Share

Bab 1902

Author: Arif
"Kamu juga nggak perlu terlalu khawatir. Orang lain mungkin nggak tahu kemampuan Biantara, tapi apa kamu masih nggak jelas? Dia adalah orang yang hebat, bukan sembarangan orang bisa mengintimidasinya."

Wira menganggukkan kepala, mungkin yang dikatakan Huben memang benar. Setelah Huben pergi, dia tetap merasa gelisah dan langsung menuju penjara.

Thalia selalu ditahan di penjara lapisan terdalam. Saat ini, tangan dan kakinya terikat dengan rantai besi yang tebal dan ruangan penjaranya tertutup rapat. Bagaimanapun juga, wanita ini bukan lawan yang mudah dan sulit untuk ditangani. Sedikit kelalaian saja, wanita ini akan menemukan celahnya dan langsung melarikan diri dari penjara.

Saat pintu penjara perlahan-lahan terbuka, Thalia yang terikat rantai besi mengangkat kepalanya dan menatap Wira. Dia memang tidak disiksa, tetapi penampilannya tidak terlihat baik, wajahnya pucat, dan kedua matanya yang cantik memerah dan terlihat tak bersemangat karena sudah setengah bulan tidak terpapar sinar m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1903

    "Sialan!"Awalnya, Wira berniat untuk bersikap lebih sopan dan minta maaf karena orang itu adalah seorang wanita. Namun tak disangka, cara berbicara wanita ini begitu kasar dan bahkan tidak mau memaafkannya."Kalau kamu bertanya seperti itu, berarti kamu ini juga buta. Apa kamu nggak melihat mataku masih di wajahku?" jawab Wira dengan kesal."Kamu ...."Wanita itu marah hingga menggertakkan giginya, lalu menunjuk Wira dan berkata, "Kamu ini benar-benar keras kepala. Aku tanya sekali lagi, apa kamu nggak mau minta maaf?"Wira sama sekali tidak memedulikan wanita itu.Saat Wira hendak pergi, wanita itu tiba-tiba meraih dan meletakkan tangan Wira di dadanya sebelum Wira sempat meresponsnya.Wira terkejut dengan tindakan wanita itu. Apa yang sedang terjadi? Wanita itu mempermalukan dirinya sendiri? Harus diakui, wanita itu cukup cantik, kulitnya lembut, matanya besar serta bercahaya, dan fitur wajahnya yang proporsional. Meskipun kecantikan wanita itu tidak begitu menakjubkan, tetap terlih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1904

    Wanita itu adalah putri dari kepala Keluarga Taslim, Raffi, yang bernama Salie. Biasanya, Salie selalu suka bermain dan keras kepala, tidak ada banyak orang di Kota Limaran yang berani berhubungan dengannya.Namun, Salie berbeda dengan anak-anak dari empat keluarga besar. Biasanya dia juga suka menindas orang, tetapi dia tidak pernah menindas orang miskin. Dia bahkan tidak melakukan hal-hal yang merendahkan yang dan tidak suka dengan kekerasan. Bisa dibilang, dia suka dengan keadilan, bisa dianggap juga sebagai pahlawan wanita. Dia tentu saja juga menganggap dirinya sebagai pahlawan, tetapi dia tidak begitu disukai orang lain karena kepribadiannya yang tidak stabil. Ditambah lagi dengan statusnya yang terhormat membuat orang iri padanya, sehingga reputasinya tidak begitu baik."Anggota Keluarga Taslim?" Wira langsung merasa tertarik. Sejak datang ke Kota Limaran, dia sudah bertemu dengan dua dari empat keluarga besar dan bahkan berhasil memusnahkan Keluarga Oesman. Dia hanya belum bert

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1905

    Setelah Wira mengikuti Salie, mereka segera tiba di depan gerbang kediaman Keluarga Taslim."Nona Salie, akhirnya kamu kembali juga. Tuan Raffi terus mencarimu sampai hampir gila, untungnya kamu baik-baik saja. Kalau nggak, kepala kamu mungkin akan hilang," kata kedua pengawal di depan pintu dengan lega sambil segera mendekati Salie.Nona yang keras kepala ini memang benar-benar susah ditangani. Salie selalu diam-diam keluar dari kediaman dan membuat banyak masalah bagi para pengawal di depan pintu. Setiap kali keluar, Salie selalu membuat masalah dan akhirnya mereka juga yang disalahkan. Suasana hati mereka tentu saja tidak begitu baik jika Salie keluar, tetapi mereka tidak berani melawan Salie karena tidak ingin mendapat masalah. Mereka lebih memilih untuk menghindari masalah."Di mana ayahku? Tadi aku bertemu dengan orang yang nggak tahu diri di jalan. Dia ingin bertemu dengan ayahku, jadi aku membawanya ke sini. Aku ingin lihat apa orang ini benar-benar mengenal ayahku seperti yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1906

    Pengurus rumah tangga yang menyadari keberadaan Wira terlebih dahulu, bertanya sambil menatap Wira dengan bingung. Salie sering keluar rumah, tetapi Salie tidak pernah membawa temannya pulang ke rumah."Ayah, orang ini bilang dia kenal denganmu dan ingin datang untuk bertemu denganmu. Aku ingin lihat apa dia benar-benar temanmu," kata Salie segera setelah teringat kembali, dia hampir lupa untuk memberi tahu Raffi tentang Wira. Dia juga menceritakan kejadian yang terjadi di jalanan tadi dengan berlebihan."Anak muda, maafkan kebodohanku ini, apa kita pernah bertemu sebelumnya? Kalau boleh tahu, kamu adalah putra dari keluarga mana?" Meskipun usia Wira sedikit lebih tua daripada Salie, dia tetap hanya seorang anak kecil bagi Raffi yang telah paruh baya.Setelah langsung duduk di kursi seolah-olah di sana adalah kediamannya sendiri, Wira tersenyum dan berkata, "Kamu benar-benar nggak mengenalku?""Hm ...." Setelah termenung sejenak, Raffi akhirnya tetap menggelengkan kepala karena dia mem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1907

    "Aku nggak berbohong," kata Wira sambil tersenyum pada Salie. Saat menuju ke sini, dia memang berniat ingin memberi pelajaran pada Salie. Tidak peduli pria atau wanita, harus dihukum jika membuat kesalahan. Apalagi, Salie berasal dari keluarga terhormat, sikap Salie pasti manja seperti sikap anak-anak dari keluarga kaya pada umumnya. Namun, saat melihat Raffi, dia akhirnya menyadari dia sudah salah paham tentang Salie. Gadis ini hanya lebih suka bermain-main, sama sekali tidak berniat jahat. Oleh karena itu, dia mengubah pemikirannya."Salie, kamu segera minta maaf pada Tuan Wira. Nggak peduli apa yang sudah kamu lakukan sebelumnya, Ayah tahu kepribadianmu. Kamu pasti sudah menyinggung Tuan Wira. Kalau nggak, Tuan Wira nggak akan mengikutimu ke sini." Raffi bereaksi dengan cepat dan segera berkata pada Salie. Dia memiliki sedikit pemahaman tentang Wira, tetapi semua itu hanya mendengar dari perkataan orang lain saja. Apalagi, Keluarga Oesman baru saja musnah, dia tidak ingin Keluarga T

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1908

    "Pada saat itu, aku akan menjelaskan pada kalian bisnis apa yang harus ditangani oleh tiga keluarga besar ini. Kelak kalian juga nggak perlu terus bersaing lagi." Wira tidak ingin terlibat dengan dendam pribadi orang-orang ini, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Jika tiga keluarga besar bisa hidup berdampingan dengan damai dan kelak memiliki tujuan bisnis yang sama, itu akan menghemat banyak biaya. Selain itu, semua uang itu juga akan masuk ke sakunya, sehingga akan sangat membantu rencananya untuk melangkah lebih jauh. Perhitungannya sangat jelas.Raffi sangat bersemangat karena dia sudah mendengar tentang kejadian di Keluarga Abizar. Setelah Keluarga Oesman musnah, Keluarga Abizar langsung naik daun. Hanya dalam semalam, keluarga itu langsung mengambil ahli semua bisnis Keluarga Oesman dan sekarang berada dalam puncak kejayaan.Awalnya, Raffi berpikir Wira akan mendukung Keluarga Abizar untuk perlahan-lahan menduduki posisi pemimpin dari empat keluarga besar, lalu menghabisi kedua

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1909

    Sel penjara itu gelap. Bukan hanya tidak ada cahaya matahari, tetapi juga dipenuhi dengan tikus-tikus yang menyebalkan. Ditambah lagi, tangan dan kaki Thalia diborgol, sehingga untuk makan pun harus disuap orang lain. Dia merasa harga dirinya dibuang di lantai dan diinjak-injak dengan kejam. Bagaimana mungkin dia yang biasanya angkuh bisa menahan semua perlakuan ini?"Membunuhmu? Bagaimana mungkin? Orang-orangku sudah menuju Kota Hantu, aku nggak akan menyentuhmu sebelum mereka kembali. Jangankan membunuhmu, meskipun kamu ingin bunuh diri pun nggak akan punya kesempatan itu ...."Wira tersenyum, lalu melanjutkan, "Tapi, aku peringatkan kamu. Kalau orang-orangku nggak bisa kembali dari Kota Hantu, aku akan membuatmu sangat menderita dan menyesal telah dilahirkan ke dunia ini."Thalia langsung berteriak, "Berengsek! Kamu ini benar-benar orang paling berengsek di dunia ini! Meskipun kelak aku menjadi hantu, aku juga nggak akan memaafkanmu! Aku akan terus mengutukmu di neraka setiap hari,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1910

    "Apa yang harus dilakukannya, itu adalah keputusannya sendiri," kata Wira.Wulan menganggukkan kepala dengan lembut."Oh ya, apa kamu ada rencana malam ini?" Wira tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraannya."Tentu saja nggak. Yang lainnya nggak ikut bersama kita dan aku juga nggak mengenal siapa pun di Kota Limaran ini. Selain menemanimu, aku benar-benar nggak tahu harus melakukan apa," jawab Wulan dengan ekspresi tak berdaya. Dia akan memilih untuk tetap tinggal di Dusun Darmadi jika tahu situasinya akan seperti ini, setidaknya dia bisa mengobrol bersama Wulan dan yang lainnya. Selain itu, dia familier dengan Dusun Darmadi, sehingga tidak akan merasa begitu bosan. Namun, tidak ada gunanya menyesal karena dia yang memilih untuk datang ke sini, dia hanya bisa menerima situasinya."Baiklah. Malam ini aku akan membawamu pergi bersenang-senang."Wira tersenyum misterius, lalu memanggil orang yang berada di luar pintu. "Kamu hubungi orang-orang dari tiga keluarga besar dulu dan pesan satu m

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3103

    Bukan hanya Adjie dan yang lainnya, bahkan Wira yang berdiri di depan Kunaf pun tertegun setelah mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka Bimala malah mengerahkan pasukan besar hanya untuk menangkapnya, benar-benar menghargainya.Agha yang mudah emosi pun langsung menendang Kunaf dan memarahi, "Katakan dengan jelas, kali ini ada berapa banyak pasukan utara yang dikirim?"Kunaf meludah ke tanah, lalu tertawa dingin dan berkata, "Hehe. Semuanya ada 100 ribu pasukan untuk menjaga perbatasan. Begitu pasukan besar itu tiba, kalian semua nggak akan bisa kabur lagi. Kalau kalian melepasku sekarang ...."Namun, sebelum Kunaf selesai berbicara, Nafis langsung menendang tubuh Kunaf untuk memaksanya menahan kata-kata berikutnya. "Melepaskanmu? Kamu bermimpi. Sayangnya, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup lagi."Tak disangka, ekspresi Kunaf malah tetap datar saat mendengar perkataan Nafis. Sebaliknya, dia malah tertawa dan berkata, "Hehe. Nggak masalah. Lagi pula, kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3102

    Adjie menganggukkan kepalanya karena sangat setuju dengan pengaturan Agha. Jika terjadi sesuatu yang tak terduga pada saat seperti ini, semua usaha mereka sebelumnya akan sia-sia.Saat ini, di gerbang kota. Wira yang sedang memimpin sekelompok orang pun memandang ke langit di kejauhan, lalu memanggil Nafis dan bertanya dengan nada pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Begitu menguasai kota, Wira langsung mengirim banyak mata-mata untuk menyambut 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala.Nafis memberi hormat dan menjawab, "Belum ada kabar. Tapi, berdasarkan informasi sebelumnya dari para mata-mata, mereka harusnya sudah dekat."Wira menganggukkan kepala. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada saat seperti ini.Tepat pada saat itu, ada seorang prajurit yang berlari mendekat. Setelah melihat keduanya, dia langsung memberi hormat dan berkata, "Tuan, Kak Nafis, Kak Adjie dan yang lainnya sudah kembali. Mereka bahkan berhasil menangkap Kunaf."Mendengar laporan itu, Nafis merasa sangat sen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3101

    Mendengar Latif berkata demikian, Adjie merasa agak ragu karena saat ini situasinya sangat mendesak. Jika dia melepaskan mereka begitu saja, dia akan kesulitan.Menyadari Adjie sepertinya merasa agak kesulitan, Latif yang berdiri di depan pintu tersenyum dan berkata sambil memberi hormat, "Kalau Kak Adjie merasa agak kesulitan, kamu bisa menahan kami di halaman ini dulu. Selama nyawa kami nggak terancam, kami bisa menerima cara lainnya."Melihat Latif yang begitu pengertian, Adjie membalas hormat itu dengan tersenyum. Setelah ragu sejenak, dia berkata perlahan-lahan, "Melihat Jenderal Latif begitu sungkan, aku akan terus terang saja. Saat fajar nanti, 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala akan langsung masuk ke kota.""Sekarang kami sudah menguasai gerbang kota dan kediaman wali kota juga. Begitu pasukan tiba mereka bisa langsung menerobos masuk tanpa hambatan."Kata-kata Adjie ini membuat Latif sangat bersemangat karena tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menjadi seorang penjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3100

    Tanpa basa-basi, Agha langsung menampar kedua selir Kunaf. Mereka pun langsung diam, tak berani berteriak lagi.Namun, saat itu juga, Agha mencium bau pesing yang menyengat dan sontak mengumpat pelan, "Sialan!"Setelah beberapa saat, Kunaf sudah diikat erat. Adjie lalu menoleh ke arah Agha dan bertanya, "Apa kita perlu mengabari Tuan Wira? Sekarang situasi di dalam kota sudah terkendali, tinggal menunggu pasukan Kerajaan Nuala tiba."Mendengar nama Kerajaan Nuala, Kunaf yang tergeletak di lantai langsung mengeluarkan suara dari mulutnya yang disumpal dengan kain. Tubuhnya meronta-ronta.Adjie tidak berkata apa-apa dan hanya menendang tubuh Kunaf agar tetap diam. Setelah itu, dia duduk perlahan di kursi dan berkata dengan tenang, "Aku sudah mengutus orang untuk memberi tahu Wira. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang perlu kita lakukan.""Apa itu?""Dengan menggunakan perintah Kunaf, kita panggil semua kepala penjaga gerbang ke sini dengan alasan rapat mendadak. Begitu mereka masuk ke hala

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status