Yudha yang memimpin pasukan perbatasan bisa memusnahkan kavaleri bangsa Agrel. Jadi, mereka lebih mengerikan daripada pasukan kerajaan ibu kota. Bukannya para perampok cari mati kalau melawan Yudha dan pasukannya?Meri juga berkata, "Kak Levon! Sebaiknya kamu lepaskan Paman Fandi, dia juga nggak menyinggungmu. Kenapa kamu menangkap dia? Dia itu pahlawan yang menembak mati Raja Tanuwi."Jamal yang tetap bersemangat meski bergadang semalaman menimpali, "Kalau bukan karena Paman Fandi, kita akan celaka saat Raja Tanuwi menyerang. Jadi, Paman Fandi itu juga penyelamat para perampok. Jenderal Wolfie, kenapa kamu membalas kebaikan dengan kejahatan? Kamu menangkap Paman Fandi yang sudah menyelamatkan kita."Melihat semua orang yang mendesaknya, Levon merasa kesal. Namun, dia tidak bisa mengungkapkan kebenarannya. Jika Levon mengatakan bahwa dia melakukan ini demi seorang wanita sehingga membuat Ngarai Naga Biru terjebak dalam situasi berbahaya, bawahannya pasti tidak akan mendukungnya.Banyak
"Siap!" seru Pasukan Zirah Hitam dan tentara pensiun sembari mengangguk. Mereka agak bimbang. Semalam, mereka beristirahat di Desa Tomomu dan disuruh memakai baju zirah pagi-pagi.Awalnya, para pasukan ini mengira mereka akan menyerang Ngarai Naga Biru. Ternyata, Wira menyuruh mereka bersandiwara. Selain itu, Wira menyuruh mereka membuat ekspresi yang sama karena takut sandiwara mereka kurang bagus.Wira mengatakan bahwa cara ini mungkin bisa menyelamatkan Fandi. Namun, mereka merasa agak ragu. Para perampok ini sudah memberontak, apa mungkin mereka akan begitu mudah melepaskan Fandi?Tak lama kemudian, Levon membawa anggotanya datang. Tatapannya terus tertuju pada Wira. Levon mengernyit, dia merasa jenderal ini tidak seperti orang yang berpengalaman dalam peperangan. Penampilannya sama sekali tidak garang.Namun, begitu melihat Pasukan Zirah Hitam dan tentara pensiun, Levon langsung percaya. Penampilan semua tentara senior ini sangat garang. Meskipun jumlahnya tidak lebih dari 50 oran
Wira merenung sesaat, lalu berkata, "Lepaskan Fandi dan berikan 10 juta gabak, lalu suruh Wolfie bersujud untuk meminta maaf. Setelah itu, kalian boleh pergi!"Tatapan Levon menjadi dingin begitu mendengar bahwa dia harus bersujud dan meminta maaf. Levon menatap Wira dengan kesal. Sekelompok Pasukan Zirah Hitam dan tentara pensiun memegang pedang dengan erat untuk bersiap-siap menyerang.Meri membelalak seraya menggertakkan giginya. Permintaan si pencuri yang tidak tahu malu ini benar-benar keterlaluan. Molika dan Jamal merasa gugup, mereka takut sandiwara Wira gagal.Sementara itu, Jupiter, Blackie, dan perampok lain tidak keberatan. Asalkan masalah ini bisa selesai, mereka bersedia bersujud. Bagi mereka, bukan hal yang memalukan jika bersujud kepada pasukan Panglima Yudha. Bagaimanapun, Yudha adalah dewa perang Kerajaan Nuala."Ha?" seru Putu. Kemudian, dia berucap sembari tersenyum getir, "Jenderal, melepaskan Fandi dan memberikan kompensasi nggak masalah. Tapi, kalau kamu meminta p
Fandi adalah seorang penembak jitu. Baru beberapa hari saja, dia yang awalnya terlihat energetik sekarang tampak kurus. Fandi sama sekali tidak bisa bergerak, bahkan tatapannya sangat muram.Setelah meletakkan Fandi, keempat perampok langsung kabur. Mereka takut akan ditebas kalau menunda lagi.Wira menegur dengan ekspresi muram, "Mana Wolfie? Suruh dia keluar dan bersujud!""Jenderal, pemimpin kami nggak enak badan. Biar kami yang mewakili dia meminta maaf," ucap Putu. Dia segera berlutut, lalu melirik orang-orang di sekeliling dan memberi isyarat kepada mereka.Ucup, Dadan, dan perampok lain pun bersujud. Bahkan, Jupiter dan Blackie yang awalnya ragu sesaat juga ikut bersujud. Ketika sampai giliran Molika dan Jamal, Putu memberi hormat kepada mereka sambil memohon.Molika dan Jamal yang tampak kesal akhirnya berlutut meski tidak rela. Kemudian, Putu memohon lagi kepada Meri.Meri memelototi Wira dengan geram dan sama sekali tidak berniat untuk berlutut. Wira tersenyum dan bertanya, "
"Oh!" sahut Levon yang sama sekali tidak tertarik. Dia sedang memikirkan bagaimana caranya untuk mengembalikan wibawanya.Membangun wibawa sangat mudah. Levon bisa membunuh orang untuk membuat bawahan takut atau memenangkan peperangan agar dihormati semua orang.Kalau membunuh orang, Levon punya target. Setelah menghabisi Jupiter, kebetulan Blackie bisa mengendalikan seluruh kekuatan mereka. Adapun memenangkan peperangan, Levon tidak berani memikirkannya. Bagaimanapun, para perampok belum dilatih.Meri langsung menceritakan bagaimana dia ditangkap 2 kali oleh Wira secara garis besar, "Sebenarnya, aku itu sandera si pencuri ...."Jupiter dan Blackie yang mendengarnya langsung terkejut. Wira itu memang hebat. Bisa-bisanya dia menjebak Meri 2 kali di Yispohan.Levon merasa ada yang tidak beres. Dia mengernyit seraya bertanya, "Jenderal Meri, untuk apa kamu menceritakan hal ini kepadaku?"Saat ini, Levon ingin fokus mencari cara untuk memperkuat kekuasaannya. Dia akan mengesampingkan masal
Jupiter dan Blackie juga murka. Mereka hendak mengejarnya dengan membawa bawahan. Alhasil, Molika malah memberikan isyarat mata kepada mereka.Jupiter dan Blackie sama-sama mengira bahwa "kakak ipar" sedang meminta bantuan, tetapi setelah melihat Meri dan rombongannya, mereka memutuskan untuk tinggal. Selama bisa menyelamatkan kakak ipar, menikahi Meri bukanlah masalah!....Levon memaki, "Dasar gigolo yang hanya bisa menulis puisi sampah! Aku masih bisa mengampuni nyawamu dengan merayu Nona Dian.""Sekarang, padahal aku hanya dengan menangkap salah satu bawahanmu, tapi kamu malah berani menyamar sebagai anak buah Panglima Yudha untuk mengelabuiku. Benar-benar bernyali besar! Aku akan menghancurkanmu hingga menjadi berkeping-keping, menjadikanmu dagingmu bubur, lalu memberikannya kepada anjing!" timpal Levon.Levon keluar dari markasnya dengan menunggang kuda berpostur pendek, dengan wajah penuh niat membunuh.Sejak mengendalikan Ngarai Naga Biru, Levon belum pernah dipermainkan sepert
Dengan karakter yang begitu posesif, pantas saja Dian tidak memilih Levon. Dia benar-benar tidak waras!"Cepat bersujud untuk memohon ampun dariku, maka aku akan membiarkanmu mati lebih tenang!" Levon menggertak dengan matanya yang ganas seperti binatang buas. Dia merasa bahwa membunuh Wira dengan satu tebasan pedang tidak akan cukup untuk meredakan amarahnya.Levon hendak menangkap penipu ini dan menyiksanya dengan berbagai cara yang kejam, hingga membuat Wira hidup segan mati tak mau. Kemudian, dia akan menulis surat kepada Dian dan menggunakan penipu ini sebagai ancaman untuk memaksa dia datang ke Ngarai Naga Biru.Pada saat itu, Levon akan menikahi Dian dengan paksa, lalu membunuh Wira dengan kejam. Setelah itu, dia akan berkonsentrasi pada pelatihan pasukan dan menunggu kesempatan untuk merebut takhta!Wira tampak tersenyum sinis sembari bertanya, "Membunuhku? Atas dasar apa?"Respons yang tidak menunjukkan ketakutan membuat Levon makin marah. Dia tidak dapat menahan kemarahannya
Ada pula lima orang yang memiliki kemampuan bela diri yang baik. Teknik pedang yang sederhana, tetapi mematikan dan fokus pada titik-titik vital! Dalam waktu singkat, para Pasukan Zirah Hitam, veteran, dan tim pengawal muda segera memukul mundur para perampok gunung dengan merobek zirah dan merusak semangat mereka. Banyak dari perampok itu yang bahkan berbalik dan melarikan diri!Sekelompok orang itu bergegas kembali untuk mengambil Busur Silang Zeta, lalu mengejar para perampok yang melarikan diri dan membunuh mereka satu per satu!Sementara itu, ketika serangan para perampok gunung dimulai, Levon juga memimpin 200 perampok berzirah untuk menyerang Wira. Namun, sebelum dia bisa mendekat, 50 orang muncul dari kedua sisi!"Pasukan berbaju zirah!" seru Levon. Melihat perlengkapan 50 orang ini, dia sangat ketakutan hingga mengumpat, "Molika, aku akan menghancurkanmu hingga berkeping-keping dan membunuh seluruh keluargamu."Saat Meri dan Molika berbicara tentang Wira, mereka tidak menyebu
Ekspresi Lucy yang selalu berdiri di belakang Wira juga menjadi dingin."Tuan Wira, kami sama sekali nggak punya niat buruk. Kedatangan kami kali ini hanya untuk membahas sesuatu denganmu. Sejujurnya, kami berdua juga terpaksa bertemu dengan Tuan Wira dengan cara seperti ini," kata Kresna.Ararya dan Kresna segera turun dari kuda mereka dan memerintah pasukan di belakang mereka untuk berhenti, lalu mendekati Wira. Dwipangga juga segera mengikut di belakang mereka."Ada urusan apa kalian mencariku?" tanya Wira. Selama ini, hubungannya dengan kedua orang di depannya ini tidak begitu dekat, meskipun sebelumnya mereka sempat berinteraksi. Namun, sejak hubungannya dengan Senia makin memburuk, hubungan mereka juga makin merenggang.Lagi pula, orang yang berbeda suku pasti memiliki pemikiran yang berbeda. Apalagi kedua raja di depannya ini juga berasal dari wilayah tandus di utara, Wira tentu saja tidak memiliki kesan baik terhadap mereka."Nggak perlu berpura-pura di depan kami. Kamu sudah l
Wira malas untuk menanggapi Agha, jelas Agha ini keras kepala. Meskipun dia terus menjelaskannya, mungkin juga tidak akan berguna dan semuanya hanya bisa bergantung pada Agha sendiri. Mungkin karena Agha masih muda, sehingga masih menolak beberapa hal. Seiring bertambah usianya, mungkin pandangan Agha akan perlahan-lahan berubah.Wira mengalihkan pandangannya pada Wendi dan perlahan-lahan berkata, "Nona Wendi, apa rencanamu selanjutnya? Setelah pulang nanti, bagaimana kalau kamu ikut aku pergi Gedung Nomor Satu. Kelak aku pasti akan memperlakukanmu dengan penuh hormat."Lucy yang duduk di samping juga segera menganggukkan kepala dan berkata, "Aku rasa nggak ada gunanya pergi ke Gedung Nomor Satu. Lebih baik ikut aku saja, kita kembangkan jaringan mata-mata bersama-sama. Kak Wendi pasti pernah dengar tentang jaringan mata-mata, 'kan? Ini adalah organisasi intelijen nomor satu di dunia. Kita butuh bakat seperti Kak Wendi."Dia berpikir Wendi memiliki bakat yang sangat langka dan juga mah
Wira dan rombongannya juga merasa agak lelah karena mereka menemui banyak masalah saat berada di wilayah barat, sehingga mereka memperlambat langkah mereka dalam perjalanan pulang ke Provinsi Yonggu. Mereka berhenti untuk beristirahat setiap kali melihat penginapan dan membuat perjalanan mereka menjadi jauh lebih lambat.Di sebuah penginapan. Melihat sudah hampir tiba di Provinsi Yonggu, Agha berkata sambil makan dan tersenyum, "Kak Wira, apa kita benar-benar akan pulang begitu saja? Aku sebenarnya nggak suka berada di rumah, lebih menyenangkan berada di luar seperti ini. Berjalan bersama saudara-saudara, bukankah itu adalah hal yang menyenangkan?""Kalau harus terus dikurung di rumah, tulang-tulang di tubuhku terasa berkarat. Kak Dwija, kamu juga merasa begitu, 'kan?"Sebenarnya, Agha hanya ingin terus berpetualang di luar.Begitu sibuk, manusia memang akan terbiasa dengan ritme itu. Namun, begitu bersantai, mereka juga perlahan-lahan menjadi jauh lebih malas. Keinginan untuk bermain
Dahlan menatap Senia yang berada di depannya dengan ekspresi khawatir. Mereka sudah berkali-kali mencari masalah dengan Wira, tetapi setiap kali hasilnya selalu tidak menyenangkan karena Wira selalu berhasil mengatasinya dengan baik. Ini semua bukan hanya karena Wira beruntung saja, tetapi karena Wira dikelilingi oleh orang hebat juga. Menghadapi Wira memang hal yang merepotkan.Meskipun kal ini Ararya dan Kresna yang langsung memimpin pasukan mereka dan ditambah dengan banyaknya pasukan elite, Dahlan merasa mungkin hasilnya juga tidak akan memuaskan. Namun, sekarang situasinya sudah mendesak, mereka tidak mungkin mundur lagi. Setidaknya tidak bisa menyerah begitu saja, melainkan harus mempersiapkan diri untuk hasil terburuk terlebih dahulu.Senia yang berada di samping perlahan-lahan berkata, "Kalau mereka kalah, ya sudah. Asalkan kita bisa menguji tekad mereka, itu saja sudah cukup. Ini juga salah satu tujuanku kali ini. Lagi pula, sebentar lagi kita mungkin akan bertarung habis-habi
Melihat Dahlan yang berjalan mendekat, Senia bertanya dengan nada datar, "Kenapa mencariku malam-malam begini?""Apa Kresna dan Ararya berencana untuk membangkang perintah kita dan memulai perang melawan kita?"Dahlan segera menjawab, "Ibu nggak perlu khawatir tentang hal itu. Mereka berdua sudah mengikuti perintahmu dan telah membawa pasukan untuk mengejar Wira.""Selain itu, aku diam-diam menyelidiki orang-orang yang mereka bawa. Semuanya adalah prajurit terbaik dari yang terbaik. Tampaknya, kali ini mereka benar-benar bertekad untuk membantu kita membunuh Wira."Wira adalah ancaman besar. Keberadaannya bukan hanya membawa masalah besar bagi Dahlan, tetapi juga bagi Senia.Sebelumnya, mereka kehilangan 5 miliar gabak secara cuma-cuma dan Wira menggunakan uang itu untuk memperkuat dukungannya di kalangan rakyat. Kini, status Wira terus meningkat.Di seluruh sembilan provinsi, pengaruhnya tak tergoyahkan. Bahkan di Kerajaan Nuala dan Kerajaan Beluana, pengaruh Wira juga sangat besar. I
"Rencanamu sebenarnya cukup bagus, setidaknya memberi kita jalan untuk menyelamatkan diri. Hanya saja ....""Dahlan sudah mulai memberi tekanan kepada kita. Apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Kita nggak mungkin membawa keluarga besar ikut berperang, 'kan?" tanya Kresna dengan alis berkerut.Karena Dahlan sudah mencari mereka, kemungkinan besar dia juga telah menugaskan orang-orang untuk diam-diam mengawasi mereka. Setiap gerakan kecil pasti akan segera sampai ke telinganya.Jika mereka benar-benar membawa keluarga mereka pergi, hal itu pasti akan segera terungkap dan mereka mungkin tidak akan bisa melarikan diri terlalu jauh. Hasil akhirnya dapat ditebak dengan mudah. Inilah situasi yang paling tidak ingin dilihat oleh Kresna."Siapa yang bilang kita harus membawa keluarga besar?" balas Ararya. "Yang perlu kita lakukan sekarang cuma mengikuti instruksinya, membawa beberapa orang, dan pergi ke lokasi yang telah diberikan untuk mengejar Wira.""Begitu bertemu dengan Wira, kita bisa
"Kalaupun Wira menolak kita, dengan begitu banyak kekayaan yang kita miliki, kita bisa pergi ke mana saja dan tetap akan hidup dalam kemewahan, 'kan?"Uang bisa menggerakkan segalanya. Tidak peduli di mana pun, itu adalah aturan yang berlaku!Semua ini terdengar masuk akal. Namun, Kresna tetap menghela napas dan berkata, "Membawa keluarga besar meninggalkan Kerajaan Agrel ya? Menurutmu ini realistis?""Jangan lupa, Ratu punya puluhan ribu pasukan, sementara kita cuma punya 10.000 tentara kalau digabungkan. Kalau benar-benar terjadi perang, siapa yang akan rugi kalau bukan kita?""Lagi pula, kalau orang sebanyak itu mencoba meninggalkan Kerajaan Agrel, informasi itu pasti akan sampai ke telinga Kaisar. Begitu dia tahu, mungkin kita akan mati di perjalanan sebelum sempat kabur."Kresna tampaknya semakin pengecut. Ini karena dia telah mengalami terlalu banyak hal menyakitkan dalam hidupnya.Bertahun-tahun lalu, anaknya mati di tangan Senia. Terakhir kali, dia hampir kehilangan keluarganya
"Baik." Kresna segera menyetujui dengan tegas, lalu mengantar Dahlan keluar. Jika Dahlan terus berada di sini, takutnya umurnya akan menjadi pendek.Namun, setelah Dahlan pergi, kondisi Kresna tetap terlihat buruk. Wajahnya masih suram. Saat ini, dia duduk di aula besar dan terus menghela napas. Dia benar-benar berada dalam dilema. Lantas, apa yang harus dilakukan selanjutnya?Dari luar, terdengar suara langkah kaki mendekat. Tidak lama kemudian, Ararya muncul, diikuti oleh Dwipangga di belakangnya.Kini, Dwipangga telah memegang kekuasaan penuh atas pasukan Kerajaan Agrel dan memiliki posisi yang sangat tinggi. Selain itu, di wilayah timur, dia memiliki status absolut. Semua orang telah menganggapnya sebagai pewaris. Kelak, posisi Ararya akan diwariskan kepada Dwipangga.Melihat orang yang dikenalnya datang, Kresna segera berdiri dan berjalan mendekat sambil berkata, "Akhirnya kamu tiba! Aku baru saja mengantar Dahlan pergi. Tujuan kedatangannya ke sini benar-benar buat aku bingung da
Kresna telah mendengar tentang tindakan Senia sebelumnya. Senia telah berulang kali mencoba membunuh Wira secara diam-diam, tetapi setiap kali hasilnya selalu nihil. Bahkan, semua usahanya berakhir dengan kegagalan total.Senia bahkan hampir mengorbankan putranya sendiri dalam proses itu. Jika Senia sendiri tidak mampu melakukannya, bagaimana mungkin dia mengharapkan dirinya dan Ararya untuk membunuh Wira?Atau mungkin ... Senia sebenarnya berniat membunuh dirinya dan Ararya? Hanya saja, dia berencana menggunakan tangan Wira untuk melakukannya?Kresna tak kuasa merinding. Di satu sisi ada serigala, di sisi lain ada harimau. Dia merasa seperti orang yang berdiri di jembatan rapuh, tidak tahu harus melangkah ke mana dan tidak berani bergerak sembarangan.Apa pun keputusan yang diambilnya, itu bisa membawa kehancuran pada dirinya sendiri dan tidak ada jalan kembali. Menyesal pun tidak akan ada gunanya!Setelah hal ini disampaikan kepada Ararya, Ararya pasti juga akan secemas dirinya."Dar