Sofia menghela napas panjang.Hesper menoleh dan bertanya, "Mama, kenapa?"Sofia mengerutkan alis dan bertanya, "Hesper, apakah kamu senang kalau besok hanya Mama yang menemanimu?"Hesper tertegun menghadapi pertanyaan Sofia yang terlalu tiba-tiba."Nggak boleh ajak Paman Liam?" tanya Hesper."Paman Liam bukan papamu." Sofia terpaksa memberikan jawaban yang menyayat hati. "Kamu jangan merepotkan Paman Liam terus, dia juga punya kerjaan lain. Dia tidak ada kewajiban untuk selalu membantumu.""Kalau begitu ...." Hesper terlihat agak kecewa, tetapi dia tidak mau melawan Sofia. "Mama yang temani aku. Aku juga senang."Sofia terharu sekaligus sedih melihat Hesper yang begitu pengertian.Sofia mengepalkan tangan dan menutup mulut. Sofia tidak dapat mengabulkan permintaan Hesper, tidak ada gunanya menghibur dia.....Sepanjang perjalanan, Hesper menatap ke arah jendela tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Sofia tidak tega, hatinya agak goyah saat melihat kekecewaan di wajah Hesper.....Pada m
Liam tidak seoptimis Hesper, tetapi dia juga tidak ingin mengecewakan Hesper. "Paman coba, ya?"Ketika Liam dan Hesper kembali ke rumah, Sofia telah mengeluarkan kucing. Satu berada di pangku kanan, satu berada di pangku kiri.Molly dan Lolly masih mengingat Sofia. sesaat Sofia membuka kandang, mereka langsung mengeong dan memanggilnya.Lolly masih sama seperti dulu, dia suka menggoyangkan ekor dan meletakkan kepala di tangan Sofia.Molly juga tidak mau kalah, dia menatap Sofia sambil mengeong, seakan ada banyak hal yang ingin diceritakan.Sofia hampir meneteskan air mata saat melihat Molly dan Lolly.Hesper meletakkan makanan kucing, lalu berlari ke samping Sofia. Dia menatap kedua kucing yang berada pangkuan Sofia dan bertanya, "Mama, aku boleh elus?""Boleh." Sofia mengenal baik kedua kucing ini, mereka tidak asal mencakar orang.Namun saat Hesper mengulurkan tangan, tiba-tiba Molly mencakar tangan Hesper hingga berdarah.Molly sendiri pun ketakutan, dia melompat dari pangkuan Sofi
Sofia tidak marah kepada Liam, dia juga tidak kesal kepada Molly yang telah mencakar Hesper."Tapi ...." Sofia memikirkan sebuah solusi yang mungkin bisa membantu. "Apakah kamu kepikiran untuk membawa Shelbi ke psikolog?"Molly dan Lolly bukan kucing yang asal mencakar orang. Jika mereka berbahaya, mana mungkin Liam memberikannya kepada Sofia?Molly dan Lolly pasti trauma atas penindasan yang dilakukan Shelbi. Sofia menyadari beberapa bagian bulu mereka yang botak. Bulu tersebut bukan rontok, tapi dicabut paksa.Kalau bukan Shelbi, siapa lagi pelakunya?Saat menindas teman-teman di sekolah, Sofia mengira kalau Shelbi mungkin terlalu dimanjakan. Namun menyiksa binatang adalah perilaku yang menyimpang, jangan-jangan ada masalah dengan kejiwaan Shelbi.Liam tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Sofia. Fiane telah menghancurkan Shelbi, anak itu sudah tidak bisa diselamatkan.Liam sama sekali tidak bersimpati kepada Shelbi karena dia bukanlah anak Liam. Shelbi adalah anak Fiane dan Kenta
Liam tidak bergeming.Liam tahu, Sofia adalah wanita yang keras kepala. Ditambah, sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengejar Sofia. Tadi Liam hanya mengetesnya.Sama seperti dugaan Liam, Sofia belum bisa menerimanya kembali. Apalagi dulu Liam banyak menyakiti Sofia. Kepercayaan Sofia terhadap Liam telah sirna.Liam berpura-pura lupa ingatan demi bisa berinteraksi secara normal denga Sofia. Selain itu Liam juga bisa menyelidiki perasaan Sofia yang sebenarnya.Ini semua adalah konsekuensi yang harus ditanggung Liam atas semua perbuatannya di masa lalu.Liam tidak menyesali keputusannya. Keselamatan dan nyawa Sofia adalah prioritas utama.Sesampainya di rumah, Liam menggendong Hesper yang tertidur pulas."Papa ...," Hesper bergumam sambil tersenyum dan memejamkan mata. Hesper sedang mengigau, dia memeluk leher Liam dengan.Suara Hesper sangat pelan, tetapi Liam dan Sofia mendengarnya dengan jelas. Liam melirik Sofia, dia melihat gerakan Sofia yang mematung saat beranjak keluar dari mo
Sofia memerlukan orang yang netral dan tidak memihak kepada siapa pun. Siapa orang yang bisa membantu Sofia untuk menganalisa secara objektif terkait masalah ini?Hanya satu orang yang terbesit di kepala Sofia, seseorang yang tidak mengenal Liam dan memiliki pengalaman hidup yang banyak, yaitu Darius.....Hari ini sekolah mengadakan kegiatan olahraga sehingga jam masuk sekolah dimundurkan satu jam lebih siang daripada biasanya.Liam menyuruh Sofia untuk pergi bekerja dengan tenang, nanti Liam yang akan mengantar Hesper ke sekolah.Sofia ragu-ragu ....Liam mengetahui apa yang sedang dipikirkan Sofia. Liam pun tersenyum dan berkata, "Setelah mengantarnya, aku langsung pergi."Sofia tersentak, dia merasa bersalah. Tidak disangka, ternyata Liam mengetahui isi pikirannya."Terima kasih." Sofia tersenyum kaku.....Sofia tidak langsung pergi ke hotel, melainkan singgah di rumah sakit.Hari ini Darius sudah diizinkan pulang sehingga Sofia harus pergi menjemputnya.Darius bangun sangat awal.
Sofia tidak pernah bertemu dengan ayahnya.Semua kenangan masa kecil Sofia dipenuhi dengan kekerasan yang dilakukan Kumala dan Oscar.Sofia hanya bisa membayangkan sosok ayahnya berdasarkan makian yang selalu dilontarkan Kumala."Pecundang yang tidak berguna", mungkin ayahnya memiliki tubuh yang kurus dan terlalu jujur."Tidak pintar bicara", mungkin ayahnya adalah orang yang pendiam dan rendah diri."Miskin", mungkin ayahnya adalah orang desa yang menumpang hidup pada Kumala.Intinya Kumala sama sekali tidak pernah memuji ayah Sofia. Namun Sofia tidak pernah memercayai penilaian Kumala terhadap ayahnya Sofia.Kumala adalah wanita angkuh yang terobsesi pada kecantikan dan harta. Jika ayahnya Sofia seburuk itu, mana mungkin Kumala mau menjalin hubungan dengannya?Tentu saja, masih ada satu kemungkinan lain. Kumala berubah seperti sekarang akibat dari kegagalan pernikahan sebelumnya.Terlepas dari apa pun alasannya, Sofia tetap mengharapkan kasih sayang seorang ayah. Meskipun Kumala meng
"Hmm?" Sofia terkejut mendengar permintaan maaf Darius.Darius menghindari tatapan Sofia dan lanjut bertanya, "Bagaimana dengan ayahmu?""Ayahku ...." Sofia tersentak, tapi dia tetap menjawab, "Kata ibuku, ayahku meninggal saat aku masih kecil. Aku tidak pernah bertemu ayahku, aku juga tidak tahu wajahnya. Ini adalah penyesalan terbesar di dalam hidupku. Semua pengalaman pahit ini membuatku tidak ingin mengecewakan anakku."Dada Darius yang tadinya telah membaik, kini terasa berdenyut lagi. Darius ingin memberi tahu Sofia bahwa dia adalah ayah kandungnya.Namun Darius khawatir kalau Sofia tidak mau menerimanya dan malah menjauh. Darius susah payah menemukan putrinya, dia tidak ingin berpisah dari putrinya.Kalaupun tidak bisa mengakui identitasnya kepada Sofia, setidaknya mereka masih bisa berteman dan Darius dapat mengamati putrinya dari kejauhan."Kamu merindukan ayahmu?" Darius mengetes Sofia."Saat kecil kangen, waktu-waktu sedih sangat kangen." Sofia mengingat masa kecilnya yang m
Sofia mengira kalau Liam hanya mengantar Hesper, lalu langsung pergi.Namun berdasarkan karakter Hesper, dia pasti melarang Liam pergi dan membujuk untuk ditemani.Sofia menghela napas panjang, dia mengangkat kakinya dan bergegas menghampiri mereka.Hesper berlari ke arah Sofia, lalu menggandeng tangannya. Wajah kecil Hesper tampak memerah, dahi dan badannya berkeringat, sedangkan kedua matanya tampak berbinar-binar."Kok Mama lama banget?" Hesper bertanya dengan ketus. "Aku dan Papa sudah lama menunggu."Hesper sengaja meninggikan suara saat mengucapkan kata papa agar semua orang di sekitar mendengarnya.Tujuan Hesper tercapai, sebagian orang langsung menatap ke arah Sofia. Tatapan mereka dipenuhi kekaguman.Sofia menundukkan kepala, dia merasa bersalah dan malu. Kalau bisa, Sofia ingin menghilang saja dari tempat ini.Sesaat berjalan ke samping Liam, Sofia melihat Liam yang menatapnya dengan perasaan bersalah."Maaf, aku tidak tenang membiarkan Hesper sendirian. Tadinya aku mau menun
Liam terkejut saat Kenta memanggil namanya. Liam mengira kalau keberadaannya ketahuan.Ketika mengintip ke ujung lorong, Liam tidak melihat siapa pun yang berjalan ke arahnya."Tunggu saja! Suatu hari nanti aku akan menghabisimu!" Ternyata Kenta sedang berbicara sendiri.Liam tertawa mendengar ucapan Kenta. Pada akhirnya, entah siapa yang akan menghabisi siapa.....Ketika Liam kembali ke aula, mempelai pria dan wanita telah berganti pakaian, mereka sedang menyapa para tamu.Orang tua kedua mempelai berdiri di samping, mereka berterima kasih kepada para undangan yang hadir.Entah karena berdandan atau sudah terlalu lama tidak bertemu, Liam tidak langsung mengenalinya saat melihat Niel.Dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah Niel terlihat jauh lebih dewasa. Niel sudah berubah, dia tidak lagi ceria dan percaya diri seperti dulu.Beberapa tahun ini Grup Aluva hampir mengalami kebangkrutan. Kehidupan yang sulit dan penuh perjuangan telah mengubah karakter Niel.Liam sama sekali tidak bers
Sebentar lagi pesta pernikahan akan dimulai, para tamu undangan mulai berdatangan. Evano dan Liam pun mulai sibuk.Ada begitu banyak tamu undangan yang mengenal Liam, sebagian besar tamu yang hadir adalah sosok familier. Para tamu undangan menyapa Liam secara bergantian, ada yang mengajak berjabat tangan, ada pula yang mengajaknya berfoto bersama. Bahkan beberapa orang yang akrab menawarkan untuk menjodohkannya.Demi nama baik Evano dan Kaila, awalnya Liam masih berusaha untuk meladeni orang-orang yang menyapanya. Namun kesabaran Liam ada batasnya, semua tamu yang hadir malah lebih memilih untuk mendekati Liam daripada menyapa mempelai. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menjalin kedekatan dengan Liam.Akhirnya Liam sudah tidak tahan, dia menyerahkan semuanya kepada Evano. "Aku mau cari angin."Aula ini sangat besar, Liam bersusah-payah menemukan tempat yang sepi. Dia berdiri di depan jendela lorong. Embusan angin sejuk menyeka wajahnya.Liam mengeluarkan ponsel, sama sekali tidak
Sesaat Evano dan Liam datang, pihak keluarga mempelai pria menghampiri mereka. "Pak Liam, Pak Evano, lama tidak berjumpa."Liam tidak bergeming, dia menatap sosok tersebut dengan dingin."Maaf, kami tidak merokok." Evano menolaknya dengan sopan, tidak seperti Liam yang menolak dengan ketus.Pihak keluarga mempelai pria mengajak Evano mengobrol sekaligus mencari muka. Evano tidak tahan, dia langsung mencari alasan untuk memisahkan diri.Begitu menoleh, amarah Evano langsung mendidik melihat Liam yang bersenang-senang di atas penderitaannya. "Semua salahmu! Masih bisa tersenyum?""Kenapa aku tidak boleh senyum?" Liam melihat kedua tangannya di dada."Dia datang buat menyapamu." Evano memelotot. "Tapi ujung-ujungnya aku yang jadi tumbal."Meskipun Evano juga merupakan salah satu pemilik Grup Charula dan memiliki jabatan yang tak kalah penting, orang-orang lebih menghormati Liam yang jelas berkuasa di dalam perusahaan."Aku tidak menumbalkanmu." Liam memperbaiki ucapan Evano. "Aku hanya ma
"Ngapain menyuruhku datang pagi-pagi?" Evano memperhatian ruang aula yang telah selesai didekorasi. Kaila tinggal menyuruh staf hotel untuk mengecek sebelum acara pesta dimulai.Evano mengerutkan alis, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang memelukan bantuannya. Evano pun kesal dan mengomeli Kaila, "Kaila, kamu nggak bisa berhenti menggunakan cara rendahan semacam ini?"Dulu Kaila tak sungkan menggunakan berbagai cara demi bisa bertemu Evano. Awalnya Kaila tersentak mendengar nada bicara Evano yang ketus, tetapi dia segera menangkan diri dan tersenyum. "Sepertinya Pak Evano salah paham, ayahmu yang menyuruhku untuk menghubungimu. Jangan lupa, di mata orang-orang, kita adalah pasangan yang harmonis dan serasi. Kamu mau rahasia ini ketahuan publik?"Keluarga Pradita dan Yeca mengetahui hubungan Evano dan Kaila yang sebenarnya. Namun selama kerja sama kedua keluarga berjalan lancar, orang tua mereka tidak memedulikan kebahagiaan pernikahan anak-anaknya.Orang tua Kaila dan Evano hanya memint
Kaila sedang mengecek semua persiapan pesta pernikahan.Kaila mengenakan gaun ketat berwarna putih dan sepatu hak tinggi yang berkisar 10 cm. Setiap Kaila berjalan, rambutnya terkibas indah hingga memperlihatkan anting mutiara yang berkilau di telinga.Evano terpaku melihat Kaila. Liam yang duduk di samping Evano pun diam-diam mengeluarkan ponsel dan mengambil fotonya.Kaila memegang walkie-talkie dan menunjuk ke arah langit-langit sambil mengerutkan alis saat berbicara kepada salah seorang staf yang mengikutinya.Liam sengaja bertanya kepada Evanio, "Mau menyapanya?"Evano tersadar dari lamunan dan bergegas memalingkan wajah."Tidak." Sorotan mata Evano terlihat hampa. "Ayo, cari tempat duduk."Liam mengangkat alis matanya. "Katanya Kaila menelepon sampai tiga kali untuk mendesakmu? Pasti dia ada keperluan, makanya memaksamu datang lebih awal.""Aku nggak bakal bantu." Evano menggertakkan giginya dengan kesal. "Lagi pula bukan kami yang menikah, ngapain ikut repot-repot?"Liam dan Eva
"Kamu takut sama Kaila?" Liam menatap Evano dengan ekspresi mengejek.Wajah Evano sontak memerah, dia tampak kesal dan kembali menendang Liam. "Cepat! Jangan cerewet."Hari ini suasana hati Liam sangat bagus, dia jarang-jarang tertarik dengan kehidupan orang lain. Kali ini dia akan berbesar hati dan tidak membuat perhitungan dengan Evano yang menendangnya."Akui saja kamu menyukainya. Lagi pula ini bukan pertama kalinya kamu menelan ludah sendiri." Liam menepuk pundak Evano. Liam tidak bercanda, dia tulus membujuk Evano. "Apalagi kalian sudah menikah, tidak ada gunanya mengingat-ingat masa lalu."Raut wajah Evano sontak membeku. Warna merah yang merona pun pudar, ekspresi Evano tampak masam. Melihat reaksi Evano, sepertinya dia sedang berada di dalam situasi sulit."Tidak mudah menemukan pasangan yang kita cintai dan juga mencintai kita." Liam jarang menasihati orang lain. Hanya saja, dia pernah mengalami dan tahu sakitnya patah hati. Walaupun Liam tidak menyukai semua perbuatan Kaila
Setelah selesai memeriksa dokumen yang dikirimkan, Liam mengambil telepon dan menghubungi Marco. "Cari tahu apakah ada orang bernama Yaga Hutomo yang pernah mengirimkan lamaran ke perusahaan."...."Pak, orang bernama Yaga Hutomo pernah melamar di Fargo Investment." Marco bergegas memeriksa dan melaporkannya kepada Liam.Fargo Investment adalah salah satu anak perusahaan Grup Charula yang bergerak di bidang jasa keuangan.Liam mengetuk meja dengan menggunakan jari telunjuk. "Terima lamarannya, segera urus prosedur perekrutan."Asalkan Keluarga Hutomo berhenti mengganggu Sofia, Liam bersedia memberikannya pekerjaan.....Tak terasa, hari Sabtu pun tiba.Pagi-pagi sekali, Evano datang ke rumah Liam. "Sudah siap? Ayo, berangkat!"Liam masih mengenakan piyamanya dan duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi.Liam tampak tersenyum saat memegang ponselnya. Sorotan matanya berbeda dari biasanya.Evano tidak kesulitan menebak, hanya Hesper dan Sofia yang bisa membuat Liam bersikap le
Keluarga Hutomo adalah sebuah keluarga sederhana yang tidak memiliki kuasa maupun koneksi.Saat Glen masih hidup, warga desa sangat mengidolakan Keluarga Hutomo. Keluarga Hutomo dianggap berhasil mendidik kedua putranya. Glen bekerja di kota besar dan setiap bulan mengirimkan uang kepada orang tuanya, sedangkan Yaga adalah mahasiswa yang berprestasi.Ada banyak kerabat dan teman yang datang berkunjung ke rumah Keluarga Hutomo untuk menyanjungnya. Beberapa datang meminta Glen untuk merekomendasikan pekerjaan, sedangkan yang lainnya mencari alasan untuk meminjam uang.Kedua orang tua Glen paling mencintai uang, jangan harap bisa mendapatkan pinjaman uang dari mereka. Demi menjaga citra keluarga, kedua orang tua Glen memaksa Glen untuk membantu warga desa yang meminta pekerjaan. Tak hanya Glen, Sofia juga terkena imbasnya.Di dunia ini tak ada teman maupun musuh yang abadi. Sejak Yaga kembali ke kampung halaman, warga desa malah berbalik menghina Keluarga Hutomo. Terutama orang-orang yang
Liam takut.Sejak bertemu kembali dengan Sofia, Liam tidak jarang merasa ketakutan. Jantungnya berdegup kencang setiap menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan Sofia.Keluarga Hutomo mengganggu kehidupan Sofia demi mendapatkan uang.Mengingat semua perbuatan Keluarga Hutomo kepada Sofia, Liam yakin Sofia sudah muak berhubungan dengan mereka.Yang Liam khawatirkan kalau Keluarga Hutomo menggunakan kematian Glen untuk meluluhkan hati Sofia. Bagaimanapun Liam pernah menikahi Sofia, sedikit banyak dia memahami karakter Sofia.Sofia selalu berkata tidak peduli, tetapi asalkan dibujuk terus, lama-lama hatinya pun luluh.Liam berharap Sofia hanya luluh kepadanya, bukan kepada orang lain.Liam mengernyit, kilatan cahaya gelap melintas di matanya. Glen sudah meninggal, segala sesuatu mengenainya harus musnah dari dunia ini agar tidak ada lagi yang mengganggu Sofia.Di dalam dokumen yang dikirimkan, tatapan Liam berlabuh pada foto Yaga Hutomo, adik kandung Glen Hutomo.Dulu Yaga adalah mahasiswa