"Itu.. Saya, sebenarnya sudah menghafal semuanya," terang Naema yang seketika membuat seluruh siswa melihat ke arahnya.Bahkan Nick yang tadinya masih berusaha menahan tawa, langsung terdiam. Dia tidak percaya kalau Naema dapat menghafal buku setebal itu hanya dalam semalam."Apa Kau sedang bercanda?" tanya Master Gilbert sambil melihat Naema secara intens.Tidak ada yang mempercayai Naema termasuk Master Gilbert. Bagaimana mungkin ada seorang murid yang dapat menghafal isi buku setebal itu. Bahkan seorang Guru pun harus sesekali membukanya saat sedang mengajar.Karena tidak percaya, Master Gilbert meminta Naema untuk menulis di papan tulis bab yang Dia sebutkan acak.Namun saat Naema maju ke depan tanpa bukunya, Nick langsung menghentikannya."Kau harus membawa serta buku ini!" seru Nick sambil memberikan buku miliknya.Saat Naema menolaknya, Nick malah menganggukkan kepalanya. Hal itu membuat Naema bingung, mengapa Nick tidak memperbolehkannya menunjukkan pada semua orang kalau Dia
"Nae! Di sini Kau rupanya!" pekik seorang murid laki-laki sambil berlari dan memeluk Naema.Naema yang mulanya terkejut langsung menyadari kalau murid laki-laki itu adalah Linch dan membalas pelukannya."Kapan Kau kembali, Kak? Kenapa Aku tidak tahu!" gumam Naema sambil sedikit terisak.Linch langsung tahu kalau Naema sedang menangis. Dia melepaskan pelukannya dan mengusap air mata Naema dengan ibu jarinya."Jangan menangis lagi! Aku membawakan sesuatu untukmu," ucap Linch sambil memberikan kantong kecil pada Naema."Apa ini?" tanya Naema sambil berusaha membuka kantong itu yang ternyata isinya adalah cemilan kesukaannya.Linch baru tersadar kalau ada seseorang di sana yang juga sedang berdiri di samping Naema."Siapa! Apa Kau teman Naema?" tanya Linch sambil sedikit mengernyitkan dahinya.Linch memang belum pernah melihat Nick sebelumnya karena Nick datang ke sekolah saat Linch sedang pergi ke perbatasan."Benar! Aku memang temannya, teman dekat!" ucap Nick seraya menarik Naema ke sis
"Aku tidak begitu yakin! Tapi Dia tidak seperti Miss Zoya yang ku kenal selama ini," terang Naema sambil melihat ke arah pintu."Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan!" celetuk Linch sambil menatap Rebeca dan Naema bergantian.Seketika Naema langsung memukul kepala Linch dengan buku-buku jarinya."Kenapa Kau memukulku! Apa yang salah?" protes Linch sambil menarik telinga Naema hingga si empunya berteriak."Bisakah Kalian untuk tidak saling serang!" pekik Rebeca sambil melerai Mereka berdua."Kau bicara apa? Kami tidak serius melakukannya," kekeh Lich sambil mengacak-acak rambut Naema hingga berantakan.Rebeca hanya menggelengkan kepalanya seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya."Aku sudah mencurigai Miss Zoya ada hubungannya dengan Ras Iblis! Akhir-akhir ini Dia terlihat sangat aneh," bisik Naema."Kenapa Kau mempunyai kesimpulan seperti itu?" tanya Linch yang masih belum mengerti."Pertama, Dia selalu menghindari teh chamomile! Kedua beberapa hari yang lalu Kami diser
"Itu memang terlihat seperti tato, tapi sebenarnya adalah tanda lahir," jelas Naema."Kalau begitu, Kau dan kedua orangtuamu pasti ada hubungannya dengan Ras Iblis!" putus Nick."Entahlah! Karena setahuku tidak ada hubungannya antara tanda lahir yang kumiliki dengan para Ras Iblis," sahut Naema."Itu kalau menurutmu! Tapi kalau menurutku itu semua ada hubungannya dengan asal-usulmu," terang Nick."Mungkin Kau memang benar! Sayangnya Aku juga tidak pernah bertemu dengan Mereka jadi tidak tahu Mereka itu seperti apa," ucap Naema sambil menerawang."Maaf, Aku tidak bermaksud untuk menyinggung perasaanmu, Nae!" ucap Nick sambil menenangkan.*****Setelah kelas selesai, Naema pergi ke Perpustakaan. Kali ini suasana begitu sepi tidak seperti biasanya. Master Moris juga tidak ada di sana. Bahkan beberapa murid yang biasanya membaca buku juga tidak terlihat."Kemana semua orang? Tidak biasanya perpustakaan kosong seperti ini," gumam Naema setelah masuk ke Perpustakaan.Tiba-tiba ada sekelebat
"Master Stock Holmes! Mengapa tiba-tiba Anda datang ke sini?" tanya Miss Zoya sambil terperanjat.Karena tidak biasanya Master Stock Holmes datang ke ruang kesehatan seperti ini."Baru saja Aku mendengar sedikit keributan di Perpustakaan! Namun saat diperiksa, ternyata tidak ada apa-apa. Apa yang telah terjadi?" tanya Master Stock Holmes sambil menatap Naema untuk menunggu jawaban darinya.Begitu pun dengan Miss Zoya yang juga menunggu penjelasan dari Naema."Katakan apa yang telah terjadi di Perpustakaan sebenarnya!" desak Nick."Katakan, Nae!" pinta Linch."Sebenarnya tadi ada yang menyerang Saya di Perpustakaan," sahut Naema."Menyerangmu! Siapa.. Apa itu salah satu murid di sekolah?" tanya Miss Zoya."Sebenarnya Saya sendiri tidak tahu siapa! Mulanya Dia terlihat seperti salah seorang Guru di sini sebelum akhirnya berubah menjadi Makhluk yang sangat mengerikan," terang Naema."Apa maksudmu Dia menyamar sebagai Guru di sini! Hal ini sungguh sangat berbahaya," seru Miss Zoya."Ada ap
Bella mulai panik dan menarik tangan Master Gilbert. Dia takut Mereka tidak akan bisa keluar lagi dari sana."Paman.. Bagaimana ini? Apa sebaiknya Kita kembali saja!" bisik Bella."Apa yang Kau katakan? Kita sudah sampai di sini sekarang," tolak Master Gilbert sambil terus berjalan.Akhirnya Bella terpaksa melanjutkan perjalanannya untuk bertemu dengan Penyihir hebat yang katanya dapat membantunya.*****Di Sekolah Naema sedang membersihkan toilet dibantu dengan Nick. Mereka sudah mengerjakannya sejak pagi. Namun karena toilet di Arnabala begitu banyak, Mereka belum juga selesai."Maaf.. Karena sudah merepotkanmu, Nick!" ucap Naema sambil menyeka keringat di keningnya dengan handuk kecil."Tidak perlu sungkan! Katakan saja jika Kau butuh bantuan dariku," ucap Nick sambil menepuk dadanya."Tapi sebaiknya Kau jangan terlalu dekat denganku!" ucap Naema memperingatkan."Memangnya kenapa jika dekat denganmu? Apa ada yang marah jika Aku berada dekat denganmu?" tanya Nick."Bukan marah lagi!
"Siapa yang Kau temui? Maaf karena sudah membuatmu menunggu. Apa Kau ketakutan di dalam sana?" ucap Nick menyesal."Tidak, Nick! Aku baik-baik saja," sahut Naema sambil melepaskan pelukan Nick."Tadi Aku tidak sengaja melihatmu masuk ke dalam sini. Tapi saat Aku mengikutimu, Kau malah tidak ada di sana," gumam Naema."Aku membersihkan toilet di sebelah sana! Kupikir Kau juga ada di sana," ucap Nick sambil mengerutkan keningnya."Kalau begitu, mungkin Aku sudah salah lihat," terang Naema.*****Sore harinya Naema pergi ke Perpustakaan bersama Linch. Tidak biasanya Perpustakaan cukup ramai. Meskipun Naema dan Linch berada di sana untuk membantu, namun Master Moris masih saja kewalahan. "Terima kasih karena Kalian sudah banyak membantuku," ucap Master Moris sambil memberikan sekeranjang penuh buku."Apa yang Anda bicarakan, Master! Memang sudah menjadi tugasku untuk membantu Anda," sahut Naema."Hari ini adalah hari terakhir Kau menjalankan hukumanmu. Apa setelah ini Kau tidak akan memb
Naema hanya terdiam mendengar pernyataan Nick. Dia tidak pernah menyangka kalau Nick menyukainya."Nae.. Apa Kau baik-baik saja?" tanya Nick sambil mengibaskan tangannya tepat di depan Naema.Sayangnya Naema masih belum juga sadar dari keterkejutannya. "Ada apa, Nae? Kenapa Kalian tidak ikut masuk!" seru Linch yang ternyata sudah menunggu Mereka cukup lama."Ahh.. Kakak! Iya Kami akan masuk," sahut Naema yang langsung tersadar setelah mendengar panggilan dari Linch."Kupikir Kalian akan ikut masuk! Malah masih berada di sini," gerutu Linch."Apa Kau sudah menemukan yang Kau cari, Kak?" tanya Naema sambil bergelayut manja di lengan Linch.Mereka berdua masuk kembali ke toko barang antik, diikuti oleh Nick di belakangnya. Naema terus saja mengoceh sampai tidak memberikan kesempatan pada Linch untuk bicara.Sedangkan Nick hanya melihat pemandangan di depannya dengan hati yang terbakar. Dia merasa iri dengan kedekatan antara Naema dan Linch.Sayangnya memang begitulah adanya. Nick baru sa
"Kalau pergi dari sini, dimana Kami akan tinggal? Sedangkan di desa Kenari masih ada ancaman yang mengintai Putriku," keluh Axcel."Kami akan membantumu mencari akar masalahnya! Aku juga penasaran siapa yang tega berbuat keji kepada Makhluk kecil yang tidak berdosa," imbuh Rebeca."Apa Kau yakin, Nae? Bagaimana dengan tujuan Kita?" tanya Rebeca memastikan."Terimakasih atas perhatian Kalian! Kami akan berusaha untuk bertahan," ujar Axcel menyemangati dirinya sendiri."Kita akan pergi setelah membantu para Penduduk Desa Kenari!" putus Naema."Baiklah kalau begitu! Kita akan kembali lagi ke sana," putus Linch.Kemudian Axcel memperbolehkan Kami untuk menginap di rumahnya malam ini. Baru keesokan harinya Kami akan kembali ke Desa Kenari untuk menggali informasi.*****Di tempat lain, yaitu tepatnya di Desa Kenari seseorang sedang melaporkan sesuatu pada Tuannya. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan jubah dengan penutup kepala sehingga wajahnya tidak terlihat.Tuannya terlihat cukup
Anak itu kembali menutup pintu dan bersembunyi. Sepertinya Dia takut melihat orang asing. Atau mungkin tidak ada seorangpun yang pernah dilihatnya kecuali Ibunya sendiri."Apa Dia putrimu? Sepertinya Dia tidak menyukai Kami, maaf," ucap Naema sembari menatap Wanita paruh baya di depannya."Dia hanya belum mengenal Kalian karena tidak ada yang pernah berkunjung ke sini sebelum ini," sahut Wanita itu."Benarkah? Sayang sekali kalau begitu," ucap Naema menyesal."Masuklah! Akan kuperkenalkan Putriku pada Kalian," ucap Wanita itu mempersilahkan Naema dan yang lainnya."Maaf Nyonya, apa Kalian hanya tungga berdua saja? Kenapa di sini begitu sepi!" tabya Rebeca."Benar! Hanya Aku dan Putriku. Bagaimana tidak sepi, Kami tinggal di dalam hutan dan tidak tetangga di sekitarnya," sahut Wanita itu sambil terkekeh."Siapa Mereka, Bu?" tanya gadis kecil itu polos sambil bersembunyi di balik pintu."Keluarlah! Mereka bukanlah orang jahat," perintah Wanita itu agar anaknya segera keluar dari persembu
"Naema benar! Masih ada satu misteri yang belum terpecahkan," imbuh Linch."Kurasa sebaiknya Kita kembali lagi ke sana! Bagaimana jika para penduduk itu sebenarnya memang masih membutuhkan bantuan Kita," terang Naema."Kau terlalu baik hati, Nae! Kalau Kita kembali lagi ke sana itu akan membuang waktu setengah hari yang seharusnya bisa kita gunakan untuk menempuh Desa selanjutnya," tolak Rebeca."Tapi, Re! Aku masih penasaran kenapa tidak ada satu pendudukpun uang terbangun saat malam hari. Dan lagi, sepertinya ada sihir yang memang digunakan untuk menidurkan Mereka," imbuh Naema."Baiklah! Kalau Kita kembali, dimana Kita akan tinggal? Aku tidak mau kembali ke Penginapan itu lagi," putus Rebeca."Kita bisa mencari Pria Tua itu! Seharusnya Dia sudah terbebas dari sihir sekarang," terang Naema."Baiklah.. Kita kembali ke tempat itu lagi sekarang!" putus Linch sambil menarik tali kekang kudanya.Akhirnya Mereka berempat kembali lagi ke Desa itu. Di sana sudah banyak aktivitas warga seper
"Maaf.. Kami hanya tidak sengaja masuk kesini," sahut Nick sambil mencari ke asal suara.Tak lama kemudian seorang pria berjenggot panjang dan bertubuh pendek keluar dari persembunyiannya.Dia memakai topi yang terbuat dari jerami. Pakaiannya terlihat sedikit compang-camping seperti seorang pengemis."Apa Kalian bukan berasal dari sini? Kenapa berkeliaran di pagi buta!" tanya Pria itu sambil menatap ke arah Naema dan lainnya secara bergantian."Kami memang bukan asli penduduk di sini. Kami hanya numpang lewat dan juga sedang mencari teman Kami yang diculik saat di Penginapan di depan sana," terang Nick."Temanmu tidak ada di sini! Sebaiknya cepat tinggalkan tempat ini!" seru Pria itu."Kami memang hendak pergi dari sini! Maaf telah mengganggu," putus Rebeca sambil menarik tangan Naema untuk segera keluar."Awas! Jangan sentuh benda itu!" pekik si Pria.Nick yang awalnya sedang melihat-lihat dan menyentuh salah satu toples yang ada di depannya kaget mendengar sebuah teriakan dari dalam
Naema hanya menggelengkan kepalanya sembari melihat ke sekelilingnya."Apa tadi Aku pingsan cukup lama? Kenapa diluar sudah tampak gelap!" tanya Naema sambil melihat ke jendela yang sedikit terbuka."Menurutmu bagaimana, Nae!" ucap Rebeca meledek."Sebaiknya Kita istirahat dulu sebelum mulai perjalanan lagi," putus Linch."Lalu bagaimana dengan Jose?" tanya Naema."Kita akan mencarinya besok! Kurasa Dia akan baik-baik saja selama Lucas belum mendapatkanmu," putus Linch."Benar, Nae! Jose hanyalah sebuah umpan. Yang diincar Lucas sebenarnya adalah Kau sendiri," imbuh Nick."Sebenarnya apa yang diinginkan Lucas dari Naema. Aku Jadi penasaran," gumam Rebeca."Tunggu! Kalau mengetahuinya, Kita bisa memancing Lucas dari persembunyiannya dan menemukan Jose lebih cepat," seru Linch."Apa Kau mengetahuinya, Nae?" tanya Nick.Sedangkan Naema hanya menggelengkan kepalnya karena memang Dia tidak tahu."Mungkin saja ini ada hubungannya dengan asal-usulmu, Nae!" celetuk Receca."Aku tidak tahu! Aku
"Kau bisa langsung jalan ke sini! Nanti perisai itu akan menghilang dengan sendirinya," bujuk Naema hingga Rebeca menyetujuinya.Namun saat Rebeca hendak melangkahkan salah satu kakinya keluar, tiba-tiba Jose terbangun dan berteriak. Sontak Rebeca terjatuh sambil duduk.Jose berteriak dan meronta kesakitan hingga membuat Rebeca urung keluar dan mendekati temannya itu."Jose.. Apa Kau baik-baik saja? Semua orang sedang berusaha untuk membantumu, jadi tolong tenang dan bersabarlah!" ucap Rebeca sambil menenangkan Jose yang terus saja berteriak dan mencoba melepaskan ikatan pada tangan dan kakinya."Bagaimana dengan Jose, Nae! Apa yang harus Kita lakukan?" tanya Rebeca sambil menoleh ke arah Naema yang hanya diam saja dan malah berdiri di depan pintu."Biarkan saja! Nanti Dia akan tenang sendiri," seru Naema tanpa berbuat apa-apa."Tapi Nae, ikatannya hampir saja lepas! Tolong bantu Aku untuk mengencangkan ikatannya!" seru Rebeca yang kesal karena Naema terus saja berdiri di sana tanpa a
"Pergi kemana?" tanya Nick spontan."Ayo pergi dari sini!" ajak Jose sambil menarik tangan Naema untuk berjalan keluar.Naema menurut saja saat tangannya ditarik paksa oleh Jose. Sedangkan Nick langsung menarik tangan Naema agar Jose tidak membawa Naema pergi."Berhenti! Kau mau membawa Naema pergi ke mana?" pekik Nick sampai membuat Linch dan Rebeca beranjak dari duduknya.Tiba-tiba saja terlihat kilatan merah pada kedua mata Jose. Naema yang menyadarinya langsung menarik tangannya. Sayangnya pegangan tangan Jose begitu erat hingga membuat Naema kewalahan."Tolong lepaskan tanganku!" pekik Naema sambil terus berusaha menarik tangannya.Banyak pasang mata yang melihat ke arah Naema dan Jose karena keributan yang ditimbulkan.Karena Jose tidak mau melepaskan tangannya, terpaksa Naema menarik tangan kirinya yang dipegang Nick. Dia memukul tengkuk Jose dengan tangan kirinya hingga tubuh Jose roboh dan pingsan."Apa Kau baik-baik saja, Nae?" tanya Nick yang khawatir sambil melihat keadaan
"Mungkin saja Mereka terlibat cinta segitiga," putus Jose.Krik krik krik krik."Jangan bercanda! Mana mungkin seperti itu," protes Rebeca."Benar.. Linch selalu menganggap Naema seperti Adiknya sendiri. Dan lagi Mereka sudah bersama sejak Naema masih bayi," terang Zlatan."Itu hanya perkiraanku saja!" sanggah Jose.Setelahnya Rebeca bergegas kembali ke kamarnya. Di sana Dia mendapati Naema yang sedang membereskan pakaiannya."Apa yang sedang Kau lakukan! Kenapa memasukkan baju-bajumu ke dalam kantong besar?" tanya Rebeca sambil berjalan mendekati Naema.Naema hanya menoleh lalu kembali lagi memasukkan beberapa baju lagi ke dalam kantong besar di depannya."Apa Kau tidak mendengar Aku sedang bertanya?" pekik Rebeca sambil memukul bahu Naema."Aku sedang berkemas! Lelbih baik diam saja jika tidak membantu," sahut Naema ketus.Rebeca langsung saja menelan ludahnya dengan kasar."Apa Kau juga sedang marah padaku?" tanya Rebeca sambil membantu Naema memasukkan beberapa buku ke dalam kanto
"Gu- guru! Kami sedang bersih-bersih," ucap Linch berbobong.Namun Miss Zoya hanya diam saja sambil menyipitkan matanya untuk menatap Linch dan Naema secara bergantian. Dia seperti sedang mencurigai sesuatu."Apa Kalian sedang berbohong padaku! Kenapa Kau juga tidak mengikuti kelasku?" tanya Miss Zoya pada Linch hingga membuatnya sedikit tersentak."Bukankah saat ini adalah kelas Master Stock Holmes, Guru?" tanya Linch memastikan."Jadi.. Kau memang sengaja untuk tidak mengikuti kelas, huh?" tanya Miss Zoya menyelidik."Kakak tidak bersalah, Guru! Dia hanya sedang membantuku," putus Naema.Linch dan Nick langsung saja merasa was-was. Dia takut Naema akan mengakui semuanya dan Dia akan dihukum karena itu."Apa maksudmu mengatakan kalau Linch hanya membantumu, Nae?" tanya Miss Zoya pada Naema. "Saya yang telah memaksanya untuk membantu membersihkan kediaman Anda, Guru! Karena setelah ini, mungkin Kakak yang akan menggantikan tugas Saya," terang Naema.Miss Zoya tidak mengerti maksud da