Untuk apa dia kemari? Alex mengepalkan tangannya erat-erat karena terkejut sekaligus kesal.
Tiba-tiba dijemput oleh tiga orang tidak dikenal dan kemudian dijebloskan ke penjara sudah mengejutkannya. Apalagi dengan kedatangan William saat ini.
“Wah … di mana bicara besarmu sebentar tadi?” ejek William. Lelaki yang berbading terbalik dengan diri Alex tersebut tersenyum mengejek. Ia memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana. “Kamu terlihat pantas berada di sini,” tambah William masih dengan ekspresi mengejek yang sama.
BRAk!
Alex menguncang terali besi, seolah-olah benda tersebut terbuat dari kayu dan bisa dengan mudah dibengkokan atau dipatahkan. “Jangan sombong kamu!” serunya berang.
William tertawa. “Bukankah aku pantas sombong? Aku punya semua hal yang tidak kamu punya.”
Ekspresi pria di balik terali tersebut berubah dingin. Alex yang melihat hal tersebut menjadi merinding
“Nona … jika diberi kesempatan untuk tahu orang tua kandung Anda, apa yang akan Nona lakukan?” Amanda memandang Azzar lama sekali. Ia tidak menyangka akan diberi pertanyaan seperti ini. Sampai saat ini Amanda sama sekali tidak memikirkan hal itu. Ia bisa hidup tenang saja rasanya sudah seperti keajaiban. Sejak ia menerima kenyataan kalau tidak aka nada yang menjemputnya ke panti asuhan, Amanda mensyukuri setiap hari hal yang datang dalam kehidupannya. “Sa-ya tidak pernah memikirkannya, Pak,” kata Amanda. Ia tak berani menatap Azzar yang menurutnya memiliki kemampuan untuk membaca pikirannya saat ini. Mungkin orang setua Azzar memang seharusnya memiliki kemampuan seperti itu. “Karena itu saya menanyakannya. Jika Nona bisa bertemu dengan orang tua kandung Anda, bagaimana?” Bagaimana? Amanda juga menanyakan pertanyaan yang sama di dalam hatinya. Namun, berulang kali menanyakan hal tersebut, jawaban yang diinginkan tak kunjung did
“Kenapa aku tidak bisa pulang hari ini?” Amanda protes segera setelah mendengar perkataan dokter yang bertanggung jawab untuknya.Dokter wanita penganti tersebut melirik William terlebih dahulu sebelum bicara. Amanda tahu kalau dokter tersebut sudah menjadi kaki tangan William dalam waktu singkat.“Kita tambah waktu observasinya sehari lagi, ya, Nona Amanda. Dengan begitu kita bisa yakin kalau Anda sudah benar-benar sehat dan tidak akan jatuh pingsan kembali ketika mendapat kejutan.”Kelopak mata Amanda terbuka lebar. Ia melotot pada si pelaku yang sudah mengubah pikiran dokter. Namun, William berpura-pura tidak tahu sama sekali dan asyik memeriksa sesuatu dalam ponselnya.“Ini pasti ulahmu, kan?” tuding Amanda segera setelah pintu tertutup. Dokter wanita penganti tersebut keluar segera setelah melirik William untuk terakhir kalinya.William mengangkat kepala dan melirik ke kanan dan ke kiri. “Kamu bicara d
Seseorang tiba-tiba muncul dan membekapku tadi!Pemberitahuan yang datang ke dalam otaknya membuat Amanda langsung membuka mata bahkan meloncat berdiri di lantai di sisi kanan ranjang. Namun, tidak ada siapapun bersamanya. Bahkan, ia tidak mengenal satu bentuk perabotan pun di dalam ruangan tempat ia berdiri sendirian.“Apa yang terjadi?” tanyanya ketakutan.Ia masih memakai pakaian rumah sakit. Untuk yang satu ini Amanda merasa sangat lega. Tidak ada orang lain yang mencoba membuka pakaiannya ketika ia tidak sadarkan diri.Pertama-tama Amanda mencoba menyusuri seluruh ruangan. Ranjang tempat ia bangun dengan cara yang menakjubkan tadi—ingat bagaimana dirinya melompat dengan kekuatan penuh karena mengira dicabuli—berada di tengah-tengah ruangan.Selanjutnya dari pintu yang berada di depan ranjang, ada lemari-lemari berisi buku-buku dengan sampul yang tebal. Lalu lemari yang terkunci dan pintu menuju teras. Lalu ada
“Jadi … ada apa dengan kamar tamu itu?” Wyatt membantu Esme kembali ke tempat tidur setelah sarapan dan minum obat. Setengah jam lagi, setelah obat yang diminum istrinya tersebut bekerja, pelayan akan membawa wanita itu ke taman untuk menikmati pagi. Lalu ia sendiri akan disibukan dengan kedatangan William. “Bukan apa-apa. Itu hanya Lily yang merajuk karena tidak jadi bertunangan dengan William. Kamu tahu sendiri, kan, kalau Lily sangat suka pada putramu.” Esme tersenyum. “Semua orang sangat menyukai William. Dia pintar.” Ia lalu bersandar pada bantal di punggungnya. “Kapan Lily datang, aku tidak melihatnya kemarin?” “Dia datang setelah kamu tidur. Ia sudah menemui William dan gadis bernama Amanda itu. Ia tahu kalau tidak akan bisa mengubah keputusan William makanya sekarang dia merajuk.” Esme diam, memandang lama tepat pada titik di belakang Wyatt. “Dia akan menemukan seseorang yang mencintainya nanti. Percayalah.” Wyatt terse
Mencari orang lain?Sebenarnya Azzar sama sekali tidak keberatan dengan hal tersebut jika ia mengunakan otak seorang pelayan setianya saat ini. Hanya saja, gadis yang akan ditinggalkan tuannya itu Amanda. Di lubuk hati Azzar yang paling dalam, ada semacam ketidak setujuan di sana. Ia tidak terima jika Amanda ditinggalkan begitu saja tanpa diselamatkan.“Apa tidak ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk Sarah?” gumam Azzar sendirian.Ia berdiri di samping mobil menanti William yang sedang menemui ibunya di dalam. Andai saja ia tahu di mana Wyatt menyekap Amanda. Tanpa sepengetahuan William, Azzar tentu bisa menyelamatkan Amanda dan memastikan gadis itu di tempat yang aman.Ketika Azzar menoleh kembali ke arah rumah majikannya yang besar. Azzar menemukan William berjalan dengan gaya yang elegan menuju mobil. Seorang pelayan berhenti bekerja merapikan tanaman dan memberi salah pada pemilik asli rumah besar yang mereka datangi ini.&
“Terima kasih, Tuan.” Azzar mencengkeram setir mobil erat-erat karena senang.Ia sama sekali tidak menyangka kalau William memberikannya kesempatan sendirian saat dibutuhkan. Bukan berarti pria yang menjadi tuannya tersebut tidak tahu apa yang akan Azzar lakukan. Hanya saja sama seperti perasaan yang dirasakan pada Esme, William tidak peduli.Azzar tahu kalau tidak akan mudah masuk ke rumah yang dihuni Esme. Wyatt telah menganti semua pekerja di sana dengan orang yang royal padanya. Jadi, ia harus benar-benar memikirkan alasan yang bagus untuk bisa masuk ke dalam rumah.“Sepertinya Tuan William meninggalkan sesuatu yang penting di dalam kamar Nyonya.”Azzar benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan Wyatt langsung. Jantungnya berdegup cepat dan sekuat tenaga ia berekspresi sedatar mungkin. Tidak boleh ada sedikit pun kesalahan yang membuat usahanya untuk masuk jadi sia-sia.“Apa yang tertinggal?” tanya Wyatt
Amanda tidak memiliki stamina yang lemah. Bahkan staminanya lebih baik dari orang kebanyakan. Mungkin karena terbiasa hidup keras, ia jadi jarang sakit dan bisa melakukan hal berat. Hanya saja rupanya jiwa Amanda tidak sesaat itu. Buktinya dengan goncangan kecil dari Alex ia menjadi sakit. Karena itu ketika jiwanya yang masih lemah menyadari kalau Azzar akan dalam bahaya, seluruh tubuh Amanda gemetar.Sebenarnya Amanda benci harus bergantung pada seseorang. Bergantung pada orang lain hanya akan melemahkan diri saja. Amanda tahu itu sejak lama. Akan tetapi, ia menyadari bahwa bergantung pada seseorang terasa sangat nyaman. Ia menyadari itu ketika bertemu dengan Prisilla dan Alex. Kali ini ia bergantung pada Azzar.Alam bawah sadar Amanda menilai Azzar sebagai orangtua yang akan memperlakukan Amanda dengan sangat baik. Ia jadi berharap kalau bisa selalu berada di dekat Azzar.“Sedikit lagi!” Amanda berkata pada dirinya sendiri.Matanya sudah men
Bagaimana Amanda bisa lupa perasaan takut yang dirasakan pada pagi sehabis malam ia tidak sadarkan diri di Bali? Ia pasti sudah gila karena terlena dengan perlakuan baik yang diterima. Ia lupa kalau William masih lelaki yang sama. Lelaki yang duduk menunggunya bangun dari tempat tidur dengan keadaan hanya memakai pakaian tidur tipis saja.Seluruh tubuh Amanda gemetar mengingatnya.Saat ia berhenti berjalan dan menoleh. Ia tidak lagi melihat mobil William di belakang atau pria itu sendiri. Namun, gemetaran yang tidak ada hubungannya dengan kedinginan yang dirasakan Amanda belum juga berhenti.“Tidak apa-apa, aku tidak akan bertemu lagi dengannya.” Amanda berkata hal seperti itu untuk menenangkan diri.Amanda menyadari kalau kakinya tidak beralas dan kerikil yang tersebar di jalan telah melukainya. Ia masih memakai pakaian tidur dengan desain yang tidak akan disukainya saat sadar. Mata-mata ingin tahu memandangnya dari sekitar. Dari tempat-tempa