Baris berkata, "Selain mengancam, apa lagi yang bisa kamu lakukan sekarang? Semua suku di utara sudah jatuh di tanganku dan Komeng juga bersedia bekerja sama denganku, kelak kehidupan kita akan jauh lebih baik. Dengan kondisimu saat ini, apa lagi yang bisa kamu lakukan selain mengancam? Hanya Wira satu-satunya harapanmu, 'kan?""Tadi aku sudah mengatakan dengan sangat jelas. Kalau aku bisa mengendalikan suku-suku di utara ini, aku akan membawa pasukanku ke Kerajaan Nuala. Pada saat itu, Wira hanya bisa sibuk mengurusi dirinya sendiri. Menurutmu, apa masih ada orang yang akan membalaskan dendammu?"Setelah mengatakan itu, Baris kembali tertawa terbahak-bahak. Dia sudah bersabar selama bertahun-tahun hanya untuk mencapai puncak kejayaan seperti hari ini dan merebut kembali takhta raja. Hari itu pun akhirnya makin dekat. Hanya dengan membayangkannya saja, dia sudah merasa sangat bersemangat."Apa orangnya sudah tertangkap?" tanya Baris yang tidak basa-basi dengan Bobby lagi, melainkan men
Mendengar perkataan Baris dan yang lainnya, Bobby yang terikat di tiang langsung tertawa terbahak-bahak dan terus menyindir Baris, "Selama Wira masih hidup, dia pasti akan menjadi mimpi buruk kalian. Jangan melupakan kemampuan Wira dan kekuatan di belakangnya. Dengan jumlah pasukan kalian yang beberapa ini, kalian bukan tandingan Wira.""Orang yang akan membalaskan dendamku sudah muncul, orang ini adalah Wira. Mungkin hari ini seluruh suku kami akan mati di sini, tapi aku yakin kalian juga akan segera menyusul. Saat Wira kembali ke wilayah suku di utara lagi, mimpi buruk kalian pun dimulai."Mendengar perkataan Bobby, Chaman langsung emosi dan segera berlari ke depan Bobby. Setelah sudut bibirnya berkedut, dia langsung mencabut pedang dari pinggang salah satu pengawal di sampingnya dan menebaskannya ke Bobby. Pada detik berikutnya, Bobby langsung mati.Melihat kejadian itu, anggota suku yang tersisa pun langsung merasa putus asa. Sepertinya, akhir mereka pun sudah tiba."Kenapa kamu me
Saat ini, situasinya sudah sangat mendesak, Komeng dan yang lainnya hanya bisa mengandalkan Baris sebagai harapan terakhir mereka. Hanya Baris yang bisa memberikan mereka kehidupan yang lebih baik."Aku serahkan tugas ini padamu. Asalkan kamu bisa membawa Wira kembali, kamu akan menjadi pahlawan besar. Tapi, ingat. Nggak peduli seberapa besar pun pengorbanannya, Wira tetap nggak boleh keluar dari wilayah suku-suku di utara dengan selamat. Kalau dia sudah mati, bawa mayatnya padaku," kata Baris dengan dingin.Sebelumnya, Wira sudah mengganggu rencana Baris. Kali ini, dia sudah mempersiapkan semuanya dengan matang dan bahkan sudah bersekutu dengan Senia dan Kerajaan Beluana, dia tidak boleh membiarkan ada kesalahan sedikit pun. Dia benar-benar tidak boleh kalah lagi.Setelah merespons, Komeng segera memimpin pasukannya pergi mengejar Wira."Yang mulia, bagaimana dengan orang-orang ini?" tanya Bimala sambil menatap para penduduk suku yang berlutut di tanah.Bobby sudah mendapatkan banyak
Semua orang langsung bersemangat saat mendengar perkataan Baris. Bagi mereka, ini adalah tawaran yang sangat menggoda dan mereka tidak bisa menolaknya."Sudahlah, kalian semua kembali bekerja saja. Waktu kita terbatas, aku akan menunggu orang yang beruntung itu di sini," kata Baris yang tidak berlama-lama di tengah sorakan gembira lagi dan pergi menuju rumah milik Bobby.Bobby sudah sibuk bergerak selama beberapa hari ini, sehingga saat ini dia perlu istirahat. Dia yakin kabar baiknya akan datang setelah dia terbangun nanti karena dia sudah mempersiapkan jebakan di setiap jalur komunikasi penting dengan pasukan elite. Saat ini, Wira tidak akan bisa pergi dan terjebak di wilayah suku utara ini, sehingga menangkap Wira hanya masalah waktu saja.Jika bukan karena waktu yang dijanjikannya pada Senia sudah hampir tiba, Baris ingin terus menunggu di sini. Lagi pula, Wira tidak akan bisa meninggalkan wilayah suku-suku utara ini lagi, mereka bisa melanjutkan rencana mereka.....Saat ini, Wira
Adjie menggaruk kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa, tetapi wajahnya sudah memerah karena merasa hal ini benar-benar memalukan. Dia baru saja selesai berbicara, malah sudah ada orang yang menemukan lokasi mereka. Sungguh menyebalkan."Jangan menyusahkan dia. Tempat yang dia berikan pada kita ini memang bagus dan kita juga nggak perlu mengkhawatirkan kebutuhan kita di sini. Hayam dan rombongannya bisa menemukan kita karena mereka memang selalu melindungi kita dari kegelapan. Kalau nggak, mereka juga harus berusaha keras untuk menemukan kita," kata Wira yang membela Adjie karena saat ini mereka sepihak.Meskipun sebelumnya Adjie memang melakukan hal-hal yang tidak manusiawi, tangannya juga belum tentu benar-benar tercemar darah orang lain. Jika bisa memberikannya kesempatan kedua, Wira juga tidak ingin terus menyulitkannya."Ceritakan padaku situasi di luar. Bagaimana dengan kondisi Bobby?" kata Wira. Sepanjang perjalanan ini, dia paling khawatir dengan keadaan Bobby dan hatinya meras
"Kalau begitu, kamu bawa beberapa orang dan segera pergi dari sini. Kamu pergi bertemu dengan Osman dan beri tahu semuanya pada Osman," kata Wira. Letak wilayah suku-suku di utara ini sangat dekat dengan Kerajaan Nuala dan semua masalah ini juga ulah Baris, Osman tentu saja harus datang untuk mengatasi situasi ini dan membersihkan sisa-sisa masalahnya.Lagi pula, jika Wira benar-benar bisa membawa pasukannya ke tempat itu, Bobby tidak akan mati dengan tragis dan seluruh suku itu tidak akan menjadi seperti ini."Aku akan segera membawa orang ke sana, aku nggak akan mengecewakan Tuan. Tapi, kamu juga harus menjaga dirimu dengan baik. Aku sudah memeriksa situasi di sekitar sini dan tempat ini memang aman, mereka akan sulit untuk menemukan jejak kalian. Selama kalian tetap tinggal di sini, kalian pasti bisa bertahan sampai aku membawa orang kembali," kata Hayam dengan tegas.Sebelum datang ke sini, Hayam sudah diperingatkan Lucy berkali-kali untuk memastikan keselamatan Wira dengan cara ap
Wira tersenyum dingin dan berkata, "Hayam adalah orang yang dipilih Lucy dengan hati-hati. Sejak Paviliun Langit didirikan, semua orang yang bisa menjadi anggota inti dari paviliun itu adalah orang yang terbaik. Terutama Hayam ini, keseluruhan kemampuannya nggak kalah dari Lucy. Selain itu, dia juga mengerti situasi kita saat ini, dia pasti akan berusaha untuk mencari Osman.""Ditambah lagi, orang ini juga sangat cerdas, dia pasti bisa membujuk Osman untuk datang menyelamatkan kita. Meskipun Osman nggak ingin ikut campur, dia juga bisa mengumpulkan pasukan dari dua provinsi. Baris ini nggak akan bisa menyulitkanku."Jangankan Baris, Wira berpikir meskipun Baris dan Osman bersatu pun masih bukan tandingannya. Jika tidak, keadaan Kerajaan Nuala juga tidak akan seperti saat ini. Osman dan juga Jihan bisa naik takhta juga berkat bantuannya. Jika tidak ada bantuannya, Osman tidak akan sanggup menjadi raja dan Kerajaan Nuala ini juga sudah lenyap sejak lama."Kalau begitu, aku lebih tenang s
Seorang pria yang berdiri di samping Hayam yang merupakan orang kepercayaan Hayam dan juga mantan anggota dari jaringan mata-mata segera merespons, "Apa hanya ada lima ribu orang di sini?"Hayam dan yang lainnya bersembunyi di balik sebuah batu besar dan melihat orang-orang di depan dengan saksama. Mereka dilengkapi dengan baik dan jumlahnya juga banyak, membuat orang merasa sangat tertekan. Ditambah lagi, hanya ini satu-satunya jalan keluar dari wilayah suku-suku di utara. Jika ingin keluar dari jalur lain, mungkin akan menghadapi kesulitan dan bahkan kehilangan nyawa.Jalur lainnya memang tidak dijaga dengan ketat, malahan tidak ada penjaga. Namun, jalur itu tidak bisa dilewati oleh sembarang orang. Selain melewati gurun, ada tebing curam yang harus dilewati juga.Sebelum tiba di sini, Hayam dan orang-orangnya sudah memeriksa rute si sekitar. Mereka terpaksa kembali ke sini untuk mencari celah keluar dari wilayah suku-suku utara."Hanya lima ribu orang saja? Ini adalah satu-satunya j
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m