Share

Bab 214

“Aku nggak punya cara lain lagi. Dokter bilang kalau putraku nggak diobati, dia nggak akan bisa hidup melewati hari ini!” Pria paruh baya itu bersujud sambil memohon, “Pak Basri, aku mohon, bermurah hatilah. Aku hanya ingin meminjam 10.000 gabak. Tahun depan, aku pasti akan bekerja keras untuk mengembalikan uang itu!”

“Sialan! Kamu kira Pak Basri itu Tuhan? Jangankan putramu, bahkan kalau seluruh keluargamu mati, Pak Basri juga nggak akan peduli!” maki pengawal dengan dingin.

“Putraku, Ayah nggak berguna. Ayah nggak bisa menolongmu!”

Pria paruh baya itu sudah putus asa. Dia menggendong anaknya, lalu berdiri dan pergi dengan berat hati. Kedua pria lainnya juga berdiri dan mengikutinya pergi sambil menangis.

Tiba-tiba, ada seseorang yang mengulurkan tangannya untuk memegang dahi anak yang pingsan itu.

“Ka ... kamu mau apa?” tanya pria paruh baya dengan suara gemetar saat melihat Wira yang berpakaian rapi dan diikuti banyak orang.

Kedua pria lainnya juga berjalan maju dan menatap Wira de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status