu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Menuju Cinta   Tipu Muslihat

    “Iya Mi, Nay enggak ada … tadi pagi pergi dan seharian ini enggak bisa dihubungi terus jam segini belum pulang.” Suara Ghazanvar bergetar dampak dari rasa takut yang teramat sangat akan kehilangan Naraya.“Tenang dulu Bang, Mami coba hubungi pak Rukmana ya … siapa tahu Nay pulang menenangkan diri ke Bandung.”Ghazanvar terpekur, kenapa dia tidak berpikir ke sana?“Telepon paman Rukmana sekarang ya Mi, Abang belum bisa tenang sebelum tahu keberadaan Nay.” “Iya Bang, Mami telepon pak Rukmana dulu ya.” Keduanya sepakat memutus sambungan telepon.Jemari mami Zara begitu lincah mencari nomor telepon pak Rukmana pada ponselnya.Tidak peduli jam sudah menunjukkan hampir tengah malam, mami harus bisa segera mengetahui keberadaan menantunya.“Hallo, Bu?” Pak Rukmana menyahut dengan nada suara khas bangun tidur.“Pak, maaf mengganggu waktu istirahatnya … saya baru dapat kabar kalau Nay pergi ke Bandung, apakah sudah sampai, Pak?” pancing mami Zara karena tidak mungkin beliau memberi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Perjalanan Menuju Cinta   Pengakuan Si Pelaku

    “Paman … bukannya ini rumah pak Surawijaya?” Naraya celingukan dari dalam mobil.“Iya … orangnya ada di rumah pak Surawijaya, pak Surawijaya yang menemukan orang yang merekam video tersebut.” Tentu saja paman Eka mengatakan sebuah dusta.Naraya tidak memiliki prasangka apapun, dia turun dari dalam mobil tua milik paman Eka.“Paman … apakah sopan datang pagi-pagi ke rumah orang?” Naraya merasa segan, langkahnya berhenti di depan teras rumah.“Paman udah menghubungi pak Surawijaya sebelumnya, makanya berani datang pagi-pagi.” Paman Eka selalu memiliki ribuan alasan untuk membuat lawan bicaranya percaya.Akhirnya langkah Naraya pun dilanjutkan hingga ke depan pintu.Tok …Tok …Ceklek … Surawijaya sendiri yang membuka pintu, senyumnya terkembang lebar begitu mendapati Naraya di teras rumahnya.“Nay … apa kabar?” sapanya dengan mata berbinar.“Baik, Pak.” Naraya tersenyum kecut.“Masuk, Nay.” Surawijaya hanya menyapa Naraya tanpa mempedulikan paman Eka.Paman Eka masuk lebih

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Perjalanan Menuju Cinta   Menjemput Naraya

    “Tenang saja, kita bisa salahkan suaminya Naraya … apa kamu tidak lihat kalau mobil lain yang ada di video itu adalah mobil suaminya Naraya!” Naraya menggelengkan kepala, ternyata pak Surawijaya telah menyadarinya, air mata Naraya semakin deras berlinang membayangkan suaminya akan masuk Penjara karena fitnah Surawijaya dan paman Eka.“Oh ya? Jadi mobil itu mobil suaminya Naraya?” Paman Eka ternyata terlalu bodoh untuk mengidentifikasi mobil lain dalam video tersebut.“Ya! Itu mobilnya suami Naraya.” “Oke kalau begitu, saya akan langsung menuduh dia jika Polisi mendatangi saya.” Paman Eka begitu percaya diri.“Oke, pulang lah … biar Naraya saya bawa ke Columbia untuk sementara disembunyikan sampai keadaan aman.”Mata Naraya melebar mendengar rencana Surawijaya.Columbia? Apa maksud pria itu ingin membawanya ke Columbia? Benak Naraya diliputi berbagai pertanyaan.“Tapi Pak, hutang saya lunas ‘kan? Dan uang satu Milyarnya kapan bisa masuk ke rekening saya? Kan sekarang Bapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Perjalanan Menuju Cinta   Prolog

    Ghazanvar yang tengah melamun membayangkan Zaviya seketika terhenyak saat menyadari kalau mobilnya nyaris menghantam mobil dari arah berlawanan.“Abaaaaang!” Aruna-sang adik yang duduk di sampingnya berseru terkejut karena saat membuka mata dari tidur ayamnya tiba-tiba melihat mobil dari arah berlawanan hendak menabrak mobil mereka.Itu yang Aruna tangkap oleh indra penglihatannya dan dia percayai.Ghazanvar refleks membanting stir ke kiri dan berhasil menginjak rem tepat waktu sehingga mobilnya berhenti di bahu jalan yang tekstur tanahnya berkerikil.Ghazanvar dan Aruna sang adik langsung menoleh ke belakang mencari tahu apa yang terjadi melalui kaca jendela belakang setelah mendengar suara kencang dari hantaman sesuatu dari arah belakang.Meski saat itu hari beranjak malam dengan pencahayaan minim di tambah hujan rintik-rintik tapi mereka masih bisa melihat mobil yang tadi dihindari Ghazanvar menabrak pembatas jalan kemudian lompat ke jurang.“Abaaaang.” Aruna panik, tangannya menep

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Perjalanan Menuju Cinta   Flash Back

    Ghazanvar Nawasena Gunadhya tidak pernah mengenal kata kecewa lantaran apa yang dia inginkan selama hidupnya pasti akan didapatkan dengan mudah mengingat dia adalah seorang anak Konglomerat dan cicit dari salah satu orang terkaya di Asia Tenggara.Hanya menjentikan jari saja, apa yang dia inginkan tersaji di depan mata namun sayang, keserakahannya membawa Ghazanvar pada perasaan bernama cinta terlarang.Dia mencintai seorang wanita bernama Zaviya yang merupakan istri dari sepupunya sendiri.Awalnya Ghazanvar hanya memuji kecantikan dan sikap menggemaskan Zaviya namun lama-lama perasaan memuji itu berubah menjadi cinta.Dia tahu kalau pernikahan sang sepupu yang bernama Svarga dengan Zaviya adalah perjodohan, dia juga bisa menilai kalau Svarga tidak mencintai Zaviya sehingga harapan muncul di hatinya.Ghazanvar sampai bersedia menunggu jandanya Zaviya.Mungkin Tuhan ingin memberikan sebuah pelajaran kepada Ghazanvar agar tidak serakah karena ternyata justru benih cinta hadir di antara

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Perjalanan Menuju Cinta   Sahabat

    Plak! Sebuah pensil mendarat di kening Ghazanvar membuat pria itu terhenyak kembali dari lamunannya.Percakapan terakhirnya dengan Zaviya di Bandung tempo hari selalu berkelebat dibenak Ghazanvar menikam kian dalam hati Ghazanvar yang sudah babak belur.“Kamu kalau enggak niat rapat keluar saja!” hardik kakek Narendra geram, beliau adalah orang yang bertanggung jawab melempar pinsil ke kening Ghazanvar barusan.Pasalnya saat ini Ghazanvar sedang berada di tengah-tengah meeting bersama Komisaris Utama yaitu sang Kakek guna mempertanggungjawabkan laporan kinerja perusahaannya selama satu tahun terakhir.Di sana banyak pimpinan tertinggi dari perusahaan yang tergabung dalam AG Group- yang merupakan kerajaan bisnis milik keluarganya. Kebanyakan pimpinan dari perusahaan yang berada di bawah payung AG Group adalah para sepupunya sendiri termasuk Svarga dan beberapa orang lain tapi memiliki kemampuan untuk menjalankan bisnis dan tentunya bisa dipercaya.Semua orang yang duduk mengelilingi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Perjalanan Menuju Cinta   Lari

    Seorang pria tampan menoleh ke belakang membuat tatapan mereka bertemu.Afifah tersenyum manis di balas senyum manis yang sama oleh pria itu.“Ayang!” seru seorang gadis dari tengah aula dan pria dengan senyum manis tadi segera saja mengalihkan pandangannya ke depan.“Yaaaa, ada monyetnya.” Afifah bergumam.Naraya mulai latihan menari jaipong, sebuah tarian yang tidak pernah bisa Afifah kuasai tapi melihat bagaimana Naraya menari seolah setiap gerakannya sangat mudah.Jemari-jemari Naraya yang lentik, gerakan pinggulnya, pundak dan kepalanya yang seirama selalu berhasil membuat Afifah terkagum-kagum termasuk kakak angkatan Naraya yang sedang melatih.Pria muda bernama Khafi itu selalu menjadikan Naraya contoh agar bisa mengambil kesempatan menyentuh pinggang, pundak dan bagian tubuh Naraya lainnya yang kebetulan gerakan tersebut harus dilakukan.Afifah berdecak kesal, menatap malas Khafi yang kini sedang mengaitkan tangannya di pinggang Naraya.“Menang banyak doi,” gumam Afifah menata

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Perjalanan Menuju Cinta   Gara-gara Cewek

    “Mau sampe kapan kamu kaya gini?” Anasera menggeser gelas berisi minuman beralkohol pesanan Ghazanvar ke hadapan pria itu.Gadis cantik pemilik bar and lounge ini sampai turun tangan melayani Ghazanvar lantaran tidak bergerak dari kursinya semenjak sore tadi tanpa memesan apapun.Ghazanvar menengadahkan kepala bersama hembusan napas jengah.“Kamu punya tutorial bunuh diri tapi enggak sakit? Terus punya kenalan orang dalam di akhirat, biar aku nanti bisa masuk Surga?” Pertanyaan Ghazanvar yang diucapkan dengan ekspresi serius itu membuat Anasera mendengkus.“Gila! Gara-gara cewek kamu bisa kaya gini, biasanya cewek-cewek yang rela mati demi kamu.” Anasera menyindir sembari melengos masuk ke dalam kitchen mengecek pekerjaan karyawannya di sana.Mengenal Ghazanvar sedari lahir tentu membuat Anasera memahami pria itu namun sepertinya Anasera merasa asing dengan Ghazanvar yang sekarang karena pria itu tidak pernah benar-benar jatuh cinta seperti yang dia alami sekarang.Dan sayangnya pria

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26

Bab terbaru

  • Perjalanan Menuju Cinta   Menjemput Naraya

    “Tenang saja, kita bisa salahkan suaminya Naraya … apa kamu tidak lihat kalau mobil lain yang ada di video itu adalah mobil suaminya Naraya!” Naraya menggelengkan kepala, ternyata pak Surawijaya telah menyadarinya, air mata Naraya semakin deras berlinang membayangkan suaminya akan masuk Penjara karena fitnah Surawijaya dan paman Eka.“Oh ya? Jadi mobil itu mobil suaminya Naraya?” Paman Eka ternyata terlalu bodoh untuk mengidentifikasi mobil lain dalam video tersebut.“Ya! Itu mobilnya suami Naraya.” “Oke kalau begitu, saya akan langsung menuduh dia jika Polisi mendatangi saya.” Paman Eka begitu percaya diri.“Oke, pulang lah … biar Naraya saya bawa ke Columbia untuk sementara disembunyikan sampai keadaan aman.”Mata Naraya melebar mendengar rencana Surawijaya.Columbia? Apa maksud pria itu ingin membawanya ke Columbia? Benak Naraya diliputi berbagai pertanyaan.“Tapi Pak, hutang saya lunas ‘kan? Dan uang satu Milyarnya kapan bisa masuk ke rekening saya? Kan sekarang Bapa

  • Perjalanan Menuju Cinta   Pengakuan Si Pelaku

    “Paman … bukannya ini rumah pak Surawijaya?” Naraya celingukan dari dalam mobil.“Iya … orangnya ada di rumah pak Surawijaya, pak Surawijaya yang menemukan orang yang merekam video tersebut.” Tentu saja paman Eka mengatakan sebuah dusta.Naraya tidak memiliki prasangka apapun, dia turun dari dalam mobil tua milik paman Eka.“Paman … apakah sopan datang pagi-pagi ke rumah orang?” Naraya merasa segan, langkahnya berhenti di depan teras rumah.“Paman udah menghubungi pak Surawijaya sebelumnya, makanya berani datang pagi-pagi.” Paman Eka selalu memiliki ribuan alasan untuk membuat lawan bicaranya percaya.Akhirnya langkah Naraya pun dilanjutkan hingga ke depan pintu.Tok …Tok …Ceklek … Surawijaya sendiri yang membuka pintu, senyumnya terkembang lebar begitu mendapati Naraya di teras rumahnya.“Nay … apa kabar?” sapanya dengan mata berbinar.“Baik, Pak.” Naraya tersenyum kecut.“Masuk, Nay.” Surawijaya hanya menyapa Naraya tanpa mempedulikan paman Eka.Paman Eka masuk lebih

  • Perjalanan Menuju Cinta   Tipu Muslihat

    “Iya Mi, Nay enggak ada … tadi pagi pergi dan seharian ini enggak bisa dihubungi terus jam segini belum pulang.” Suara Ghazanvar bergetar dampak dari rasa takut yang teramat sangat akan kehilangan Naraya.“Tenang dulu Bang, Mami coba hubungi pak Rukmana ya … siapa tahu Nay pulang menenangkan diri ke Bandung.”Ghazanvar terpekur, kenapa dia tidak berpikir ke sana?“Telepon paman Rukmana sekarang ya Mi, Abang belum bisa tenang sebelum tahu keberadaan Nay.” “Iya Bang, Mami telepon pak Rukmana dulu ya.” Keduanya sepakat memutus sambungan telepon.Jemari mami Zara begitu lincah mencari nomor telepon pak Rukmana pada ponselnya.Tidak peduli jam sudah menunjukkan hampir tengah malam, mami harus bisa segera mengetahui keberadaan menantunya.“Hallo, Bu?” Pak Rukmana menyahut dengan nada suara khas bangun tidur.“Pak, maaf mengganggu waktu istirahatnya … saya baru dapat kabar kalau Nay pergi ke Bandung, apakah sudah sampai, Pak?” pancing mami Zara karena tidak mungkin beliau memberi

  • Perjalanan Menuju Cinta   Hilang

    Dari dalam mobilnya Ghazanvar mendongak ke arah jendela kamarnya dan mendapati lampu di kamar padam.Mungkin Naraya sudah tidur, jam memang menunjukkan pukul sebelas malam.Seharian ini dia sibuk sekali, tadinya setelah bertemu klien—Ghazanvar akan langsung pulang untuk menemani Naraya namun pekerjaan menahannya di kantor.Dilanjut dengan bertemu klien berikutnya, semenjak menikah dengan Naraya keadaan perusahaan mengalami banyak sekali kemajuan dan kenaikan profit.Mungkin Naraya membawa hoki bagi Ghazanvar.Langkah Ghazanvar menderap ringan masuk ke dalam rumah.Dia hanya perlu menempelkan jempolnya pada handle pintu maka benda tersebut akan terbuka.Gelap menyambutnya di lantai satu, Ghazanvar langsung menuju kamar tidak sabar ingin bertemu istrinya yang sedang merajuk karena pesan yang dia kirim siang tadi masih ceklis satu pertanda Naraya tidak mengaktifkan ponselnya atau mungkin nomornya diblokir sang istri, sungguh tragis.Dengan sangat perlahan Ghazanvar membuka pintu

  • Perjalanan Menuju Cinta   Kesepakatan

    “Nay, aku kerja dulu ya … kamu enggak ke kampus juga enggak apa-apa, nanti aku ijinin ke kampus kamu.” Ghazanvar tidak mendapat sahutan.Naraya tetap meringkuk di atas ranjang dengan membalut seluruh tubuhnya menggunakan selimut.Ghazanvar mengusap kepala Naraya dari luar selimut, dia berjongkok di depan Naraya.“Nay, kamu boleh membenci aku seumur hidup kamu tapi jangan tinggalin aku ya, Nay.” Ghazanvar memiliki firasat buruk sampai tadi malam dia sulit sekali untuk terlelap.Masih tidak ada jawaban dari Naraya.Ghazanvar beralih mengusap perut Naraya dari luar selimut.“De, Daddy pergi ya … jangan nakal, jagain Mommy.” Ghazanvar bergumam.Ghazanvar bangkit tapi dalam posisi membungkuk, dia mengecup kepala Naraya dari luar selimut barulah keluar dari kamar.Ada meeting penting yang harus Ghazanvar hadiri jadi dia tidak bisa bolos kerja.Setelah mendengar suara mobil Ghazanvar menjauh, Naraya mengawasi kegiatan para pekerja di rumahnya.

  • Perjalanan Menuju Cinta   Melindungi Ghazanvar

    Ghazanvar tidak mampu langsung membantah atau memberikan penjelasan kepada Naraya. Dia menghubungi mami dan papi untuk meminta bantuan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Sedangkan Alex ditugaskan Ghazanvar untuk mengurus video tersebut agar segera menghilang dari setiap platform dan tidak bisa diakses kembali. “Nay, kita ke dokter dulu ya sekarang …,” bujuk Ghazanvar sembari menyentuh tangan Naraya yang masih belum juga menghentikan tangis padahal sudah dijanjikan kalau papi dan mami nanti akan menjelaskan semuanya. “Enggak, Nay … butuh penjelasan sekarang juga, jadi sekarang kita ke rumah mami aja.” Naraya bangkit dari sofa. Dia melangkah cepat keluar dari ruangan Ghazanvar diikuti pria itu. Untuk sampai ke lobby mereka harus menaiki lift bersama karyawan lain di saat jam tepat menunjukkan waktunya pulang kerja. Otomatis seluruh karyawan yang ada di dalam lift mengarahkan tatap dengan ekspresi penuh

  • Perjalanan Menuju Cinta   Terungkap

    Tiba-tiba dosen yang seharusnya mengajar kelas terakhir batal mengajar karena ada keperluan mendadaks.Afifah sedang mengikuti kelas terakhir mata kuliah lain dan Anggit tidak ada kelas hari ini sedangkan Naraya memiliki janji dengan dokter kandungan sore nanti setelah Ghazanvar pulang kerja dan menjemputnya ke sini.“Kalau pulang dulu ke rumah … jauh lagi abang jemputnya ….” Naraya sedang menimbang.Pasalnya rumah sakit mami Zara lebih dekat dijangkau dari kampus dari pada dari rumah.Naraya meminta solusi Ghazanvar, dia mengirim pesan singkat kepada suaminya.Naraya : Bang, dosen Nay enggak jadi ngajar.Ghazanvar : aku suruh orang jemput kamu sekarang ya, kamu nunggu di ruangan aku aja, sekarang aku lagi meeting.Naraya : Oke.Lima belas menit Naraya menunggu di bangku taman, tiba-tiba terdengar suara helikopter mendarat di landasan heli di rooftop gedung Rektorat.Naraya memandangi rooftop gedung yang berada tepat di sebelahnya.“Hebat banget ya kalau punya previllage sek

  • Perjalanan Menuju Cinta   Pelan-Pelan

    Naraya menderapkan langkah menyusuri jalan setapak menuju kelas berikutnya.“Nay!” Suara berat seorang pria membut langkahnya berhenti, dia lantas menoleh ke asal suara.“Stop di situ!” Naraya berseru sambil mengangkat tangan.Langkah Khafi seketika terhenti, wajah tampan itu pun melongo bingung.“Mas Khafi chat aja, jangan deket-deket Nay dulu … nanti suami Nay marah, Nay lagi banyak pikiran enggak mau ditambah berantem sama abang juga.” Kedua alis Khafi terangkat hanya bisa diam membeku sembari menatap punggung Naraya yang dengan cepat menjauh.Ada gejolak di dada Naraya rasanya ingin marah-marah.Naraya tidak mengerti, ingin menangis juga sebenarnya tapi lebih besar perasaan ingin marah-marah, entah kenapa, Naraya juga bingung.Dia tidak bicara dengan teman-temannya selama kelas berikutnya berlangsung sampai akhirnya kelas berakhir kemudian Naraya pergi ke parkiran.“Awas aja ya kalau sampai abang Ghaza belum sampe, Nay pulang sendiri …,” ancamnya sembari misuh-misuh.Na

  • Perjalanan Menuju Cinta   Ada Apa Dengan Naraya

    “Lho Nay, mau ke mana?” Ghazanvar yang baru saja keluar dari kamar mandi bertanya dengan kening berkerut tidak suka melihat Naraya memakai pakaian untuk kuliah berupa kemeja dan celana jeans.“Mau kuliah, Bang.” Naraya menjawab sembari menyisir rambut panjangnya tanpa berani menatap mata sang suami.“Tapi kamu ‘kan kemarin malam masih lemes sampai aku gendong dari mobil ke kamar … ijin dulu lah Nay sehari,” pinta Ghazanvar baik-baik demi kesehatan Naraya dan janin yang ada di dalam perutnya.“Enggak bisa Bang, sekarang ada ujian praktek menari—“ Kalimat Naraya terhenti teringat ucapan papi Arkana saat di Singapura.Dia menunduk menatap perutnya yang masih rata kemudian mengusap lembut di sana.“Naaay … gimana kalau kamu cuti dulu sampai melahirkan?” bujuk Ghazanvar, kedua tangannya terulur memeluk Naraya dari belakang.Dia juga ikut mengusap perut Naraya menggunakan kedua telapak tangannya yang besar.Banyak kecupan Ghazanvar berikan di belakang kepala Naraya.“Aku sayang kamu

DMCA.com Protection Status