Share

Bab 138 Sudah Kuduga

Penulis: Clavita SA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Sudah malam begini juga belum pulang-pulang! Jangan-jangan, Ma, Papa malah menginap di sana! Bagaimana ini?" ucap Nana dengan panik.

Mariana yang ada bersamanya hanya diam sembari menyusun rencana yang nanti akan dirinya jalankan.

Kriieett!

Tak lama dari mereka berbicara. Suara pintu terbuka terdengar. Mereka yang saat itu tengah menunggu di sofa ruang tamu pun langsung beranjak.

Keduanya sontak melihat ke arah pintu dengan antusias. Melihat Zsalsya yang berada di dekat pintu tengah melepas sendalnya pun segera ia hampiri.

"Kak Zsalsya ke mana saja? Aku kangen tau!" katanya seraya memeluk.

Zsalsya hanya terdiam dengan bibir menyungging, seolah tengah menertawakan sikap Nana yang tampak bermuka dua.

"Aku tahu kamu pasti sedang merencanakan sesuatu," batin Zsalsya seraya membalas pelukan itu.

Yang dahulunya Zsalsya memberontak demi keadilan hidupnya, kini ia memilih cara tenang untuk menghadapi semuanya. Agar, dirinya bisa menjalankan semuanya dengan baik tanpa ada pihak yang menyer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 139 Barang Kenangan Terindah

    "Mbok, sebenarnya aku tidak mau memindahkan barang apapun dari kamar itu. Soalnya barang-barang di kamar itu semuanya penting, Mbok. Ada banyak sekali kenangan yang tidak ingin dibuang begitu saja," tutur Zsalsya dengan lembut. Mencoba untuk tidak membuat pembantunya tersinggung dengan apa yang terlontar keluar dari mulutnya tersebut.Pembantunya paham. Ia mengangguk, bahkan tampak sekali merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukannya tersebut."Mbok minta maaf, Non. Benar-benar minta maaf karena ternyata Mbok salah mempercayai orang. Mbok pikir benar-benar Non Zsalsya yang menyuruh, rupanya tidak begitu," ucap pembantu itu. "Kalau begitu, biar Mbok bantu Non Zsalsya buat menemukan semua barang itu kembali," tambahnya.Tentu saja, Zsalsya merasa senang jika dirinya dibantu semacam itu. Zsalsya yang mendengar penjelasan langsung dari pembantunya pun berusaha memaklumi karena memang posisi wanita lima puluh lima tahun itu hanya sebagai asisten rumah tangga saja di sana. Apapun yang

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 140 Menetap Pada Satu Cinta

    Keesokan harinya ....Ting-Tong! Pagi itu bel rumah sudah berbunyi. Nana yang mendengar langsung menduga bahwa yang datang adalah Arzov. "Bi, buka pintunya!" perintah Nana kepada pembantu yang ada di rumah itu. "Baik, Non," sahutnya sembari pergi dari sana, lalu bergegas menuju pintu.Mariana yang juga mendengar suara bel rumah, tetapi Nana malah abai itu membuatnya sontak bertanya. "Tumben kamu tidak bersemangat membuka pintu!""Ah, untuk apa mau membuka pintu. Yang datang 'kan tidak sepenting itu. Lagi pula, dia datang menjemput, tapi seperti tidak terniat. Aku juga sudah bosan!" jawabnya sembarang tanpa memikirkan apapun sembari memainkan ponsel."Kamu sendiri yang selalu minta menjemput, 'kan?""Iya, Ma, tapi 'kan--...!""Ah, sudahlah!" Suara langkah kaki memasuki ruangan, tetapi tidak sampai benar-benar masuk karena tahu bahwa penghuni rumah itu banyak yang tidak menyukainya.Pembantu yang melihat bahwa ternyata itu bukan melainkan Endrick, membuatnya segera bergegas pergi da

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 141 Diperlakukan Seperti Ratu

    "Kita duduk di sana, yuk! Berdiri terus di sini pasti sangat pegal!" ajak Nana kepada Endrick dengan nada manja. Bahkan, suaranya sengaja ia imut-imutkan agar bisa menarik perhatian Endrick.Namun sayangnya, ketika itu Endrick tidak terlalu merespon apa yang dikatakan oleh Nana. Ia terus berdiri sambil menunggu Zsalsya keluar dari dalam kamarnya. Walaupun ia sendiri tidak tahu sebenarnya di mana saat ini Zsalsya tidur."Kalau kamu mau, kamu sendiri saja! Saya akan tetap menunggunya di sini sampai dia datang!"Endrick mencoba menjauh kala Nana terus mendekat bahkan mepet-mepetin badannya. Mencoba untuk menyentuh Endrick. Tetapi, begitu tangan itu hendak menyentuh bagian lengannya, dengan cepat Endrick menghindar dari wanita tersebut."Daripada kamu terus mendekati saya begini, lebih baik sekarang panggil Kakak tirimu itu untuk segera datang ke sini menemui saya!" pinta Endrick.Namun, tentu saja Nana tidak mau. Jika Zsalsya sampai tahu dan datang ke hadapan Endrick, tentu dirinya tid

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 142 Pria Royal dan Peka

    Kepastian sangat penting bagi Zsalsya. Supaya dirinya dapat memposisikan diri dengan baik. Tidak hanya sebagai teman hidup, tetapi juga agar dapat diyakinkan bahwa bukan dijadikan alat semata.Sebab, kini Zsalsya sudah paham dan tahu betul bahwa ternyata ada seseorang yang sangat terobsesi dengan calon suaminya itu, tak pernah bosan untuk mengejar."Mas, kita akan pergi ke mana dulu?" tanya Zsalsya.Sembari terus memeluk bahu Zsalsya dari samping, Endrick terus berjalan santai dengan pandangan ke sana kemari seperti tengah mencari sesuatu."Kita ke sana dulu!" ajaknya.Karena ini adalah hari kerja, Zsalsya pun semakin penasaran. Ia yang kini sudah tidak canggung lagi Endrick pun mulai terbuka dengan menanyakan apa yang membuat penasaran kini."Mas, bukannya ini hari kerja, ya? Mas tidak pergi ke kantor?" tanya Zsalsya dengan santainya sembari sesekali menoleh ke arah Endrick -- menatap wajahnya."Masalah pekerjaan sudah saya serahkan pada sekretaris. Sekarang ini waktunya sama kamu, j

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 143 Rencana Menjebak

    Setelah memilah dan memilih, Zsalsya pun keluar dari ruang ganti itu untuk menunjukkannya langsung kepada Endrick. Sesuai dengan dugaan, Endrick memang menunggunya sejak tadi. Pria itu tidak sabar ingin melihat Zsalsya dengan pakaian yang beberapa saat lalu ia ambilkan itu.Suara ringan langkah kaki membuat Endrick segera menoleh. Ia tahu bahwa yang datang dan menghadap kepadanya adalah Zsalsya, sebab perasaannya mengatakan demikian.Sorot mata tajam sekaligus meneduhkan tanpa berkedip membuat Endrick tidak bosan-bosan memandangi wanita yang kini tepat berada di hadapannya.'Aku tidak menyangka kalau ternyata kamu bisa secantik ini!' Raut mukanya seakan mengatakan hal demikian itu."Mas, menurutmu bagaimana? Aku cocok pakai yang ini atau sebaiknya ganti sama yang lain saja?" tanya Zsalsya dengan polosnya. Ia memutar sedikit tubuhnya dengan wajah ceria. Melihat Endrick yang tampak melamun, Zsalsya pun kemudian menyeru dengan suara yang agak tinggi. "Mas!" Sontak, Endrick pun langsu

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 144 Menjebak Penjahat

    [Bagaimana? Tunggu nanti atau sekarang saja?][Lakukan sekarang juga! Aku sudah tidak sabar dengan apa yang terjadi nanti! Kabar itu, aku sangat menunggunya!]Kyora menyeringai dengan tatapan tajam penuh harap pada siasat jahatnya. Ia selalu ingin agar Zsalsya dan Endrick berpisah, karena dirinya tidak pernah bosan ataupun lelah demi bisa mendapatkan Endrick ke dalam pelukannya.Walaupun, rintangannya selalu ada saja. Sulit sekali dirinya untuk memisahkan mereka. Selalu gagal dan ada saja yang membuat Zsalsya, Endrick ataupun keduanya selamat dari bahaya.Kalaupun berhasil, selalu ada jalan penyelamatan yang bisa membuat mereka kembali bersatu sampai ikatan cinta keduanya semakin kentara. Menjadi lebih baik dan lebih terbuka satu sama lain.[Memangnya mereka sedang apa sekarang?][Mereka sedang bersama dan baru selesai berbelanja!]Sejak Endrick pergi ke rumah Firman, wartawan bayaran yang mendapat perintah langsung dari Kyora itu terus mengikuti diam-diam tanpa sepengetahuan Endric

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 145 Paham Mau Wanita

    "Kalau tidak ada yang mau ditanyakan lagi. Saya rasa cukup sampai di sini saja, karena kami juga masih ada banyak persiapan yang perlu diurus!" tambah Endrick dengan santainya. Selepas itu, Endrick pun langsung menggenggam tangan Zsalsya memasuki mobil. Ia tidak mau membuang-buang waktu lagi, karena baginya sudah cukup mengatakan hal yang penting saja. Endrick menduga bahwa wartawan yang datang itu pasti bukan hanya wartawan biasa yang mencari berita. Tetapi, ia memikirkan sesuatu hal yang aneh karena tiba-tiba menanyakan bukti pertunangan. Namun, untungnya sebelum itu terjadi ia sudah menyiapkan segalanya yang membuat wartawan itu melongo dan tidak mampu bertanya lebih banyak lagi. Sebab, apa yang ingin mereka dengar itu sudah terjawab. "Omong-omong, ternyata kamu hebat juga menanggapi pertanyaan mereka!" puji Zsalsya dengan agak gengsi. Meskipun memuji, tetapi terdengar sangat dingin dengan muka datar sembari menahan diri agar tidak menunjukkan perasaannya. Dengan bangga, E

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 146 Contoh Nyata Treat Like A Queen

    Perjalanan terus berlanjut. Tetapi, Zsalsya hanya bisa mengecap lidah tanpa berani mengambil atau bahkan membuka makanan tersebut."Bagaimana aku mengatakannya sebelum mengambil itu?" gumam Zsalsya. "Ah, kenapa aku tidak berani, sih? Padahal sudah jelas dan pasti diberikan," batin Zsalsya.Zsalsya merasa gengsi karena sebelumnya ia sempat mengatakan bahwa dirinya tidak lapar, sehingga ia harus terus berpura-pura tidak lapar demi menahan malunya."Jangan malu-malu! Makan saja! Malah saya senang kalau makanan itu kamu habiskan~!" kata Endrick dengan santainya. Pandangannya terus mengarah ke depan -- tepatnya ke jalan."Bukan begitu, Mas! Saya tidak malu-malu, kok!" jawab Zsalsya dengan nada agak tinggi. "Lagi pula .... Aduuhh!" Zsalsya agak menekan perutnya yang terasa sakit. Ia membungkukkan badannya ke depan ketika rasa sakit yang tak tertahankan itu kian terasa semakin kuat.Endrick tersenyum mendengarnya. Tetapi, begitu menoleh ke arah Zsalsya yang tampak kesakitan, Endrick langsung

Bab terbaru

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 309 END

    Karena kecelakaan terjadi saat Firman sudah tancap gas pergi, sehingga ia tidak tahu bahwa di sana telah terjadi kecelakaan. Ia juga tidak tahu jika yang mengalami itu adalah Mariana.Firman hanya fokus untuk pulang ke rumah tanpa berpikir apapun. Zsalsya yang kala itu tengah memasak pun mendadak ingat kepada Ayahnya, yang membuatnya langsung menghentikan tangannya. Ia melamun, hingga percikan minyak itu membuatnya langsung terhenyak kaget dan menjauh dari wajan tersebut.Endrick yang melihat itu langsung meniupi tangan Zsalsya yang terkena percikan minyak. "Biar pelayan kita saja yang melakukannya!"Endrick menoleh ke samping -- tepatnya ke arah pelayan yang ada di sana. "Tolong kamu lanjutkan!""Baik!" sahut salah seorang pelayan yang saat itu tengah berdiri di sana. Tetapi begitu mendapat perintah, ia pun langsung menuju wajan yang ada di sana.Endrick mengajak Zsalsya pergi menuju kursi yang ada di sana. "Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Endrick yang melihat Zsalsya dengan tata

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 308 Karma Atas Kejahatan

    "Baik, biar saya periksa dulu," ujar dokter itu yang kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Firman.Sementara di sana, Mariana mengintip dan kini tengah bersembunyi. Ia terus memperhatikan Firman yang saat ini tengah diperiksa oleh dokter tersebut. "Mana obatnya?" gumamnya.Selang lima menit, pemeriksaan selesai. Dokter itu pun kemudian pergi sebentar untuk mengambil obat untuk Firman.Di kala dokter itu mengambilkan obat, Mariana yang sudah sejak tadi menunggu saat itu tiba pun membuatnya langsung bergegas pergi sejenak mengikuti kemanapun dokter itu pergi.Mariana menghampiri dokter itu ketika obat pada sebuah kotak kecil itu tergeletak di meja."Dok, saya mau memeriksa jantung saya yang sedang kurang baik. Dokter mana, ya, yang suka memeriksanya?" tanya Mariana seraya mengenakan maskernya. Ia bertingkah seolah tidak tahu apa-apa.Dengan santainya, dokter itu pun kemudian menyahut. "Saya dokter jantung. Kalau mau, bisa saya periksa, tapi biarkan saya melayani pasien yang lain dul

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 307 Penguntit

    Rosmala yang belum mendapat kabar apapun, baik itu dari Endrick maupun dari Priyatna -- sopir pribadi Endrick, membuatnya mondar-mandir karena khawatir."Kenapa belum juga ada kabar apapun?" gumam Rosmala yang saat itu dalam kebingungan. Meskipun begitu, ia merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.Tak lama dari itu, sebuah mobil memasuki halaman rumah dan kemudian mobil itu menepi.Rosmala yang terus mondar-mandir di teras pun langsung menghentikan langkah kakinya. Segera saja ia menuruni sedikit tangga dan langsung menghampiri mobil tersebut yang mana ia pikir bahwa itu adalah Endrick dan seharusnya bersama Zsalsya.Begitu pintu mobil terbuka, langsung terlihatlah kaki Endrick yang keluar dari sana."Nak, akhirnya kamu kembali! Mana Zsalsya?" tanya Rosmala. Ia melihat ke dalam mobil dan saat itu Zsalsya pun memang hendak keluar dari mobil tersebut.Begitu Zsalsya turun, Rosmala langsung memeluk menantunya. "Akhirnya kamu kembali juga. Mama khawatir dengan keadaan kalian. Mengingat

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 306 Titik Kekalahan Para Penjahat

    Telepon Endrick yang saat itu sudah terhubung dengan Piryatna yang merupakan sopir kepercayaannya membuatnya bisa tahu kapan ia akan bergerak melakukan tugasnya. Setelah tahu bahwa Zsalsya ditemukan di lantai dua, sopir pribadi itu pun langsung mengajak kepada para bodyguard untuk mengikuti Endrick ke lantai atas sana. Sedangkan polisi, pada saat yang sama mereka juga masuk dan langsung menyergap. Sontak saja, semua preman yang ada di sana pun langsung berusaha kabur, termasuk Arzov. Namun sayangnya, polisi yang datang jauh lebih banyak dibanding para preman itu sendiri. "Jangan bergerak!" ujar salah seorang polisi sembari menembakkan pistol ke atas. Preman yang saat itu masih berada di sana pun langsung angkat tangan kala para polisi yang sejak awal sudah siap sedia untuk menangkap mereka kini memperlihatkan diri mereka. "Sialan! Kenapa harus ada banyak polisi!" gumam Arzov dengan kedok yang masih terpasang di kepala hingga menutup wajahnya. Namun, polisi yang bertugas la

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 305 Pembebasan

    DOORR!!!Endrick melesatkan peluru dari pistol yang dipegangnya. Sontak, polisi yang sudah bersiap pun langsung turun dari mobil dan mengepung rumah itu. Kyora tidak tahu jika rumahnya telah terkepung dan tidak memiliki jalan lagi untuk keluar.Sekalipun polisi yang mengepung, tetapi mereka tidak langsung masuk ke dalam. Para bodyguard Endrick hanya bersiap siaga di luar rumah."Serahkan Zsalsya padaku sekarang juga!" pinta Endrick. Namun, preman yang ada di sana seolah langsung siap siaga untuk menyerang Endrick. Para saat yang sama, ketika mereka hendak menyerang, Endrick melesatkan peluru ke sebuah botol kaca yang ada di sana, hingga tercipta suara berisik yang membuat para bodyguard Endrick keluar. Ketika para preman lengah karena fokusnya teralihkan kepada para bodyguard Endrick. Lada saat itulah Endrick pergi untuk mencari keberadaan Zsalsya. Endrick memplintir tangan Kyora ke belakang dan langsung menodongnya. "Cepat tunjukkan padaku di mana Zsalsya sekarang berada!" perint

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 304 Taktik Penyelamatan

    "Ma, aku pergi sekarang!" pamit Endrick ketika dirinya sudah menambahkan jaket pada pakaian atasnya. "Iya, Nak!" sahut Rosmala.Mereka yang telah mengatur rencana untuk segala sesuatunya pun kemudian berangkat dari rumah itu untuk kemudian pergi menuju lokasi alamat yang ia dapatkan sebelumnya.Endrick memasuki sebuah mobil. Ia kembali mengemudi sendiri. Kali ini, ia menggunakan mobil yang lain dengan warna putih. Rosmala yang saat itu melihat Anaknya berangkat untuk menyelamatkan Zsalsya pun hanya berdo'a agar selamat dan mereka menjalankan rencana dengan baik dan berhasil, agar bisa membawa Zsalsya kembali.Setelah Endrick pergi, di belakang itu, mobil yang dikemudikan oleh para bodyguardnya ada di belakang mobil Endrick. Hanya saja, saat itu cukup berjarak. Sebab, Endrick tidak mau jika lawan menganggap bahwa Endrick datang bersama orang lain."Zsa, tunggu aku, aku datang untuk menyelamatkanmu sekarang! Kita pasti akan bersama lagi!" ujar Endrick sembari mengemudi. Pandangannya f

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 303 Sebagai Pengingat

    "Tidak tahu terima kasih! Disuapin malah dimuntahin! Makan saja sendiri, terserah kalau kamu lapar juga!" sentak Arzov. Ia menaruh piring itu di meja dan kemudian melangkah pergi dari tempat itu.Arzov segera menemui Kyora, yang mana ada janji yang belum ia tagih sekaligus belum ia dapatkan pula uang yang dijanjikannya.Zsalsya berusaha untuk melepaskan dirinya, tetapi masih susah. "Aku mau buang air! Tolong lepaskan ikatan tanganku!" pinta Zsalsya dengan tegasnya.Namun, kedua preman itu hanya saling memandang satu sama lain. Mereka seolah tengah saling melempar kode melalui pandangan mata. Memutuskan apakah harus melepaskan ikatan tangan Zsalsya atau malah mengabaikannya.Mereka juga takut jika Zsalsya ternyata membohongi mereka, untuk itulah kedua preman itu tidak mau langsung percaya begitu saja."Apa kalian mau melihat aku buang air di sini?!" tambah Zsalsya dengan sedikit ancaman halus yang membuat kedua preman itu bingung dalam memilih. Namun, tak lama setelahnya, Arzov kembal

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 302 Dipaksa

    Dalam kesendiriannya, Zsalsya hanya harus menahan rasa takut dalam dirinya kala di tempat yang gelap itu ia sendirian. Namun, kemudian sebuah pikiran berlarian di kepala."Tapi waktu itu saja aku bisa melarikan diri. Bagaimana kalau sekarang aku juga mencobanya?" batin Zsalsya dalam diamnya. Ia terus memikirkan hal itu.Zsalsya melihat ke sekeliling. Ia berusaha melepaskan tali yang mengikat erat di pergelangan tangan dan kakinya itu. Tetapi, rupanya di tempat itu terdapat cctv tersembunyi. Kyora dan anak buahnya terus memantau sampai mendapat kabar dari Endrick bahwa pria itu datang ke tempat tersebut untuk menjemput Zsalsya.Semalaman Zsalsya tidak bisa tidur. Ia berusaha untuk melepaskan diri, tetapi dirinya tidak bisa membuka ikatan itu.Kyora yang memperhatikan setiap gerak-gerik Zsalsya itu hanya diam seraya menopang dagu. Sesekali ia menyungging licik dengan apa yang dilihatnya saat itu."Sekarang kamu tidak akan bisa kabur atau melepaskan diri dariku lagi. Aku tidak akan sebod

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 301 Jangan Percaya Manusia Licik

    Sampai di dalam kamar, para pelayan yang ada di sana sontak mengambil kotak P3K untuk merawat luka Endrick. Lukanya sangat parah dan saking khawarisnya, Rosmala langsung memanggil dokter.Rosmala duduk di samping Endrick seraya membelai rambutnya. "Nak, kenapa ada orang jahat yang berani melakukan hal ini sama kamu?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.Ibu mana yang tidak bersedih saat anak semata wayangnya terluka parah. "Mama tidak akan pernah memaafkan kesalahan orang yang tega melakukan semua ini!" ucapnya.Tak perlu menunggu waktu lama, dokter yang dipanggil oleh Rosmala beberapa saat yang lalu pun kemudian datang. Ia membawa alat untuk memeriksa kondisi pasiennya tersebut."Dok, tolong periksa. Saya tidak mau sesuatu terjadi pada tubuhnya!" pinta Rosmala kepada dokter itu.Dokter itu tersenyum seraya mengeluarkan alat untuk memeriksa. "Baik, biar saya periksa dulu kondisinya, ya," sahut dokter itu.Mulai dari detak jantung dan semua luka yang ada pada tubuh Endrick, semuanya dipe

DMCA.com Protection Status