Jebakan LivinaSeminggu telah berlalu dari kejadian itu, keluarga Kenzi sudah kembali ke New York. Ada yang tidak baik-baik saja saat ini, duania hiburan masih ramai membahas gosip tentang pertunangan Aktris sekaligus model papan atas, Livina."Sepertinya para fansmu cemburu, Liv. Mereka takut Kau tidak berakting lagi setelah menikah." Managernya datang. Livina hanya, tertawa mendengarnya."Kau masih bisa sesantai ini?" Manegernya tak habis pikir dengan Livi yang tertawa sejak tadi. Dia pun jadi penasaran dan berpindah ke belakang Livina."Bukankah itu perusahaan tunanganmu?" Manegernya melihat logo di dinding gedung yang bawahnya dikerumuni oleh media, "jadi ini yang membuatmu tertawa?"Livina mengangguk, dia tidak menyangkalnya.Telpon di atas meja Livina berbunyi, ia tidak tertarik untuk mengangkatnya. Managernya pun mengambil alih telpon itu."Ya, ada yang bisa di bantu?" tanya sang maneger."Aku Darren, ingin bicara dengan Livina," jawab Darren yang ternyata menelpon.Manegernya
Pernikahan NerakaLivina ikut bersama Nyonya Birly, karena Darren tidak juga kembali ke tempat acara pernikahan mereka di gelar."Seharusnya Kau tidak perlu melakukan ini, Liv," ucap Nyonya Birly pada menantunya yang duduk di sampingnya."Ini satu-satunya jalan agar bibi mempercayaiku," jawab Livi, "Darren memang memintaku untuk berpura-pura serius dalam hubungan ini, tapi aku sugguh-sungguh menyukainya, Bibi." Livi mengakui perasaannya.Wanita paruh baya itu tersenyum mendengar ungkapan menantunya, ia pun memeluk Livina, "Bibi berdoa agar Darren juga menyukaimu, Nak!" ucapnya penuh harap."Tapi, nama baik putra, Bibi akan dipertaruhkan setelah ini," ucap Livi. Wanita itu menggeleng, "Percayalah ini hanya sebentar," katanya dengan yakin. Perjalanan yang singkat itu telah membawa mereka ke rumah Darren, tidak ada mobil pria itu di sana. Nyonya Birly menghela nafasnya, dia mengajak Livina masuk ke dalam.Livina di antar ke dalam kamar Darren, pria yang menghilang sejak pengucapan janj
Surat Panggilan PolisiHari demi hari perlahan media menjauh, tidak lagi mengejar Darren maupun Livina. Bukan berarti Livi diperlakukan baik oleh suaminya, justru Darren tetap dingin.Sudah tiga hari pria itu tidak pulang ke rumah. Dia lebih memilih tinggal di apartemen, hal itu membuat Livi merasa tidak enak tinggal di rumah Birly. Ia pun memutuskan untuk menyusul Darren ke apartemen. Andai bisa memilih Livi lebih suka tinggal bersama orang tuanya, tetapi sampai sekarang kedua orang tuanya bahkan tidak mau menjawab telponnya.Dengan bekal sandi pintu apartemen dari mertuanya, Livi pun berangkat. Ia menggeret satu koper berisi pakaiannya dan memasukkannya ke dalam kamar.Livi menjelajahi apartemen besar dan terlihat lengkap itu, di dekat balkon ia menemukan ada tempat Gym, Livi pun memutuskan untuk berolah raga sore itu. Tubuhnya yang lelah ia istrirahatkan di sofa sampai tak sadar bahwa hari telah berubah menjadi gelap."Kau sudah seperti parasit, selalu ingin menempel padaku!" Suar
Benedict CompanyKenzi menghadiri panggilan polisi, tentu tanpa sepengetahuan Kenra. Gadis kecil itu tetap beraktivitas seperti biasa pun dengan Ralin yang hanya menunggu kabar dari polisi.Kenzi tidak menyangkal bahwa mobil yang ada di dalam gambar tempat kejadian kecelakaan itu memang mobilnya, namun Kenzi mengetahui satu hal bahwa Kenra berpikir dirinyalah yang mengendarai mobil itu tujuh tahun yang lalu. "Anda mengakui mobil itu milik anda?" tanya polisi sekali lagi."Ya, mobil itu milik saya," jawab Kenzi pasrah."Mobil itu menghilang sejak tujuh tahun yang lalu, anda sengaja menghindar dari kejadian ini karena keadaan yang sepi. Tidakkah anda berpikir hukuman anda akan semakin berat?" Polisi terus menginterogasi Kenzi."Dari pengakuan anda, cukup menjelaskan bahwa andalah yang telah mendorong mobil korban hingga jatuh ke jurang," ucap polisi lagi.Kenzi terdiam, kalau ia berkata jujur mengenai Luke lah yang memakai mobilnya malam itu, maka adiknya itu akan di penjara."Bukti ku
Ada Kenra Di Antara KalianSaat itu Ralin benar-benar dibuat terkejut mendengar penjelasan dari pria yang pernah ditakutinya itu. Kenyataan tentang kedua orang tuanya yang bankrut ternyata tidaklah benar.Sebelum pamit Leon menanyakan sesuatu pada Ralin, "Aku sudah mengetahui tentang hubunganmu dengan Kenzi. Maaf kalau aku menanyakan ini? Apa Kau tidak akan menyesal membuatnya mendekam di penjara?"Sampai Leon pulang, Ralin tidak menjawab pertanyaan itu, bahkan Leon mengingatkan Ralin, "Aku tidak tahu apa yang pernah menjadi masalalu di antara kalian, tetapi alangkah baiknya mencoba memaafkan, demi kebaikan putrimu."Satu hal yang Ralin lihat dari Leon hari ini, tatapan pria itu teduh, tidak lagi mendamba seperti sebelumnya. Ralin masih mengingat nasehat itu sampai malam menjelang tidur.Pagi hari dia kedatangan tamu lagi, yakni Rebecca dan Robert, mereka memohon maaf pada Ralin, tetapi tidak memintanya untuk mencabut tuntutan terhadap Kenzi. Mereka tampak sudah menerima dari dampak p
Infeksi Paru-ParuKesehatan Kenzi di uji saat berada di tahanan, sudah beberapa hari dia sakitdan sering batuk, dia hanya di periksa dengan dokter umum yang hanya memberikan obat lalu pergi.Hal itu sudah diketahui oleh Rebecca dan Robert, mereka pun meminta agar Kenzi di bawa ke rumah sakit, tapi pihak polisi mengatakan Kenzi belum parah, masih bisa duduk ataupun berjalan. Begitu juga dengan Kenzi sendiri yang menolak permintaan itu. Rebecca sampai marah pada polisi, tetapi Kenzi menahan ibunya. Saat itu Kenzi hanya meminta agar Kenra saja yang datang menjenguknya di penjara."Ayah akan datang ke rumah Ralin, dia pasti mengerti," kata Robert membesarkan hati anaknya.Rebecca hanya bisa menangis saat ini, dia sampai tidak mau makan karena memikirkan Kenzi.Robert datang sendiri dan di sambut oleh asisten rumah tangga Ralin."Ralin dan Kenra ada di rumah?" tanyanya. "Nyonya sudah pergi ke kantor setelah mengantar Nona Kenra pulang, Tuan," jawab wanita itu. Robert menyipit mendengarn
Membuat Aku Menjadi Janda? Malam harinya Ralin menemani Kenzi di rumah sakit karena Rebecca dan Robert tidak bisa datang. Sementara waktu, Kenra tinggal bersama mereka. Ralin pun tidak mau membawa putrinya itu menginap di rumah sakit. Sudah sepuluh jam Kenzi tak sadarkan diri, sampai Ralin pun merasa tak kuasa menahan kantuknya. Ia pun tidur dengan posisi duduk dengan kepala bersandar di sisi brankar. Kenzi yang terbangun mengangkat tangannya lalu menyentuh kepala Ralin yang tertidur di sampingnya dengan posisi duduk. Ralin tersadar dan membuka matanya. Ia menatap Kenzi yang sudah bangun."Terimakasih sudah menjagaku!" ucap Kenzi. Bibirnya sudah tidak sepucat tadi pun dengan wajahnya. "Baguslah Kau sudah bangun, jadi aku tidak perlu lagi menjagamu." Jawaban Ralin sungguh sangat ketus. Kenzi tidak pernah melihat sisi Ralin yang ini. Dia diam saja, sadar dirinya sudah mengganggu waktu Ralin."Hidupmu sangat berantakan sekarang, sudah di penjara, sekarang sakit lagi." Kalimat Ralin b
"Luke ingin mengakui kesalahannya malam saat Kau dan Kenra kembali, tetapi ibu mencegahnya,dia takut Luke di penjara." Kenzi jujur soal malam itu."Aku merasa bodoh dengan mudahnya kalian bohongi," ucap Ralin."Maafkan aku!" ucap Kenzi tulus.Ralin menghela nafasnya lalu mengangguk pelan. Ia pun membawa Kenzi ke kamar lalu membantunya pindah ke atas tempat tidur.Ralin membersihkan diri ,berganti baju di hadapan Kenzi ,ini tidak seperti biasanya, hingga membuat pria itu memalingkan wajahnya, meski sekilas sudah tampak lekuk tubuh, namun tetap saja sudah melekat di pikirannya, bahkan Kenzi menelan salivanya kasar.Ralin seolah seperti tidak masalah dengan hal yang ia lakukan. Selesai mengganti baju ia mengoleskan krim di wajah lalu menyapunya dengan rata."Kata ayah Kau bekerja sekarang?" tanya Kenzi yang kini mengamati punggung Ralin yang tengah mengoleskan krimnya ke wajah. Mati-matian ia menahan gejolak aneh karena pemandangan sekilas tadi.Ralin menyelesaikan dulu peker