DELAPANBELAS : ANYA SEKARAT."Anak manis, makan dulu ya nanti kamu bisa sakit, sayang,"Sore ini Ryanti masuk ke dalam kamar yang ditempati Anya. Sudah beberapa kali bujukkan dia lontarkan kepada anak itu. Namun tetap saja Anya tidak mau membuka mulutnya."Anya, makan dulu ya. Tante suapin deh."Ryanti mengangkat sendok penuh nasi ke arah Anya.Prank.Tanpa mampu Ryanti cegah Anya melempar sendok beserta mangkok di tangan Ryanti. Pecahan beling yang bercampur dengan nasi berserakan di lantai. "Anyaaaa," gemas Ryanti namun hal itu tidak membuat perempuan itu marah. Dia mencoba membawa Anya ke atas pangkuannya. Sudah dipastikan Anya menolak. Anak gadis itu menjaga jarak dari Ryanti dengan beringsut mundur."Mau es krim?"Mungkin kalau bukan Ryanti yang menawarinya dengan senang hati Anya akan bersorak gembira dan memborong semua es krim favoritnya.Anya tau perempuan di depannya adalah Ryanti. Perempuan yang kerap papanya bicarakan dan seseorang yang tidak mau Anya temui. "Kalau tante
SEMBILANBELAS : DONOR DARAHHappy reading!***Sesampainya di rumah sakit, Anjali digiring Agam menuju ruangan Anya. Perempuan itu linglung. Bahkan beberapa kali dia hilang keseimbangan ketika berjalan untung saja Agam sigap menahan tubuh mantan istrinya.Tidak berselang lama dokter keluar dari ruangan Anya. Sesuai dugaan, dokter bilang Anya kehilangan banyak darah, gadis kecil itu butuh 3 kantong darah sementara stok di rumah sakit hanya tersisa 2 kantong. Hal itu membuat Anjali bergerak cepat untuk mendonorkan darahnya. Namun, sayangnya ketika diperiksa golongan darahnya tidak cocok. Dengan yakin, Anjali menatap Agam. Besar harapannya golongan darah lelaki di depannya cocok dengan Anya. Walaupun kecil kemungkinan sama.Agam menggeleng dengan sorot kecewa dan sedih, "Maaf, golongan darahku B."Tangis Anjali pecah begitu keras. Sebagai orang tua dia sungguh tidak ada guna untuk anaknya. Bahkan di saat anaknya kritis, dirinya hanya bisa menangis tanpa berbuat apa-apa."Anjali, tenangk
DUA PULUH : PENGAKUAN TERSIRAT.Setelah seminggu Anya di rawat, keadaan gadis kecil itu kunjung membaik. Setelah pasca pendonoran darah waktu itu Reksa dan Anya bisa di katakan semakin dekat hal itu tidak menutup kemungkinan Anjali kecipratan juga. Anjali dan Reksa kerap menjaga Anya bersamaan. Tidak jarang kalau kalau Anjali bekerja, Reksa lah yang menjaga anak itu.Anjali tersentuh dengan kebaikan Reksa. Apalagi saat lelaki itu rela mengerjakan tugas ke kantor di rumah sakit.Sore ini Anjali baru pulang bekerja dia langsung ke rumah sakit. Memang kamar rawat Anya sudah menjadi rumah keduanya saat ini. Dia pergi dari rumah sakit dan pulang juga ke rumah sakit."Anya lagi makan ya?"Nampak Anya tegah disuapi buah Apel oleh Reksa. "Iya ma, makan apel," jawab Anya riang. Anjali tersenyum lega. Perkembangan Anya semakin baik mungkin besok juga Anya sudah di perbolehkan pulang. Anjali mengecup kepala Anya penuh sayang."Makasih ya Reksa sudah menjaga, Anya." Anjali berkata dengan tulus.
DUA PULUH SATU : PENOLAKAN ANJALI.Enjoy reading!***Pagi ini Agam berencana menjemput Anya di rumah sakit. Kemarin Anjali bilang Anya boleh pulang hari ini. Jadi dia akan mengantarkan mereka pulang. Di jalan Agam juga sempat membeli se-box donat kesukaan Anya. Anya paling suka rasa matcha dan oreo sehingga Agam hanya membeli dua varian rasa tersebut. Pria itu tersenyum cerah sambil masuk ke dalam mobil.Agam sengaja tidak mengabari Anjali kalau dia akan menjemput mereka. Sengaja, karena mau membuat kejutan. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Agam masuk ke dalam kamar rawat Anya.Dia mengernyitkan dahi menyapu semua sudut ruangan. Ternyata ruang kamar Anya kosong. Bahkan barang-barang mereka sudah hilang. Agam menoleh pada suster yang akan membereskan bekas ruang kamar Anya."Pasiennya sudah pulang ya sus?" tanya Agam memastikan. Sorot kecewa tidak mampu dia sembunyikan."Iya, Pak, barusan mereka check out." Agam mengangguk mengerti kemudian dia berjalan menuju basement. Pria i
Dua Puluh Dua : Sudut Pandang Reksa dan Rahasia Baru.Haloo terimakasih yang sudah baca sampe siniiii 😉👍Sedih banget viewer MR menurun banget 🙂🥺Ah boleh dong sarannya gimana buat MR makin seruuu. Soalnya aku juga ngerasa kurang gitu feel nya, asa makin ngawurr lohh wahahaa. Tapii gapapa lah pengen nyobain punya novel tamat jadi gas keun ajaa wkwkwkwk.Oh iya, aku usahain update satu minggu sekali ya, at least.Okey happy reading!!Btw aku tidak melakukan pengeditan guys sumpah lgi capek bngt ini;vMau up malem-malem soalnya ngejar deadline :)***Anjali memandang Reksa dari atas sampai bawah. Malam ini pria itu datang ke rumah dengan basah kuyup. Entah apa yang membuat pria itu datang ke sini. "Maaf,"Satu kata meluncur setelah hampir 3 menit saling diam. Reksa menunduk tidak berani menatap wajah kecewa Anjali. Dia paham alasan perempuan itu kecewa padanya. Alih-alih mendiamkan Reksa berdiri dengan gemeteran, Anjali menggiring pria itu masuk. Mempersilahkan pria itu duduk seme
WOAH AKU UPDATE TPI AS ALWAYS DI TENGAH MALAM YAKS.ENJOY READING!***Untuk kesekian kalinya Anjali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Jarum pendek menunjukkan angka 7. Anjali menahan napas. Bukan pertama kalinya Reksa lupa menjemputnya seperti sekarang. Ini sudah ke tiga kalinya. Mungkin kalau semalam Reksa tidak berjanji akan menjemputnya Anjali tidak akan menunggunya seperti sekarang. Bisa aja dia naik ojek online. Akhir-akhir ini Reksa juga kelihatan banyak masalah. Tetapi pria itu tidak pernah mau bercerita padanya. Setiap kali Anjali menyinggung tentang perubahan pria itu, Reksa pintar mengalihkan pembicaraan."Ibu Anjali di depan ada pak Agam,"Anjali yang tengah bersiap memesan ojek online terperanjat kaget. Dia berdiri lantas berjalan ke pintu utama setelah mengucapkan terimakasih pada Irma."Anya sudah berangkat ke sekolah," kata Anjali memberi tahu. Anjali pikir Agam ke sini untuk bertemu putrinya.Dari kursi kemudi Agam mengangguk mengerti, "Saya
DUAPULUH EMPAT: TUNTUTAN APRIL enjoy reading!***"Kak, gue dateng ke sini mau nanyain anak gue yang lo buang."Ryanti tersenyum miring. Matanya menatap April senewen. Pagi-pagi sekali perempuan itu sudah menggedor pintu rumah. Membangunkan Ryanti yang baru saja tidur jam 4 pagi. "Ngapain nanyain dia sekarang?" Ryanti menyilangkan kedua tangannya. Perempuan itu menguap untuk kesekian kalinya."Kata Reksa lo yang buang anak gue. Kemana lo buang dia?" Ryanti tertawa kecil, "Kenapa baru sekarang lo peduli sama July. Kemana 3 tahun lalu saat July butuh sosok seorang ibu, hah? Dia sudah gue buang ke panti asuhan. Sekarang sudah ada yang adopsi kali."Ryanti mengedikan bahunya terlihat tidak peduli, "Gue masih ngantuk. Lo pulang gih."Ryanti mengibaskan tangannya. Tanpa mau repot menutup mulut, Ryanti membiarkan mulutnya terbuka lebar, Ryanti kembali menguap untuk kesekian kalinya. Matanya juga sudah berair dan memerah pertanda harus menutupkan matanya segera."Liat mata gue sudah hampir
DUAPULUH LIMA : KETAHUANOH IYA GAES KLIAN SUKA GAK KLO REKSA BERULAH LG SAMA SI APRIL? ENJOY READING YEOROBUN!***Pasca kejadian kemarin, kini hubungan Anjali dan Reksa semakin renggang. Walaupun Reksa menyambangi tempat Anjali, namun seolah ada tembok kokoh yang membentengi mereka. Ketidak jujuran Reksa yang membuat sekat di antara mereka. Ditambah lagi, April yang tidak mau minggat dari apartemen Reksa membuat ruang gerak Reksa terbatas. Kemanapun dia pergi April akan terus membuntutinya. "Lo kapan pergi dari sini?" Reksa bersidekap dengan sorot mata tajam mengarah pada April. Perempuan yang tengah masak itu menghentikan aktifitasnya lalu menatap balik Reksa."Gak akan pergi sebelum lo balikin July ke gue." "Pril jangan mulai lagi." Reksa memutar bola matanya malas. Kemudian mendudukkan bokongnya di kursi. Menunggu April yang tengah memasak sarapan."Reksa, gue mau tanya sesuatu sama lo." April menuangkan sop ke piring Reksa. Lantas mengambil kursi di sebrang Reksa."Hmm?""Si
#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHAIIII GAESSGIMANA KABAR KLEAN SEMUA ? GWENCANHA KAN?!SORRY NIH KALO EXTRA CHAPTERNYA LAMA SOALNYA LGI BANYAK URUSAN DI DUNIA LAEN ;(SIAPA YANG MASIH BERHARAP AGAM BANGKIT DARI KEMATIAN?SIAPA YG MAU GAMLI BERAKHIR BAHAGIAAA? cunggg!!!sorry gaes aku belum bisa kabulin permintaan klean karena aku hanya manusia biyasa;(BACA AJA YOK EXTRA CHAPTER NYA SEMOGA SUKAA.***Anjali menatap pusara di depannya. Rumput liar yang lancang tumbuh di sana pertanda kalau pusara tersebut sudah lama tidak dikunjungi. Agam memang tidak di makamkan di tempat umum melainkan di tanah keluarganya sendiri.Pagi ini Anjali membawa putranya mengunjungi Agam di peristirahatan terakhirnya. Hanya berdua. Tidak bersama Anya ataupun suaminya.Agam yang baru berusia 2 tahun berjongkok mengikuti mamanya mengambil daun kering dari atas pusara."Mama ini apa?" Tidak lama Agam bertanya sembari menyentuh gundukan tanah di depannya."Ini rumahnya Om Agam," jawab Anjali sembari tersenyum kecil.
#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHaii wargaaaGimana kabar kalian sekarang?Semoga bae bae terus ya biar bsa baca cerita aku yang lainnya, wkwkwk.Sorry banget semalem chapter ini ke up gaess 😭 Terimakasih klian sudah nunggu sampe akhir. ❤️HOWAAA GAK KERASA BESOK SUDAH BERGANTI TAHUN LAGIISELAMAT TAUN BARU GAEESSSSEMOGA TAHUN SELANJUTNYA AKAN LEBIH BAIK DARI TAHUN SEBELUMNYA.SEMOGA SEMUA HARAPAN DAN CITA-CITA KALIAN SATU PER SATU TERKABUL YA!!BAHAGIA SELALU UNTUK KALIAN ❤️Chapter 35 aku up di jam-jam terakhir 2023. Gimana perasaan kalian nemenin aku sampe chapter 35? TIGAPULUH LIMA : ENDOkey enjoy reading!!***"Itulah masa laluku, Mas,"Perempuan yang tengah mengusap perut besarnya tersenyum sembari menerawang kenangan masa lalu yang enggan hilang itu. Sudah 10 tahun berlalu baru kali ini dia menceritakan kisah pilu itu kepada orang lain."Jadi itu sebabnya kamu mau ngasih nama anak kita Agamza Viran Alathas, hm?" Perempuan itu mengangguk semangat. Kemudian menoleh sembari melempar
#CIPIKA-CIPIKI PENGARANG Aku mau mengucapkan maaf sebesar-besarnya kalau ada ketikan aku yang kurang sreug dan menyinggung perasaan kalian. Aku tidak bermaksud begitu. Iya aku penulis kecil yang tidak tau etika. Mohon maaf sama kalian. Kalau ada kesalahan jangan sungkan untuk tegur aku. Tetapi teguran yang beretika juga. Oh iya, sebentar lagi ini end, mau ada cerita baru lagi gak buat ngegantiin MR? Sebenarnya udah ada di draft tinggal publish nih. Gimana, spill sinopsisnya? Jamin gak kalah seru dari MR 🌝😘Okey lah enjoy reading wargaa 😘 jangan lupa vote dulu ya.TIGAPULUH EMPAT : KECELAKAAN MAUT.***"Ben, tolong bantu saya untuk mencari Anya. Kamu cukup kasih tau saya ke keberadaan putri saya sisanya biar saya yang urus,""Baik, Pak," Agam mengakhiri panggilannya. Kini dia tengah berkemas untuk pulang ke rumah di bantu Anjali dan mamanya. Agam sudah boleh pulang sekarang, walaupun tidak memungkinkan untuk berkeliaran dan melakukan hal berat. Itu sebabnya dia meminta bantuan
TIGAPULUH TIGA : SEBATAS TANGGUNGJAWAB.***"Ma, Bang Agam koma," Di sebrang telepon terdengar suara teriakan tertahan dari mama Agam. Anjali yakin pasti mama mertuanya itu shock berat mengetahui keadaan putranya. Semalam Anjali tidak langsung mengabari mama Agam. Anjali lebih memilih menjaga Agam semalaman ketimbang harus merepotkan mama Agam. Di benaknya, Anjali menyalahkan dirinya sendiri atas keadaan Agam sekarang.Kalau saja Agam tidak mencarinya pasti keadaan pria itu stabil tidak akan collapse seperti sekarang. Anjali menghembuskan napas pelan. Dokter bilang jahitan di kepala Agam yang belum mengering itu terbuka. Sepertinya kepalanya juga mengalami benturan yang mengakibatkan cedera berat pada kepala.Anjali tidak tahu kalau keadaan Agam bisa seburuk ini. Anjali juga tidak tahu, apa Agam sempat terjatuh sehingga kepalanya terbentur? Atau ada seseorang yang sengaja ingin melukai Agam saat mencarinya?Anjali mengusap wajahnya kasar. Ketika dia menoleh matanya menangkap dari kej
TIGAPULUH DUA : HARAPAN AGAM***"Reksa ... apa yang kamu lalukan?" Genangan darah yang semakin meluas tidak mampu menggerakkan kaki Anjali untuk mendekat dan menutup sumber darah tersebut. Kedua kaki perempuan itu seolah dilem rapat dengan lantai. Seharusnya Anjali segera bergerak sebelum tubuh Agam mati karena kekeringan. Entah karena pengaruh alkohol atau memang Reksa sudah tidak waras. Pria itu malah tertawa terbahak lalu lesehan di lantai. Matanya menatap Anjali, "Aku gak berniat membunuhnya aku tidak sengaja." Anjali menggelengkan kepalanya. Kalau dia tidak bergerak Agam sungguhan akan meninggal. Sekarang Reksa sudah tidak bisa diandalkan. Anjali mengumpulkan keberaniannya dan mengenyahkan semua pikiran buruk. Perlahan kakinya bergerak sedikit demi sedikit ke arah tubuh Agam yang sudah tidak sadarkan diri. "Bang Agam..." Anjali berhasil duduk di depan wajah Agam. Tangannya bergetar hebat mengangkat kepala Agam ke pangkuannya. Ketakutan Anjali memuncak ketika darah mengucur
TIGAPULUH SATU : TIDAK BOLEH PERGI#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHAI GAIS SELAMAT MALAMSEPERTINYA KITA BUTUH VISUAL AGAM SAMA REKSA YA? ADA YANG MAU NYUMBANG AKTOR GANTENG BUAT MEREKA? SEBELUM KE INTI AKU MAU TAU DONG KESAN DAN PESAN KALIAN TENTANG CERITA INI. BOLEH YA ❤️KOLOMNYA ADA DISINI ✍️OKEDEH CHECK IT OUT!!***Masih sangat pagi ketika Agam membuka matanya. Pria itu menahan rasa pegal di kakinya yang menekuk sejak malam. Wajah teduh Anjali ketika tertidur menjadi fokus Agam saat ini. Wajah perempuan yang entah sejak kapan menempati pikirannya. Agam paham, dia bodoh untuk menyadari rasa cinta untuk perempuan yang ada di dekapannya. Sewaktu kehadiran Ryanti hatinya menjadi gamang. Dia tidak mampu berpikir jernih untuk memutuskan masa depannya dengan bijak. Berkali-kali dia menyakiti Anjali dengan sikapnya. Bahkan Agam tidak pernah menganggap Anjali ada. Setiap kali Anjali berbuat baik dan menaruh perhatian padanya, Agam akan merasa jijik dan tak segan mengeluarkan kata tajam dan
#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGMOHON MAAF TELATT UPDATE-NYASUMPAH AKU KESEL BANGET UDAH NULIS BANYAK TAPI GAK KE SAVE! NAH DARI SITU MOOD NULISKU TURUNNN BANGAATT SAMPE-SAMPE BUKA WP TUH PEN NANGIS POKOKNYAATAPI...GAK NYANGKA SYEKALI UDA PART 30 TERIMAKASIH READERS YANG SETIA SAMPE SINI!!!! YANG SABAR NUNGGU INI UPDATE YG BAHKAN RELA BACA ULANG KARENA LUPA ALURNYA. TERIMAKASIH YA❤️OH IYA KALIAN ADA BAYANGAN GAK SIH BUAT AGAM DI DUNIA NYATA SIAPA?ATAU KITA CARI AJA CAST BUAT TOKOH MR YAAHH??*BOLEH JUGA*GAK USAH KAMI SUDAH PUNYA BAYANGAN SENDIRI*TERSERAH AUTHOR AJA LA_-YODAH CUSSS!!!ENJOY READING!***"Kamu?" Terlalu fokus pada Anya sampai Anjali tidak menyadari kehadiran perempuan yang sudah merusak kebahagiaannya. April dengan wajah tanpa tau malunya hanya tersenyum sembari melambaikan tangannya, seolah tengah mengejek Anjali."Hai," sapaan yang terdengar menjengkelkan di telinga Anjali."Oh iya, tadi tante April yang ngajak Anya makan es krim, Ma," sahut Anya yang berada di dek
DUAPULUH SEMBILAN : PERINGATAN PERTAMA.ENJOY READING!***Tepat jam 10.00 Anjali berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Perempuan yang di balut blazer putih tulang itu meregangkan dan meluruskan punggungnya. Kepalanya mendongak menatap langit-langit. Cukup pegal juga menghabiskan waku dua jam menyiapkan materi untuk presentasi Agam besok pagi."Ayo."Anjali terperanjat. Dia menormalkan duduknya. Entah sejak kapan Agam sudah berdiri di daun pintu. Anjali juga tidak sadar ketika pintu terbuka oleh Agam."Kemana?" Agam terlihat mengembuskan napas pelan dan matanya menyipit ke arah Anjali, "Menjemput Anya," Anjali membulatkan matanya, dia sudah melupakan janji Agam kemarin tentang penjemputan Anya. Dia juga masih belum menyiapkan alibi agar tidak ikut menjemput Anya. "Maaf Pak, sepertinya saya tidak bisa karena masih banyak pekerjaan." Agam menyilangkan tangannya, "Lalu kenapa tadi kamu malah melamun sampai tidak sadar kehadiran saya di sini?" Sebelum Anjali kembali mengelak, Agam seg
ENJOY READING!***"Kamu tidak bisa limpahin semua kesalahan kamu ke orang lain, Reksa. Jadi berhenti nyari kesalahan-kesalahan aku hanya untuk menutupi semua keburukan kamu!" Kalimat terakhir yang Anjali ucapakan mampu membuat Reksa diam membisu. Pria itu mematung, memperhatikan Anjali yang berjalan menjauh. Setelah melihat kilatan benci dari mata Anjali, Reksa tidak berani menahan perempuan itu lagi."ARRRGHHH!!"Reksa memukul pohon tabebuya di sampingnya. Tidak peduli dengan tangannya yang mengeluarkan darah, pria itu berjalan mendekati mobilnya yang terparkir di sisi jalan.Usahanya kali ini untuk membujuk Anjali gagal. Sudah dua bulan Anjali tidak mau berbicara padanya. Reksa juga sudah berusaha menghubungi Anjali namun setiap dia menelfon selalu di tolak. Pesan pun tidak dibalas. Reksa hampir gila sekarang. Perempuan itu seolah membangun benteng kokoh di antara mereka. Mobil Reksa melaju menuju rumah Ryanti. Sepertinya dia akan membutuhkan campur tangan kakaknya untuk membantu