Share

Bab 3

Author: Gamila
"Sudah selesai?" tanya Hosana lagi.

Luna tertegun sejenak, tidak mengerti apa yang ingin dilakukan Hosana. Namun, dia tetap ingin memancing emosinya.

"Aku nggak akan meninggalkan dia. Kalian mau keluar negeri? Aku juga ikut!"

"Aku akan terus dekat dengan Jack. Bagaimanapun juga, dia mencintaiku. Selama ada aku, pernikahanmu nggak akan bahagia!"

Usai bicara, Hosana meletakkan piring di tangannya dan menyipitkan matanya.

"Sudah selesai? Kalau begitu, sekarang giliranku."

"Saran dariku, kalau mau jadi selingkuhan, lebih baik diam-diam saja, jangan terlalu berisik."

Usai bicara, Hosana mengangkat tangannya dan menampar wajahnya hingga miring.

Luna kehilangan keseimbangan, kakinya terkilir dan mengenai mangkuk sup di meja. Sup itu tumpah ke tubuhnya, membuatnya menjerit kesakitan,

"Aaaa, panas!"

Jack yang mendengar suara itu segera berlari ke dapur.

"Luna, ada apa?"

Luna mendongakkan kepala, memperlihatkan pipi kanannya yang memerah akibat tamparan dan tangan kirinya yang melepuh karena sup. Dengan penuh kebencian, dia menunjuk Hosana yang tetap terlihat tenang.

"Suamiku, dia menamparku, dia juga menyiram sup panas itu ke badanku!"

Suami?

Hosana menahan rasa mualnya.

Jika Jack adalah suami Luna, lantas siapa suami Hosana?

Jack memeluk Luna yang terjatuh di lantai dengan penuh kasih sayang. Lalu, dia menatap Hosana dengan wajah muram.

"Minta maaf sama Luna."

Hosana mengernyit, sup panas juga mengenai tubuhnya. Dengan wajah pucat, Hosana berkata,

"Kamu nggak mau bertanya dulu apa yang sebenarnya terjadi?"

Wajah Jack menegang. Dia menatap Luna yang terlihat menyedihkan dengan penuh rasa iba.

"Luna itu gadis baik, dia bahkan sudah menemaniku bertahun-tahun tanpa meminta status apapun. Apa yang membuatmu berpikir dia bisa sejahat itu? Dia nggak mungkin mencari masalah padamu."

Hosana terdiam, menatapnya dengan tatapan penuh kepedihan.

Dulu, saat di sekolah, Hosana pernah difitnah oleh teman sekelasnya karena mencuri uang.

Saat guru wali kelas memanggilnya untuk diinterogasi, Jack yang berlari masuk ke ruang guru untuk membelanya,

"Pak, Hosana itu gadis baik, dia nggak pernah mengeluh meski diperlakukan nggak adil. Bagaimana mungkin dia mencuri uang?"

Namun sekarang, kata-kata serupa justru digunakan Jack untuk membela wanita lain.

"Aku akan minta maaf, tapi aku nggak akan mengizinkan dia ikut keluar negeri dengan kita."

Satu kalimat itu membuat Luna menggertakkan,

"Kenapa? Kamu nggak berhak memutuskannya!"

Wajah Jack langsung berubah muram.

"Jangan sampai aku marah," ujar Jack.

Mata Hosana memerah, dia mendongak sedikit agar air matanya tidak jatuh. Dia berkata,

"Jangan paksa aku untuk panggil pengacara dan mengungkapkan hubungan kalian berdua ke publik."

Wajah Jack memuram. Setelah beberapa saat, dia mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

"Baiklah, kali ini aku maafkan kamu, jangan diulangi lagi."

Usai bicara demikian, Jack menggendong Luna ke sofa ruang tamu dan mencarikannya salep luka bakar.

Saat Hosana keluar dari dapur, dia sekilas melihat kedua orang itu bermesraan. Tanpa berkata apa-apa, dia naik ke kamar utama.

Ketika Jack tidak ada, Hosana mengambil ponselnya.

Dia membuka layar mobile banking, memasukkan nominal acak, lalu mengetikkan kata sandi yang tadi disebutkan Luna.

"Transfer berhasil."

Hosana terdiam beberapa saat. Setelah menghapus jejaknya, dia meletakkan ponsel itu kembali.

Kata sandi bank suaminya sendiri justru diketahui dari wanita lain.

Betapa ironisnya.

Di lantai bawah, Jack menekan handuk hangat ke pipi kanan Luna dan mengoleskan salep luka bakar di tangannya.

Mata Luna berkaca-kaca, dengan penuh kesedihan, dia mengeluh,

"Aku yang ditampar, tapi dia sama sekali nggak merasa bersalah. Kenapa dia begitu jahat?"

"Sayang, kenapa kamu nggak membelaku? Kamu juga tampar dia dong."

Wajah Jack memuram, tetapi dia tetap sabar.

"Bagaimana kalau dia marah dan berubah pikiran, nggak mengizinkanmu ke luar negeri? Semua ini juga demi kamu."

Luna menundukkan kepala, lalu berkata,

"Yasudah, tapi malam ini ulang tahunku, kamu harus menemaniku."

"Iya, tuan putriku."

Jack menunduk dan mencium bibirnya dengan penuh kasih sayang.

Keduanya tidak menyadari bahwa Hosana berdiri di lantai dua, menatap mereka dengan dingin dari atas.

Tak lama kemudian, Jack masuk ke kamar utama.

Wajahnya muram, dia berkata bahwa luka bakar Luna cukup parah dan harus segera dibawa ke rumah sakit.

Hosana tidak menanggapinya.

Begitu Jack pergi, Hosana kembali membuka ponselnya dan melihat riwayat percakapan.

Setiap tahun, di hari ini, Jack selalu berkata bahwa dirinya sibuk dengan pekerjaan.

Sebelum tidur, Hosana menghapus angka 7 yang ada di papan tulis dan menuliskan angka 6.

"Enam hari lagi."

Keesokan paginya, saat Hosana bangun, Jack sudah kembali.

Kantong matanya terlihat hitam kebiruan, jelas sekali dia bergadang menikmati malamnya.

Hosana sedang sarapan, Jack melihat tulisan di papan tulis dan mengernyit.

"Apa maksudnya angka enam?"

Hosana menjawab dengan datar,

"Enam hari lagi kita berangkat keluar negeri."

Enam hari lagi, dia akan menyelesaikan hubungan dua belas tahunnya.

Enam hari lagi, dia akan meninggalkan semuanya.

Jack merasa ada yang aneh, tapi belum sempat memikirkannya lebih lanjut, ponselnya berdering.

Begitu Jack pergi, Hosana mulai membereskan barang-barangnya.

Rumah itu tidak akan dijual, meskipun Jack pindah keluar negeri.

Hosana mengemas semua barang pribadinya untuk dikirim ke rumah orang tuanya.

Semua hadiah dari Jack, tidak ada satu pun yang dia bawa.

Setelah selesai, hari sudah sore. Dari arah pintu, terdengar suara gaduh.

Hosana menoleh dan melihat Luna berdiri di belakang Jack dengan wajah penuh kemenangan, sambil membawa koper di tangannya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 4

    Hosana sudah bisa menebak apa yang ingin dilakukan kedua orang ini.Dia mengernyit, tetapi tetap tenang tanpa marah. Dengan suara datar, dia berkata, "Kamar di sebelah kamar utama lebih besar, suruh dia tinggal di sana saja."Lagipula, semua barang-barangnya sudah dia kirimkan.Tempat ini sudah tidak lagi menjadi rumahnya.Jack tidak menyangka Hosana akan begitu mudah mengalah. Baru saja dia merasa ada yang aneh, Luna menarik lengan bajunya sambil tersenyum manis."Suamiku, ayo bawa aku naik ke atas."Setelah mengantar Luna ke kamar, Jack kembali ke kamar utama.Separuh ruangan itu tampak kosong.Semua barang milik Hosana sudah tidak ada.Jack mengernyit, merasa aneh dan bertanya, "Ke mana barang-barangmu?"Hosana duduk di tepi ranjang, malas menatapnya."Aku sudah minta kurir mengirimnya keluar negeri. Jadi, aku nggak perlu repot beli pakaian baru nanti."Tatapan Jack tertuju pada kotak perhiasan di atas meja.Di dalamnya adalah hadiah-hadiah yang dia berikan pada Hosana selama bert

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 5

    Jack mengernyit, tidak mengerti kenapa Hosana menanyakan pertanyaan seperti itu.Lagipula, dia yakin Hosana tidak mungkin bisa hamil. Jadi, dia memutuskan untuk tidak berbohong lagi."Sebenarnya, aku hanya mau anak dari Luna. Kalau kalian berdua sama-sama hamil, aku pasti akan memihak anaknya."Kata-kata itu membuat wajah Hosana semakin pucat.Dia menunduk, menyentuh perutnya dan rasa bersalah yang tadinya ada kini sepenuhnya sirna."Oh iya, dua hari lagi adalah ulang tahunku. Sebelum kita pergi keluar negeri, aku mau merayakan bersama teman-teman, sekalian mengumumkan kabar kehamilan Luna. Kamu juga harus datang."Jack bersandar di ambang pintu, menatap Hosana dengan tenang.Sebenarnya, Hosana sudah memprediksi hal ini.Namun, saat mendengarnya langsung dari mulutnya tetap membuat hatinya terasa sakit."Kalau begitu, buat apa aku datang?"Jack mengernyit dan berkata, "Kalau kamu nggak datang, mereka akan berpikir Luna itu licik. Aku nggak mau dia disalahpahami."Wajah Hosana menunjuk

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 6

    "Berapa yang Luna bayarkan untuk kalian? Aku akan bayar dua kali lipat!""Cih! Dasar pelacur! Aku nggak mau uang hari ini, aku hanya mau menikmati barang bagus!"Pria berambut kuning yang memimpin kelompok itu menarik baju Hosana dengan kasar dan merobeknya.Kerah baju Hosana sobek dan tangan pria itu mulai meraba lehernya.Raut wajah Hosana tampak ketakutan dan perasaan putus asa mulai menyelimuti dirinya.Saat celananya hampir ditarik, Hosana dengan cepat meraih botol bir di atas meja dan memukul kepala pria itu dengan keras!Prak!Pria berambut kuning itu terluka parah. Lima pria lainnya berhenti, lalu langsung meninju Hosana."Dasar sialan! Aku akan membunuhmu hari ini!"Hosana dipukuli hingga terjatuh dan gemetar di lantai.Namun, dengan sisa keberaniannya, dia bangkit, meraih botol lain di dekat kakinya dan melemparkannya ke arah mereka.Keenam pria itu mundur menghindar dan kali ini Hosana lebih cerdik. Dia memanfaatkan momen itu untuk melarikan diri.Melihatnya lari, mereka pun

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 7

    Jack memandangi tanda tangan pada surat perjanjian cerai itu.Dia meraba tanda tangan itu berulang kali, memastikan bahwa memang tulisan tangan Hosana.Bukan dipalsukan, juga bukan dijiplak oleh orang lain.Wajah Jack memuram. Dengan penuh amarah, dia meremas surat cerai itu hingga menjadi bola kertas dan melemparkannya ke lantai.Dia tidak percaya bahwa Hosana benar-benar ingin bercerai.Dia yakin, ini hanyalah cara Hosana menunjukkan rasa tidak senangnya, karena Luna ikut pindah keluar negeri.Bagaimanapun, Hosana telah mencintainya selama dua belas tahun, bahkan sudah mengorbankan begitu banyak untuknya, pastinya tak mungkin meninggalkan dirinya begitu saja."Dia di mana? Sampai kapan dia mau marah-marah seperti anak kecil?"Pria itu menghela napas panjang dan menjawab sambil menggelengkan kepala,"Aku juga kurang tahu, Bu Hosana nggak memberitahuku keberadaannya."Jack menatap dingin ke arah pria itu, lalu menghubungi sekretarisnya."Cepat hubungi dia dan beritahu dia untuk berhent

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 8

    Jack menatap laporan di tangannya, jemarinya mengepal erat di samping tubuhnya."Dia hamil? Kenapa nggak kasih tahu aku? Kenapa dia diam-diam menggugurkan anak itu?!""Apa dia nggak tahu, aku selalu menantikan kehadiran anak ini?"Akhirnya Yanti mengerti mengapa Hosana begitu yakin ingin menggugurkan anaknya waktu itu.Dulu, jika Jack mendengar hal ini, hal pertama yang akan dia lakukan adalah mengawatirkan kondisi tubuh Hosana setelah keguguran.Namun sekarang, Jack begitu egois dan hanya memikirkan dirinya sendiri."Harusnya kamu tanyakan pada dirimu sendiri, apa yang sudah kamu lakukan selama ini?""Seorang wanita menyerahkan dua belas tahun masa mudanya untukmu, tapi apa balasannya? Kamu malah berselingkuh dengan wanita lain. Jack, pulang saja kamu."Raut wajah Jack memuram.Dia masih merasa dirinya tidak bersalah.Dalam pernikahan ini, dia sudah memberikan cinta dan uang kepada Hosana. Apa lagi yang diinginkan Hosana?Sebelum pergi, Jack tetap tidak menyerah dan bertanya, "Dia di

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 9

    Baru saja berpikir bagaimana membalas komentar itu, tiba-tiba ponsel Hosana berdering.Dari ujung telepon, terdengar suara pria yang familiar, tetapi terasa asing."Aku sudah kembali, kamu di mana? Aku pergi menemuimu.""Aku sudah pindah kota, sudah nggak di kota sebelumnya."Hosana berbicara dengan Cedrich selama setengah jam. Cedrich mengatakan bahwa dirinya akan langsung pergi ke rumahnya untuk menemuinya.Sore harinya, Hosana kembali ke rumah orang tuanya.Melihat pria di depannya, Hosana tertegun sejenak.Pria berusia tiga puluh tahun, mengenakan setelan abu-abu yang santai dengan sepasang mata yang tajam.Namun saat menatapnya, pandangan mata pria itu menjadi lembut.Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, saat Cedrich mengusap kepala Hosana seperti waktu kecil, mata Hosana langsung berkaca-kaca. "Kakak."Sebenarnya, Cedrich bukan kakak kandungnya, tapi hubungan mereka lebih dari sekedar saudara kandung.Ketika berusia enam tahun, Cedrich sekeluarga pindah ke rumah sebelah.Di mat

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 10

    Tahun kedua, Hosana mulai membangun bisnisnya. Demi menghindari pertemuan dengan Jack, dia memilih lokasi kantor di dekat rumah orang tuanya.Dengan bantuan Cedrich, perusahaan perabotan Hosana perlahan mulai berjalan stabil.Enam bulan kemudian, bisnisnya semakin berkembang. Dia bahkan mulai mempertimbangkan untuk membuka pabrik kedua.Cedrich mencarikan sebidang tanah yang strategis untuknya.Harga tanahnya terjangkau, lokasinya strategis dan tidak ada pabrik perabotan besar di sekitarnya. Tempat ini sangat cocok untuk Hosana.Namun, tanah tersebut berada di kota tempat tinggalnya sebelumnya.Setelah mengetahui hal ini, Hosana mulai memikirkan untuk kembali dan membuka pabrik kedua di sana.Setelah berdiskusi dengan Cedrich, malam itu Hosana berpamitan dengan orang tuanya dan membawa koper kembali ke kota itu.Mendengar bahwa Hosana kembali, Yanti sangat antusias dan segera mengajaknya makan."Aduh, kanget sekali denganmu! Akhirnya kamu pulang juga!""Kamu tahu nggak, selama dua tahu

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 11

    Mendengar nama Joy, Jack terpaku selama beberapa detik.Selama dua tahun terakhir, dia sering mendengar tentang Joy. Wanita itu dikenal sangat kompeten dalam pekerjaannya.Pandai bersosialisasi dan punya kemampuan minum yang luar biasa.Dalam banyak hal, Joy sangat mirip dengan Hosana.Namun sayangnya, dia bukan Hosana."Aku pergi besok malam, untuk menjalin relasi.""Baik, Pak Jack."Keesokan paginya, saat sarapan, Cedrich mengaduk susu dalam cangkirnya dengan santai.Pria itu memancarkan aura tenang dan berwibawa. Setiap gerak-geriknya mencerminkan statusnya sebagai pemimpin.Pandangan Cedrich jatuh pada Hosana yang duduk di dekatnya."Kudengar akhir-akhir ini dia sedang terpuruk, dia nggak pernah melewatkan satu pun pesta di kota ini.""Bagaimana kalau kamu nggak perlu muncul malam ini?"Gerakan Hosana yang sedang memakan roti terhenti, dia pun menggeleng pelan.Dua tahun terakhir sejak bercerai, dia telah melewati banyak hal berat. Kini wajahnya tampak lebih segar dibanding beberap

Latest chapter

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 21

    "Aku nggak memberimu kesempatan? Kamu sendiri yang menyia-nyiakannya!"Dulu saat pertama kali dia meminta izin untuk membawa Luna tinggal di luar negeri, Hosana memilih untuk diam dan memaafkan.Kedua kalinya, dia kembali menutup mata.Bukankah itu sudah cukup sebagai bentuk kesempatan?Cedrich menggelengkan kepala, wajah tampannya memuram dan berkata, "Kamu nggak akan pernah tahu, yang telah kamu hancurkan adalah hati yang tulus."Pada akhirnya, Jack tetap masuk penjara.Namun, dia hanya dijatuhi hukuman satu bulan penjara.Ternyata, tidak ada seorang pun yang benar-benar keracunan.Itu semua karena Cedrich telah lebih dulu mengetahui niat buruk Jack untuk membalas dendam.Dia pun menyusun sebuah rencana.Dengan sengaja menyebarkan informasi palsu untuk memancing Jack datang ke acara pernikahan mereka. ini seperti menjalankan gladi bersih sebelum acara sesungguhnya.Tak disangka, Jack benar-benar termakan umpan.Dia cukup pintar dan hanya mencampurkan obat pencahar ke satu meja saja,

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 20

    Setengah bulan kemudian, di Hotel Glass Hour.Hosana berdiri di pintu masuk, menyambut para tamu undangan yang datang ke pernikahannya.Dia mengenakan gaun merah dan berdiri berdampingan dengan Cedrich.Keduanya terlihat serasi, layaknya pasangan sempurna yang mencuri perhatian semua orang."Setengah jam lagi, pesta pernikahan akan segera dimulai."Cedrich melirik sepatu hak tinggi di kaki Hosana, lalu bertanya, "Capek nggak pakai hak tinggi lama-lama?"Hosana menggeleng dan tersenyum manis, lalu menjawab, "Nggak capek, aku justru senang sekali."Kedua orang tua Cedrich yang menyaksikan menantu mereka di depan mata merasa sangat puas.Mereka sudah mengenal Hosana sejak kecil dan tahu bahwa dia adalah gadis yang baik hati.Keluarga Cedrich memang tidak kekurangan uang dan mereka juga berharap Hosana bisa menjadi menantu mereka.Hari ini, harapan mereka akhirnya terwujud.Sementara itu, di area parkiran bawah tanah hotel.Jack datang dengan penuh persiapan. Dia memakai masker dan topi,

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 19

    Hosana menggelengkan kepalanya."Tanpa Luna pun, kita tetap akan berakhir seperti ini. Kalau nggak ada dia, kamu pasti akan memelihara wanita lain.""Jack, kamu benar-benar nggak mengerti apa itu cinta."Jack gemetar melihat cincin berlian besar di tangan Hosana. Dengan suara serak, dia berkata, "Bolehkan aku diundang ke pernikahanmu nanti?"Hosana menggeleng lagi dan menolak tegas, "Nggak, aku nggak mau melihatmu lagi."Cedrich melangkah maju dan menggenggam tangan Hosana, lalu berkata, "Pak Jack, tolong jangan ganggu tunanganku lagi. Aku juga bukan orang yang sabar dan berhati mulia."Maksudnya sangat jelas.Jika Jack berani mengganggu Hosana lagi, dirinya tidak akan tinggal diam.Jack menunduk, menyaksikan Cedrich memeluk Hosana dan pergi.Dia terduduk di kantor catatan sipil, bergumam pada dirinya sendiri,"Semuanya musnah, semuanya hilang.""Uang, rumah, perusahaan, istri, semuanya lenyap."Keesokan harinya, Cedrich mengikuti Hosana kembali ke rumah keluarganya.Dia sudah menyi

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 18

    Jack terisak-isak menyelesaikan kalimatnya. Hosana hanya menatapnya dengan dingin, lalu menggeleng dan berkata,"Kamu benar-benar menyedihkan.""Kalau kamu masih mau disebut lelaki, tanda tangan surat cerai itu. Kita pisah baik-baik, aku masih akan menghargaimu sebagai pria sejati.""Tapi semua yang kamu lakukan selama dua bulan ini, mana ada satu pun yang benar-benar tulus untukku? Sebenarnya semua ini hanya untuk menyentuh hatimu sendiri."Apa yang dilakukannya malah membuat Hosana semakin yakin bahwa meninggalkannya dulu adalah keputusan yang tepat."Apa yang harus aku lakukan supaya kamu mau memaafkanku?"Jack memoohon sambil menatap Hosana penuh harap."Apa aku harus mati dulu, baru kamu mau memaafkanku?"Sambil berkata begitu, entah dari mana, Jack mengambil pisau dan langsung menyayat pergelangan tangannya.Dia menyayatnya cukup dalam dan darah mengalir deras.Hosana tertegun selama beberapa detik, lalu mundur dua langkah, sambil menggeleng pelan."Kamu benar-benar gila. Perusah

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 17

    "Nggak akan."Jawab Hosana sambil menggelengkan kepalanya.Tinggal sedikit lagi, dia bisa melepaskan ikatan tali di tangannya.Luna menyipitkan mata, senyumnya terlihat kejam, dia berkata, "Baiklah, kalau kamu nggak mau, aku akan menghancurkanmu.""Aku akan merusak wajahmu, sehingga kamu nggak akan bisa lagi memikat pria lain!"Luna benar-benar kehilangan akal sehatnya.Dia mengangkat pisau, hendak melukai wajah Hosana.Namun tepat saat itu, Hosana berhasil melepaskan ikatannya. Dia segera menghindar dengan cepat.Menyadari ada yang tidak beres, Luna berusaha menangkap Hosana.Hosana langsung berlari, tetapi tubuhnya yang terluka membuatnya tidak bisa lari jauh dan dirinya hampir ditangkap oleh Luna lagi.Tiba-tiba, sebuah bayangan hitam muncul.Cedrich berdiri di depan Hosana, melindunginya, lalu menendang Luna hingga jatuh. Dengan cepat, dia memeluk Hosana yang penuh luka."Hosana, ayo kita ke rumah sakit."Ujar pria itu dengan penuh kecemasan, kekhawatiran, penyesalan dan rasa bers

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 16

    Luna tersenyum tipis, puas melihat ekspresi tegang dan tak berdaya di wajah Hosana saat ini."Aku akan mulai siaran langsung sekarang dan kamu harus meminta maaf serta mengakui kesalahanmu di depan kamera. Kamu harus mengaku bahwa kamu adalah orang ketiga, bahwa kamu memaksa Jack menikahimu dan meninggalkanku.""Kalau kamu setuju, aku akan melepaskanmu setelah siaran langsung, bagaimana?"Wajah Hosana berubah dingin. Dia menatap wanita di depannya yang terlihat semakin kehilangan akal sehat, lalu berkata dengan serius, "Kamu sudah gila? Kenapa kamu sejahat itu?"Dia diminta mengaku sebagai orang ketiga dalam siaran langsung?Jika video siaran ini disimpan dan dipotong-potong oleh netizen, reputasinya akan hancur selamanya.Bukan hanya reputasinya, bahkan di masa depan, anak-anaknya juga bisa saja menjadi korban perudungan karena video tersebut."Aku nggak mungkin menyetujuinya."Luna mengangkat pisau kecil dan kembali menggoreskan luka di wajah Hosana.Pisau itu merobek kulit putih ha

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 15

    Belum lama setelah Luna masuk penjara, perusahaan Jack menghadapi krisis keuangan.Karena beberapa keputusan salah yang diambilnya belakangan ini, ditambah kerugian yang terus dialami perusahaan selama dua tahun terakhir, bulan ini mereka tidak bisa membayar gaji karyawan.Ketika mendengar kabar itu, Jack tidak keluar dari kantornya semalaman.Di pikirannya, terbayang kembali kenangan saat Hosana menemaninya membangun bisnis di awal-awal.Lima tahun lalu, ketika dia tidak tahu cara menangani klien, Hosana dengan sabar mencarikan referensi di internet dan mengajarnya.Selama tiga tahun berturut-turut dia mengalami kegagalan, Jack juga melarang Hosana memakai uang keluarganya. Hosana hanya mengangguk setuju, tapi diam-diam membelikannya suplemen kesehatan.Penyesalan yang begitu besar menghantam Jack seperti ombak besar. Dia memegangi kepalanya dengan kedua tangan, lalu menangis tersedu-sedu.Dia benar-benar salah, sangat salah.Sudah dua bulan berlalu dan Hosana sama sekali tidak meliha

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 14

    Jack tercengang selama beberapa detik, tatapannya yang rumit jatuh pada Hosana.Sudah berkali-kali melukai Hosana?Kenapa Hosana tidak pernah memberitahunya?Dia tidak membantu Luna berdiri, Luna menopang dirinya sendiri, berdiri sambil menatap Hosana dengan penuh kebencian."Kalau bukan karena kamu, Jack nggak akan minta putus denganku! Ini semua salahmu!"Hosana memandangnya dengan tenang, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman mengejek."Salahku? Siapa yang menghancurkan rumah tanggaku? Aku memaksamu untuk aborsi berkali-kali?""Luna, jujur saja, sekalipun aku memberikan posisi istri sah padamu, dengan otakmu seperti ini, kamu tetap nggak akan mampu naik ke posisi itu."Mendengar Hosana terang-terangan menyebutnya bodoh, Luna langsung marah besar dan ingin memakinya.Namun, Jack lebih dulu menghentikannya."Cukup! Jangan ribut lagi!""Apa yang sebenarnya kamu lakukan pada Hosana dua tahun lalu?"Tatapan Luna tampak gelisah, jelas merasa bersalah."Dia itu orang hidup-hidup, apa yang

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 13

    Hampir bersamaan, panggilan dari Cedrich masuk.Di balik telepon, terdengar suara Cedrich yang dingin, "Sepertinya mereka datang untuk menghadangmu, mereka baru sampai."Mata Hosana sedikit menyipit."Waktu mereka memang pas sekali, Jack sudah menghitung dengan tepat kapan aku pulang."Cedrich terdiam beberapa detik, suaranya yang rendah dan dalam memancarkan rasa aman, "Kalau kamu nggak mau bertemu mereka, aku bisa menyuruh orang untuk mengusir mereka."Setelah berhenti sejenak, Cedrich menambahkan lagi, "Mungkin mereka datang untuk membujukmu."Hosana berpikir sejenak, lalu menggeleng.Meski keluarga Jack bukan orang berada, selama dia menikah, kedua orang tua Jack memperlakukannya dengan cukup baik.Mereka selalu mengirimkan hasil panen terbaik dari desa.Apapun makanan yang dia suka, kedua orang tua itu akan menanam untuknya.Jadi, meskipun Hosana telah meminta pengacaranya untuk mempersiapkan gugatan cerai, dia merasa tetap perlu menjaga sopan santunnya."Biarkan mereka masuk,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status