"Inisiatif menggoda pria lain?" Liam tertawa mendengarnya. "Calon istriku menggoda pria lain?""Aku tidak berbohong!" Melihat Liam yang tidak percaya, Selena langsung memanggil Colin, "Kak Colin, cepat beri tahu Pak Liam semuanya. Beri tahu apa yang terjadi di kamarmu!"Meskipun tidak mengenal Liam, melihat penampilan dan pembawaannya, Colin yakin bahwa Liam bukan orang sembarangan. Oleh sebab itu, Colin ragu saat Selena memintanya untuk bersaksi.Sebenarnya Colin juga tidak ingin melakukan hal semacam ini. Dia merasa bersalah dan malu.Ketika melihat tatapan Liam yang tajam, Colin menundukkan kepala dan menyesali semua perbuatannya. Akhirnya Colin memilih untuk diam.Melihat Colin yang tidak bergeming, Selena pun panik dan menghentakkan kakinya dengan kesal.Selena menatap Kumala untuk meminta bantuan. Tentu saja Kumala memihak Selena."Benar, Sofia berusaha merayu Colin," kata Kumala sambil menunjukkan ekspresi malu.Sofia sudah kebal, dia sama sekali tidak sedih maupun marah saat me
Colin dan Troy merupakan keturunan Keluarga Baskoro, tetapi Sofia tetap merasa ada yang janggal. Kenapa Troy terus memanggil Sofia dengan sebutan istri?Troy bersikap seolah Sofia pasti akan menjadi istrinya. Dari mana dia mendapatkan kepercayaan diri sebesar itu?Hal ini bertentangan dengan pembicaraan di dalam ruang kerja. Oscar memanggil Sofia dan Colin, bukan Sofia dan Troy. Jadi ini perjodohan Sofia dengan Colin atau Sofia dan Troy?"Tutup mulutmu!" Axel membentak Troy, lalu menjawab pertanyaan Liam, "Tentu saja menikah dengan Colin. Aku, Paman, dan tantenya Sofia sudah merestui pernikahan mereka. Untuk mahar ....""Tidak, tidak." Sofia menyela ucapan Axel, "Paman, sekarang kesepakatan kita sudah berubah."Sofia bersandar di pundak Liam sambil tersenyum manis. "Liam bersedia memberikan mahar yang lebih banyak, dia bahkan nggak keberatan untuk langsung mentransfer uangnya. Dibandingkan dengan 10 miliar yang kamu tawarkan ...."Sofia tidak menyelesaikan ucapannya, dia malah mengerut
Pada akhirnya Axel menyerah, dia tidak rela memberikan mahar sebanyak itu.Tanpa memedulikan Oscar dan Kumala, Axel langsung menarik Anita dan pergi meninggalkan rumah Keluarga Nudara.Ketika Axel pergi, Troy malah merengek seperti anak kecil. Dia tidak rela kalau perjodohan ini batal begitu saja.Sesampainya di bawah, Troy tidak bisa menahan dirinya dan berkata, "Cuma puluhan miliar, kok. Bulan lalu kamu memberikan Melinda bayaran 60 miliar, masa 40 miliar aja tidak sanggup?""Aku mengeluarkan 60 miliar untuk Melinda, tapi keuntungan yang aku dapatkan bisa berkali-kali lipat. Berbeda dengan Sofia, keuntungan apa yang aku dapatkan dengan memberikan dia 40 miliar?" Axel membentak Troy. "Perjodohan ini batal, lupakan semuanya! Nanti aku carikan wanita yang lebih cantik.""Tapi aku hanya menyukai Sofia. Aku nggak mau menikah sama orang lain, aku mau Sofia!" Troy tidak berhenti merengek."Kalau begitu pakai uangmu sendiri untuk memenuhi mahar yang diminta. Pokoknya aku tidak sudi menghabis
Sesaat Sofia sampai di bawah, terdengar suara dentuman yang keras."Bu!" Selena berteriak histeris. "Kak, cepat kembali! Ibu pingsan!""Kalau pingsan panggil ambulans, ngapain panggil aku?" Kali ini Sofia tidak akan terjebak."Tahan mereka!" Oscar memerintahkan para pelayannya.Bibi Nini adalah orang pertama yang menarik lengan Liam, tetapi Liam mengempaskan tangannya tanpa berbelas kasihan. Bibi Nini terhempas hingga tubuhnya menabrak tiang.Melihat Bibi Nini yang mengerang kesakitan, tidak ada pelayan yang berani mendekati Liam.Dengan bantuan Liam, akhirnya Sofia terbebas dari rumah Keluarga Nudara. Sebuah mobil Maybach hitam dengan pelat 8888 diparkir di luar gerbang.'Enaknya jadi orang kaya,' pikir Sofia saat melihat mobil yang dikendarai Liam."Kamu bawa kartu identitasmu?" tanya Liam."Bawa." Sofia menepuk saku celananya.Saat Oscar memaksanya pulang, Sofia hanya membawa kartu identitas. Selama berada di rumah Keluarga Nudara, Sofia selalu menyimpan kartu identitasnya di dalam
Begitu pesawat mendarat di Kota Haita, Sofia merentangkan kedua tangannya dan menghirup napas panjang.'Ah, akhirnya aku pulang,' Sofia bergumam di dalam hati.....Evano menunggu di depan pintu kedatangan. Begitu melihat Liam dan Sofia, Evano melambaikan tangannya dengan antusias."Sofia, kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Evano."Iya." Sofia mengangguk.Evano menghela napas lega. "Syukurlah. Selama 2 hari ini aku tidak bisa menghubungimu, rumahmu juga tidak ada orang, aku pikir terjadi sesuatu kepadamu. Untungnya Liam menghubungi Pak Reno, kami baru tahu ternyata ayah tirimu membawamu pulang.""Kami khawatir banget karena nomormu tidak bisa dihubungi. Sialnya aku lagi ada klien, makanya Liam menyusulmu sendirian. Maaf, ya!" Evano tampak memelas.Sofia melambaikan tangan. "Ngapain minta maaf?"Mereka hanyalah teman biasa. Melihat Evano yang memedulikannya, Sofia sangat bersyukur dan terharu, tapi ....Sofia melirik Liam, ternyata pria ini tidak berbohong."Oh iya, ada apa menelepon aku
Liam ada orang yang dingin, dia bersikap acuh kepada semua orang. Anehnya, kali ini Liam bersikap lebih ramah daripada biasanya."Kamu tidak pulang ke Kota Yalan?" tanya Liam.Niel terkejut melihat keramahan Liam. Seketika senyuman di wajah Niel pun membeku, dia menjawab dengan gemetar, "Tidak, di kantor lagi sibuk. Aku tidak sempat pulang."Liam mengangguk dan lanjut bertanya, "Aku dengar, kamu membantu dua orang streamer Vision TV untuk mendapatkan kesempatan menjadi brand ambassador Bizzard?"Niel menjawab dengan wajah yang memerah, "Kebetulan Bizzard sedang mencari brand ambassador dan aku mengenal kedua streamer itu. Jadi aku membantu mereka untuk merekomendasikannya. Tidak disangka, ternyata Bizzard setuju."Penjelasan Niel berbeda dengan informasi yang Liam dapatkan. Setahu Liam, Niel membuat kesepakatan bisnis dengan Bizzard. Niel membeli produk-produk yang dijual Bizzard dengan jumlah yang fantastis. Sebagai gantinya, Bizzard harus menjadikan kedua streamer yang dinaungi Selen
"Hah?" Sofia terkejut. "Ngapain?""Besok kita ke kantor catatan sipil," Liam menjawab dengan datar."Untuk apa?" Sofia tidak mengerti maksud Liam."Menikah," Liam menjawab dengan singkat.Suara Liam yang dingin membuat Sofia bergidik. Tampaknya Liam terdengar agak kesal.Di saat bersamaan, Sofia menerima pesan dari bank.[ Nasabah dengan nomor xxxx4408, pada tanggal 2 Januari 2019, Anda menerima dana sejumlah 40 miliar. Sisa saldo Anda adalah xxxxxx. ]Sofia menatap jumlah angka 0 yang tertera di layar. "Empat puluh miliar?"Sofia langsung menatap Liam."Mahar," Liam menjawab tanpa menunggu Sofia bertanya.Sofia langsung panik dan ketakutan. "Aku ... aku hanya asal bicara. Kamu tahu sendiri kondisi tadi, aku hanya asal menantang Paman Axel ...."Sofia tidak bermaksud untuk meminta uang sebanyak ini kepada Liam. Lebih tepatnya, dia tidak pernah berharap untuk dinikahi Liam."Tapi kamu sudah janji, kita akan menikah setelah kamu menerima maharnya." Liam tidak menganggap janji Sofia sebag
Liam terus berusaha meyakinkan Sofia. "Selain kedua keluarga, tidak akan ada orang lain yang mengetahui pernikahan kita. Kalau suatu saat keluargaku membuatmu marah, kamu boleh memutuskan kerja sama kita.""Baiklah!" Sofia menjawab dengan yakin. AKhirnya Liam berhasil meyakinkan Sofia.....Tahun baru merupakan salah satu hari libur nasional sehingga kantor catatan sipil tidak beroperasi.Namun entah cara apa yang Liam gunakan, salah satu petugas kantor catatan sipil bersedia mengurus pernikahan Liam dan Sofia di hari liburnya.Menikah bukanlah hal yang baru bagi Sofia, dia sudah pernah mengurus proses pernikahan. Berbeda dengan Liam, dia terlihat gugup dan canggung. Ketika mengambil foto, ekspresi Liam sangat kaku. Akhirnya fotografer memilih satu foto terbaik di antara puluhan foto yang diambil.Setelah mendapatkan buku nikah, Sofia hanya melihat sekilas dan memasukkannya ke dalam tas. Namun Liam belum puas menatap kedua foto yang tertera di buku nikah, dia mengusap buku nikahnya sam
Liam terkejut saat Kenta memanggil namanya. Liam mengira kalau keberadaannya ketahuan.Ketika mengintip ke ujung lorong, Liam tidak melihat siapa pun yang berjalan ke arahnya."Tunggu saja! Suatu hari nanti aku akan menghabisimu!" Ternyata Kenta sedang berbicara sendiri.Liam tertawa mendengar ucapan Kenta. Pada akhirnya, entah siapa yang akan menghabisi siapa.....Ketika Liam kembali ke aula, mempelai pria dan wanita telah berganti pakaian, mereka sedang menyapa para tamu.Orang tua kedua mempelai berdiri di samping, mereka berterima kasih kepada para undangan yang hadir.Entah karena berdandan atau sudah terlalu lama tidak bertemu, Liam tidak langsung mengenalinya saat melihat Niel.Dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah Niel terlihat jauh lebih dewasa. Niel sudah berubah, dia tidak lagi ceria dan percaya diri seperti dulu.Beberapa tahun ini Grup Aluva hampir mengalami kebangkrutan. Kehidupan yang sulit dan penuh perjuangan telah mengubah karakter Niel.Liam sama sekali tidak bers
Sebentar lagi pesta pernikahan akan dimulai, para tamu undangan mulai berdatangan. Evano dan Liam pun mulai sibuk.Ada begitu banyak tamu undangan yang mengenal Liam, sebagian besar tamu yang hadir adalah sosok familier. Para tamu undangan menyapa Liam secara bergantian, ada yang mengajak berjabat tangan, ada pula yang mengajaknya berfoto bersama. Bahkan beberapa orang yang akrab menawarkan untuk menjodohkannya.Demi nama baik Evano dan Kaila, awalnya Liam masih berusaha untuk meladeni orang-orang yang menyapanya. Namun kesabaran Liam ada batasnya, semua tamu yang hadir malah lebih memilih untuk mendekati Liam daripada menyapa mempelai. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menjalin kedekatan dengan Liam.Akhirnya Liam sudah tidak tahan, dia menyerahkan semuanya kepada Evano. "Aku mau cari angin."Aula ini sangat besar, Liam bersusah-payah menemukan tempat yang sepi. Dia berdiri di depan jendela lorong. Embusan angin sejuk menyeka wajahnya.Liam mengeluarkan ponsel, sama sekali tidak
Sesaat Evano dan Liam datang, pihak keluarga mempelai pria menghampiri mereka. "Pak Liam, Pak Evano, lama tidak berjumpa."Liam tidak bergeming, dia menatap sosok tersebut dengan dingin."Maaf, kami tidak merokok." Evano menolaknya dengan sopan, tidak seperti Liam yang menolak dengan ketus.Pihak keluarga mempelai pria mengajak Evano mengobrol sekaligus mencari muka. Evano tidak tahan, dia langsung mencari alasan untuk memisahkan diri.Begitu menoleh, amarah Evano langsung mendidik melihat Liam yang bersenang-senang di atas penderitaannya. "Semua salahmu! Masih bisa tersenyum?""Kenapa aku tidak boleh senyum?" Liam melihat kedua tangannya di dada."Dia datang buat menyapamu." Evano memelotot. "Tapi ujung-ujungnya aku yang jadi tumbal."Meskipun Evano juga merupakan salah satu pemilik Grup Charula dan memiliki jabatan yang tak kalah penting, orang-orang lebih menghormati Liam yang jelas berkuasa di dalam perusahaan."Aku tidak menumbalkanmu." Liam memperbaiki ucapan Evano. "Aku hanya ma
"Ngapain menyuruhku datang pagi-pagi?" Evano memperhatian ruang aula yang telah selesai didekorasi. Kaila tinggal menyuruh staf hotel untuk mengecek sebelum acara pesta dimulai.Evano mengerutkan alis, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang memelukan bantuannya. Evano pun kesal dan mengomeli Kaila, "Kaila, kamu nggak bisa berhenti menggunakan cara rendahan semacam ini?"Dulu Kaila tak sungkan menggunakan berbagai cara demi bisa bertemu Evano. Awalnya Kaila tersentak mendengar nada bicara Evano yang ketus, tetapi dia segera menangkan diri dan tersenyum. "Sepertinya Pak Evano salah paham, ayahmu yang menyuruhku untuk menghubungimu. Jangan lupa, di mata orang-orang, kita adalah pasangan yang harmonis dan serasi. Kamu mau rahasia ini ketahuan publik?"Keluarga Pradita dan Yeca mengetahui hubungan Evano dan Kaila yang sebenarnya. Namun selama kerja sama kedua keluarga berjalan lancar, orang tua mereka tidak memedulikan kebahagiaan pernikahan anak-anaknya.Orang tua Kaila dan Evano hanya memint
Kaila sedang mengecek semua persiapan pesta pernikahan.Kaila mengenakan gaun ketat berwarna putih dan sepatu hak tinggi yang berkisar 10 cm. Setiap Kaila berjalan, rambutnya terkibas indah hingga memperlihatkan anting mutiara yang berkilau di telinga.Evano terpaku melihat Kaila. Liam yang duduk di samping Evano pun diam-diam mengeluarkan ponsel dan mengambil fotonya.Kaila memegang walkie-talkie dan menunjuk ke arah langit-langit sambil mengerutkan alis saat berbicara kepada salah seorang staf yang mengikutinya.Liam sengaja bertanya kepada Evanio, "Mau menyapanya?"Evano tersadar dari lamunan dan bergegas memalingkan wajah."Tidak." Sorotan mata Evano terlihat hampa. "Ayo, cari tempat duduk."Liam mengangkat alis matanya. "Katanya Kaila menelepon sampai tiga kali untuk mendesakmu? Pasti dia ada keperluan, makanya memaksamu datang lebih awal.""Aku nggak bakal bantu." Evano menggertakkan giginya dengan kesal. "Lagi pula bukan kami yang menikah, ngapain ikut repot-repot?"Liam dan Eva
"Kamu takut sama Kaila?" Liam menatap Evano dengan ekspresi mengejek.Wajah Evano sontak memerah, dia tampak kesal dan kembali menendang Liam. "Cepat! Jangan cerewet."Hari ini suasana hati Liam sangat bagus, dia jarang-jarang tertarik dengan kehidupan orang lain. Kali ini dia akan berbesar hati dan tidak membuat perhitungan dengan Evano yang menendangnya."Akui saja kamu menyukainya. Lagi pula ini bukan pertama kalinya kamu menelan ludah sendiri." Liam menepuk pundak Evano. Liam tidak bercanda, dia tulus membujuk Evano. "Apalagi kalian sudah menikah, tidak ada gunanya mengingat-ingat masa lalu."Raut wajah Evano sontak membeku. Warna merah yang merona pun pudar, ekspresi Evano tampak masam. Melihat reaksi Evano, sepertinya dia sedang berada di dalam situasi sulit."Tidak mudah menemukan pasangan yang kita cintai dan juga mencintai kita." Liam jarang menasihati orang lain. Hanya saja, dia pernah mengalami dan tahu sakitnya patah hati. Walaupun Liam tidak menyukai semua perbuatan Kaila
Setelah selesai memeriksa dokumen yang dikirimkan, Liam mengambil telepon dan menghubungi Marco. "Cari tahu apakah ada orang bernama Yaga Hutomo yang pernah mengirimkan lamaran ke perusahaan."...."Pak, orang bernama Yaga Hutomo pernah melamar di Fargo Investment." Marco bergegas memeriksa dan melaporkannya kepada Liam.Fargo Investment adalah salah satu anak perusahaan Grup Charula yang bergerak di bidang jasa keuangan.Liam mengetuk meja dengan menggunakan jari telunjuk. "Terima lamarannya, segera urus prosedur perekrutan."Asalkan Keluarga Hutomo berhenti mengganggu Sofia, Liam bersedia memberikannya pekerjaan.....Tak terasa, hari Sabtu pun tiba.Pagi-pagi sekali, Evano datang ke rumah Liam. "Sudah siap? Ayo, berangkat!"Liam masih mengenakan piyamanya dan duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi.Liam tampak tersenyum saat memegang ponselnya. Sorotan matanya berbeda dari biasanya.Evano tidak kesulitan menebak, hanya Hesper dan Sofia yang bisa membuat Liam bersikap le
Keluarga Hutomo adalah sebuah keluarga sederhana yang tidak memiliki kuasa maupun koneksi.Saat Glen masih hidup, warga desa sangat mengidolakan Keluarga Hutomo. Keluarga Hutomo dianggap berhasil mendidik kedua putranya. Glen bekerja di kota besar dan setiap bulan mengirimkan uang kepada orang tuanya, sedangkan Yaga adalah mahasiswa yang berprestasi.Ada banyak kerabat dan teman yang datang berkunjung ke rumah Keluarga Hutomo untuk menyanjungnya. Beberapa datang meminta Glen untuk merekomendasikan pekerjaan, sedangkan yang lainnya mencari alasan untuk meminjam uang.Kedua orang tua Glen paling mencintai uang, jangan harap bisa mendapatkan pinjaman uang dari mereka. Demi menjaga citra keluarga, kedua orang tua Glen memaksa Glen untuk membantu warga desa yang meminta pekerjaan. Tak hanya Glen, Sofia juga terkena imbasnya.Di dunia ini tak ada teman maupun musuh yang abadi. Sejak Yaga kembali ke kampung halaman, warga desa malah berbalik menghina Keluarga Hutomo. Terutama orang-orang yang
Liam takut.Sejak bertemu kembali dengan Sofia, Liam tidak jarang merasa ketakutan. Jantungnya berdegup kencang setiap menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan Sofia.Keluarga Hutomo mengganggu kehidupan Sofia demi mendapatkan uang.Mengingat semua perbuatan Keluarga Hutomo kepada Sofia, Liam yakin Sofia sudah muak berhubungan dengan mereka.Yang Liam khawatirkan kalau Keluarga Hutomo menggunakan kematian Glen untuk meluluhkan hati Sofia. Bagaimanapun Liam pernah menikahi Sofia, sedikit banyak dia memahami karakter Sofia.Sofia selalu berkata tidak peduli, tetapi asalkan dibujuk terus, lama-lama hatinya pun luluh.Liam berharap Sofia hanya luluh kepadanya, bukan kepada orang lain.Liam mengernyit, kilatan cahaya gelap melintas di matanya. Glen sudah meninggal, segala sesuatu mengenainya harus musnah dari dunia ini agar tidak ada lagi yang mengganggu Sofia.Di dalam dokumen yang dikirimkan, tatapan Liam berlabuh pada foto Yaga Hutomo, adik kandung Glen Hutomo.Dulu Yaga adalah mahasiswa