Keesokan harinya, saat Endrick hendak pergi bekerja dan Bondan pun bergegas untuk pulang ke rumah. Namun, seorang bodyguard yang berjaga datang menghampiri Endrick. Dari teras dengan jarak yang cukup jauh itu sudah tampak jelas banyak sekali wartawan yang berkerumun di gerbang rumah. Mereka terus memaksa masuk.Endrick merasa penasaran dengan itu, tetapi Rosmala menarik bajunya -- menahan Anaknya agar tidak sampai pergi menghampiri mereka."Nanti saja, Nak! Lihat, banyak sekali wartawan di sana!"Akan tetapi, Bondan yang merasa perlu pulang ke rumah pun membuatnya terus berjalan ke arah gerbang sana untuk keluar."Aku penasaran, Ma, kira-kira ada gosip apa ya sampai ramai begitu?"Kala itu, Endrick belum mengetahui apa penyebab dibaliknya. Sebab, berita itu baru sampai ke telinga wartawan. Dan begitu mendapat berita tersebut, mereka bergegas menuju kediaman keluarga Rosmala."Jangan, Nak! Kalau kamu ke sana, nanti bagaimana kalau ternyata ada gosip aneh-aneh!" Namun, meskipun Rosma
Rosmala yang berada di dalam rumah itu hanya terus mondar-mandir dengan segala kekalutan yang ada. Rasa tidak nyaman seakan membelenggu dirinya.Ketika itu, ia dibuat bimbang oleh pikiran yang mana ingin tahu tujuan mereka datang ke sana karena berita apa, tetapi di samping itu ia juga tidak mau jika ternyata ada berita yang tidak enak didengar telinga."Harus bagaimana sekarang?" gumamnya.Namun, melihat para wartawan yang tak kunjung pergi dari rumahnya, membuat ia tidak bisa bergerak nyaman sekalipun itu di rumah sendiri.Zsalsya yang dengan berjalan dan agak pincang itu tiba-tiba menghampiri Rosmala. Ia bertanya. "Ma, sedang apa di sini? Mas Endrick sudah pergi ke kantor, 'kan?" Rosmala memutar tubuhnya, sontak ia mencengkeram kedua lengan atas Zsalsya. "Ada apa, Ma?" tanya Zsalsya seraya melihat kedua tangan Rosmala yang seolah tengah mengkhawatirkan sesuatu.Bukan cengkraman ingin mengganggunya, tetapi tampak sekali wanita yang ada di hadapannya ini sangat membutuhkan pertolon
"Pak Endrick, Pak Endrick, mohon Anda bicara sebentar saja supaya kami semua bisa tahu bagaimana kebenarannya!" ucap salah seorang wartawan yang gigih meminta Endrick untuk membuka mulut.Kala itu, Endrick belum tahu jika sebenarnya pelaku yang menyebarkan gosip miring ini adalah Kyora. Wanita itu sangat iri dengan Zsalsya, ia yang merasa tercampakkan oleh Endrick pun akhirnya mendatangi perusahaan berita dengan tuduhan hal itu.Sebetulnya, saat itu Kyora tidak tahu jika ternyata pernyataan yang dia berikan kepada perudahaan berita itu adalah kebenaran. Awalnya, ia hanya ingin menyebarkan fitnah itu untuk keuntungan pribadinya saja. Agar Endrick dan Zsalsya saling menjauh satu sama lain.Namun, justru Endrick memanfaatkan kesempatan yang menurutnya baik ini untuk mewujudkan keinginannya yang memang sempat tertunda."Baik, saya akan bicara sekarang!"Endrick keluar dari dalam mobil. Sedangkan sopir pribadinya hanya diam di dalam sana sembari terus memantau Endrick, takutnya jika terjad
"HAHAH! Aku yakin sekarang dia pasti kebingungan karena tiba-tiba banyak wartawan yang menggosip tentang hidupnya! Pasti tidak akan tenang! Dan semoga saja dia dan Zsalsya semakin jauh!" ucap Kyora dengan kedua kaki di naikkan ke atas meja sembari menyesap kopi hangat yang ada di tangan kanannya tersebut.Tadinya, Endrick ingin mengusut orang yang telah menyebarkan gosip dan membuat ramai jagat maya ini. Tetapi, begitu melihat pegang dibaliknya, ia merasa senang dan bisa memanfaatkan hal ini.Namun, Kyora justru tidak menyadari bahwa rencana yang telah dijalankannya ini malah kembali menjebak dirinya. Ia terjebak dalam rencana jahatnya sendiri.Banyak hal yang ia harapkan dari rencana ini agar berhasil. Namun nyatanya, ada hal ceroboh yang telah ia perbuat. Ia tidak tahu jika Endrick memiliki banyak cara untuk terus bersama dengan Zsalsya bagaimana pun caranya. "Sekarang aku bisa mendekati Endrick dengan leluasa!" katanya sembari tertawa bahagia.Tetapi, berbeda dengan Rejho, pria it
Namun apapun itu, Zsalsya tetap turun ke bawah untuk menemui Rosmala sesuai keinginan dari wanita berumur bersanggul itu."Mama mau bicarakan soal apa, ya?" gumamnya.Dengan langkah kaki perlahan, ia berjalan untuk menemui Rosmala. Walau ada rasa sakit pada kaki yang tidak bisa dijelaskan. Tetapi, dirinya merasa tidak mungkin jika harus menolak keinginan Rosmala -- wanita yang sudah memberinya tempat tinggal yang nyaman dengan senang hati. Tentunya, dengan seorang pelayan yang menemaninya di belakang. Sebab, wanita itulah yang mendapat perintah untuk membawa Zsalsya ke hadapan Rosmala.Setelah hampir menyelesaikan tangga yang dilewatinya, Zsalsya melihat Rosmala yang tengah duduk di ruang tamu menunggu dirinya datang."Apa sepenting itu sampai Mama ingin sekali menemuiku? Sebenarnya, hal apa yang mau Mama bicarakan itu?" gumam Zsalsya.Pelayan yang mendengarnya pun langsung menyahut. "Nanti Nona bisa tanyakan langsung kepada Nyonya besar supaya lebih pastinya.""Memangnya Mama tidak m
Pada sore harinya ....Rosmala yang terlanjur merasa senang dengan hari ini karena pesta pernikahan anaknya akan segera berlangsung pun membuatnya memasak banyak sekali makanan.Namun, Zsalsya yang merasa bahwa Endrick belum juga pulang membuatnya khawatir. Sesekali ia melihat ke arah jarum jam, tetapi rupanya belum ada tanda-tanda Endrick pulang."Apa aku coba hubungi saja, ya?" gumamnya. Zsalaya mengambil ponsel yang gergeletak di meja, lalu ibu jari itu siap menekan nomor Endrick untuk ia hubungi via telepon. Tetapi ...."Sebaiknya biarkan saja. Nanti juga pasti pulang. Kalau aku hubungi dia sekarang, nanti bisa-bisa dia malah semakin risih."Di tempat lain, Endrick rupanya sedang tidak di kantor. Pria itu hendak pergi ke suatu tempat yang mana memang tidak ia beritahukan terlebih dahulu kepada Zsalsya. Sengaja begitu, karena ia hanya ingin berinisiatif saja demi melancarkan rencananya, supaya tidak akan yang menggosip dengan sesuatu hal yang tidak-tidak lagi.Akan tetapi, Endrick
Endrick melirik ke tangan Zsalsya dan kemudian menggenggamnya dengan lembut. Dua orang tangan itu saling bertautan erat. Tatapan dalam semakin melekat dan tidak bisa lepas dari Zsalsya."Harusnya saya yang berterima kasih sama kamu karena masih ada di samping saya. Oh ya, ada yang mau saya katakan sama kamu!""Soal apa?" tanya Zsalsya. "Tentang berita terbaru itu--..."Rosmala yang mendengar obrolan itu pun langsung menyela. "Oh, kalau itu Zsalsya sudah tahu. Dia sudah setuju menikah sama kamu!"Mendengar apa yang dikatakan oleh Rosmala itu seketika membuat Endrick menjadi sangat antusias. Kedua belah matanya terbuka lebar dengan binar bahagia."Sungguh? Kamu sungguh menerimanya?"Zsalsya terdiam sejenak. Lalu, mengangguk samar sembari tersenyum.Endrick yang tak kuasa menahannya pun tiba-tiba refleks memeluk Zsalsya. "Terima kasih!" katanya.Sontak, Zsalsya pun langsung diam mematung dengan jantung berdetak sangat kencang. Ada perasaan dalam dada yang belum bisa ia utarakan kepada
"Pa, aku bakal ikut Papa pulang ke rumah, asal Papa setuju dengan pernikahan ini!""Tidak bisa! Daripada kamu menikah dengan orang yang mengajak kamu buruk sampai rela membohongi Papa seperti ini, lebih baik sekarang kamu pulang dan menikah dengan Arzov yang sudah jelas dan pasti dia ada pas kamu sakit!" balas Firman.Zsalsya menyungging kesal. "Rupanya Papa masih belum mengerti Arzov yang sebenarnya.""Papa lebih tahu apa yang terbaik buat kamu dibanding kamu sendiri!""Kalau tahu, kenapa Papa malah memilihkan aku seorang pria yang jelas-jelas hanya memanfaatkan situasi yang ada?"Firman yang mendengarnya merasa tersinggung. "Apa maksud kamu? Dia baik, kok!" balasnya.Namun, Zsalsya yang sudah terlanjur lelah meladeni perdebatan dengan Ayahnya sendiri membuatnya memilih diam. Tetapi, ia berusaha menentukan pilihannya."Sekarang aku ikut Papa, tapi setelah itu aku akan menikah."Kini, Firman tidak tahu lagi harus bagaimana dalam menyikapi hal ini. Sifat keras kepala Zsalsya jauh lebih
Karena kecelakaan terjadi saat Firman sudah tancap gas pergi, sehingga ia tidak tahu bahwa di sana telah terjadi kecelakaan. Ia juga tidak tahu jika yang mengalami itu adalah Mariana.Firman hanya fokus untuk pulang ke rumah tanpa berpikir apapun. Zsalsya yang kala itu tengah memasak pun mendadak ingat kepada Ayahnya, yang membuatnya langsung menghentikan tangannya. Ia melamun, hingga percikan minyak itu membuatnya langsung terhenyak kaget dan menjauh dari wajan tersebut.Endrick yang melihat itu langsung meniupi tangan Zsalsya yang terkena percikan minyak. "Biar pelayan kita saja yang melakukannya!"Endrick menoleh ke samping -- tepatnya ke arah pelayan yang ada di sana. "Tolong kamu lanjutkan!""Baik!" sahut salah seorang pelayan yang saat itu tengah berdiri di sana. Tetapi begitu mendapat perintah, ia pun langsung menuju wajan yang ada di sana.Endrick mengajak Zsalsya pergi menuju kursi yang ada di sana. "Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Endrick yang melihat Zsalsya dengan tata
"Baik, biar saya periksa dulu," ujar dokter itu yang kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Firman.Sementara di sana, Mariana mengintip dan kini tengah bersembunyi. Ia terus memperhatikan Firman yang saat ini tengah diperiksa oleh dokter tersebut. "Mana obatnya?" gumamnya.Selang lima menit, pemeriksaan selesai. Dokter itu pun kemudian pergi sebentar untuk mengambil obat untuk Firman.Di kala dokter itu mengambilkan obat, Mariana yang sudah sejak tadi menunggu saat itu tiba pun membuatnya langsung bergegas pergi sejenak mengikuti kemanapun dokter itu pergi.Mariana menghampiri dokter itu ketika obat pada sebuah kotak kecil itu tergeletak di meja."Dok, saya mau memeriksa jantung saya yang sedang kurang baik. Dokter mana, ya, yang suka memeriksanya?" tanya Mariana seraya mengenakan maskernya. Ia bertingkah seolah tidak tahu apa-apa.Dengan santainya, dokter itu pun kemudian menyahut. "Saya dokter jantung. Kalau mau, bisa saya periksa, tapi biarkan saya melayani pasien yang lain dul
Rosmala yang belum mendapat kabar apapun, baik itu dari Endrick maupun dari Priyatna -- sopir pribadi Endrick, membuatnya mondar-mandir karena khawatir."Kenapa belum juga ada kabar apapun?" gumam Rosmala yang saat itu dalam kebingungan. Meskipun begitu, ia merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.Tak lama dari itu, sebuah mobil memasuki halaman rumah dan kemudian mobil itu menepi.Rosmala yang terus mondar-mandir di teras pun langsung menghentikan langkah kakinya. Segera saja ia menuruni sedikit tangga dan langsung menghampiri mobil tersebut yang mana ia pikir bahwa itu adalah Endrick dan seharusnya bersama Zsalsya.Begitu pintu mobil terbuka, langsung terlihatlah kaki Endrick yang keluar dari sana."Nak, akhirnya kamu kembali! Mana Zsalsya?" tanya Rosmala. Ia melihat ke dalam mobil dan saat itu Zsalsya pun memang hendak keluar dari mobil tersebut.Begitu Zsalsya turun, Rosmala langsung memeluk menantunya. "Akhirnya kamu kembali juga. Mama khawatir dengan keadaan kalian. Mengingat
Telepon Endrick yang saat itu sudah terhubung dengan Piryatna yang merupakan sopir kepercayaannya membuatnya bisa tahu kapan ia akan bergerak melakukan tugasnya. Setelah tahu bahwa Zsalsya ditemukan di lantai dua, sopir pribadi itu pun langsung mengajak kepada para bodyguard untuk mengikuti Endrick ke lantai atas sana. Sedangkan polisi, pada saat yang sama mereka juga masuk dan langsung menyergap. Sontak saja, semua preman yang ada di sana pun langsung berusaha kabur, termasuk Arzov. Namun sayangnya, polisi yang datang jauh lebih banyak dibanding para preman itu sendiri. "Jangan bergerak!" ujar salah seorang polisi sembari menembakkan pistol ke atas. Preman yang saat itu masih berada di sana pun langsung angkat tangan kala para polisi yang sejak awal sudah siap sedia untuk menangkap mereka kini memperlihatkan diri mereka. "Sialan! Kenapa harus ada banyak polisi!" gumam Arzov dengan kedok yang masih terpasang di kepala hingga menutup wajahnya. Namun, polisi yang bertugas la
DOORR!!!Endrick melesatkan peluru dari pistol yang dipegangnya. Sontak, polisi yang sudah bersiap pun langsung turun dari mobil dan mengepung rumah itu. Kyora tidak tahu jika rumahnya telah terkepung dan tidak memiliki jalan lagi untuk keluar.Sekalipun polisi yang mengepung, tetapi mereka tidak langsung masuk ke dalam. Para bodyguard Endrick hanya bersiap siaga di luar rumah."Serahkan Zsalsya padaku sekarang juga!" pinta Endrick. Namun, preman yang ada di sana seolah langsung siap siaga untuk menyerang Endrick. Para saat yang sama, ketika mereka hendak menyerang, Endrick melesatkan peluru ke sebuah botol kaca yang ada di sana, hingga tercipta suara berisik yang membuat para bodyguard Endrick keluar. Ketika para preman lengah karena fokusnya teralihkan kepada para bodyguard Endrick. Lada saat itulah Endrick pergi untuk mencari keberadaan Zsalsya. Endrick memplintir tangan Kyora ke belakang dan langsung menodongnya. "Cepat tunjukkan padaku di mana Zsalsya sekarang berada!" perint
"Ma, aku pergi sekarang!" pamit Endrick ketika dirinya sudah menambahkan jaket pada pakaian atasnya. "Iya, Nak!" sahut Rosmala.Mereka yang telah mengatur rencana untuk segala sesuatunya pun kemudian berangkat dari rumah itu untuk kemudian pergi menuju lokasi alamat yang ia dapatkan sebelumnya.Endrick memasuki sebuah mobil. Ia kembali mengemudi sendiri. Kali ini, ia menggunakan mobil yang lain dengan warna putih. Rosmala yang saat itu melihat Anaknya berangkat untuk menyelamatkan Zsalsya pun hanya berdo'a agar selamat dan mereka menjalankan rencana dengan baik dan berhasil, agar bisa membawa Zsalsya kembali.Setelah Endrick pergi, di belakang itu, mobil yang dikemudikan oleh para bodyguardnya ada di belakang mobil Endrick. Hanya saja, saat itu cukup berjarak. Sebab, Endrick tidak mau jika lawan menganggap bahwa Endrick datang bersama orang lain."Zsa, tunggu aku, aku datang untuk menyelamatkanmu sekarang! Kita pasti akan bersama lagi!" ujar Endrick sembari mengemudi. Pandangannya f
"Tidak tahu terima kasih! Disuapin malah dimuntahin! Makan saja sendiri, terserah kalau kamu lapar juga!" sentak Arzov. Ia menaruh piring itu di meja dan kemudian melangkah pergi dari tempat itu.Arzov segera menemui Kyora, yang mana ada janji yang belum ia tagih sekaligus belum ia dapatkan pula uang yang dijanjikannya.Zsalsya berusaha untuk melepaskan dirinya, tetapi masih susah. "Aku mau buang air! Tolong lepaskan ikatan tanganku!" pinta Zsalsya dengan tegasnya.Namun, kedua preman itu hanya saling memandang satu sama lain. Mereka seolah tengah saling melempar kode melalui pandangan mata. Memutuskan apakah harus melepaskan ikatan tangan Zsalsya atau malah mengabaikannya.Mereka juga takut jika Zsalsya ternyata membohongi mereka, untuk itulah kedua preman itu tidak mau langsung percaya begitu saja."Apa kalian mau melihat aku buang air di sini?!" tambah Zsalsya dengan sedikit ancaman halus yang membuat kedua preman itu bingung dalam memilih. Namun, tak lama setelahnya, Arzov kembal
Dalam kesendiriannya, Zsalsya hanya harus menahan rasa takut dalam dirinya kala di tempat yang gelap itu ia sendirian. Namun, kemudian sebuah pikiran berlarian di kepala."Tapi waktu itu saja aku bisa melarikan diri. Bagaimana kalau sekarang aku juga mencobanya?" batin Zsalsya dalam diamnya. Ia terus memikirkan hal itu.Zsalsya melihat ke sekeliling. Ia berusaha melepaskan tali yang mengikat erat di pergelangan tangan dan kakinya itu. Tetapi, rupanya di tempat itu terdapat cctv tersembunyi. Kyora dan anak buahnya terus memantau sampai mendapat kabar dari Endrick bahwa pria itu datang ke tempat tersebut untuk menjemput Zsalsya.Semalaman Zsalsya tidak bisa tidur. Ia berusaha untuk melepaskan diri, tetapi dirinya tidak bisa membuka ikatan itu.Kyora yang memperhatikan setiap gerak-gerik Zsalsya itu hanya diam seraya menopang dagu. Sesekali ia menyungging licik dengan apa yang dilihatnya saat itu."Sekarang kamu tidak akan bisa kabur atau melepaskan diri dariku lagi. Aku tidak akan sebod
Sampai di dalam kamar, para pelayan yang ada di sana sontak mengambil kotak P3K untuk merawat luka Endrick. Lukanya sangat parah dan saking khawarisnya, Rosmala langsung memanggil dokter.Rosmala duduk di samping Endrick seraya membelai rambutnya. "Nak, kenapa ada orang jahat yang berani melakukan hal ini sama kamu?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.Ibu mana yang tidak bersedih saat anak semata wayangnya terluka parah. "Mama tidak akan pernah memaafkan kesalahan orang yang tega melakukan semua ini!" ucapnya.Tak perlu menunggu waktu lama, dokter yang dipanggil oleh Rosmala beberapa saat yang lalu pun kemudian datang. Ia membawa alat untuk memeriksa kondisi pasiennya tersebut."Dok, tolong periksa. Saya tidak mau sesuatu terjadi pada tubuhnya!" pinta Rosmala kepada dokter itu.Dokter itu tersenyum seraya mengeluarkan alat untuk memeriksa. "Baik, biar saya periksa dulu kondisinya, ya," sahut dokter itu.Mulai dari detak jantung dan semua luka yang ada pada tubuh Endrick, semuanya dipe