“Iya Mi, Nay enggak ada … tadi pagi pergi dan seharian ini enggak bisa dihubungi terus jam segini belum pulang.” Suara Ghazanvar bergetar dampak dari rasa takut yang teramat sangat akan kehilangan Naraya.“Tenang dulu Bang, Mami coba hubungi pak Rukmana ya … siapa tahu Nay pulang menenangkan diri ke Bandung.”Ghazanvar terpekur, kenapa dia tidak berpikir ke sana?“Telepon paman Rukmana sekarang ya Mi, Abang belum bisa tenang sebelum tahu keberadaan Nay.” “Iya Bang, Mami telepon pak Rukmana dulu ya.” Keduanya sepakat memutus sambungan telepon.Jemari mami Zara begitu lincah mencari nomor telepon pak Rukmana pada ponselnya.Tidak peduli jam sudah menunjukkan hampir tengah malam, mami harus bisa segera mengetahui keberadaan menantunya.“Hallo, Bu?” Pak Rukmana menyahut dengan nada suara khas bangun tidur.“Pak, maaf mengganggu waktu istirahatnya … saya baru dapat kabar kalau Nay pergi ke Bandung, apakah sudah sampai, Pak?” pancing mami Zara karena tidak mungkin beliau memberi
“Paman … bukannya ini rumah pak Surawijaya?” Naraya celingukan dari dalam mobil.“Iya … orangnya ada di rumah pak Surawijaya, pak Surawijaya yang menemukan orang yang merekam video tersebut.” Tentu saja paman Eka mengatakan sebuah dusta.Naraya tidak memiliki prasangka apapun, dia turun dari dalam mobil tua milik paman Eka.“Paman … apakah sopan datang pagi-pagi ke rumah orang?” Naraya merasa segan, langkahnya berhenti di depan teras rumah.“Paman udah menghubungi pak Surawijaya sebelumnya, makanya berani datang pagi-pagi.” Paman Eka selalu memiliki ribuan alasan untuk membuat lawan bicaranya percaya.Akhirnya langkah Naraya pun dilanjutkan hingga ke depan pintu.Tok …Tok …Ceklek … Surawijaya sendiri yang membuka pintu, senyumnya terkembang lebar begitu mendapati Naraya di teras rumahnya.“Nay … apa kabar?” sapanya dengan mata berbinar.“Baik, Pak.” Naraya tersenyum kecut.“Masuk, Nay.” Surawijaya hanya menyapa Naraya tanpa mempedulikan paman Eka.Paman Eka masuk lebih
“Tenang saja, kita bisa salahkan suaminya Naraya … apa kamu tidak lihat kalau mobil lain yang ada di video itu adalah mobil suaminya Naraya!” Naraya menggelengkan kepala, ternyata pak Surawijaya telah menyadarinya, air mata Naraya semakin deras berlinang membayangkan suaminya akan masuk Penjara karena fitnah Surawijaya dan paman Eka.“Oh ya? Jadi mobil itu mobil suaminya Naraya?” Paman Eka ternyata terlalu bodoh untuk mengidentifikasi mobil lain dalam video tersebut.“Ya! Itu mobilnya suami Naraya.” “Oke kalau begitu, saya akan langsung menuduh dia jika Polisi mendatangi saya.” Paman Eka begitu percaya diri.“Oke, pulang lah … biar Naraya saya bawa ke Columbia untuk sementara disembunyikan sampai keadaan aman.”Mata Naraya melebar mendengar rencana Surawijaya.Columbia? Apa maksud pria itu ingin membawanya ke Columbia? Benak Naraya diliputi berbagai pertanyaan.“Tapi Pak, hutang saya lunas ‘kan? Dan uang satu Milyarnya kapan bisa masuk ke rekening saya? Kan sekarang Bapa
Ghazanvar langsung pergi ke markasnya yang berada di belakang gedung Bar and Lounge milik Anasera.Anasera memenuhi janjinya dengan membuat akses ke belakang tanpa harus melewati Bar and Lounge.Di gedung yang luas itu telah berkumpul sekitar dua puluh orang, Dimitri, Rudolf, Alex dan Radeva.“Untuk melakukan penyelamatan atau penyergapan kita butuh waktu beberapa hari untuk riset, sekarang denah aja kita enggak punya, Bang! Blind banget kita.” Radeva misuh-misuh.“Kalau kamu enggak mau ikut, tunggu aja di sini, pantau kita dari jauh … aku harus selamatin Nay, dia istri aku … dia juga lagi mengandung anakku.” Ghazanvar yang tengah memakai pakaian khusus berperang berujar dengan nada datar.“Bukan gitu, Bang! Kamu tahu sendiri Surawijaya anteknya mafia Columbia … aku yakin ada banyak orang di sana, aku yakin mereka juga profesional … bukan preman biasa mana kita enggak punya sniper.” Radeva menjelaskan.Sampai saat ini mereka memang belum menemukan sniper sehebat Anasera.“Aku n
Ghazanvar beserta yang lain menunggu hingga malam tiba, beberapa anggota tim yang menyamar mulai mempersiapkan diri memakai pakaian khusus dan mengeluarkan persenjataan.Susana sepi tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia di luar hanya suara serangga yang menghangatkan senja menuju malam kala itu.Mereka tetap bersiaga bahkan nafas serta gerak tubuh pun diatur agar tidak membuat tumbuhan atau ilalang yang menyembunyikan tubuh mereka bergerak yang membuat curiga Surawijaya dan orang-orangnya.Sampai akhirnya suara helikopter terdengar dari jauh.“Heli itu menuju rumah Surawijaya.” Suara Alex terdengar melalui alat komunikasi yang ditempelkan di telinga mereka semua.“Naraya akan dipindahkan.” Ghazanvar bergumam mengungkapkan dugaan.“Oke, kita masuk sekarang!” Radeva memberi aba-aba.Mereka semua bergerak, langkah ringan namun gesit seperti Ninja, melompati pagar dan tembakan terpaksa dilepaskan karena salah satu anak buah Surawijaya memergoki mereka.Saat itu masih hening kare
Mau tidak mau Anasera menceritakan semuanya, tentang bisnis gabut sampingan mereka yang berkecimpung di dunia hitam hanya untuk memicu adrenalin sampai misi penyelamatan Naraya yang dipaksakan oleh Ghazanvar.Alex ikut membantu menjelaskan kepada orang tua Ghazanvar.Anasera dan Alex sempat heran karena papi Arkana dan mami Zara tidak histeris atau tampak seperti pada umumnya orang tua yang mengetahui sisi kelam sang putra.Mereka semua harus tahu agar bisa menyelematkan Naraya yang entah dibawa ke mana oleh Surawijaya menggunakan helikopter.Mami Zara dan papi Arkana mendengarkan dengan seksama sampai Alex dan Anasera selesai bicara meski sesekali mereka saling menatap seakan ada yang kedua orang tua itu sembunyikan.“Oke Ana, Tante akan siapkan ruang operasi dan tenaga medis.” Mami Zara berujar dengan nada rendah penuh kepasrahan.Mereka pun memutus panggilan video guna memberi waktu mami Zara untuk mempersiapkan segala sesuatunya di rumah sakit.Begitu sambungan telepon terp
Helikopter mendarat di rooftop rumah sakit yang kini telah menjadi miliki mami Zara seutuhnya sebagai warisan dari sang kakek mertua.Petugas medis yang ikut di dalam helikopter telah melakukan pertolongan pertama dan memberitahu petugas medis dari rumah sakit apa yang terjadi dengan Ghazanvar dan Radeva.Radeva dalam keadaan setengah sadar sedangkan Ghazanvar tidak sadarkan diri.Kedua pria bertubuh tegap dan atletis yang kini bersimbah darah itu langsung dimasukan ke ruang operasi.Mama Gita yang saat itu baru saja sampai terus menangisi putra kesayangannya dalam pelukan papa Raditya.“Dasar anak nakal! Mama enggak akan ijinkan kamu mendahului Mama, kamu harus minta maaf sama Mama, kamu harus hidup lebih lama Radeva! Kamu harus tunangan sama Ipeh, Mama udah belanja banyak seserahan untuk Ipeh … hiks … hiks …” Mama Gita mengakhiri cecarannya dengan raungan.Mama Gita dan papa Raditya telah terinfo dari mami Zara dan papi Arkana tentang Radeva yang masuk ke dalam dunia hitam kar
Naraya menaikkan kedua kakinya, duduk dalam posisi miring sembari memeluk perut menggunakan kedua tangan, menyandarkan sisi wajah ke dinding pesawat dengan tatapan kosong keluar jendela.Sudah tidak ada lagi air mata yang bisa keluar untuk meratapi nasib dirinya dan Ghazanvar.Pesawat pribadi ini sudah mengudara jauh membawanya meninggalkan tanah kelahiran.Meski begitu di dalam hati Naraya tetap berdoa, merayu Tuhan untuk menyelamatkan nyawa Ghazanvar dan mengembalikannya ke Indonesia agar bisa berkumpul bersama Ghazanvar sebagai keluarga yang utuh.“Nay!” Suara berat disusul kehadiran sosok beraroma tembakau yang kemudian duduk di sampingnya membuat tubuh Naraya menegang namun enggan melepas tatap dari gelapnya suasana di luar.Sesaat berikutnya Naraya merasakan kepalanya diusap oleh sebuah tangan kasar.“Kalau kamu menurut, kamu akan selamat … saya hanya akan menyembunyikan kamu sebentar sampai semuanya aman … apalagi ternyata suami kamu Mafia juga, kematiannya pasti akan mem
Satu topik pembicaraan yang sampai saat ini tidak pernah berani Ghazanvar dan Naraya bahas adalah tentang keterlibatan Ghazanvar dalam dunia hitam sebagai penerus sang papi.Naraya bisa mengijinkan Ghazanvar touring bersama teman-teman ghenk motornya tapi melakukan sesuatu yang berhubungan dengan dunia hitam—Naraya sulit sekali memberi ijin kepada Ghazanvar untuk pergi.“Sayang ….” Ghazanvar mengikuti Naraya ke kamar Zion karena dari Baby monitor terdengar suara Zion menangis.“Nan, Zion sama saya aja …,” kata Naraya alih-alih merespon panggilan suaminya yang telah menggunakan pakaian stelan jas lengkap padahal hari sudah larut malam.“Nanny keluar aja,” pinta Naraya agar Nanny tidak mendengar percakapan mereka. Nanny mengangguk tanpa membantah lalu keluar dari kamar Zion tidak lupa menutup pintu.“Sayang …,” panggil Ghazanvar lagi meminta perhatian Naraya.Naraya membuka kancing di dadanya untuk menyusui Zion, dia lantas duduk di single sofa khusus ibu menyusui yang bisa bera
Hari ini Gunadhya menggelar hajat besar untuk pernikahan Zyandru-anak bungsu dari om Kama dan tante Arshavina.Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba kakak sepupu Ghazanvar yang baru saja pulang dari menyelesaikan pendidikan S2 di Amerika itu menikah dengan anak pesaing bisnis ayahnya.Menurut gosip yang beredar dari kalangan Gunadhya, calon mempelai pengantin wanita mendapat wasiat dari mendiang ayahnya untuk menikah dengan Zyandru.Dan yang membuat heran adalah om Kama dengan ayah dari calon mempelai wanita sering berseteru karena bersaing ketat dalam bisnis.Karena hal tersebut muncul dugaan kalau ada perjanjian menguntungkan yang dilakukan Zyandru dengan calon istrinya hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.Jadi pagi sekali Naraya sudah didandani oleh Mua ternama langganan para artis dan ibu pejabat yang diundang datang ke rumah. Menurut informasi, Svarga dan Zaviya akan datang saat resepsi jadi Ghazanvar dan Naraya harus datang di akad nikah.Ghazanvar dan Sv
Beberapa bulan kemudian Anasera melahirkan putri cantik bernama Alenna Keiza Gunadhya.Dan malam minggu ini Arnawarma mengundang keluarga kecil Ghazanvar serta Radeva dan Anggit dengan Latief untuk makan malam di rumahnya.Bayi kecil bernama Keiza itu mendapat banyak kado dari sahabat mommy dan daddynya.Sama dengan Ghazanvar, Arnawarma pun memperlakukan Anasera layaknya Ratu.Ada banyak asisten rumah tangga serta perawat yang mengurus Keiza dan Anasera jadi di saat lemah seperti ini Anasera hanya ongkang-ongkang kaki saja di rumah menikmati kenyamanan yang diberikan suaminya.“Ipeh berapa minggu lagi melahirkan?” cetus Ghazanvar bertanya.“Antara empat atau lima minggu lagi.” Radeva yang menjawab.“Kalian kok anteng-anteng aja jadi orang tua baru, kaya santai banget gitu … memangnya Zion sama Keiza enggak pernah bangun malem? Yang aku denger katanya kalau istri baru melahirkan si suami harus siap sedia membantu istri begadang karena menyusui.” Rad
Ghazanvar benar-benar memperlakukan Naraya seperti seorang ratu.Setelah dokter menyatakan kalau Naraya sudah diperbolehkan pulang, Ghazanvar langsung mencari Nanny untuk Zion dan suster untuk merawat Naraya.“Bang, Nay ingin ngurus Zion sendiri … Nay juga enggak butuh perawat,” bisik Naraya di telinga suaminya saat dia baru saja sampai di rumah dan bertemu dengan dua orang wanita yang usianya terpaut sekitar sepuluh tahunan lebih tua dari mereka.Ghazanvar tersenyum, memberikan seat car di mana Zion tengah terlelap kepada Nanny.“Nanti kalau dia nangis bawa ke kamar saya ya,” titah Ghazanvar kepada Nanny tanpa merespon ucapan istrinya.“Baik, Pak.” Nanny pergi membawa seat car menuju lantai dua di mana kamar Zion berada.“Air hangat untuk Ibu berendam sudah siap, saya juga tambahkan garam Himalaya agar ibu lebih rileks,” kata sang perawat.“Terimakasih ya Bu, nanti saya panggil kalau butuh sesuatu,” kata Ghazanvar menahan agar sang perawat tidak perlu ikut ke kamar mereka.Na
Dia tangkup pipi Naraya kemudian mengusapnya menggunakan ibu jari, setelah itu membungkuk melabuhkan kecupan penyemangat untuk sang istri.Naraya kembali mengejan bersama erangan cukup kuat karena dorong yang dia berikan juga mampu membuat bayi itu keluar sempurna.“Wah ibu hebat.” Dokter sampai takjub.Persalinan ini berjalan lancar tanpa kendala berarti hanya dengan tiga kali dorongan.Suara tangis bayi pecah terdengar hingga ke ruang tunggu.Detik berikutnya terdengar suara riuh di ruangan tunggu, mereka mungkin tahu yang dinanti sudah hadir ke dunia.“Selamat ya Pak, anaknya jagoan.” Dokter itu berujar kembali sembelum akhirnya memberikan bayi laki-laki itu kepada perawat untuk dibersihkan.“Terimakasih Dok,” ucap Ghazanvar lantas mengalihkan tatap pada istrinya.“Terimakasih Dok.” Mami Zara juga tak lupa mengucapkan Terimakasih, beliau sampai berlinang air mata.Mami Zara masih ingat saat di masa lalu dirinya divonis tidak bisa memiliki anak lagi, ternyata Tuhan Maha Bai
Sampai di rumah sakit, petugas medis melakukan pengecekan awal terhadap Naraya dan dinyatakan kalau istri dari Ghazanvar itu akan segera melahirkan.Saat ini rumah sakit dipenuhi oleh Gunadhya, kerabat dan tamu undangan gender reveal party.Karena berturut-turut mereka mengunjungi rumah sakit setelah menikmati hidangan yang disajikan di pesta itu.Mereka semua sempat panik saat Ghazanvar berlari sambil menggendong Naraya jadi MC langsung meng-handle acara dengan mempersilahkan para tamu menikmati sajian pesta.Beruntung hari ini adalah hari minggu di mana RS tidak menerima pasien untuk poli klinik, hanya IGD saja yang beroperasi.Dan kedatangan rombongan itu membuat suasana rumah sakit yang sepi menjadi ramai apalagi di ruang tunggu ruang bersalin.Kebetulan paman Rukmana diundang juga ke gender reveal party jadi sesuai dengan harapannya, beliau bisa menunggui Naraya melahirkan.Beserta istri dan ketiga anaknya, paman Rukmana duduk di kursi di sudut ruangan, beliau berdoa dalam
“Jadi … Papi sebenarnya udah tahu lama ya kalau Abang juga masuk dunia hitam?” Ghazanvar membuat topik pembicaraan.Ayah dan anak itu duduk bersebelahan di kursi sebuah restoran mewah dengan tema semi outdoor.Restoran tersebut sengaja Ghazanvar booking untuk acara Gender Reveal Party, memberitahu keluarga jenis kelamin bayi yang dikandung Naraya.Belum banyak keluarga dan tamu yang datang jadi mereka berdua memiliki waktu untuk mengobrol.Naraya sendiri sedang didandani di sebuah ruangan khusus yang disediakan pihak restoran.Reaksi papi Arkana atas pertanyaan Ghazanvar barusan hanya tersenyum kemudian membenarkan posisi duduk, kedua tangan pria yang masih tampan di usia paruh baya itu terlipat di depan dada dan tatapannya lurus ke venue acara gender reveal party ini dengan Backdrop yang dihiasi bunga hidup dan balon warna-warni.“Papi pernah menemukan jejak Gunadhya di suatu kekacauan yang kalian tinggalkan, tapi saat itu Papi enggak tahu percis siapa
“Eh … tetangga, mau ke mana nih bawa koper.” Ghazanvar berteriak dari balkon kamarnya.Radeva yang tengah menarik koper untuk dimasukan ke dalam mobil dengan logo tour and travel ternama lantas mengacungkan jari tengah sambil memperlihatkan tampang kesal.Ghazanvar tergelak sampai memegang perutnya.Dia lantas menoleh ke halaman rumah Arnawarma dan pemandangan yang sama pria itu dapati di sana.“Nawa! Mau ke mana?” Ghazanvar sedang menggoda sang adik.Arnawarma mendelik, raut wajahnya tampak tidak bersahabat.Bagaimana Radeva dan Arnawarma tidak kesal, mereka berdua telah dikerjai habis-habisan oleh Ghazanvar karena ternyata Ghazanvar tidak menyogok apapun agar Naraya berhenti merajuk dalam kasus batagor kemarin.Sementara Radeva dan Arnawarma sampai harus mengeluarkan materi dalam jumlah besar atas saran Ghazanvar yang penuh dusta itu demi untuk membuat sang istri berhenti merajuk.Beberapa hari kemudian terbongkar kalau Ghazanvar telah berhasil mengerjai mereka, pria itu han
“Sayang—““Sayang—““Sayang tadi—“Tiga pria itu semua kompak ingin memberikan penjelasan tapi tidak tahu harus memberikan alasan apa.Mereka juga bertanya-tanya kenapa tiga wanita itu bisa bersama dan mengetahui keberadaan mereka.Ketiga wanita yang tengah hamil itu lantas membalikan badan keluar dari sana.“Nay!” seru Ghazanvar kemudian menyusul.“Kamu bayar dulu,” kata Radeva kepada Arnawarma kemudian menarik langkah cepat meninggalkan Arnawarma.Terpaksa Arnawarma harus membayar dulu makanan serta minuman mereka sekaligus batagor yang mereka pesan.Ghazanvar dan Radeva tidak lupa membawa bungkusan batagor tapi lupa membayarnya.Dua pria lainnya sudah tidak ada di parkiran saat Arnawarma selesai.Dia lantas melajukan kendaraan roda duanya dengan kecepatan tinggi pulang ke rumah.Sedangkan tiga wanita hamil yang sekarang sedang marah besar itu datang menggunakan mobil ke sini dan pulang juga menggunakan mobil yang sama.