Share

Bab 2812

Author: Arif
"Aku nggak pernah berniat untuk kehilangan teman sepertimu. Dulu begitu, sekarang juga begitu," kata Wira.

Doly menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat. Dia merasa kali ini dia sudah menemukan pemimpin yang bijaksana. Selama bisa tetap berada di sisi Wira, kelak dia juga akan berguna.

"Tuan Wira, ada satu hal yang harus kusampaikan padamu. Ini untuk membuktikan ketulusanku dan juga membalas budi padamu yang sudah menyelamatkan nyawaku," kata Doly. Sebelumnya, dia juga sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya agar beban di hati Senia menghilang. Dengan begitu, dia juga bisa menghapus semua dendamnya pada Senia.

Namun, saat memegang pisau dan hendak menyayat lehernya, Doly tiba-tiba berubah pikiran. Mengapa dia harus mati? Orang yang bersalah bukan dia, melainkan Senia dan Panji. Apa yang hendak mereka lakukan membuatnya merasa mereka sangat hina sampai dia tidak ingin bersekutu dengan Senia lagi dan bahkan ingin membebaskan dirinya.

Namun, Senia tidak mengizinkan Doly bebas dan b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2813

    Jika Wira tidak memercayai kata-katanya, Doly merasa itu juga hal yang wajar. Wira dan Nayara sudah pernah bertemu dan saling mengenal di Desa Damaro, Wira tidak mungkin mencurigainya.Selain itu, sejak datang ke sini, Nayara juga selalu mengikuti arahan Wira. Nayara juga tidak pernah muncul di hadapan umum, apalagi ikut campur dalam urusannya. Jika Doly tidak mengungkitnya, dia juga tidak akan pernah mencurigai Nayara.Namun, Doly juga tidak terlihat seperti sedang bercanda. Ditambah lagi, Senia juga ingin membunuh Doly, ini membuktikan kata-kata Doly bisa dipercaya. Wira bertanya-tanya apakah mungkin Nayara ini benar-benar tidak sejalan dengannya."Kenapa Nayara bisa membantuku untuk mempersulit Dahlan? Aku bukannya nggak percaya padamu, tapi aku benar-benar nggak bisa memahami hal ini," kata Wira sambil mengetuk pelipisnya dengan lembut. Setelah berpikir cukup lama, dia tetap tidak bisa menemukan penjelasan yang masuk akal.Jika semuanya benar-benar seperti yang dikatakan Doly, Wira

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2814

    Wira berkata, "Aku sudah tahu tentang Nayara, nanti aku akan langsung pergi menemuinya dan menanyakan semua ini dengan jelas. Ada satu hal lagi yang sudah menggangguku begitu lama, aku benar-benar ingin tahu jawabannya."Sebelum Wira selesai berbicara, Doly sudah tersenyum seolah-olah sudah tahu apa yang akan dikatakan Wira selanjutnya. Tanpa ragu-ragu, dia langsung berkata, "Tuan pasti ingin bertanya rahasia di balik semua tindakan Senia ini, 'kan?""Benar. Apa yang sebenarnya sedang direncanakannya dan guru agung itu?" tanya Wira karena dia melihat Senia dan Panji itu tidak terpisahkan, seolah-olah mereka adalah bayangan satu sama lain.Wira juga mendengar dari Kresna bahwa hubungan keduanya juga seperti ini saat berada di Kerajaan Agrel, benar-benar sangat dekat. Sekarang Senia pasti akan selalu berdiskusi dengan Panji sebelum membuat sebuah keputusan, ini membuktikan betapa pentingnya Panji ini.Namun, Wira tidak pernah mendengar tentang Panji ini sebelumnya. Tidak ada yang kebetul

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2815

    Plak!"Kenyataannya ternyata seperti ini," kata Wira yang langsung berdiri sambil memukul meja dengan keras dan ekspresinya juga terlihat sangat muram. Meskipun dia dan Senia adalah musuh, dia selalu menghargai Senia. Saat kedua kerajaan bertarung, dia juga selalu mengalahkan Senia dengan cara yang terhormat dan tidak pernah menggunakan trik curang.Namun, Wira tidak menyangka Senia akan melakukan hal kejam seperti ini untuk menyatukan sembilan provinsi dan menjadikan dunia ini miliknya sepenuhnya. Pada saat itu, dia sudah memiliki niat untuk membunuh Senia. Meskipun harus memikul reputasi yang buruk, dia juga tidak akan melepaskan Senia."Aku sudah mengetahui semuanya. Sekarang aku ada urusan yang harus ditangani, kamu tetap beristirahat di sini saja. Kalau ada apa-apa, kamu bisa langsung memberi tahu penjaga di luar. Orang-orang ini bisa dipercaya, mereka adalah pengikut setia Danu. Mereka adalah orang kita sendiri," kata Wira, lalu langsung meninggalkan kamar itu.Doly hanya berdiri

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2816

    Wira segera menginstruksi, "Danu, segera pimpin pasukan ke penginapan yang ditempati Senia. Kepung penginapannya! Bunuh siapa pun yang berani menghalangimu!""Lucy, kamu juga bawa pasukan untuk mengawasi pergerakan di wilayah Kerajaan Agrel. Kalau ada pergerakan, langsung kabari aku! Aku akan membuat persiapan di sini!"Kini, Wira berniat membunuh Senia. Jika Senia mati dan orang Kerajaan Agrel tahu, mereka tidak mungkin berpangku tangan. Mereka pasti akan memobilisasi pasukan untuk melawan Wira.Ini bukan karena mereka sangat setia terhadap Senia, melainkan karena perebutan takhta. Hanya dengan membalas dendam, mereka baru bisa menggantikan posisi Senia dan menguasai Kerajaan Agrel.Sepertinya, banyak orang yang menantikan hari ini tiba. Sekalipun kemampuan mereka belum tentu cukup, mereka tetap ingin mencobanya.Tanpa berbasa-basi, Danu dan Lucy langsung keluar. Setelah melihat orang-orang pergi, Agha pun bertanya dengan penuh penantian, "Kak, gimana denganku?"Wira menyahut dengan p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2817

    Sekitar 30 menit kemudian, Wira dan Agha tiba. Saat ini, pertarungan telah berakhir. Danu telah mengambil alih penginapan, tetapi ekspresinya terlihat masam.Ketika melihat Wira, Danu bergegas melewati kerumunan dan datang ke hadapannya. Kemudian, dia menggertakkan giginya dengan geram. "Tuan, aku gagal.""Maksudmu? Senia kabur?" tanya Wira mengerutkan dahinya. Senia telah menguasai sebuah racun. Asalkan dia lanjut memurnikannya, mungkin akan ada banyak racun yang bermunculan di dunia ini.Dunia yang dipenuhi racun akan sangat mengerikan. Makanya, tidak peduli pengorbanan apa yang dilakukan, Wira harus membunuh Senia. Dia tidak akan membiarkan Senia lolos begitu saja."Tuan, mereka sudah pergi waktu kami tiba. Mereka pasti mendengar kabar, makanya sempat kabur. Senia cuma bawa kedua putranya, Panji, dan beberapa prajurit. Dia sangat berwaspada sampai nggak ada yang tahu pergerakannya."Setelah mendengar laporan Danu, Wira mengepalkan tangannya dan meninju dinding. Wajahnya tampak suram

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2818

    Di wilayah terpencil Provinsi Yonggu.Tempat ini baru saja mengalami bencana alam. Situasi di sini sangat kacau dan berantakan. Banyak desa yang hancur. Jika ingin dibangun kembali, akan membutuhkan waktu yang cukup lama.Saat ini, Senia sedang mengendarai kudanya. Orang-orang di belakang mengikuti. Mereka akan meninggalkan Provinsi Yonggu.Sekelompok orang ini sedang berpacu dengan waktu. Jika terlambat selangkah saja, mereka mungkin akan mati di sini. Panji sekalipun tampak terburu-buru."Ibu, Wira benaran bisa membunuh kita? Aku rasa dia nggak bakal berani. Kami berdua memang cuma pangeran, tapi kamu penguasa Kerajaan Agrel.""Kerajaan Agrel punya ratusan ribu pasukan elite. Kalau perang benaran terjadi, kita juga masih bisa menambah pasukan. Mana mungkin Wira membuat keputusan seceroboh ini?" tanya Dahlan dengan bingung dan terengah-engah.Meskipun Dahlan mengendarai kuda, dia kurang ahli dalam hal ini. Selama ini, dia selalu menaiki kereta kuda ke mana-mana. Dia pun merasa sangat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2819

    "Tuan Wira, kamu berhasil mengejar kami." Nada bicara Senia terdengar lembut, tetapi tatapannya dipenuhi niat membunuh.Di situasi seperti ini, mereka hanya bisa bertarung. Meskipun begitu, tidak terlihat sedikit pun ketakutan pada ekspresi Senia.Senia terkekeh-kekeh, lalu bertanya dengan tidak acuh, "Jadi, kamu berniat membunuhku hari ini?""Memangnya bisa apa lagi? Aku nggak mungkin membiarkanmu meninggalkan tempat ini, 'kan? Doly sudah memberitahuku semuanya. Kalau dia lebih cepat selangkah, kamu nggak mungkin ada di sini sekarang.""Tapi, nggak masalah. Di sini masih wilayahku. Sekalipun kamu punya sayap, bawahanmu nggak bakal bisa membawamu meninggalkan Provinsi Yonggu dengan selamat.""Hehe." Senia menggeleng sambil tersenyum. Kemudian, dia menyahut, "Aku sudah menebaknya sejak awal. Karena dia sudah di sisimu, dia pasti bakal memberitahumu semuanya. Semua cuma masalah waktu.""Hanya saja, aku nggak menyangka dia sama sekali nggak memikirkan hubungan kami sebelumnya. Dia memberi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2820

    Wira mengangguk. "Hati-hati."Setelah mendapat izin dari Wira, Agha pun tidak berbasa-basi lagi dan langsung melompat ke depan. Dengan tangan menggenggam palu, dia langsung menyerbu ke arah Senia.Angin kencang terus menerpa, membuat mata Agha terasa perih. Ini bukan angin biasa. Ketika pasir mengenai wajah, rasanya akan sangat sakit. Namun, demi membunuh Senia, Agha tidak takut mempertaruhkan nyawanya.Ketika melihat Agha makin dekat dengan Senia dan hendak melancarkan serangan, sebuah sosok hitam tiba-tiba muncul dan mengadang di hadapan Agha."Jadi, kamu adik Wira? Kamu Agha yang disebut sebagai orang terkuat di dunia?" tanya Senia sambil terkekeh-kekeh."Kenapa memangnya?" Agha mendengus dan mengalihkan pandangannya kepada pria di depannya.Penampilan pria ini sangat aneh. Dia memakai zirah yang sudah berkarat dan tidak memiliki senjata apa pun. Selain itu, masih ada helm yang menutupi wajahnya sehingga yang terlihat hanya sepasang matanya.Sepasang mata itu tidak menunjukkan emosi

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3184

    Semua orang mengangguk setuju. Setelah urusan ini diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menghadapi pasukan utara.....Di sisi lain, Adjie masih menunggu kabar dari Wira. Setelah beberapa kali menenangkan bawahannya agar tetap bersabar, tiba-tiba terdengar suara kucing mengeong dari luar. Itu adalah tanda yang telah disepakati sebelumnya.Mendengar suara itu, Adjie langsung bersemangat. Dia segera keluar dari tenda karena tahu bahwa utusannya pasti telah kembali, yang berarti perintah dari Wira juga sudah sampai.Saat melihat sosok yang berdiri di luar, Adjie langsung maju dan bertanya dengan penuh antusiasme, "Bagaimana? Apakah semuanya sudah beres?"Orang yang datang itu bergegas memberi hormat dan menjawab, "Jenderal Adjie, perintah dari Tuan sudah datang. Kita bisa mulai menyerang!""Apa?" Adjie menyeringai mendengar kabar itu. Tanpa membuang waktu, dia langsung berjalan ke arah saluran air di mana para anak buahnya sudah menunggu dengan gelisah. Mereka sudah lama menunggu perin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3183

    Semua persiapan berjalan dengan rapi dan terorganisir secara diam-diam. Di sebelah timur, Adjie sedang menunggu kabar dari Wira. Dia tahu Wira akan segera memerintahkannya untuk menyerang, tetapi semuanya harus menunggu sampai Pasukan Harimau benar-benar siap.Pasukan Harimau adalah pasukan kavaleri. Jika mereka bisa menyerang dengan strategi yang matang, kekuatan mereka tidak bisa diremehkan.Di sisi lain, Wira dan pasukannya menerima surat yang dikirim oleh Adjie. Saat membuka surat itu di dalam tenda, Wira tersenyum. Setelah membaca isinya, dia berkata, "Aku nggak nyangka Adjie sudah menyiapkan rencana sebaik ini. Sepertinya bisa berhasil."Mendengar itu, Arhan dan yang lainnya tampak kebingungan. Arhan pun bertanya, "Tuan, apa isi suratnya?"Wira tersenyum dan menyerahkan surat itu kepada mereka. "Kalian bisa membacanya sendiri. Semuanya sudah disiapkan dengan baik. Hanya saja, Adjie sedang menunggu instruksi kita untuk memulai serangan."Semua orang terdiam sejenak, lalu salah sat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3182

    Pada saat itu, Guntur bertanya dengan suara rendah, "Siapa kamu?"Orang berbaju hitam itu tersenyum tipis, lalu berdiri dan memberi hormat, "Aku adalah orang yang dikirim oleh Bos Adjie. Kami tahu kalian masih menunggu sinyal serangan, jadi Bos Adjie mengutus kami untuk datang."Guntur tertegun sejenak. Dia merasa tidak mengenali orang ini. Namun, mengingat banyaknya orang di Desa Riwut, dia memang tidak mungkin mengenal semuanya. Ditambah lagi, karena orang ini menyebut soal sinyal serangan, Guntur pun tersenyum. "Jadi, maksudmu Adjie sudah siap untuk menyerang?"Orang berbaju hitam ini adalah orang yang diutus oleh Arhan untuk membantu Adjie. Kini, Adjie mengutusnya untuk mengawasi Enji dan Guntur. Mendengar pertanyaan Guntur, dia tersenyum.Dalam hati, dia berkata, 'Guntur ini memang persis seperti yang dikatakan Jenderal Adjie, nggak terlalu pintar.'Orang itu berkata, "Hehe, untuk saat ini belum ada rencana menyerang. Aku datang ke sini hanya untuk memberi tahu bahwa Bos Adjie ing

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3181

    Mendengar perintah Adjie, orang-orang segera mengangguk dan menyembunyikan diri. Tepat setelah mereka bersembunyi, mereka melihat sekelompok orang yang sebelumnya diperintahkan Adjie untuk menggali saluran air telah kembali.Melihat mereka, Adjie tersenyum tipis dan berkata, "Hehe, aku nggak nyangka kalian bisa selesai secepat ini."Salah satu dari mereka berujar, "Tugasnya sudah hampir selesai. Sekarang saudara-saudara yang lain sedang menunggu di sana. Apakah kamu ingin pergi sekarang?"Mendengar ini, Adjie tertawa. "Baiklah, aku nggak nyangka kalian bisa bekerja secepat ini. Kalau begitu, antar aku ke sana sekarang."Mereka tersenyum, lalu segera membawa Adjie ke lokasi saluran air. Sesampainya di sana, Adjie melihat banyak anak buahnya sedang berkumpul. Dia tersenyum dan berkata, "Hehe, kerja kalian cepat juga. Bagus, mari kita lihat hasilnya."Bawahan yang membawa Adjie kemari lantas berujar, "Gimana kalau kita langsung menggali dan membiarkan air mengalir? Aku yakin pasukan utara

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3180

    Orang itu segera menangkupkan tangan dan menyahut, "Tuan Wira sudah tiba di selatan. Beliau secara khusus mengirim kami untuk membantu, terutama karena khawatir pihak Desa Riwut menempatkan mata-mata di pasukanmu. Kalau itu terjadi, tentu akan sangat menyulitkan pergerakanmu."Mendengar kata-kata itu, Adjie tersenyum tipis. Setelah beberapa saat, dia merasa sangat terharu. Tak disangka, Wira berpikir sejauh ini untuknya.Setelah terdiam sesaat, Adjie bertanya dengan suara rendah, "Berapa banyak orang yang datang bersama kalian kali ini? Apakah ada orang luar yang melihat kalian?"Meskipun Adjie telah mengirim sebagian besar anak buahnya untuk berjaga di sekitar saluran air, di sekitar perkemahannya masih ada cukup banyak orang. Terlebih lagi, pihak musuh juga terus mengawasinya, dia khawatir keberadaan pasukan bantuan ini ketahuan."Jangan khawatir, Jenderal. Orang-orang yang mengawasi tadi sudah kami tangani. Sekarang, yang berada di luar semuanya adalah orang-orang kita sendiri. Kami

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3179

    Mendengar kata-kata itu, semua orang termangu sesaat. Menurut mereka, yang dikatakan Wira masuk akal juga. Namun, bagaimana mungkin mereka tahu Wira akan mengirim pasukan untuk menyerang Pulau Hulu?Saat beberapa orang masih diliputi kebingungan, mereka tiba-tiba teringat pada Adjie yang berada di dalam wilayah tersebut. Seketika, wajah mereka berseri-seri. Sebelumnya, mereka sangat penasaran. Namun, tampaknya jawabannya sudah jelas. Adjie adalah kuncinya.Banyak di antara mereka yang langsung merasa yakin. Pada saat itu, beberapa orang tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, mengirim Adjie ke sana memang pilihan yang tepat. Dengan begini, kita nggak akan sepenuhnya berada dalam posisi yang pasif."Mendengar hal ini, semua orang tersenyum. Namun, Wira berbicara dengan suara pelan, "Saat ini, sebaiknya kita jangan terlalu percaya diri. Kita harus ingat bahwa keadaan bisa berubah kapan saja. Untuk sekarang, kita tunggu saja kabar dari Adjie."Mendengar kata-kata itu, mereka kembali termenu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3178

    Hayam memang seorang ahli dalam intelijen dan pembunuhan. Jelas sekali, dia sudah memahami informasi ini dengan sangat baik. Sambil tersenyum, dia berkata dengan suara pelan, "Sebelumnya kami sudah menyelidiki semuanya. Dari sudut pandang strategis, target utama yang harus kita amankan lebih dulu adalah bagian timur, selatan, dan utara Pulau Hulu.""Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan, ditambah dengan bukti yang diberikan oleh Adjie, sekarang sudah jelas bahwa wilayah selatan dikuasai oleh Guntur. Dia dulunya adalah orang nomor dua di Desa Riwut. Tapi sejak Adjie tiba di sana, dia turun menjadi orang nomor tiga."Mendengar ini, semua orang tidak bisa menahan tawa. Tak perlu dipikir panjang, jelas bahwa Adjie pasti menggunakan kekuatan untuk merebut posisinya.Wira pun tersenyum geli. Dia tahu bahwa Adjie dan orang-orangnya sangat kuat. Adjie bukan hanya unggul dalam strategi, tetapi juga dalam pertarungan. Jika tidak, saat melakukan penyergapan terhadap kavaleri pasukan utara, W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3177

    Mendengar hal itu, Wira mengangguk pelan. Setelah beberapa saat, dia tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, ini akan lebih mudah bagi kita. Berapa jauh lagi jarak dari sini ke Pulau Hulu?"Hayam yang berdiri di samping segera maju dan menyahut, "Sekarang jaraknya tinggal beberapa ratus meter. Nggak jauh lagi. Sebelumnya, aku sudah mengirim mata-mata dan ternyata pasukan utara nggak menempatkan pengintai sama sekali."Mendengar ini, Wira sedikit terkejut. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa pasukan utara tidak menugaskan mata-mata di tempat yang sedekat ini. Dalam hati, dia merasa cukup heran dengan situasi ini.Seolah-olah mengerti apa yang ada di benaknya, Hayam tersenyum sebelum berkata, "Tadinya kami juga merasa aneh, tapi sekarang tampaknya semuanya mulai masuk akal. Yang paling penting bagi kita sekarang adalah memastikan kita bisa menangani orang-orang ini. Tapi, yang lebih menarik adalah kami menemukan orang-orang dari Desa Riwut."Wira terkejut. Dia tidak menyangka orang Desa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3176

    Selain itu, Pasukan Harimau yang melakukan perjalanan jauh dengan kecepatan tinggi tetap menjaga formasi tanpa ada tanda-tanda kekacauan.Hayam,yang sudah lebih dulu menerima kabar pun tersenyum tipis. Dia langsung berdiri di depan dan menangkupkan tangan, lalu berkata, "Jenderal Arhan, akhirnya kalian sampai. Nggak ada kendala selama perjalanan, 'kan?"Arhan juga menangkupkan tangan, lalu tersenyum dan menyahut, "Tentu saja nggak ada. Tuan Wira ada di belakang, sepertinya juga akan segera tiba."Sejujurnya, Arhan cukup mengagumi Hayam. Bukan hanya karena orang ini berani dan teliti, tetapi juga karena dia mengendalikan pusat Paviliun Langit dan sangat dipercaya oleh Wira.Biasanya, orang yang sudah berada di posisi tinggi akan lebih berhati-hati dalam membuat kontribusi. Namun, Hayam bukan tipe orang seperti itu. Meskipun sudah memiliki kedudukan tinggi, dia masih ingin terus maju.Beberapa saat kemudian, seolah-olah teringat sesuatu, Hayam terkekeh-kekeh dan berujar, "Tadi aku sempat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status