Share

Bab 821

Penulis: Arif
Wira menepuk salah satu ember dan berkata sambil tersenyum, "Ini akan menjadi modal kita menjadi kaya, kita harus sembunyikan dengan baik."

"Maaf, Tuan Wira, aku sedikit tidak enak badan ...," sela Dian sambil mengernyit. Dengan wajah pucat, dia tiba-tiba menutupi perutnya, lalu berlari keluar dengan tergesa-gesa.

"Ada apa dengannya?" tanya Wira, sedikit heran melihat Dian buru-buru pergi.

Wulan menghela napas, lalu menggeleng dan berkata, "Dian lagi menstruasi, jadi perutnya sering kram."

Mendengar ini, mata Wira langsung berbinar-binar. Ini mungkin bisa jadi peluang bagus untuk menghasilkan uang! Saat wanita zaman ini sedang menstruasi, mereka hanya menggunakan selembar kain sederhana. Menggunakan kain juga sangat merepotkan karena masih perlu dicuci dan dikeringkan. Belum lagi, wanita jadi tidak leluasa bergerak.

Jika Wira membuat pembalut sendiri dan memproduksinya secara massal, dia pasti akan untung besar! Apalagi, bahan baku pembuatannya tidak terlalu mahal. Harganya juga lebih
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dandi Dardamiansyah
iklan seperti ini lebih membantu dari pada iklan judi yg bikin orang sengsara
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 822

    Wira tersenyum. Barang ciptaannya ini bukan sesuatu yang luar biasa. Di dunia asalnya, ini adalah benda-benda kebutuhan dasar wanita. Dia hanya membuat satu set benda itu karena kebutuhan khusus. Jika Dian tidak tiba-tiba sakit perut karena menstruasi, Wira juga tidak akan kepikiran.Dian mengerjap bingung, tetapi tetap berjalan ke kamar untuk mencobanya. Saat dia keluar, wajahnya tampak terkejut. Benda ini sangat nyaman dan pas sekali dengan badannya! Apalagi, bentuk celana dalam ini. Saat mengenakannya, dia merasakan sensasi yang berbeda. Walaupun sedikit lebih ketat, tetap sangat nyaman dipakai."Benda ini nyaman sekali ...," gumam Dian.Dian segera menyampaikan hal ini pada Wulan dan Dewina. Orang-orang di era ini belum pernah menggunakan celana dalam dan pembalut seperti ini. Jadi, mereka pasti akan merasa nyaman menggunakannya."Sayang, gimana kamu bisa mendapatkan ide ini? Sebagai pria dewasa, kok kamu bisa sepeka itu membuat barang-barang kebutuhan wanita?" tanya Wulan sambil t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 823

    Mendengar itu, gadis berpakaian ungu juga tertawa, lalu berkata, "Wira memang sangat berbakat, tapi entah apakah pria sehebat itu bersedia hidup di bawah kendali orang lain."Farrel memahami maksud gadis berpakaian ungu. Terlebih lagi, insiden tempo hari pasti mengubah karakter Wira. Segalanya tidak lagi sama."Kita lihat saja nanti. Kebetulan Wira mengajakku bertemu, aku juga pingin ke Dusun Darmadi lagi. Waktu melihat Dusun Darmadi sebelumnya, aku benar-benar terkejut. Selain itu, ada hal penting yang harus kudiskusikan dengannya," sahut Farrel. Kemudian, dia membalas surat Wira dan langsung berangkat.Di sisi lain, Wira menerima balasan suratnya dan tersenyum tipis. Dia tinggal menunggu Farrel dan gadis berpakaian ungu tiba.Saat ini, Raja Bakir tengah bermuram durja di istana. Dia ingin menangkap Wira kembali, tetapi dia tahu bahwa ini tidak hanya akan mempermalukan dirinya sendiri, melainkan juga akan membuatnya dikritik. Awalnya, dia tidak masalah meski menerima sedikit kritik se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 824

    Kemal mengangguk mendengar kata-kata Ardi. Memang seperti itulah yang sebenarnya terjadi. Ide Kerajaan Monoma sangat sederhana, yakni menggunakan perang untuk mengonsolidasi kekuatan. Sang Raja berniat menggunakan kekuatan perang nasional untuk mengubah situasi dalam negeri. Pada saat yang sama, dia akan manfaatkan tekanan Kerajaan Agrel untuk mendorong Kerajaan Nuala menuntut perdamaian. Dengan begitu, ada kemungkinan bahwa setidaknya wilayah Provinsi Suntra akan diserahkan pada Kerajaan Monoma.Raja Bakir menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, "Kalau begitu, bagaimana kita harus mengatasi ancaman Kerajaan Monoma?"Kali ini, Kemal yang menjawab, "Yang diincar Kerajaan Monoma adalah uang. Untuk menuntut perdamaian, kita tidak perlu menyerahkan wilayah, cukup membuka jalur perdagangan. Walaupun itu tidak menguntungkan kita, setidaknya mereka juga tidak mendapat banyak keuntungan! Raja Kerajaan Monoma yang baru belum tentu bisa menstabilkan negara. Di sisi lain, kita masih bisa membua

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 825

    Wira hanya tersenyum waktu mendengar pujian Farrel. Dia mempersilakan tamu-tamunya duduk, lalu berkata dengan tenang, "Kalau kamu suka, aku bisa memberikannya padamu." Sepotong kaca saja tidak berarti banyak bagi Wira. Masih ada banyak stoknya di gudang belakang yang belum Wira jual.Farrel tertegun mendengar ucapan Wira. Benda itu setidaknya seharga beberapa ratus ribu, tetapi Wira malah memberikannya secara cuma-cuma."Aku berutang budi atas bantuanmu tempo hari. Jangankan meja kaca kecil ini, sebanyak apa pun meja kaca yang kamu minta, aku akan memberikannya," ujar Wira.Jika bukan karena bantuan Farrel, Wulan dan yang lainnya mungkin tidak bisa kembali ke Dusun Darmadi tanpa terluka. Seperti yang Wira katakan tadi, memberi Farrel meja kristal bukanlah masalah besar."Hahaha! Aku mengagumi sifatmu ini, tapi kamu masih ingat, 'kan? Waktu kamu pergi, kamu bilang kamu akan bekerja pada Keluarga Barus kalau ada kesempatan!" balas Farrel.Farrel tidak akan melupakan hal ini. Yang paling

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 826

    Wira akhirnya memahami satu kebenaran. Sekaya apa pun dirinya di dunia ini, itu tidak ada gunanya. Hanya dengan menggunakan aset untuk mendapatkan kekuatan, dia dapat melindungi asetnya.Kini, Wira sudah menugaskan Biantara untuk mengatur jaringan mata-mata. Meski hal ini sangat penting, Wira belum terlalu membutuhkan jaringan mata-mata sekarang. Mengenai Hasan yang ditugaskan merekrut orang-orang terpercaya lewat sekolah bela dirinya, itu juga tidak terlalu mendesak.Satu-satunya hal yang mendesak adalah uang. Hanya dengan memiliki cukup uang, Wira dapat menciptakan lebih banyak benda berguna.Kelompok terkuat yang bisa dia kerahkan untuk saat ini adalah Ngarai Naga Biru yang terdiri dari 20 ribu orang bandit. Wira berencana membuat baju zirah sederhana untuk mempersenjatai mereka. Dengan begini, mereka juga berkesempatan melindungi diri sendiri di situasi sulit.Farrel menarik napas dalam-dalam, lalu akhirnya mengangguk dan berkata, "Aku akan mengusahakan yang terbaik untuk membantum

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 827

    Farrel bisa menebak apa yang sedang dipikirkan Wira. Dia tertawa lagi dan berkata, "Kamu pasti bingung waktu kubilang ini waktu yang tepat untuk bertindak, 'kan?"Wira mengangguk dan membenarkan, "Ya, aku ingin tahu alasannya."Farrel menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, "Karena beberapa hari yang lalu, bibiku baru melahirkan Pangeran Kelima! Pangeran Yahya sekarang berusia 10 tahun. Di antara empat adiknya, yang paling kecil adalah bayi laki-laki dari Keluarga Barus dan yang tertua baru berusia 5 tahun.""Awalnya, Keluarga Juwanto ingin menunggu beberapa tahun lagi. Tapi, waktu bibiku melahirkan seorang pangeran yang kemungkinan besar akan menjadi putra mahkota, Keluarga Juwanto jadi cemas!" tambah Farrel.Wira memahami maksud Farrel. Tadinya, Keluarga Juwanto tidak terburu-buru karena Ratu tidak memiliki anak laki-laki. Selain itu, para pangeran yang lain masih kecil. Lagi pula, Yahya memang sangat pintar, jadi mereka tidak khawatir. Namun, saat Ratu dari Keluarga Barus melahirka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 828

    Jika Keluarga Juwanto melancarkan kudeta dengan dukungan Kerajaan Monoma, kemungkinan mereka akan berhasil merebut kekuasaan.Wira memandang Farrel dan berkata, "Farrel, kamu pasti punya maksud tertentu dengan memberitahuku masalah ini. Kalau ada yang ingin kamu katakan, bilang saja langsung. Kita bisa bekerja sama!"Farrel tidak akan mengatakan hal seperti ini pada Wira tanpa alasan. Pasti ada sesuatu yang direncanakannya."Ya, aku ingin tahu apa kamu punya solusi atas masalah ini," sahut Farrel sambil mengangguk.Wira tertawa, lalu berkata, "Aku nggak punya solusi untuk masalah di ibu kota. Tapi, karena Keluarga Barus sudah menebak akan terjadi kekacauan, kalian pasti sudah menyiapkan jalan keluar, 'kan? Kalau Keluarga Juwanto benar-benar melancarkan kudeta dengan dukungan Kerajaan Monoma, Keluarga Barus nggak mungkin diam saja."Mendengar ucapan Wira, Farrel sontak mengerjap. Dia berkata, "Memang nggak ada yang bisa disembunyikan dari matamu. Ya, Keluarga Barus memang punya beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 829

    Farrel mengetahui sifat Wira dan percaya bahwa pria itu mampu melakukannya. Namun, kesempatan ini mungkin tidak akan mudah didapatkan.Wira berpikir sejenak, lalu berkata, "Apabila Keluarga Juwanto ingin bertindak, kita nggak boleh hanya menuruti keinginan mereka. Maksudku adalah ... kita harus bertindak lebih dulu!" Usai mendengar perkataan Wira, Farrel sontak terkejut. Wanita itu terkejut oleh nyali Wira. Bertindak lebih dahulu?Farrel segera memahami makna di balik kata-kata tersebut. Dia berkata dengan napas yang terengah-engah, "Kak Wira, maksudmu ...."Wira segera menjelaskan, "Di Kerajaan Nuala, nggak ada yang berkedudukan lebih tinggi daripada Raja Bakir, dia berada di atas semua orang. Tapi, dalam keluargamu, ada seseorang yang memiliki kedudukan tak tertandingi. Itu tentu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya!""Apabila Raja Bakir kehilangan kekuasaannya, Ratu Jihan akan memiliki kekuasaan tertinggi. Itu memang nggak akan berlangsung lama, tapi beberapa hari saja sudah cuk

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2970

    "Kalau begitu, kita bakar saja semuanya. Kalau nggak bisa dibawa pulang, kita bawa saja abu mereka. Ini satu-satunya cara yang bisa kita lakukan untuk sekarang," sahut Wira.Mereka tewas di hutan ini dengan tubuh yang telah dimakan oleh ular, serangga, tikus, dan semut. Hanya dengan menyentuh mayat-mayat ini, Wira dan lainnya bisa berisiko keracunan. Jadi, mereka harus sangat berhati-hati.Membakar mayat-mayat ini adalah satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan saat ini.Beberapa orang itu mengangguk. Saat Agha dan Dwija mencari kayu bakar, Wendi mengeluarkan sebotol bubuk dari dalam sakunya."Kalian nggak perlu cari kayu bakar. Aku bisa langsung membakar mayat-mayat ini. Setelah aku taburkan bubuk putih ini, tubuh mereka akan terbakar dengan sendirinya. Setelah itu, kita cuma perlu kumpulkan abu mereka."Setelah mendapat izin dari Wira, Wendi menaburkan bubuk itu. Tidak lama kemudian, mayat-mayat itu terbakar dengan api yang menyala hebat.Meskipun api begitu besar, tidak ada pohon-po

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2969

    Ketika Wira dan lainnya memasuki hutan, orang-orang dari Lembah Duka juga sudah mendapatkan berita tentang kedatangan mereka.Pada saat itu, beberapa orang dari Lembah Duka telah memasuki hutan dan mendekati kelompok Wira.Selama bertahun-tahun, tidak ada yang berani memasuki daerah ini. Bukan hanya karena kabut beracun yang ada, tetapi lebih karena hutan ini adalah wilayah Lembah Duka.Bagi orang-orang di wilayah barat, mereka tahu bahwa orang-orang dari Lembah Duka tidak bisa diusik. Jika bertindak sembarangan, mereka mungkin akan berakhir dengan sangat buruk, bahkan kehilangan nyawa. Makanya, tidak ada yang berani mengambil risiko.Seiring berjalannya waktu, melalui rumor yang terus beredar, nama Lembah Duka pun semakin menakutkan. Bahkan, desa-desa di sekitar wilayah mereka berangsur menghilang.Makanya, kedatangan Wira dan lainnya kali ini membuat Lembah Duka agak bingung. Mereka pun mengirim orang untuk memeriksa situasi di dalam hutan.Saat ini, Wira dan lainnya terus bergerak.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2968

    Agha tahu betul apa saja yang terdapat di dalam hutan. Makanya, dia merasa heran. Bagaimana bisa ular, serangga, tikus, dan semut menjadi sesuatu yang menakutkan?Sebelum Wendi sempat berbicara, Wira segera menjelaskan, "Kalau tebakanku nggak salah, ular, serangga, tikus, dan semut di dalam pasti menghirup kabut beracun itu. Makanya, mereka semua menjadi aneh dan beracun.""Kalau digigit oleh makhluk-makhluk itu, akibatnya bisa lebih merepotkan daripada dikejar oleh serigala atau harimau. Sepertinya serigala dan harimau meninggalkan tempat ini karena kabut beracun itu, 'kan? Apa aku benar?"Usai berbicara, Wira menatap Wendi. Wendi mengangguk. "Semua yang Tuan Wira katakan benar, memang seperti itu. Jadi, kalau mau masuk, kita harus sangat berhati-hati.""Aku membawa cukup banyak obat-obatan, jadi bisa melindungi kita semua untuk sementara. Tapi, tetap saja aku nggak bisa menjamin keselamatan kalian 100%."Tidak ada yang tahu apakah akan ada bahaya lain yang muncul di dalam sana. Tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2967

    Saat ini, Wira dan lainnya sedang dalam perjalanan menuju Lembah Duka.Seiring dengan langit yang semakin terang, Wira dan lainnya akhirnya sampai di depan hutan itu.Seperti yang dikatakan oleh Fahri, di depan mereka ada sebuah hutan besar yang tidak terlihat ujungnya. Meskipun sudah pagi, hutan itu tetap memberi nuansa gelap yang agak menakutkan.Meskipun tidak sepenuhnya gelap, jarak pandangnya sangat rendah. Yang paling aneh adalah ... tampaknya ada kabut putih di dalam sana.Hal ini cukup membingungkan. Wira menatap situasi di depan, lalu menatap Wendi di samping. "Sepertinya kami membutuhkan bantuanmu selanjutnya. Kabut di dalam sana sepertinya nggak biasa, 'kan?"Wira sudah berkelana selama bertahun-tahun. Banyak hal yang sudah dilihatnya. Begitu melihat kabut putih itu, dia bisa langsung menebak ada sesuatu yang aneh di dalamnya.Jika mereka masuk dengan ceroboh, mungkin saja mereka akan berakhir dengan nasib yang lebih buruk dari kematian ....Wendi mengangguk perlahan, lalu m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2966

    "Apa mereka benar-benar akan mencari masalah denganmu cuma karena perkataan sepihak dari Wira?" tanya Caraka dengan bingung."Sebenarnya, aku memang menyembunyikan banyak hal tentang identitasku dari kalian. Aku memang berasal dari wilayah barat dan juga orang Lembah Duka.""Sayangnya, ada aturan di Lembah Duka yang melarang orang-orang di dalam untuk keluar. Mereka hanya bisa tinggal di dalam lembah.""Ini merupakan pembatasan yang ditentukan oleh penguasa wilayah barat dengan Lembah Duka sejak bertahun-tahun yang lalu. Selama bertahun-tahun, nggak ada yang berani mematahkan kesepakatan ini.""Ini bukan karena orang-orang di dalam sana nggak mendambakan dunia luar, tapi karena ketua lembah saat ini sangat kolot. Jadi, nggak ada yang berani mengganggunya.""Kalau sampai seseorang membuatnya marah, hasilnya akan jauh lebih buruk dari kematian. Aku bahkan harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk keluar dari Lembah Duka. Untungnya, aku bisa sampai di sini.""Tapi, kalau mereka tahu ke man

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2965

    Wira tersenyum dan menepuk bahu Agha, lalu perlahan-lahan berkata, "Aku rasa nggak begitu. Kamu tadi sudah menakuti Saka. Ditambah lagi, cara Nona Wendi menyerang juga berhasil membuat para prajurit itu takut untuk menyerang. Kalau mereka tetap berada di sini, mereka akan ketakutan sampai nggak punya daya tarung lagi.""Daripada begitu, lebih baik mereka segera pergi dari sini. Kalau aku yang berada di posisi mereka, aku juga akan begitu."Meskipun Wira berbicara dengan santai, dia tahu jelas Saka bukan orang yang sembarangan dan memiliki pemikiran yang sama dengannya. Selain itu, Saka juga terampil dalam memimpin pasukan dan semua bawahannya adalah pasukan elite.Sepertinya, saat kembali ke Provinsi Tengah nanti, Wira merasa dia harus lebih berhati-hati. Jika pergerakan mereka ketahuan Saka, pasti akan ada pertempuran sengit dan situasinya bahkan lebih buruk dari sekarang. Bagaimanapun juga, Provinsi Tengah adalah wilayah kekuasaan Saka."Kita lanjutkan perjalanan kita. Selagi mereka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2964

    Jika Wendi tidak berada di sana, Saka tentu saja akan langsung turun tangan. Namun, setelah melihat cara Wendi bertarung, dia juga tidak berani mendekat. Dia khawatir jika terkena bubuk putih itu, nasibnya juga akan sama dengan orang-orang yang terjatuh ke tanah itu. Nyawanya lebih berharga daripada mereka, dia jelas tidak bisa mengambil risiko ini."Kenapa kalian masih berdiri di belakangku? Para sampah nggak berguna ini sudah mulai ketakutan. Kalau nggak ada yang membuka jalan untuk mereka, mereka nggak akan berani bergerak. Apa kalian ingin terus menunda waktu di sini? Cepat pimpin mereka untuk menyerang dan segera tangkap orang-orang itu," perintah Saka.Saka memang tidak berniat untuk turun tangan, tetapi dia menyerahkan tugas berat ini pada beberapa wakil di belakangnya. Mereka biasanya sangat berkuasa dam sudah diam-diam melakukan banyak hal di belakangnya. Namun, dia hanya mengawasi dan tidak terlalu memedulikan urusan kecil itu karena dia sendiri juga sering melakukan hal buru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2963

    Krak!Saka mengepalkan tinjunya dengan sangat erat dan tatapannya juga terlihat sangat dingin. Dia sudah memberikan tawaran yang bagus, orang lain pasti tidak akan bisa menahan godaan seperti itu jika berada di posisi Agha.Selain itu, Saka merasa orang yang berada di pihaknya bukan hanya hidup mewah, mereka juga bisa memperluas wilayah. Ini adalah masa depan yang diinginkan seorang perwira militer, tetapi Agha malah menolak tawarannya.Saat memikirkan hal itu, Saka kembali berteriak dengan marah, "Jadi, kamu bersikeras ingin melawanku?""Kalau begitu, kenapa? Kalian sendiri yang berkali-kali mencari masalah dengan kami. Dilihat dari sikapmu, sepertinya kamu ingin membantaiku ya? Kalau begitu, ayo ke sini," teriak Agha yang juga tidak mau kalah.Selain Wira, Agha sama sekali tidak peduli pada siapa pun di dunia ini dan kata-kata orang lain juga dianggapnya hanya angin lewat saja. Saat masih berada di Provinsi Yonggu, bahkan Danu pun tidak bisa memerintahnya. Apalagi sekarang, apa artin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2962

    "Terima kasih, Nona Wendi. Kamu ini memang sangat hebat. Kalau obat penyembuh luka ini dijual, pasti akan ada banyak orang dari wilayah barat sampai ke Provinsi Yonggu yang ingin membelinya," kata Dwija dengan segera.Sebelum bergabung dengan Gedung Nomor Satu, Dwija selalu berkelana di dunia persilatan dan sudah melihat banyak obat yang luar biasa. Namun, ini pertama kalinya dia merasakan obat yang memiliki efek yang begitu luar biasa. Sungguh luar biasa!Namun, Wendi tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengiakan perkataan Dwija dengan tenang dan terus mengamati Agha yang sedang bertarung.Saat Wira dan yang lainnya sedang berbicara, Agha tetap terus bertarung dengan Saka. Mereka saling menyerang dan bertahan dengan sengit. Untungnya, dia juga bukan orang biasa, kekuatannya tentu saja tidak boleh diremehkan. Meskipun senjatanya tidak begitu cocok, dia tetap melawan musuhnya dengan luar biasa.Sebaliknya, Saka memang masih bisa menahan serangan Agha, tetapi dia tahu jelas kekuatannya m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status