Share

Bab 148 Dalam Keadaan Sadar

Menunggu lift untuk sampai di lantai di mana kamar mereka berada membuat Flavia tersipu malu. Perasaannya tidak karuan. Senang, berdebar, sedikit takut, dan sedikit cemas. Tentu saja itu membuat keheningan di antara dirinya dan sang suami.

“Kenapa pucat?” Bian memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Flavia.

Mendapati tatapan Bian, Flavia dibuat salah tingkah. “Siapa yang pucat?” elaknya.

Bian meraih tangan Flavia. Telapak tangan sang istri berkeringat. Jelas itu menandakan jika sang istri sedang cemas.

“Bukannya kemarin kamu yang begitu menginginkannya.” Bian berbisik di telinga sang istri. Menggoda sang istri ternyata sangat mengasyikkan. Apalagi ketika sang istri sedang cemas.

“Iya.” Flavia mengangguk.

“Kamu berani?” Bian memastikan kembali.

“Tentu aku berani.” Jelas dusta yang dikatakan Flavia. Dia tidak benar-benar berani seperti yang dikatakannya.

“Baiklah, kita lihat saja.” Bian tersenyum. Gemas sekali sebenarnya melihat wajah sang istri.

Lift terbuka, Bian dan Flavia m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status