Share

Bab 1357

Author: Arif
Setelah Wira dan Biantara sama-sama menarik pelatuk senapan, mereka langsung berhasil menembak mati beberapa orang.

Pada saat itu, tekanan Julian berkurang. Dia memukul pingsan seseorang, lalu menendang yang satunya lagi hingga terbang.

Para perampok itu menjadi terkejut dan memandang Wira dengan ekspresi tidak percaya dengan kejadian itu.

Wira dan Biantara juga tidak berbelaskasihan dan terus menembak. Setelah beberapa saat, dari sepuluh orang itu hanya tersisa dua orang yang masih hidup. Namun melihat rencana mereka sudah terungkap, dua orang yang tersisa itu juga langsung menembak diri mereka sendiri.

Saat melihat mereka sudah mati, Wira baru menghelakan napas lega dan buru-buru mendekat. "Julian, kamu baik-baik saja, 'kan?"

Sebelumnya, Julian hampir saja kehilangan nyawanya saat mereka sedang berlatih bersama, sehingga kali ini Wira pun merasa sangat khawatir. Namun untungnya, Julian baik-baik saja. "Tenang saja, Tuan. Aku baik-baik saja."

Julian memang berkata seperti itu, tetapi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1358

    "Jadi ... aku hanya bisa pergi."Setelah Julian mengatakan itu, Wira mengernyitkan alisnya dan berkata, "Julian, aku tahu ada banyak hal yang kamu sembunyikan dari kami, tapi aku pikir ... setidaknya kita sudah berteman, ada beberapa hal yang harusnya kamu katakan kepadaku. Apalagi, aku juga tahu ada beberapa hal yang nggak bisa kamu sembunyikan dariku terlalu lama!"Apa yang dikatakan Wira memang benar. Dia tahu tentang Sekte Langit dan Sekte Gunung, sehingga meskipun Julian menyembunyikannya, suatu hari nanti dia pasti akan tahu.Julian menatap Wira dan menarik napas dalam-dalam. Setelah mempertimbangkannya sejenak, dia baru berkata, "Tuan, aku nggak bermaksud menyembunyikannya darimu, tapi ... kamu sudah tahu pun nggak akan ada cara! Aku ... adalah orang yang akan mati suatu hari nanti. Lebih cepat atau lama mati pun sama saja! Aku nggak mengatakannya karena aku nggak ingin kalian mengkhawatirkanku ...."Julian langsung berbicara. Saat mengatakan itu, matanya mulai memerah.Mendenga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1359

    Sejak kecil hingga dewasa, Julian dan Rossa harus menjalani pelatihan yang ketat seumur hidupnya demi satu pertarungan yang diadakan setiap 60 tahun sekali ini. Mereka terus berlatih dan nyawa mereka ditentukan hanya dalam satu pertarungan itu, mereka tidak merasakan kebahagiaan.Bagi Julian, hal ini membuatnya makin menderita. Pasalnya, dia sudah menderita penyakit Fisik Bulan Dingin ini sejak kecil dan makin parah seiring dengan bertambahnya usia. Sekarang, dia sudah hampir tidak bisa mengendalikan penyakitnya itu. Sejujurnya, dia bisa hidup sekarang pun sudah termasuk sebuah keajaiban.Saat ini, melihat pertarungan di Gunung Langit sudah makin dekat, hati Julian pun perlahan-lahan merasa tenang. Dia menyadari kematian tidak menakutkan, melainkan harapan yang terus-menerus meningkat hingga menjadi keputusasaan yang paling menakutkan.Melihat ekspresi Julian yang sedih, membuat Dewina merasa makin kasihan. Dibandingkan dengan Julian, dia merasa dirinya benar-benar sangat bahagia. Mesk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1360

    Wira hanya peduli dengan keselamatan Julian. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menatap Julian dan berkata, "Julian, aku tahu kamu sangat mementingkan Sekte Langit. Tapi menurutku, ayah dan ibumu nggak ingin melihatmu menjadi korban. Jadi, anggap saja hal ini nggak pernah terjadi."Pemikiran Wira sangat sederhana, dia hanya khawatir Julian akan berada dalam masalah. Selain berharap agar Julian tetap aman, dia tidak memiliki keinginan lainnya. Oleh karena itu, dia tentu saja berpikir pertarungan di Gunung Langit ini adalah hal yang paling berbahaya.Mendengar perkataan itu, Julian menghela napas. Dia mengerti maksud perkataan Wira dan tahu perannya sangat kecil. Dia juga pernah berpikir untuk melepaskan semuanya dan menikmati hidupnya yang tersisa beberapa tahun ini. Namun, dia juga berpikir untuk menanggung tanggung jawab ini. Bagaimanapun juga, dia adalah anggota Keluarga Triaji. Jika mundur sekarang, dia tidak memiliki keberanian untuk menghadapi leluhurnya."Tuan, aku mengerti, tap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1361

    Julian menyimpan pistol tersebut, lalu menatap Wira dan lainnya lekat-lekat. Tampak rasa syukur dan keengganan dari sorot matanya."Ya, pasti!" ujar Julian dengan mata memerah. Sejujurnya, dia juga tidak ingin meninggalkan Wira dan lainnya. Namun, dia khawatir Sekte Gunung melakukan sesuatu sehingga terpaksa pergi.Setelah Julian menunggang kuda dan pergi, Wira menatap sosok belakangnya dan menghela napas. Dia berucap, "Gadis yang sangat baik. Sayangnya, dia malah mengidap penyakit parah. Hidup ini ... benar-benar nggak adil."Wira sungguh menyayangkan hal ini, tetapi tidak berdaya. Julian jelas-jelas begitu baik, tetapi malah mengidap penyakit. Mungkin, langit iri dengan orang berbakat. Jika tidak, Julian sudah pasti sangat bahagia sekarang."Hais, entah kapan kita bisa bertemu lagi. Jujur, aku nggak rela dia pergi begitu saja ...," ucap Dewina.Begitu mendengarnya, Wira pun tersenyum sambil menyahut, "Nggak rela? Kenapa? Nggak ada yang membantumu bekerja lagi, ya?"Wira tentu hanya b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1362

    "Hm ... gimana, ya? Aku memang berpikiran seperti itu. Bagaimanapun, Julian sangat baik. Aku tentu ingin menjadikannya saudaraku. Kenapa?" sahut Dewina dengan jujur.Ini memang keinginan Dewina. Jika bertemu wanita yang mereka sukai dan wanita itu kebetulan juga mencintai Wira, mereka tentu akan membantu Wira menerima selir."Nggak perlu, mana ada istri yang terus mencarikan wanita untuk suaminya," ucap Wira dengan tidak berdaya. Dia benar-benar pasrah melihat ketiga istrinya ini."Serius?" tanya Dewina sembari mengejapkan matanya."Tentu saja, hubungan itu harus didasari perasaan kedua belah pihak, kalian nggak bisa sesuka hati menjodohkanku. Selain itu, aku bukan pria yang langsung jatuh cinta hanya karena melihat wanita cantik. Yang paling penting bagiku adalah perasaan, bukan paras. Mengerti?" jelas Wira.Baik Wulan, Dian, ataupun Dewina, semua telah melewati banyak rintangan bersama Wira. Dia tidak langsung menaklukkan ketiga wanita ini setelah melihat kecantikan mereka."Baiklah.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1363

    Setelah berdebat cukup lama, mereka akhirnya berhenti. Wulan dan Dian terus mengikuti Wira, menanyakan hal-hal yang terjadi di Kerajaan Agrel.Kedua wanita ini tentu mengetahui beberapa kejadian, tetapi akan terdengar lebih nyata kalau mendengarnya secara langsung dari mulut Wira.Wira pun memberi tahu semua hal yang terjadi di Kerajaan Agrel selama setengah tahun ini. Namun, dia tidak memberi tahu tentang Julian, membiarkan Dewina yang menceritakannya sendiri.Dewina menatap Wulan dan Dian sambil berucap, "Kak Wulan, Kak Dian, kenapa kalian nggak tanya tentang Julian? Dia nggak pulang bersama kami lho."Begitu ucapan ini dilontarkan, mereka baru teringat pada Julian. Wulan bertanya, "Oh, benar juga. Di mana Julian? Kenapa dia nggak ikut pulang?"Dewina tersenyum misterius sambil menyahut, "Hehe, biar kuberi tahu dulu. Kalaupun Julian berada di depan kalian sekarang, kalian nggak akan bisa mengenalinya!"Wulan dan Dian bertatapan mendengarnya. Mereka merasa heran, jadi bertanya, "Apa m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1364

    Satu-satunya yang dikhawatirkan Wira adalah penyakit Julian.Setelah membahas tentang Julian, mereka sekeluarga pun makan bersama. Kini, Wira juga sudah memahami apa yang terjadi.Keluarga Barus memiliki pasukan kuat sehingga sudah siap untuk bertarung lagi. Kerajaan Nuala juga sama. Mereka menjadi makin kuat karena dukungan Keluarga Juwanto.Hanya saja, kedua pihak itu tidak memiliki pemikiran untuk menaklukkan Dusun Darmadi. Lagi pula, Provinsi Lowala sangat kuat sekarang, tidak akan sanggup untuk dijatuhkan.Wira sama sekali tidak peduli. Sesudah mengetahui begitu banyak rahasia, dia menjadi tidak tertarik dengan masalah kerajaan di dunia fana. Apalagi, Wira sudah memiliki kemampuan untuk menguasai dunia! Dia hanya tidak ingin melakukannya untuk sekarang!Awalnya, Wira tidak ingin terlalu kelelahan sehingga berniat mengabaikan masalah ini dan melewati kehidupan orang kaya. Akan tetapi, setelah mengetahui banyak hal, makin banyak pemikiran yang muncul di benak Wira."Sekarang aku sud

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1365

    Pada saat yang sama, beberapa orang sedang diam-diam mendekati. Raut wajah mereka tampak meremehkan."Membunuh orang biasa saja harus kita yang turun tangan, menjengkelkan sekali," ucap salah satu pria itu sambil mendengus.Dua pria lainnya pun terkekeh-kekeh dan membalas, "Nggak apa-apa, hanya membunuh orang kok. Lagian, kita sudah jarang turun ke dunia fana. Ada bagusnya juga bisa jalan-jalan.""Ya, hanya membunuh Wira, mudah saja. Jangan terlalu dipermasalahkan." Dengan begitu, ketiga orang itu pun menuju ke Dusun Darmadi.Ketika masih berada di kejauhan, ketiga orang itu tiba-tiba tercengang. Pria yang memimpin berkata dengan ekspresi merendahkan, "Cih, ada begitu banyak orang yang berjaga di luar. Sepertinya Dusun Darmadi ini lumayan juga.""Kamu benar, mereka semua ahli bela diri. Kalau orang lain yang datang, mungkin mereka sudah ketahuan sekarang.""Ya, Wira ini hebat juga. Aku nggak nyangka dia akan menyuruh begitu banyak orang berjaga di luar Dusun Darmadi."Semua pengawal ya

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3195

    Setelah pasukan utara kembali ke kemah, Darsa tidak bisa menahan amarahnya saat melihat ekspresi Zaki dan berkat, "Zaki, sebagai jenderal garis depan, kenapa kamu begitu gegabah? Musuh pasti sudah menyiapkan jebakan di depan makanya mereka mundur, tapi kamu malah masih ingin membawa pasukan untuk mengejar mereka."Mendengar perkataan itu, wajah Zaki langsung memerah. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, "Kali ini memang aku yang salah perhitungan. Tapi, musuh kita benar-benar licik. Kalau kita terus membiarkan mereka begitu, kita akan terus dipermainkan mereka."Ekspresi Darsa langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Tipu muslihat adalah hal yang biasa dalam perang dan ini sudah menjadi aturan sejak dulu. Apa yang kamu pikirkan? Aku beri tahu kamu, aku akan melupakan kesalahanmu kali ini kalau kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik."Darsa mendengus, lalu menoleh pada Joko dan berkata dengan pelan, "Bawa orang-orangmu untuk menghitung jumlah korban dan pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3194

    Pengirim pesan itu segera memberi hormat, lalu langsung berjalan keluar.Setelah pengirim pesan itu pergi, Darsa baru menghela napas. Saat ini, semuanya sudah direncanakan, tetapi tergantung pada takdir apakah ini akan berhasil atau tidak. Jika 10 ribu pasukan ini masih tidak bisa membawa kembali Joko dan Zaki, situasinya akan makin merepotkan.Saat itu, Wira yang berada di medan perang tiba-tiba menoleh dan melihat musuh sudah mengerahkan tambahan 10 ribu pasukan pun terkejut karena hal ini di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka musuh masih memiliki pasukan sebanyak ini dan sebelumnya mereka juga sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak langsung mengerahkan seluruh pasukan?Sebelumnya, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghancurkan semangat bertarung pasukan utara. Namun, begitu melihat musuh mendapat pasukan tambahan lagi sekarang, mereka langsung terkejut. Mereka tidak menduga musuh mereka ternyata begitu hebat.Tepat pada saat itu, salah seorang yang te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3193

    Begitu kedua belah pihak bertabrakan, suara benturannya langsung bergema dan kekuatan yang dahsyat membuat keduanya terlempar dari kuda mereka.Joko bisa begitu dipercaya Darsa karena ternyata kekuatannya memang luar biasa. Dia mendengus, dan segera memutar tubuhnya sambil mengayunkan senjatanya, lalu mendarat di tanah. Serangannya seharusnya sudah sangat cepat, tetapi dia tidak menyangka Arhan malah lebih cepat. Saat kakinya menyentuh tanah, Arhan sudah kembali menyerangnya.Keduanya bertarung dengan sangat sengit, membuat suasana medan perang menjadi makin kacau.Namun, pertarungan antara kedua orang itu malah membuat pasukan utara makin terdesak. Menurut mereka, kekuatan musuh mereka ini benar-benar luar biasa. Bahkan ada salah seorang prajurit yang berkata, "Kenapa pasukan musuh begitu kuat? Ini benar-benar merepotkan."Banyak prajurit lainnya yang menganggukkan kepala juga. Menurut mereka, kemampuan pasukan musuh kali ini benar-benar sangat hebat dan di luar perkiraan mereka. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status