Share

Bab 2025

Author: Arif
Modrik tentu saja tidak ingin hanya diam menunggu mati. Setelah memikirkan hal itu, dia segera mengeluarkan sebuah kembang api dari sakunya dan menyalakannya saat Wira lengah. Kembang api itu pun langsung menyala di langit, disertai dengan suara yang memekakkan telinga. Itu adalah sebuah sinyal.

Ekspresi Wira langsung berubah, ekspresi Nafis juga menjadi muram. Jika bukan karena dia tidak menggenggam tangan Modrik, bagaimana mungkin Modrik bisa memiliki kesempatan untuk memberikan sinyal.

"Cepat mundur!" Wira segera memberi perintah pada semua orang untuk segera keluar melalui pintu. Begitu para bandit itu berkumpul di sini, mereka benar-benar akan terkepung. Pada saat itu, mungkin mereka akan kesulitan untuk pergi dari sana. Saat ini, kabur adalah pilihan terbaik.

Tak lama kemudian, Wira, Biantara, dan yang lainnya sudah bertemu. Saat ini, semua orang sudah berkumpul di sisi Wira.

"Saudara-saudara, cepat pergi dari sini. Kita berpencar dan bertemu lagi di dekat perbatasan, lalu bersam
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ade Saputra
bos bab nya sedikit sekali kejar target ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2026

    "Kenapa kamu bisa ditangkap orang-orang ini?"Semua orang mulai bertanya sambil menatap Modrik dengan ekspresi khawatir. Nyawa mereka semua bergantung pada Vila Zamrud dan Modrik adalah penopang hidup mereka. Jika terjadi sesuatu pada Modrik, mereka juga tidak akan bisa bertahan hidup di sini lagi. Kerajaan Beluana memang belum damai, tetapi sebagian besar bandit sudah diberantas kecuali mereka. Itu semua juga berkat perlindungan dari Modrik. Jika Modrik tidak membantu mereka, mereka mungkin tidak akan bisa bertahan hidup sampai hari ini."Cepat suruh orang-orangmu ini minggir. Kalau nggak, aku akan langsung membunuhmu. Kamu mungkin nggak percaya kata-kataku, tapi aku sarankan kamu nggak mencobanya," kata Wira sambil tersenyum dan ekspresi yang dingin, jelas tidak sedang bercanda."Kalau kamu membunuhku, kamu juga nggak akan bisa keluar dari sini," kata Modrik sambil menggertakkan gigi, mencoba untuk melakukan perlawanan terakhir."Baiklah. Kalau begitu, kita mati bersama saja. Lagi pu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2027

    "Kamu pikir akan ada masalah besar?"Wira menepuk bahu Nafis dan berkata sambil tersenyum, "Sebelum melakukan sesuatu, sebaiknya dipikirkan dulu. Terkadang pakai otak lebih efektif daripada kekuatan."Kata-kata Wira ini sengaja untuk menyindir Nafis.Untuk mencegah para bandit itu menyesal dan kembali mencari masalah pada mereka, Wira dan yang lainnya juga tidak berlama-lama di sana lagi dan segera menuju kaki gunung. Untungnya, itu hanya kekhawatiran yang berlebihan karena tidak ada orang yang mengejar mereka di sepanjang perjalanan itu. Sepertinya, para bandit itu sedang merencanakan bagaimana membagi harta di Vila Zamrud, mungkin juga sedang ada pertarungan sengit di sana. Namun, itu bukan urusan mereka karena para bandit itu juga bukan orang yang baik, tentu saja tidak akan ada akhir bahagia.Dalam sekejap, Wira dan yang lainnya sudah berkumpul dan sekarang sedang menuju ke perbatasan. Pilihan paling bijaksana adalah segera meninggalkan wilayah Kerajaan Beluana ini.....Di Kota Li

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2028

    Ekspresi Thalia menjadi dingin. Setelah cukup lama, dia baru perlahan-lahan berkata, "Wira bukan orang yang mudah untuk didekati. Meskipun sekarang aku tidur sekamar dengan Wira, aku selalu nggak punya kesempatan untuk menyerangnya. Jangan lupa, Wira punya senjata rahasia yang sangat mematikan. Kalau tindakanku ketahuan, dia mungkin akan langsung membunuhku. Pada saat itu, semua usaha kita akan sia-sia."Meskipun Thalia mengatakan seperti itu, sebenarnya dia memiliki kesempatan beberapa kali untuk membunuh Wira. Namun sekarang, dia menyadari dia tidak bisa membunuh Wira lagi.Thalia sendiri juga tidak tahu apakah alasannya yang sebenarnya dia tidak bisa membunuh Wira. Apakah dia sudah menjadi lebih lemah setelah lama berada di sisi Wira? Tidak, ini bukan dirinya yang sebenarnya. Dia terus mengingatkan dirinya bahwa dia dan Wira berada di pihak yang berlawanan. Meskipun kelak identitasnya terungkap dan dia ingin benar-benar bersama dengan Wira, Wira juga tidak akan memberinya kesempatan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2029

    Tiga hari kemudian, Wira sudah memimpin semua orang kembali ke Kota Limaran. Namun, dia tidak langsung kembali ke kediamannya, melainkan langsung menuju Gunung Nasaka dengan ditemani oleh Nafis.Untungnya, Arjuna masih tetap tinggal di kaki gunung itu dan saat ini sedang tidur nyenyak di gazebo. Meskipun ada beberapa pemuda berbakat yang sedang menulis puisi di sekitar gazebo itu, tidak ada yang peduli dengan Arjuna. Kelihatan jelas mereka sudah terbiasa dengan pemandangan itu. Menurut mereka, Arjuna hanya seorang gelandangan, sama sekali tidak layak untuk menghabiskan waktu mereka."Uhuk uhuk." Saat mendekati Arjuna, Wira berdeham beberapa kali.Arjuna yang sedang tidur pun perlahan-lahan membuka matanya, lalu merapikan rambut di keningnya dengan tangan. Dia baru melihat jelas orang yang berdiri di depannya dan Nafis yang menggenggam kantong kain yang masih terdapat bercak darah besar. Dalam sekejap, dia seolah-olah memahami sesuatu. Setelah terkejut sejenak, dia langsung duduk tegak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2030

    "Bagaimanapun juga, jalur air di sini sangat luat hingga terhubung dengan berbagai daerah. Sekarang, aku sedang menjalankan proyek hidrolik dan sebentar lagi akan selesai. Tapi, aku nggak punya orang yang bisa dipercayakan untuk mengelola semua ini. Aku memang punya banyak saudara, tapi mereka nggak sanggup mengelola kota ini. Setelah merenungkan semuanya, kamu adalah pilihan terbaik. Lagi pula, Tuan Huben juga memujimu. Dia sangat yakin kamu mampu mengelola kota ini dengan baik," kata Wira sambil sengaja menyebut nama Huben juga.Para sastrawan tentu saja akan menghargai sesama kaumnya, sedangkan Huben adalah orang yang paling menonjol di antara mereka. Dia memang tidak memiliki gelar resmi, tetapi dia sangat berbakat. Jika tidak, saat itu para pengikut Aliran Kegelapan tidak akan mengincarnya dan akhirnya menjadi target pembunuhan mereka saat mereka tidak bisa mendapatkannya.Oleh karena itu, Wira ingin berterima kasih pada pengikut Aliran Kegelapan itu. Berkat adanya insiden ini, hu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2031

    Setelah pesta selesai, Wira dan yang lainnya melanjutkan minum hingga mabuk. Bagaimanapun juga, suasana hati mereka sangat baik karena semua masalah sudah diselesaikan, terutama Arjuna. Selama bertahun-tahun ini, dia selalu tidak menyentuh minuman dan hatinya terus memikirkan balas dendam. Namun hari ini, dia minum banyak dan mabuk hingga tidak sadarkan diri, lebih parah daripada Wira dan yang lainnya.Sebenarnya, Arjuna hanya merasa senang saja karena dendam orang tuanya sudah terbalaskan, ini adalah hal yang telah dia harapkan sepanjang hidup ini. Sekarang, usianya sudah lebih dari setengah abad. Awalnya, dia berpikir dia tidak akan bisa membalaskan dendam orang tuanya, tetapi Wira membantunya menyelesaikan impiannya. Tidak ada beban di hatinya lagi, tentu saja dia ingin berpesta sepuasnya. Dia merasa tidak sia-sia menjalani hidup di dunia ini.Di dalam kamar, Thalia memapah Wira yang mabuk ke sisi tempat tidur, lalu mendorongnya ke tempat tidur dengan kasar."Sungguh menyebalkan! Ak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2032

    "Kalau tadi kamu bertindak, aku nggak akan ragu-ragu menyerangmu dan menunjukkan padamu kekuatan senapanku. Lagi pula, kamu jangan lupa, nyawamu ada di tanganku. Di seluruh dunia ini, nggak ada seorang pun yang bisa menyembuhkan racunmu. Kalau aku mati, hidupmu juga nggak akan lama," kata Wira sambil mendekati Thalia, sehingga Thalia makin waspada terhadapnya.Wira tidak memedulikan Thalia, melainkan duduk di depan meja dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri. Setelah meneguk secangkir teh hangat, dia langsung merasa jauh lebih nyaman.Dia meregangkan pinggangnya dan berkata dengan tenang, "Aku masih nggak mengerti kenapa kamu tiba-tiba mencariku. Meskipun kamu bukan senior dari para pengikut Aliran Kegelapan, setidaknya kamu nggak kekurangan uang. Ini membuktikan kamu pasti punya rencana lain. Tapi, aku tetap nggak mengerti kenapa kamu memberikan hadiah besar ini padaku secara gratis. Apa sebenarnya tujuanmu?"Selama beberapa hari ini, Wira terus memikirkan hal ini. Dia tid

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2033

    "Kamu benar-benar bersedia melepaskanku?" tanya Thalia karena tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Wira dijuluki sebagai iblis di Aliran Kegelapan, sedangkan aliran itu selalu mengeklaim bahwa mereka akan memulihkan keadaan dunia dan menyelamatkan rakyat dari kesulitan. Entah sejak kapan, Wira mulai menjadi musuh nomor satu dari Aliran Kegelapan."Kalau nggak? Apa gunanya aku membiarkanmu tetap di sisiku? Pria lain mungkin akan tergoda dengan kecantikanmu, tapi kamu pikir aku akan sama seperti mereka yang melihat wanita cantik saja langsung nggak bisa menahan diri?" Wira memiliki banyak wanita cantik di rumah. Baik Wulan, Dewina, Dian, ataupun yang lainnya, semuanya adalah wanita yang sangat cantik. Jika mereka bekerja di tempat pelacuran, mungkin Thalia tidak akan ada apa-apanya."Terima kasih banyak untuk penawar racunnya." Thalia juga tidak merasa marah karena kata-kata Wira, melainkan langsung mengambil penawar racun di atas meja dan meminumnya. Dia langsung merasa jauh lebih

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status