Liam berangkat bersama Sofia dan Hesper.Hari ini adalah hari pemakaman Richie. Walaupun Liam telah melewatkan upacara pemakaman, dia tetap harus datang menunjukkan wajah.Tadinya Sofia membujuk Liam untuk istirahat, tetapi setelah mendengar alasannya, Sofia pun tidak memaksanya. Mereka berpisah di halaman.Sofia dan Hesper berangkat bersama, sedangkan Liam mengendarai mobilnya sendiri.Sebelum pergi, Sofia kembali berpesan, "Kalau tidak enak badan, segera hubungi aku."Liam mengangguk sambil tersenyum. "Oke."....Mobil yang dinaiki Sofia pun melaju pergi.Hesper menurunkan kaca jendela dan berteriak, "Paman Liam!"Hesper melambaikan tangan. "Paman, jangan lupa! Nanti malam temani aku main."Liam juga melambaikan tangan sambil menjawab, "Oke!""Janji ...," Hesper berteriak makin keras seiring mobil yang beranjak makin jauh.Sofia takut kalau Hesper jatuh dari jendela. Dia bergegas menggendong Hesper masuk dan menutup jendela.Hesper terlihat sangat bahagia. Dia bertanya dengan antusia
Hesper pulang ke rumah untuk mandi dan berganti pakaian, lalu pergi ke pemakamanSebelum meninggal, Richie sudah berpesan kepada keluarga besarnya. Dia ingin dikuburkan di samping istrinya.Safira dikuburkan di atas Gunung Albra yang terletak di pinggiran kota.Gunung Albra adalah pemakaman umum terbesar di Kota Yalan. Di bagian utara, terdapat Danau Lathia yang dikenalkan dengan keindahannya.Di bagian bawah gunung, terdapat area yang memiliki pemandangan danau terbaik, di mana pengelola mengalokasikan lahan untuk membangun pemakaman mewah dengan fantastis. Pemakaman ini tak kalah dengan kawasan elit, ada petugas keamanan yang berjaga dan berpatroli di sekitar. Selain keluarga, orang asing dilarang memasuki kawasan ini.Setiap tahun, Liam selalu menemani Richie untuk datang mengunjungi makan Safira. Liam bahkan dapat menemukan makan neneknya dengan mata tertutup.Namun agar sandiwaranya tidak ketahuan, Liam sengaja menelepon ibunya dan bertanya, "Aku sudah sampai di pemakaman. Di mana
Semua mata langsung tertuju kepada Liam.Seluruh anggota Keluarga Pranoto tahu betapa Richie menyayangi Liam. Mereka tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mempermalukan Liam.Eliot membantu Liam bicara, tapi orang-orang tidak menghiraukannya.Carlo menunjuk wajah Liam sambil marah-marah, "Anak tidak berbakti dan tidak tahu diri kayak kamu nggak berhak mendapatkan warisan Kakek."Demi ketenangan kakek dan neneknya, Liam menahan diri untuk tidak menjawab Carlo. Namun sesaat mendengar kalimat terakhir, Liam langsung mendengus dingin."Aku tidak berbakti? Hem! Terus bagaimana dengan kalian yang membuat onar saat jenazah Kakek disemayamkan? Itu namanya berbakti?" jawab LiamRaut wajah Carlo langsung membeku."Aku bersedia melepaskan warisan yang Kekek berikan," kata Liam.Semua orang membelalak, beberapa dari mereka bahkan tertawa."Tapi kalian juga tidak boleh mengambil warisan Kakek." Liam menatap Carlo sekeluarga. "Itu baru adil.""Masih tidak menyadari kesalahanmu?" Carlo memelotot.L
Ketika membagikan souvenir, Lorin memberikan dua souvenir kepada Liam. "Ini untuk Evano dan Sofia. Mereka berdua tidak datang ...."Ini bukan hadiah yang mahal. Jika Lorin hanya memberikannya untuk Evano, Liam pasti langsung menolaknya, tapi ....Ini adalah alasan yang bagus untuk pergi menemui Sofia.Liam menerima souvenir yang diberikan dan berkata, "Baik."....Setelah rapat, Sofia pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Darius.Darius duduk di atas tempat tidur sambil memangku laptop. Daris tampak sangat serius, dia sampai mengerutkan alis dan tidak menyadari kedatangan Sofia."Pak Darius," panggil Sofia.Darius langsung mengangkap kepalanya dan tersenyum lebar."Akhirnya kamu datang." Darius menutup laptopnya, lalu menunjuk ke arah kursi. "Duduk, duduk."Sofia terkejut melihat sikap Darius yang begitu ramah. Entah ini hanya perasaan Sofia atau fakta, Sofia seakan melihat kasih sayang yang terpancar di mata Darius saat menatapnya.Selama ini Darius memang bersikap ramah, tetapi tatapa
Darius mengutus orang untuk mengumpulkan informasi mengenai Kumala. Bagaimanapun Kumala adalah mantan artis terkenal, tidak susah menyelidiki kehidupan pribadinya.Pernikahan Kumala dan Oscar diadakan secara besar-besaran. Berbeda saat Kumala menjalin hubungan dengan Darius ....Oscar dan Kumala sering memamerkan kemesraan di depan kamera. Banyak pasangan yang menjadikan mereka sebagai panutan.Tak sampai setahun menikah, Kumala melahirkan Selena, anaknya bersama Oscar.Namun Kumala mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan Selena. Karena tidak tega melihat Kumala kesakitan, Oscar pun tidak memaksa Kumala untuk memiliki anak lagi.Namun semua itu hanyalah pencitraan untuk membodohi publik.Faktanya, setelah melahirkan Selena, Kumala sempat hamil sampai dua kali. Oscar sangat menginginkan anak lak-laki. Ketika melakukan pemeriksaan di luar negeri dan mengetahui anak yang dikandungnya berjenis kelamin perempuan, Kumalah pun mengaborsi kandungannya.Setelah melahirkan dua kali dan melakukan
Sofia menyuruh Hesper untuk menghubungi Liam.Setelah beberapa saat, terdengar suara anak perempuan di ujung telepon. "Halo?"Siapa lagi kalau bukan Shelbi?Hesper menggenggam ponselnya sambil menatap Sofia.Sofia langsung mengambil ponsel Hesper dan mematikan panggilannya. "Paman Liam lagi menemani Shelbi."Hesper sangat kecewa, matanya pun tampak berkaca-kaca. "Paman Liam pembohong!"Sofia mengusap kepala Hesper dan memeluknya."Paman Liam bukan pembohong." Sofia menjelaskan kepada Hesper, "Dia hanya lagi ada urusan dan lupa memberitahumu."Sofia ingin Hesper membuang harapannya kepada Liam, tetapi Sofia juga tidak ingi merusak citra Liam di mata Hesper. Bagaimanapun, Liam tulus menyayangi Hesper."Kamu mau main? Mama temani." Sofia harus berkorban demi menyenangkan Hesper."Mama nggak jago!" Hesper malah mengejek Sofia. "Mending aku main sendiri."Rasanya Sofia ingin membuang anak ini.....Akhirnya Hesper main sendiri.Selama bermain, Hesper menghela napas berkali-kali. "Seandainya
Liam datang terlambat. Setelah mengobrol sebentar, Hesper harus bersiap-siap tidur.Selama ini Hesper selalu tidur tepat waktu tanpa perlu disuruh, tapi hari ini dia bersikap sangat manja dan tidak mau masuk ke kamar.Hesper memeluk Liam dengan erat, lalu menatapnya dengan memelas dan berkata, "Paman, apakah Paman bisa menemaniku tidur sebentar?"Liam tidak berani asal menjawab, dia menunggu respons Sofia."Paman Liam sibuk," kata Sofia.Hesper dan Liam sama-sama kecewa. Sofia menarik Hesper dari pelukan Liam, lalu mengajaknya masuk ke kamar. "Mandi dan tidur."Setiap berjalan beberapa langkah, Hesper menoleh ke belakang untuk menatap Liam.Liam ingin menemani Hesper, tapi dia tidak berani membuat Sofia marah.Liam mengangkat kedua bahunya sambil melirik Sofia.....Ketika Sofia menemani Hesper mandi, Liam ketiduran sambil bersandar di sofa.Liam mengerutkan alisnya dengan erat, raut wajahnya tampak lesu dan kelelahan,Sofia tidak tega membangunkan Liam. Dia mengambil selimut untuk men
Melihat Liam yang keras kepala, Sofia pun mengalah. "Baiklah, kamu tidur sama Hesper."Liam menarik selimutnya dan bangkit dari sofa. "Aku mandi dulu.""Sebentar!" panggil Sofia."Hmm?" Liam menoleh dengan kebingungan."Sebenarnya ... kamu tidak perlu setiap hari datang menemui Hesper." Sofia agak ragu, tapi dia harus mengutarakannya. "Aku nggak ada maksud lain, aku hanya merasa kamu perlu meluangkan waktu untuk menemani putrimu."Meskipun tidak menyukai Shelbi, Sofia juga kasihan kepadanya. Samar-samar, Sofia melihat sosok kecilnya di dalam diri Shelbi.Shelbi dan Sofia sama-sama tumbuh tanpa kasih sayang orang tua. Sofia dapat memahami perasaan kesepian, hampa, dan ketakutan yang dirasakan Shelbi."Anakmu masih kecil, perlu didikan dan kasih sayang orang tua. Ibunya masih ditahan, kamu mengabaikannya. Yang ada sifatnya malah makin menjadi ...."Liam menunduk sambil menghela napas panjang."Sebenarnya aku ingin meminta saranmu soal ini." Liam menunjuk ke arah sofa. "Duduk sebentar?""
Liam terkejut saat Kenta memanggil namanya. Liam mengira kalau keberadaannya ketahuan.Ketika mengintip ke ujung lorong, Liam tidak melihat siapa pun yang berjalan ke arahnya."Tunggu saja! Suatu hari nanti aku akan menghabisimu!" Ternyata Kenta sedang berbicara sendiri.Liam tertawa mendengar ucapan Kenta. Pada akhirnya, entah siapa yang akan menghabisi siapa.....Ketika Liam kembali ke aula, mempelai pria dan wanita telah berganti pakaian, mereka sedang menyapa para tamu.Orang tua kedua mempelai berdiri di samping, mereka berterima kasih kepada para undangan yang hadir.Entah karena berdandan atau sudah terlalu lama tidak bertemu, Liam tidak langsung mengenalinya saat melihat Niel.Dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah Niel terlihat jauh lebih dewasa. Niel sudah berubah, dia tidak lagi ceria dan percaya diri seperti dulu.Beberapa tahun ini Grup Aluva hampir mengalami kebangkrutan. Kehidupan yang sulit dan penuh perjuangan telah mengubah karakter Niel.Liam sama sekali tidak bers
Sebentar lagi pesta pernikahan akan dimulai, para tamu undangan mulai berdatangan. Evano dan Liam pun mulai sibuk.Ada begitu banyak tamu undangan yang mengenal Liam, sebagian besar tamu yang hadir adalah sosok familier. Para tamu undangan menyapa Liam secara bergantian, ada yang mengajak berjabat tangan, ada pula yang mengajaknya berfoto bersama. Bahkan beberapa orang yang akrab menawarkan untuk menjodohkannya.Demi nama baik Evano dan Kaila, awalnya Liam masih berusaha untuk meladeni orang-orang yang menyapanya. Namun kesabaran Liam ada batasnya, semua tamu yang hadir malah lebih memilih untuk mendekati Liam daripada menyapa mempelai. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menjalin kedekatan dengan Liam.Akhirnya Liam sudah tidak tahan, dia menyerahkan semuanya kepada Evano. "Aku mau cari angin."Aula ini sangat besar, Liam bersusah-payah menemukan tempat yang sepi. Dia berdiri di depan jendela lorong. Embusan angin sejuk menyeka wajahnya.Liam mengeluarkan ponsel, sama sekali tidak
Sesaat Evano dan Liam datang, pihak keluarga mempelai pria menghampiri mereka. "Pak Liam, Pak Evano, lama tidak berjumpa."Liam tidak bergeming, dia menatap sosok tersebut dengan dingin."Maaf, kami tidak merokok." Evano menolaknya dengan sopan, tidak seperti Liam yang menolak dengan ketus.Pihak keluarga mempelai pria mengajak Evano mengobrol sekaligus mencari muka. Evano tidak tahan, dia langsung mencari alasan untuk memisahkan diri.Begitu menoleh, amarah Evano langsung mendidik melihat Liam yang bersenang-senang di atas penderitaannya. "Semua salahmu! Masih bisa tersenyum?""Kenapa aku tidak boleh senyum?" Liam melihat kedua tangannya di dada."Dia datang buat menyapamu." Evano memelotot. "Tapi ujung-ujungnya aku yang jadi tumbal."Meskipun Evano juga merupakan salah satu pemilik Grup Charula dan memiliki jabatan yang tak kalah penting, orang-orang lebih menghormati Liam yang jelas berkuasa di dalam perusahaan."Aku tidak menumbalkanmu." Liam memperbaiki ucapan Evano. "Aku hanya ma
"Ngapain menyuruhku datang pagi-pagi?" Evano memperhatian ruang aula yang telah selesai didekorasi. Kaila tinggal menyuruh staf hotel untuk mengecek sebelum acara pesta dimulai.Evano mengerutkan alis, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang memelukan bantuannya. Evano pun kesal dan mengomeli Kaila, "Kaila, kamu nggak bisa berhenti menggunakan cara rendahan semacam ini?"Dulu Kaila tak sungkan menggunakan berbagai cara demi bisa bertemu Evano. Awalnya Kaila tersentak mendengar nada bicara Evano yang ketus, tetapi dia segera menangkan diri dan tersenyum. "Sepertinya Pak Evano salah paham, ayahmu yang menyuruhku untuk menghubungimu. Jangan lupa, di mata orang-orang, kita adalah pasangan yang harmonis dan serasi. Kamu mau rahasia ini ketahuan publik?"Keluarga Pradita dan Yeca mengetahui hubungan Evano dan Kaila yang sebenarnya. Namun selama kerja sama kedua keluarga berjalan lancar, orang tua mereka tidak memedulikan kebahagiaan pernikahan anak-anaknya.Orang tua Kaila dan Evano hanya memint
Kaila sedang mengecek semua persiapan pesta pernikahan.Kaila mengenakan gaun ketat berwarna putih dan sepatu hak tinggi yang berkisar 10 cm. Setiap Kaila berjalan, rambutnya terkibas indah hingga memperlihatkan anting mutiara yang berkilau di telinga.Evano terpaku melihat Kaila. Liam yang duduk di samping Evano pun diam-diam mengeluarkan ponsel dan mengambil fotonya.Kaila memegang walkie-talkie dan menunjuk ke arah langit-langit sambil mengerutkan alis saat berbicara kepada salah seorang staf yang mengikutinya.Liam sengaja bertanya kepada Evanio, "Mau menyapanya?"Evano tersadar dari lamunan dan bergegas memalingkan wajah."Tidak." Sorotan mata Evano terlihat hampa. "Ayo, cari tempat duduk."Liam mengangkat alis matanya. "Katanya Kaila menelepon sampai tiga kali untuk mendesakmu? Pasti dia ada keperluan, makanya memaksamu datang lebih awal.""Aku nggak bakal bantu." Evano menggertakkan giginya dengan kesal. "Lagi pula bukan kami yang menikah, ngapain ikut repot-repot?"Liam dan Eva
"Kamu takut sama Kaila?" Liam menatap Evano dengan ekspresi mengejek.Wajah Evano sontak memerah, dia tampak kesal dan kembali menendang Liam. "Cepat! Jangan cerewet."Hari ini suasana hati Liam sangat bagus, dia jarang-jarang tertarik dengan kehidupan orang lain. Kali ini dia akan berbesar hati dan tidak membuat perhitungan dengan Evano yang menendangnya."Akui saja kamu menyukainya. Lagi pula ini bukan pertama kalinya kamu menelan ludah sendiri." Liam menepuk pundak Evano. Liam tidak bercanda, dia tulus membujuk Evano. "Apalagi kalian sudah menikah, tidak ada gunanya mengingat-ingat masa lalu."Raut wajah Evano sontak membeku. Warna merah yang merona pun pudar, ekspresi Evano tampak masam. Melihat reaksi Evano, sepertinya dia sedang berada di dalam situasi sulit."Tidak mudah menemukan pasangan yang kita cintai dan juga mencintai kita." Liam jarang menasihati orang lain. Hanya saja, dia pernah mengalami dan tahu sakitnya patah hati. Walaupun Liam tidak menyukai semua perbuatan Kaila
Setelah selesai memeriksa dokumen yang dikirimkan, Liam mengambil telepon dan menghubungi Marco. "Cari tahu apakah ada orang bernama Yaga Hutomo yang pernah mengirimkan lamaran ke perusahaan."...."Pak, orang bernama Yaga Hutomo pernah melamar di Fargo Investment." Marco bergegas memeriksa dan melaporkannya kepada Liam.Fargo Investment adalah salah satu anak perusahaan Grup Charula yang bergerak di bidang jasa keuangan.Liam mengetuk meja dengan menggunakan jari telunjuk. "Terima lamarannya, segera urus prosedur perekrutan."Asalkan Keluarga Hutomo berhenti mengganggu Sofia, Liam bersedia memberikannya pekerjaan.....Tak terasa, hari Sabtu pun tiba.Pagi-pagi sekali, Evano datang ke rumah Liam. "Sudah siap? Ayo, berangkat!"Liam masih mengenakan piyamanya dan duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi.Liam tampak tersenyum saat memegang ponselnya. Sorotan matanya berbeda dari biasanya.Evano tidak kesulitan menebak, hanya Hesper dan Sofia yang bisa membuat Liam bersikap le
Keluarga Hutomo adalah sebuah keluarga sederhana yang tidak memiliki kuasa maupun koneksi.Saat Glen masih hidup, warga desa sangat mengidolakan Keluarga Hutomo. Keluarga Hutomo dianggap berhasil mendidik kedua putranya. Glen bekerja di kota besar dan setiap bulan mengirimkan uang kepada orang tuanya, sedangkan Yaga adalah mahasiswa yang berprestasi.Ada banyak kerabat dan teman yang datang berkunjung ke rumah Keluarga Hutomo untuk menyanjungnya. Beberapa datang meminta Glen untuk merekomendasikan pekerjaan, sedangkan yang lainnya mencari alasan untuk meminjam uang.Kedua orang tua Glen paling mencintai uang, jangan harap bisa mendapatkan pinjaman uang dari mereka. Demi menjaga citra keluarga, kedua orang tua Glen memaksa Glen untuk membantu warga desa yang meminta pekerjaan. Tak hanya Glen, Sofia juga terkena imbasnya.Di dunia ini tak ada teman maupun musuh yang abadi. Sejak Yaga kembali ke kampung halaman, warga desa malah berbalik menghina Keluarga Hutomo. Terutama orang-orang yang
Liam takut.Sejak bertemu kembali dengan Sofia, Liam tidak jarang merasa ketakutan. Jantungnya berdegup kencang setiap menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan Sofia.Keluarga Hutomo mengganggu kehidupan Sofia demi mendapatkan uang.Mengingat semua perbuatan Keluarga Hutomo kepada Sofia, Liam yakin Sofia sudah muak berhubungan dengan mereka.Yang Liam khawatirkan kalau Keluarga Hutomo menggunakan kematian Glen untuk meluluhkan hati Sofia. Bagaimanapun Liam pernah menikahi Sofia, sedikit banyak dia memahami karakter Sofia.Sofia selalu berkata tidak peduli, tetapi asalkan dibujuk terus, lama-lama hatinya pun luluh.Liam berharap Sofia hanya luluh kepadanya, bukan kepada orang lain.Liam mengernyit, kilatan cahaya gelap melintas di matanya. Glen sudah meninggal, segala sesuatu mengenainya harus musnah dari dunia ini agar tidak ada lagi yang mengganggu Sofia.Di dalam dokumen yang dikirimkan, tatapan Liam berlabuh pada foto Yaga Hutomo, adik kandung Glen Hutomo.Dulu Yaga adalah mahasiswa