Share

Bab 55

Penulis: SaljuHitam1505
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-30 22:53:53

"Apa ini?"

Nora dan Kenzo saling berpandangan melihat sesuatu di tangan gadis tersebut.

"Darah?" tanya Kenzo.

Istri dari Kenzo itu masih terdiam dengan menatap telapak tangannya. Mula-mula, ia merasa ada yang basah dari bagian belakangnya. Ternyata memang benar darahnya telah tembus hingga ke celana yang ia pakai saat ini.

"Aku datang bulan?" ucap Nora. Gadis itu menatap telapak tangannya dengan mata berkaca-kaca siap untuk menumpahkan air matanya.

"Rupanya," ujar Kenzo yang kini telah paham apa yang membuat keanehan pada sikap istrinya ini.

"Apa!?" tanya Nora dengan nada sedikit tinggi. Matanya menatap tajam kepada sang suami.

Kenzo menggelengkan kepalanya. "Tidak,"

Nora mendengus. "Tapi Ken,"

Suara Nora kembung melemah dengan air mata yang mulai menetes pada pipinya kembali.

"Kenapa?" tanya Kenzo lembut. Tangannya terangkat untuk mengelus pundak sang istri dengan pelan.

"Aku ingin ikut ke kantor, dan aku ingin ..." Nora menggantung ucapannya membuat Kenzo menaikkan sebela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 56

    "Apakah semua perempuan jika sedang datang bulan akan menjadi ganas?" "Siapa yang kau sebut ganas!?" Seruan dari arah belakang membuat perhatian ketiga orang itu tertuju pada sumber suara. Dari pintu masuk ruang makan, muncul Nora dengan memakai dress hitam selutut lengan pendek yang terlihat simple namun elegan tengah berjalan mendekati meja makan berada. "Menurut mu aku ganas?" tanya Nora ketika telah sampai dan berdiri di samping tempat Kenzo duduk. Adenna dan Radhika saling lirik dengan sama-sama menahan senyuman mereka. Sedangkan Kenzo hanya berwajah datar seperti biasa. "Menurut mu?" tanya Kenzo balik dengan alis terangkat satu sembari menatap istrinya. "Ck! Kau memang menyebalkan! Aku tidak ganas! Aku hanya sedang, ck! Entah apa yang aku rasakan sekarang," Nora mendesah penuh frustasi lalu duduk di kursi tepat di samping Kenzo berada sembari memegangi kepalanya. "Lucunya, pagi kita di sambut pertengkaran pengantin baru," celetuk Adenna dengan tatapan meledek pada sepasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 57

    "Tentang apa memangnya?" Nora masih berusaha menggali informasi dari sang suami ini. "Tentang para pengkhianat dan Anggota lain," Mendengar itu, tiba-tiba jantung Nora berdetak lebih cepat. Entah penyebabnya apa, dirinya pun tak tahu. "Hm, baiklah," ucap Nora berpasrah diri. Gadis itu mengedepankan pandangannya menatap ke arah jalanan sambil mencari toko es cream. "Ken! Toko ice cream!" seru Nora dengan jari teracung saat matanya menangkap sebuah toko berwarna pink yang cukup besar di samping jalanan. Toko itu cukup ramai. Kenzo melihat toko yang du tunjuk oleh sang istri. Namun, bukanya berhenti, pria itu justru hanya menoleh sekilas dan tidak menghentikan mobilnya. Mereka melewat toko ice cream itu begitu saja. Hal itu sontak membuat tatapan tidak percaya dari Nora. "Apa yang ..." Tatapan Nora masih tertuju pada toko tersebut hingga kepalanya bergerak tertoleh ke belakang. "Ken!" serunya. Matanya melotot dengan kesal. "Hm?" Nora menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuska

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 58

    "Hallo?" "Tuan, telah terjadi sedikit kekacauan," ucap Theo dari seberang sana diiringi dengan berbagai suara yang terdengar ramai. Alis Kenzo langsung menyatu. "Ada apa?" Terdengar Theo menghela nafas panjang. "Para pengkhianat itu mengigit lidah dan sekarang telah tewas. Bukan hanya satu, tetapi semuanya. Sepertinya ini memang telah di rencanakan. Karena itu, kami tidak bisa menggali informasi lebih lanjut," terangnya dengan nada setenang mungkin. "Baik, aku akan segera ke sana, setelah urusan kantor selesai," balas Kenzo tanpa berkomentar apapun lagi. "Baik tuan," "Hm," Tut! Kenzo mematikan sambungan teleponnya. Ia langsung menoleh menatap sang istri yang masih asyik memilih jenis ice cream yang akan ia pilih. "Yang mana?" tanyanya sembari ikut melihat daftar menu. Nora menoleh sekilas dan kembali melihat-lihat. "Sepertinya ini enak, tetapi ini juga terlihat menggoda," jawabnya dengan melihat menu ice cream rasa coklat vanilla. "Ini, ini, dan ini saja," Nora menunjuk beb

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 59

    Kenzo menaikkan sebelah alisnya saat wajah Nora hanya berjarak beberapa centi saja dari wajahnya. Cups! "Emhh!" Nora mencium dengan ganas bibir sang suami hingga saling berbagi ice cream manis di dalam mulut Nora. Kenzo tak mau kalah, tangan pria itu bergerak meraih pinggang sang istri untuk merapatkan tubuh mereka sampai tak ada ada jarak. "Sudah," Nora melepaskan ciumannya dan menjauhkan wajahnya dari wajah Kenzo. Ia menarik nafasnya dalam-dalam dengan perlahan. Tatapannya tertuju pada sekitar mulut Kenzo yang belepotan terkena ice cream. "Gadis nakal," desis Kenzo dengan jempol mengusap bibirnya sendiri. Tatapan tajamnya mengarah pada istrinya yang telah menampilkan raut tidak bersalah. Dengan tidak bersalahnya, Nora justru cekikikan setelah melakukan hal ini. "Bukankah rasanya manis?" tanyanya dengan raut menggoda. "Sudah jelas," jawab Kenzo. "Sudah, jangan nakal, habiskan ice cream mu," suruhnya pada sang istri yang masih berada di atas pangkuannya. "Apa dirimu tak mau?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 60

    Pemberontakan masih akan terus di lakukan sampai pada suatu saat nanti aku yang akan mengambil alih semuanya," ujarnya dengan sebuah seringaian. Reyna memandang pria di hadapannya ini dengan tatapan rumit. 'Ya suatu saat nanti, aku yang akan menjadi istrinya,' ucapnya dalam hati. "Benar, dan aku pasti bisa menyingkirkan Kakakku itu," balas Reyna dengan senyum miring. Untung saja tidak ada yang mengenalinya di sini. "Aku tak bisa lebih lama," ujar pria tersebut yang telah bersiap untuk berdiri sebelum Reyna menahan tangannya. "Tunggu," Reyna menggenggam tangan pria tersebut dengan erat. "Kenapa sayang?" Pria itu kembali mendudukkan dirinya dengan tatapan tertuju pada sang kekasih. "Apakah benar-benar harus pergi sekarang? Padahal aku telah memesankan makanan untukmu," jawab Reyna dengan nada sedih serta matanya menatap berbagai hidangan yang telah ia pesan. 'Seharusnya aku pesan nanti saja jika tahu begini! Membuang uang ku saja!' ucap Reyna dalam hati dengan kesal di sertai ger

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 61

    "Wahh! Mayat!" teriaknya kegirangan. Bukanya merasa takut, gadis itu justru melangkahkan kakinya mendekati beberapa mayat yang telah tergeletak di atas lantai. "Ini?" tanya Kenzo kepada para anggota inti. Mereka semua menganggukkan kepalanya. Melihat itu, Kenzo pun berjalan mendekat pada Nora yang sudah berjongkok di hadapan para mayat tersebut. "Apakah sudah di selidiki?" Kenzo melihat dengan teliti bentuk tubuh mayat-mayat tersebut. "Belum Tuan, karena mereka telah tewas, maka informasi telah berhenti sampai di sini saja," jawab Zi mewakilkan semuanya. "Mohon maaf menyela, saya mempunyai informasi penting tentang para pengkhianat ini Tuan," celetuk salah satu anggota. Semua orang termasuk Kenzo dan Nora langsung menatap Hercules yang berkata demikian. Alis Kenzo terangkat sebelah. "Apa?" tanyanya. Hercules menghela nafasnya pelan. Tatapannya mengedar pada seluruh rekanya, lalu berhenti pada sang pemimpin. "Rupanya mereka bekerja sama dengan Gian, salah satu mafia yang menj

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 62

    "Pria gila, sampai kapanpun aku takkan kembali padanya. Penderitaan ku harus aku balaskan," ucap Nora pelan. Seketika Kenzo membuka matanya dan menolehkan kepalanya dengan cepat. "Aku tak mengerti," ucapnya pelan. Nora melihat raut bingung Kenzo yang jarang sekali terlihat di wajah pria itu. "Apa?" tanyanya. Kenzo memposisikan dirinya menghadap Nora yang membuat mereka kini berbaring dengan saling berhadapan. "Jawab aku dengan jujur." Kenzo menarik nafasnya dengan pelan. "Dendam apa yang dirimu maksudkan?" tanyanya. Jantung Nora berdetak lebih cepat saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh sang suami. Disaat seperti ini, otaknya justru bekerja lambat dan merasa bingung harus merespons bagaimana. "Dendam?" kilahnya. Padahal dirinya telah mengerti apa yang di maksud Kenzo. "Jangan mengelak," tukas Kenzo. Tatapannya menusuk menembus netra amber Nora dalam. "Aku tidak mengelak Ken, hanya saja ... aku." Nora mengalihkan tatapannya agar tak menatap mata sang suami. Tangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 63

    "Tidak!" teriaknya. Nora terkejut dari tidurnya hingga terduduk dengan napas tersengal-sengal. Keringat dingin membasahi tubuhnya. "Ada apa?" Kenzo yang ikut bangun dari tidurnya karena terkejut mendengar suara teriakan sang istri. Masih dengan napas tidak teratur, Nora menoleh pada Kenzo dengan tatapan rumit. 'Jadi itu hanya mimpi? Aku rasa aku tak pernah mengalaminya di kehidupan sebelumnya,' ucapnya dalam hati. Tangan Kenzo terulur untuk mengelap keringat yang membasahi wajah Nora dengan telapak tangannya. Pria itu masih menunggu hingga napas Nora normal kembali. "Mimpi buruk hm?" tanyanya lembut. Mata Nora berkaca-kaca. Ia langsung memeluk sang suami dengan erat dan menganggukkan kepalanya. "Sangat buruk," rintihnya. Kenzo semakin mengeratkan pelukannya dan mengelus kepala sang istri guna menyenangkannya. "Tenanglah, kau bersamaku sekarang, tak perlu khawatirkan apapun." Kenzo mengusap-usap punggung Nora. 'Benar, kehidupan ku sekarang jauh lebih baik. Tak ada yang perlu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 105

    "Hahaha!" Nora tertawa terbahak-bahak dengan menatap Reyna tajam. Ekspresi bengis terpampang jelas di wajah cantiknya. "Aku bahkan tak tahu apakah aku bisa benar-benar memaafkanmu, Reyna,"Di depan Reyna, Nora berdiri tegak. Gadis itu mengambil sebuah botol berisi racun di dalam saku jaketnya. Sorot mata Nora tampak dingin, seperti cahaya remang yang memantul di permukaan cairan berbahaya itu. Dia terlihat tak berperasaan, wajahnya menyiratkan kekecewaan yang mendalam. "Minum ini, Reyna," perintahnya dengan suara datar, seolah mengabaikan rasa takut yang terpancar dari Reyna. "Jika kau memang menyesal, buktikan padaku."Reyna menatap botol itu, mulutnya terasa kering. "Kak, tolong… jangan lakukan ini!" ucapnya, suara penuh kepanikan. "Kita bisa menyelesaikannya dengan cara lain. Ingat Kak! Kita pernah menjadi saudara!"Nora mengangkat bahu, senyum sinis menghiasi wajahnya. "Saudara? Aakah kau benar-benar percaya bahwa kita masih bisa menjadi saudara lagi setelah semua yang kau lak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 104

    Nora menatap ke arah hutan yang gelap, napasnya teratur namun penuh semangat. "Waktunya telah tiba. Kita tidak akan mundur. Kita harus menghadapi ini, Kenzo." "Ayo kita lakukan. Jika Reyna ada di sini, kita akan menemukannya."Nora merasakan getaran di sakunya. Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama Ayah di layar. Dengan sedikit keraguan, ia mengangkat telepon."Nora, kami semua mendukungmu," suara Ayahnya terdengar tenang namun tegas, "Reyna telah melampaui batas. Dia tidak hanya mengkhianati kita, tapi juga merusak kehormatan keluarga. Kau tahu apa yang harus dilakukan."Suara Bundanya kemudian terdengar, lembut namun penuh kepastian, "Kami percaya padamu, Nak. Ini bukan lagi soal pribadi, tapi soal keluarga. Jika kau ragu, ingatlah betapa Reyna telah membuat kita terluka."Nora menggenggam ponselnya lebih erat, menghirup napas dalam-dalam, dan menatap Kenzo. "Ayah dan Bunda telah berbicara. Semua mendukung kita," katanya, matanya berbinar dengan tekad yang baru.Kenzo mengangg

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 103

    "Ken!" Nora menatap Kenzo yang juga tengah menatapnya saat ini. Gadis itu menyibak rambutnya yang berkeringat. Keheningan di dalam markas segera pecah menjadi sorakan kegembiraan. Para anggota mafia, yang sebelumnya tegang menyaksikan pertarungan, kini bersorak merayakan kemenangan Nora atas Gian. Suara tawa dan teriakan penuh semangat menggema di seluruh ruangan, menandakan bahwa mereka telah berhasil mengalahkan musuh yang selama ini menjadi ancaman bagi mereka."Untuk Nyonya Nora!" teriak salah satu anggota, mengangkat senjata dengan penuh semangat. Suara tepuk tangan dan sorakan lainnya menyusul, menyebar dengan cepat seperti api. "Dia telah menyelamatkan kita semua!"Kenzo berdiri di samping Nora, wajahnya menampakkan kepuasan dan kebanggaan. Ia mengamati sekeliling, menyaksikan bagaimana para anggotanya merayakan keberhasilan itu. "Kita tidak boleh berpuas diri!”" Kenzo mengangkat suaranya di atas keributan. "Kemenangan ini bukanlah akhir. Masih ada tugas penting yang menunggu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 102

    "Mulai sekarang, kita bergerak. Temukan Reyna, hidup atau mati."Para anggota mafia mulai bergerak cepat, mengambil posisi dan menjalankan perintah. Nora berdiri di samping Kenzo, matanya bersinar penuh ambisi dan kebencian. Dalam hatinya, ia tahu ini adalah akhir dari perseteruannya dengan Reyna. Tapi kali ini, ia tidak hanya akan menang—ia akan memastikan Reyna tak pernah kembali.Ketegangan di dalam markas Kenzo tiba-tiba memuncak ketika suara deru mesin mobil dan suara langkah kaki berat terdengar mendekat. Pintu masuk utama dibuka dengan paksa, dan rombongan mafia yang dipimpin oleh Gian melangkah masuk dengan agresif. Mereka mengenakan pakaian gelap, wajah tertutup oleh masker, menunjukkan bahwa mereka datang untuk bertarung. Gian, sosok tinggi besar dengan tatapan menakutkan, berdiri di depan kelompoknya. Senyumnya penuh tantangan saat ia melihat ke arah Kenzo dan anggota mafia yang berkumpul. "Kenzo," ia menyapa dengan nada mengejek. "Dengar, malam ini aku akan mengambil kemb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 101

    "Ck! Aku takkan membiarkan Nora hidup lebih lama! Besok. Yah, Besok. Aku akan mengakhiri semuanya. Aku akan melenyapkannya dan merebut Kak Kenzo!" .... Di sebuah ruang bawah tanah yang gelap dan lembap, markas mafia yang dipimpin oleh Kenzo dipenuhi dengan para anggotanya yang berkumpul di tengah malam. Lampu-lampu redup memancarkan cahaya kekuningan, menerangi wajah-wajah tegang dan bersiap. Meja kayu panjang di tengah ruangan dipenuhi peta, dokumen, dan foto-foto Reyna. Suara berisik dari para anggota mafia yang berbicara dan mengasah senjata memenuhi ruangan, menciptakan suasana tegang yang tak terelakkan. Kenzo berdiri di depan semua orang, tubuhnya tegak, mata tajamnya memandang serius pada anak buahnya yang berjumlah puluhan. Ia mengenakan setelan hitam yang rapi, wajahnya dingin, penuh ketegasan. Rambut hitamnya tersisir rapi, namun aura di sekelilingnya memancarkan bahaya yang tak bisa disangkal. Di tangannya, sebuah pistol berlapis perak tergenggam erat. "Reyna tidak bis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 100

    Nora berhenti sejenak di depan pintu, memandang Sam dengan senyum tipis di wajahnya. "Kamu baik-baik saja, Sam?"Sontak, Sam mengangukkan kepalanya sebagai jawaban. "Aku baik-baik saja, Nyonya," jawabnya. "Sebaiknya kita beristirahat sekarang. Besok pagi, kita akan melakukan pencarian untuk menemukan jalang itu. Kita akhiri saja semuanya. Aku yakin. Semua anggota keluarga kita akan merasa tenang jika benalu itu lenyap." Kenzo menajamkan matanya. .... Dalam kegelapan malam, Reyna berlari tanpa henti, menerobos ranting-ranting kasar dan daun-daun lebat di hutan yang seolah mencoba menahannya. Tubuhnya menggigil, bukan hanya karena dinginnya malam, tapi karena gemetar perasaan yang bergejolak di dalam dirinya. Tangan kirinya masih berlumuran darah Hercules, pria yang pernah begitu mencintainya. Nafasnya berat, namun ia terus berlari, seolah mencoba melarikan diri dari bayang-bayang perbuatan yang baru saja dilakukannya."Tidak ada jalan kembali," gumamnya dalam hati, matanya membara

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 99

    "Astaga..." "Nora!?" seru suara yang tidak asing dari belakang membuat gadis itu menolehkan kepalanya dengan cepat untuk melihat sosok yang telah memanggilnya. "Kenzo?" Nora menatap suaminya yang tiba-tiba sudah berada di sini bersama Sam. Kedua pria itu mendekat dan melihat Hercules yang masih tergeletak di atas lantai. Kenzo langsung membawa tubuh Nora ke dalam pelukannya dengan erat untuk menumpahkan rasa khawatirnya. "Kau baik-baik saja?" tanya Kenzo penuh kekhawatiran. Nora menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Tapi, pria ini." Rossa menunjuk tubuh Hercules dengan tatapan dingin. "Sam, cek keadaannya!" Aroma darah yang samar menyeruak di udara, membuat perut Sam terasa mual. Hercules tergeletak tak bergerak di lantai, genangan darah tampak mulai mengering di sekitarnya.Sam mendekati tubuh itu dengan hati-hati. Wajah Hercules pucat, matanya terbuka kosong, tidak lagi bernafas. Sam berlutut, memeriksa denyut nadinya di leher, tapi seperti yang sudah ia duga, tidak ada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 98

    Sesaat kemudian, wajah Kenzo terkena lampu sorot dari sebuah mobil yang berjalan mendekat. Tak lama, mobil itu berhenti di dekatnya dan terlihatlah siapa yang mengemudikan mobil tersebut. "Tuan!" seru Sam dari dalam mobil yang mana hal itu membuat Kenzo langsung berdiri dan bergerak cepat masuk ke dalam mobil. Setelah Kenzo masuk, mobil pun kembali melaju dengan cepat membelah jalanan yang terlihat cukup senggang. ....Rossa, dengan gerak langkah hati-hati, menelusuri lorong sempit menuju apartemen Hercules yang telah dirinya ketahui. Cahaya bulan yang redup dari jendela di ujung lorong cukup memberikan penerangan baginya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, rasa dendam dan sedikit kekalutan mengisi udara di sekitarnya. Dia tahu bahwa Reyna dan pria itu sedang ada di dalam. Langkahnya semakin pelan saat dia mendekati pintu apartemen.Dengan cekatan, Rossa menyelipkan kunci cadangan yang berhasil ia peroleh dari mencari ke sekitar area pintu dan ternyata kunci itu berada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 97

    Di sisi lain, Kenzo yang berada di dalam kamar mengerjapkan matanya ketika tangannya meraba-raba ke samping dan tidak menemukan keberadaan sang istri di sampingnya. "Nora!?" panggil Kenzo dengan suara keras. "Dimana dia?" Pria itu bangun dari tidurnya dan beranjak duduk. Kepalanya menoleh ke sana kemari untuk mencari keberadaan sang Istri. Pintu kamar tertutup rapat. Pintu kamar mandi pun sama. Kenzo turun dari atas ranjang dan kemudian berjalan menuju pintu keluar. Saat ini, Kenzo telah keluar dari dalam kamar. Suasana rumah yang sepi seketika menyambutnya. Tanpa memikirkan penghuni lain akan merasa terganggu atau tidak, pria itu akhirnya berteriak. "Nora!" panggilnya yang mana hal itu membuat suaranya menggema di seluruh penjuru rumah. Kenzo dapat merasakan jantungnya berdetak lebih cepat sekarang. Ia takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan pada istrinya saat ini, mengingat baru saja mereka telah mengalami insiden mengerikan di area villa tersebut. Pria itu tidak tahu sa

DMCA.com Protection Status