Vonny mencandainya, "Iya, aku tahu, aku tahu. Kamu masih begitu kecil, kenapa mirip ayahmu suka memerintah orang? Kamu keluar dulu, ya. Aku mau berbicara sebentar dengan Felita."...Sebuah helikopter terbang melewati hutan lebat dan laut yang biru menuju Kota Forta.Kota Forta adalah sebuah pulau tersendiri.Letaknya dekat dengan pinggiran Negara Amara, tapi dia bukan termasuk bagian dari Negara Amara maupun Negara Marika. Kota ini sepanjang tahun dalam peperangan dan sudah menjadi hal yang normal bagi tentara bayaran beberapa kekuatan besar untuk membunuh dan membakar di tempat ini.Pada masa kejayaannya, tempat ini sangat makmur, tapi juga bisa jatuh miskin dalam semalaman karena sebuah peperangan.Tempat berjudi ilegal, pelelangan ilegal dan perdagangan manusia terjadi di tempat ini.Organisasi Etios mengajak mereka bertemu di tempat ini karena mau menutupi identitas dan kejahatan mereka.Helikopter mendarat.Jessy mendapat sebuah pesan, dia berkata, "Kak Hendra, Tuan Besar Organis
Kelompok Hendra dan kelompok Gian bertemu di lokasi paling tengah Kota Forta.Satu jam kemudian, pusat Kota Forta terjadi kerusuhan.Hujan peluru membuat semua warga di jalanan kabur seperti tikus yang panik.Dari gedung yang tidak terlalu jauh ....Tuan Besar, Royta menggunakan teropong melihat kondisi pertempuran mereka.Asap ada dimana-mana.Tuan Besar tertawa sambil menatap Sisca. "Menurutmu siapa yang akan menang di antara mereka?"Sisca yang berdiri di samping terlihat tidak ada ekspresi.Dia hanya berkata, "Menang, obat."Setelah mendengarnya, Royta terkejut kemudian tertawa terbahak-bahak seakan puas dengan reaksinya Sisca."Bagus! Di tengah kekacauan, hal yang terpenting adalah nyawa sendiri. Sekarang nyawamu ada di tanganku. Aku menyuruhmu ke kiri, maka kamu ke kiri. Kalau kamu berani ke kanan, maka kamu hanya akan mati."Sisca mengangguk bak robot berkata, "Baik."Royta lanjut bertanya, "Kalau yang menang adalah Hendra, aku menyuruhmu menembaknya, apa yang akan kamu lakukan?
Ternyata musuh yang sebenarnya selalu berada di sisinya.Niko berkata dengan panik, "Bos, sekarang amunisi kita nggak cukup. Mungkin saja si gila itu sudah membuat jebakan di seluruh Kota Forta untuk menangkap kita. Meskipun Gian memberikan kepala palsu, mungkin saja si gila itu akan segera mengetahuinya. Kita nggak punya waktu yang cukup untuk menyiapkan semuanya!"Hendra berpikir berkata, "Meskipun kita menyiapkan amunisi yang memenuhi seluruh helikopter sebelum datang, kemungkinan besar kita juga akan kehabisan. Kota Forta nggak kekurangan amunisi dan kekuatan. Kita boleh pinjam amunisi kalau nggak cukup."Niko dengan terkejut berkata, "Ke mana kita pinjam? Apa masih sempat?"Barusan Niko mengatakannya ....Sebuah pesawat tempur model V-35 terbaru yang punya kekuatan tempur luar biasa muncul di atas kepala mereka.Niko dan Jessy sangat tercengang."Apa mereka datang untuk membunuh kita?!"'Apakah perlu menggunakan mesin ini untuk membunuh kita saja?'Harus kuakui kalau lawan kita te
Hendra memegang senapan dan membidik ke ekor helikopter.Tembakan yang tepat dan cepat!Dor!Helikopter itu langsung bergoyang-goyang di udara.Beberapa anggota penembak Forta pun mulai menembak helikopternya Hendra.Kedua helikopter tertatih-tatih di udara!Niko dan Jessy juga memegang senapannya untuk menembak mereka. Akan tetapi, Royta tiba-tiba mencekik leher Sisca dan mengeluarkan setengah badannya ke luar helikopter.Alat komunikasi Jessy tiba-tiba bersuara.Royta berkata, "Kalau kalian berani menjatuhkan helikopterku, aku akan melempar Sisca!"Jessy melepaskan alat pendengarnya, dia menatap Hendra bertanya, "Bos, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Kalau mereka hanya duduk diam dan tidak membalas tembakan, maka merekalah yang akan dijatuhkan!Namun, kalau mereka saling menembak, kemungkinan besar tembakan kelompok Hendra akan mengenai Sisca.Meskipun jarak terbang helikopter masih belum terlalu tinggi, jarak dengan daratan masih ada seribu meter. Jika Royta melempar Sisca sek
Sebuah helikopter terbang melewati hutan berkabut Kota Forta.Di dalam helikopter.Gian menggunakan teropong melihat ke bawah bertanya, "Apa sudah menemukan mereka?"Eko berkata, "Hendra juga sudah meminta bantuan Keluarga Hartanto untuk mencarinya, tapi mereka belum menemukan juga."Gian dengan kesal berkata, "Si tua licik itu pasti sudah kabur!""Tapi, Tuan Besar menjadi pengkhianat organisasi, jadi Tuan Muda boleh mengeluarkannya dari Organisasi Etios secara resmi. Sekarang kebetulan sedang pemilu Negara Amara. Tuan Muda, kita sekarang perlu membersihkan kekuatan lama di organisasi kita."Gian melemparkan teropong di tangannya sambil mendengus, "Kali ini anggap dia sedang beruntung! Bagaimana situasi di tempat Hendra?""Sisca sudah diracuni virus S1 oleh Tuan Besar. Mungkin sekarang Hendra sudah tertular. Tuan Muda, bagaimana kalau kita menggunakan kesempatan ini untuk menyerang mereka?"Gian sama sekali tidak tertarik pada saran Eko."Mereka sekarang berada di wilayah perlindungan
Hendra langsung semangat, dia berkata, "Jadi, kamu ada cara mengobati virus ini?""Kamu bawa Sisca kemari saja. Aku harus meneliti dulu baru bisa tahu. Virus yang sudah berkembang dari SA pasti ada sedikit perbedaan dari induknya."Panggilan diakhiri.Sisca yang pingsan tadi pun sudah bangun.Hendra menyuruh beberapa dokter dengan pakaian pelindung untuk pergi dulu.Hendra membantu Sisca untuk duduk, kemudian memberikan segelas air panas kepadanya sambil bertanya, "Apa ada yang nggak nyaman?"Sisca berpikir sesaat.Ketika Sisca mendongak melihat Hendra tidak memakai pakaian pelindung apa pun, dia langsung mundur sambil berkata, "Aku bisa menularkan virus kepadamu. Kamu jangan mendekat!""Kalau aku menjauhimu karena kamu tertular virus, siapa yang akan merawatmu?"Hendra tidak hanya tidak menjauh, dia bahkan membawakan segelas air kepada Sisca sambil menyuruhnya untuk minum.Sisca menunduk tanpa mengatakan apa pun.Tatapan Sisca ketika melihat gelang giok di tangannya terlihat sangat se
Di hari itu, Hendra bersama Sisca mengenakan pakaian pelindung naik pesawat pribadi kembali ke Kota Aroha.Awalnya mereka mengira selama Sisca karantina, maka virus S1 tidak akan tersebar di Kota Aroha.Namun, saat mereka barusan tiba di pangkalan Biro Husada, mereka menerima sebuah berita terkini."Virus baru tersebar di Kota Sela!"Saat Hendra melihat berita ini, dia langsung menghubungi Keluarga Ika.Namun, dia duluan menerima telepon dari Angel."Ayah! Kakek, Paman dan Pak Garry sakit!"Hendra sangat terkejut, dia bertanya, "Bagaimana denganmu?""Aku baik-baik saja. Ada banyak dokter yang datang ke rumah. Semua dokter itu menyuruhku untuk di dalam kamar dan nggak boleh keluar, aku bahkan disuruh memakai masker kalau mau ke ruang tamu."Suara Angel keras seperti biasanya dan tidak terdengar seperti orang sakit.Hendra menjadi tenang setelah mendengarnya.Dia teringat anak perempuan yang diselamatkannya dari penjara bawah tanah Organisasi Etios, lalu menanyakan, "Bagaimana kondisi Fe
Virus S1 meledak di seluruh Kota Sela hingga membuat semua warga panik.Para netizen pun mulai menebak."Dengar kabar virus ini hanya menyerang warga lokal, nggak menyerang warga bule.""Sungguh menyeramkan! Ini pasti ulah Negara Amerna!""Kenapa mau mengirimkan virus ke Kota Sela?""Apa kamu bodoh? Tentu saja karena ekonomi di Kota Sela baik, serta menjadi pusat transportasi bagi utara dan selatan! Tempat ini bahkan punya bandara internasional dan kereta cepat paling besar di seluruh dunia. Kalau bukan karena pencegahan dan pengendalian yang cepat, virus S1 sudah tersebar di seluruh dunia!""Jangan sembarangan berbicara. Mungkin saja penyakit ini muncul karena makan sembarangan!""Warga Kota Sela nggak makan hewan liar, bagaimana mungkin virus ini muncul dari makanan?"...Seluruh dunia maya heboh membicarakan virus S1.Para netizen bahkan tidak tertarik dengan berita hiburan lagi. Mereka malah terus mencari kesalahan Negara Amerna.Di dalam pangkalan Biro Husada, Sisca yang barusan r