Maevea biasanya bangun jam enam pagi setiap harinya, tapi karena semalam Rael tidak mau melepaskannya sehingga dia kelelahan dan kurang tidur. Dia akhirnya bangun lebih siang. "Maafkan aku, Kakak ipar." Dia hanya bisa meminta maaf.
"Eve, ayo duduk di sini." Lize menepuk sofa di sisi sebelahnya. Wanita tua itu menyambut Maevea dengan hangat, berbanding terbalik dengan Lara.
Saat Maevea sudah duduk, Lize meraih tangan Maevea dan mengelusnya dengan perlahan. "Apakah tidurmu nyenyak?"
"Aku tidur nyenyak, Bu."
Rael kembali dari bekerja. Pria itu segera menemui istrinya yang saat ini sedang berada di dalam kamar mereka.“Istriku, aku pulang.” Rael menarik Maevea ke dalam pelukannya lalu kemudian mengecup puncak kepala Maevea.“Bagaimana pekerjaanmu hari ini? Apakah kau lelah?”“Semuanya berjalan dengan lancar. Aku cukup lelah, tapi aku masih memiliki tenaga untuk kita nanti malam.”“Rael, apakah di otakmu hanya ada hal-hal mesum seperti itu.”“Saat aku melihatmu, hanya itu yang ada di pikiranku, Eve.”“Kau serigala tua mesum!”Rael tertawa ringan. “Kau adalah mangsa serigala tua mesum ini.” Rael kemudian mencium bibir Maevea dengan tiba-tiba.Maevea terkejut, tapi kemudian menyesuaikan dirinya. Dia mengimbangi ciuman Rael. Setelah beberapa saat dia mendorong Rael agar pria itu berhenti.“Setengah jam lagi makan malam. Aku akan menyiapkan air mandi untukmu.”Rael tidak ingin makan malam, dia ingin memakan Maevea sekarang, tapi dia tidak bisa egois. Maevea tidak boleh melewatkan makan malamnya
“Selamat datang di rumah, Eve, Rael.” Artur menyambut kedatangan putri dan menantunya di kediamannya.“Ini hadiah untuk Anda, Ayah.” Rael menyerahkan sebotol anggur yang sangat berharga kepada Artur.Senyum di wajah Artur mengembang, bukan karena hadiah yang dia terima, tapi karena panggilan Rael terhadapnya. Dia diakui ayah mertua oleh Rael.Artur menerima hadiah tersebut. “Kau seharusnya tidak perlu repot, Rael.” Kemudian menyerahkannya pada Serena. “Kita akan minum anggur ini malam ini.”“Ayo masuk.” Artur mengajar Rael dan Maevea untuk masuk ke dalam.“Baik, Ayah.” Rael dan Maevea kemudian masuk ke dalam rumah.“Aku akan membantu Ibu untuk menyiapkan makan malam, kau mengobrolah dengan Ayah.” Maevea berkata dengan lembut.“Ya.” Rael membiarkan Maevea mengikuti ibunya ke dapur sementara Rael, pria itu pergi ke ruang kerja dengan ayah Maevea.Mereka datang sedikit lebih cepat, jadi masih ada waktu untuk mengobrol sejenak.“Di mana Kakak, Bu?” Maevea menanyakan Lucas. Meski dia sedi
“Rael, terima kasih karena telah membantu ayah dengan memberikan kontrak kerja sama padanya.” Maevea tahu bahwa terima kasih saja tidak cukup, tapi dia ingin mengatakannya untuk menunjukan ketulusannya.“Bukankah aku pernah mengatakan untuk tidak berterima kasih padaku?” Rael menatap istrinya dalam-dalam. “Sebagai suamimu aku juga harus berbakti terhadap orangtuamu. Bantuan yang aku berikan merupakan ucapan terima kasihku karena telah merawatmu dengan baik. Jika bukan karena mereka kau tidak akan ada di dunia ini, dan aku tidak akan bisa memilikimu sebagai istriku.”Kata-kata Rael membuat Maevea merasa bahwa dia sangat berarti bagi pria ini. Rael tidak pernah mengatakan cinta padanya, tapi perlakukan Rael terhadapnya membuatnya merasa bahwa pria ini mencintainya.“Rael, apa pendapatmu tentang memiliki anak?”“Aku sudah bekerja sangat keras dalam beberapa hari ini, itu semua agar kau bisa melahirkan anak untukku.” Rael mencubit gemas hidung Maevea. “Kenapa? Apakah kau memiliki keingina
Hari Minggu jatuh dalam sekejap mata, Maevea dan Rael saat ini sudah sampai di tempat biasa Rael dan teman-temannya berkuda. Tempat itu terletak di sebuah kawasan perbukitan.Terdapat sebuah vila di sana, Rael membawa Maevea ke bangunan itu. Di parkiran vila, sudah ada mobil ketiga sahabat Rael.“Ayo masuk.” Rael menggenggam tangan Maevea.Maevea membalas dengan anggukan singkat. Dia melangkah bersama dengan Rael.Vila bergaya klasik itu cukup besar. Maevea dibawa melewati koridor yang panjang dan beberapa ruangan lalu dia sampai di ruangan bersantai yang sudah diisi oleh teman-teman Rael.Ada tiga pria dan tiga wanita, salah satunya Leonis yang memiliki kesan buruk bagi Maevea. Semua orang yang ada di sana sudah pernah Maevae temui di hari pernikahannya dengan Rael.Kedatangan Maevea dan Rael disambut oleh Raytan dan Morgan, sementara Leonis, pria itu tampak setengah hati, dan tidak ingin menyapa Maevea.Eletta melihat ke genggaman tangan Rael dan Maevea. Saat ini wanita itu memiliki
“Apa yang salah dengan Pegasus? Kenapa dia bisa menggila seperti itu?” Morgan duduk di sofa sebelah Rael dan Maevea. Kejadian seperti ini benar-benar tidak terduga karena kuda-kuda milik mereka dirawat dengan sangat baik. Selain itu Pegasus merupakan kuda yang sangat ramah dan sehat, tidak mungkin Pegasus memberontak seperti itu jika tidak ada yang salah dengannya.“Periksa rekaman kamera pengintai di kandang kuda sebelum kami datang!” Rael memberi perintah pada Dustin.“Baik, Tuan.”Dustin segera pergi untuk melakukan perintah.“Apakah kau berpikir ada yang sengaja menyabotase kuda Maevea?” tanya Morgan.“Kita akan mendapatkan jawabannya sebentar lagi,” jawab Rael.“Biarkan aku memeriksa kakimu terlebih dahulu.” Maevea masih mengkhawatirkan kaki Rael.Rael menatap Maevea sejenak, lalu kemudian mengikuti kemauan istri kecilnya. Dia membuka sepatunya, lalu kemudian menggulung celananya sampai ke lutut. Di sana terlihat memar yang cukup besar.“Kau terluka.” Maevea berkata dengan raut s
Sore harinya Dustin telah menemukan keberadaan pria yang menyabotase kuda Maevea. Pria itu pergi sendiri untuk memastikannya. Dan sekarang dia telah kembali ke vila tempat Rael dan Maevea berada.“Apa yang kau temukan?” seru Rael.“Tuan, pria itu sudah tewas. Dia mengalami serangan jantung mendadak saat mencoba melarikan diri ke luar kota melalui kapal pengangkut barang.”Rael mengerutkan keningnya. Sebuah kebetulan yang sangat pas. Pria itu mengalami serangan jantung setelah mencelakai Maevea.“Kirim mayatnya ke tim forensik, pastikan apakah pria itu benar-benar mati karena serangan jantung atau dibunuh.” Rael yakin kematian pria itu tidak sesederhana yang terlihat. Seseorang di balik layar telah merencanakannya dengan sangat rapi sehingga tidak ada petunjuk sama sekali.Maevea juga memiliki pemikiran yang sama seperti Rael.“Bagaimana dengan kuda-kuda yang mengamuk?”“Hasil pemeriksaan sudah keluar. Obat yang disuntikan ke kuda-kuda itu merupakan obat yang dijual di pasar gelap. Ora
“Apa yang kau lakukan di sini, Letta?” Rael menatap Eletta yang saat ini berada di ruang kerjanya.“Aku memiliki pekerjaan di sekitar sini, oleh sebab itu aku memutuskan untuk mampir ke sini.” Eletta mendekati Rael. “Bagaimana kakimu? Apakah sudah lebih baik?” Eletta bertanya dengan perhatian.“Jika tidak ada hal penting yang ingin kau bicarakan, kau bisa pergi dari sini.”“Rael, haruskah kau bersikap begitu kasar padaku?” Eletta bersuara sedih. “Aku datang ke sini karena mengkhawatirkanmu. Dan kau mengusirku seperti ini.”“Aku sedang bekerja, Letta. Kau bisa melihatnya sendiri.”“Aku tahu. Aku tidak akan menyita waktumu terlalu lama. Aku hanya ingin memastikan bahwa kakimu sudah baik-baik saja agar aku tenang.”“Letta, cukup!” Rael berkata tegas. “Hentikan sikapmu ini karena aku sudah menikah!”“Aku tidak bisa menerima kenyataannya, Rael. Aku mencintaimu. Kita telah tumbuh bersama, aku bahkan lebih mengenal kau dari Maevea. Apa hak Maevea merebutmu dariku? Aku telah berjuang sangat l
Di dalam mobil Eletta memukul setirnya berkali-kali seperti sedang kerasukan. Wanita itu benar-benar ingin meledak sekarang.Bagaimana bisa Rael menolak ciumannya, tapi menerima ciuman Maevea begitu saja. Rael dan Maevea baru memulai hubungan kurang dari satu bulan, bagaimana hubungan mereka bisa berjalan begitu baik seperti itu.“Kenapa? Kenapa bisa berjalan seperti ini?” Eletta bersuara marah. “Aku telah menghabiskan seluruh hidupku dengan berusaha keras mendekati Rael, tapi kenapa hasilnya mengecewakan seperti ini? Apa sebenarnya salahku? Kenapa segala sesuatu yang aku inginkan tidak berjalan sesuai dengan keinginanku?”Air mata Eletta jatuh. Dia tidak ingn menerima kekalahan, tapi pukulan tadi benar-benar membuat hatinya sakit karena kecemburuan dan kebencian.Apa yang sudah dilakukan oleh Maevea untuk Rael sehingga wanita itu bisa dengan mudahnya mendapatkan perhatian Rael, sementara dirinya yang berjuang keras hanya dianggap oleh Rael sebagai temannya saja.“Aku sangat membencim
Suara tangis bayi memecah keheningan ruangan itu. Rasa sakit yang dirasakan oleh Maevea karena kontraksi kini telah terbayarkan. Dia begitu emosional sampai akhirnya dia mengeluarkan air mata. Dia dan putrinya telah berjuang bersama-sama, dan perjuangan mereka berhasil.Semakin dekat dengan waktu melahirkan Maevea merasa sedikit takut. Dia bukan takut melahirkan, tapi takut jika dia tidak cukup kuat untuk melahirkan putrinya.“Sayang, kau telah melakukannya dengan sangat baik.” Rael mengecup puncak kepala Maevea dengan lembut. Setelah melihat perjuangan istrinya melahirkan, dengan semua rasa sakit, keringat dan darah. Rael semakin berjanji pada dirinya sendiri bahwa tidak akan pernah menyakiti atau mengecewakan istrinya.Rael menghapus air mata istrinya yang jatuh. “Terima kasih karena telah berjuang untuk putri kita. Terima kasih karena telah melahirkan putri yang cantik untukku. Istriku, aku sangat mencintaimu.”Hati Maevea sangat tersentuh karena kata-kata suaminya. “Aku juga sanga
“Nona, bolehkah saya mendapatkan nomor ponsel Anda?” Seorang pria muda berdiri di sebelah Maevea. Pria itu memiliki penampilan yang baik.Adele yang duduk di seberang Maevea sudah siap siaga, wanita itu akan mematahkan leher pria di dekatnya jika berani menyakiti nyonyanya.Maevea meletakan segelas kopi yang baru sedikit ia minum. Wanita itu menggerakan coat yang ia kenakan. Dia kemudian menunjuk ke perutnya.Tanpa mengatakan apa-apa, pria yang tadi meminta nomor ponsel segera menyingkir.Adele tersenyum kecil melihat itu. Nyonyanya tidak mengatakan apapun, tapi dia berhasil mengusir pria yang mendekat ke arahnya. Ini bukan pertama kalinya ada pria yang meminta nomor ponsel nyonyanya, tapi seperti hari ini nyonyanya selalu menolak mereka semua.Maevea kembali menyesap kopinya, dia menikmati setiap teguknya. Setelah selesai wanita itu segera meninggalkan cafe di pinggiran kota yang nyaman dan tenang.Maevea sering mengunjungi cafe ini ketika dia masih lajang, dibandingkan dengan restor
Kehamilan Maevea saat ini sudah memasuki minggu ke dua puluh empat. Wanita itu kini sedang berada di pusat perbelanjaan bersama dengan Azuela yang sudah resmi menjadi kakak iparnya sejak satu bulan lalu.“Zue, lihat bukankah gaun ini sangat lucu.” Maevea menatap gemas ke gaun berwarna merah muda yang ada di depannya. Saat ini Maevea dan Azuela berada di toko pakaian anak.Maevea sebenarnya tidak ingin membeli pakaian anak, tapi ketika dia melewati toko itu kakinya melangkah masuk ke sana karena pakaian-pakaian yang menarik perhatiannya.“Ya, itu benar-benar menggemaskan, Eve.” Azuela menatap gaun itu dengan berbinar. Dia juga menyukainya.“Yang ini juga lucu, Zue. Ini juga. Astaga, aku menyukai semuanya.” Maevea sangat bersemangat. Dia ingin membeli semuanya sekarang.“Putrimu akan berganti pakaian setiap menit jika kau membeli semua gaun di toko ini, Eve.” Azuela menatap Maevea geli.“Tidak, aku harus tenang. Aku tidak boleh membeli pakaian yang nanti tidak terpakai oleh putriku.” Ma
Satu minggu berlalu, Rael yang seharusnya kembali hari ini tidak bisa kembali karena cuaca buruk di sana. Mungkin Rael masih harus berada di sana untuk beberapa hari lagi.Selama satu minggu ini Maevea sulit tidur, bahkan setelah dia melakukan panggilan video dengan Rael dia masih tidak bisa memejamkan matanya.Maevea selalu berharap Rael cepat kembali, tapi hari ini Rael memberitahunya bahwa pria itu tidak bisa kembali. Maevea tidak mengeluh ketika Rael memberitahunya, tapi ketika panggilan selesai dia mulai menangis seperti anak kecil.Maevea tidak mengerti apa yang salah dengannya. Dia sepertinya begitu ketergantungan dengan Rael.Setelah menangis untuk beberapa saat, Maevea meninggalkan sofa. Dia pergi ke meja rias dan melihat wajahnya yang sembab.Mata Maevea yang awalnya fokus pada cermin, kini tertuju tanggalan yang ada di atas meja rias. Detik selanjutnya wanita itu membuka laci dan mengambil sesuatu dari sana lalu bergegar ke kamar mandi.Beberapa saat kemudian dia keluar dar
Hari ini Maevea menghadiri sebuah seminar sebagai praktisi seni yang menjadi nara sumber di seminar tersebut. Sejak dia menyelenggarakan pameran tunggalnya, dia telah menerima banyak permintaan dari beberapa kampus untuk mengisi seminar sebagai nara sumber.Ketika wanita itu menjelaskan beberapa hal dan menceritakan tentang karya-karyanya semua mahasiswi dan mahasiswa yang ada di sana memperhatikannya dengan seksama.Maevea terkenal bukan hanya karena berbakat, tapi juga cantik. Para mahasiswi lebih muda dari Maevea, kebanyakan dari mereka masih berumur di bawah dua puluh tahun, tapi di mata mereka wajah dan bentuk tubuh Maevea terlihat seumuran dengan mereka. Belum lagi kulit Maevea yang tampak seperti salju. Benar-benar membuat kagum sekaligus iri.Sementara para mahasiswa mereka tidak bisa mengalihkan pandangan dari Maevea karena terpikat pada sosok itu.Namun, mereka semua cukup sadar diri. Mereka semua tidak akan pernah mampu bersaing dengan Rael Gilloti.Waktu seminar berakhir.
“Ibu dan anak dari keluarga Chester ini benar-benar mengerikan.” Raytan mencela perilaku Olyne dan Irene. Dua wanita itu telah melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh wanita yang dikenal karena kelembutan dan kemurahan hatinya.“Wanita itu pasti ingin membalas dendam karena kehancuran putrinya dan keluarganya. Dia tidak berpikir dengan benar, seharusnya yang dia salahkan adalah putirnya sendiri bukan orang lain.” Morgan juga tidak habis pikir dengan isi kepala Irene.Dua sahabat Rael itu sangat geram dengan Irene yang mencoba untuk membunuh Maevea padahal Maevea tidak melakuan apapun. Seharusnya Maevealah yang memiliki pemikiran untuk membunuh Olyne karena wanita itu telah menjebak Maevea dua kali dan semua jebakannya sangat mengerikan.Rael terus mendengarkan kekesalan kedua sahabatnya yang tidak pernah terlibat dengan wanita mengerikan seperti Irene dan Olyne.Pintu ruangan terbuka. Rael melihat ke sana karena dia pikir yang datang adalah Maevea, tapi ternyata bukan Maeve
Dokter segera melanjutkan penanganan pada Rael, sementara itu di luar situasi sudah tidak sama lagi karena ada Lara di sana.Cedric menatap Lara dengan kecewa. “Lara, Ayah tidak pernah berharap bahwa kau akan menjadi kejam seperti ini.”“Ayah, aku juga putrimu, aku juga berhak menjadi pewaris. Jangan salahkan aku karena menjadi kejam karena ketidakadilan itu.” Lara membalas tanpa rasa bersalah sedikit pun.“Bagimu kekuasaan adalah yang terpenting, bukan?” Lize bersuara dingin. Kali ini dia benar-benar kehilangan simpatinya terhadap Lara. “Kau tidak menghargai hubungan persaudaraanmu dengan Rael sama sekali.”“Bukan hanya aku yang seperti itu, Bu, tapi Rael juga. Apakah dia pernah menganggapku sebagai saudaranya? Baginya aku hanyalah orang luar.”Lize mendengkus sinis, hatinya sakit. “Kau memang tidak tahu ini, Lara. Namun, Lara kau salah. Rael tidak menganggapmu sebagai orang luar. Ketika kau mengalami pendarahan saat melahirkan Liam, Rael adalah orang yang telah mendonorkan darahnya
Hari ini pameran tunggal Maevea dilakukan. Wanita itu dan timnya telah mempersiapkan hari ini dengan sangat baik.Semua karya lukisan Maevea telah dipajang. Para pengunjung juga telah berdatangan. Pegawai Maevea datang ke beberapa pengunjung untuk menjelaskan tentang lukisan atasannya.Harga dari masing-masing lukisan Maevea cukup mahal mengingat karya-karya yang dihasilkan oleh tangan Maevea sangat indah dan bernilai seni tinggi.Dalam beberapa menit lukisan Maevea telah terjual lebih dari sepuluh lukisan. Dan rencananya Maevea akan menyumbangkan setengah dari hasil penjualan lukisannya untuk badan amal.Seluruh anggota keluarga Collins dan Gilloti juga hadir di pameran yang diselenggarakan di ruangan seni yang cukup besar. Namun, Lara dan Jhon pergi lebih dahulu, mereka hanya datang untuk memberi ucapan selamat pada Maevea. Dua orang itu tentu saja tidak akan tahan melihat kebahagiaan Maevea setelah kehancuran keluarga Chester dan juga perusahaan keluarga tersebut.Sementara Liam
“Aku akan pulang terlambat hari ini.” Rael menatap istrinya yang saat ini sedang fokus memasangkan dasi untuknya.Maevea mengangkat wajahnya membalas tatapan sang suami. “Tengah malam?”“Pukul sebelas malam aku akan berada di rumah.”“Baiklah kalau begitu.” Maevea mengelus dasi Rael yang sudah rapi. “Selesai.”Rael memeluk pinggang istrinya dengan kedua tangannya. Hanya dengan tarikan singkat tubuh Maevea sudah menabrak tubuhnya.Tanpa kata Rael mencium bibir Maevea. Melumatnya dengan lembut seperti bibir Maevea adalah permen kapas yang sangat halus dan manis.Kedua tangan Maevea dikalungkan ke leher Rael. Dia membalas ciuman Rael dengan senang hati.Ciuman selesai. Rael membelai bibir basah Maevea. “Aku sangat menyukai rasa manis di sini.”“Kau bisa merasakan manisnya kapanpun kau mau, Suamiku.”Rael tertawa kecil. “Istriku benar-benar pandai bicara.”Maevea ikut tertawa, lalu setelah itu dia melihat ke jam di tangannya dan kembali pada Rael. “Ayo berangkat, kau mungkin akan terlamba