Xue Feng terus mencium Tang Hua tanpa melihat perubahan apapun. Saat dia memutuskan untuk menghentikan ciuman, simbol emas tiba-tiba menyelimuti tubuh Tang Hua.
Dia dengan cepat melepaskan ciuman, Xue Feng menyaksikan perubahan ajaib: mata biru es Tang Hua perlahan berubah menjadi hitam, rambut putih kebiruan berubah menjadi hitam. Tang Hua mulai kembali menjadi dirinya yang sebelumnya.Meskipun dia merasa lega melihat Tang Hua yang asli kembali, dia juga penasaran kemana perginya keperibadian Tang Hua yang dingin sebelumnya. Kerana meskipun dia dingin, dan terlihat sombong. Ianya juga sebagian dari Tang Hua.Setelah beberapa saat, Tang Hua membuka matanya, menatap Xue Feng dengan wajah memerah, dan air mata mengalir. Dia berlari mendekati Xue Feng, memeluknya erat. "Xue-ge, aku merindukanmu," katanya sambil terisak.Xue Feng merasakan ketertarikan dengan momen ini, seolah pernah mengalaminya sebelumnya. Akhirnya, dia menatap Fen Hu yang santaiMalam itu, semua orang dapat istirahat dengan baik tanpa adanya serangan monster. Mungkin karena petir di langit malam itu terlalu ganas, membuat monster-monster takut.Matahari mulai merangkak untuk mencapai langit di pagi hari. Terdengar bunyi ombak yang mencapai pantai, bersama dengan burung-burung kecil yang menjadi hiasan di ruangan itu.Xue Feng membuka matanya setelah berkultivasi semalaman. Dia sempat mencoba buah spiritual petir semalam karena rasa penasarannya.Buah spiritual petir itu membuat tubuhnya menderita. Petir yang terkandung dalam buah itu sangat kuat, seolah dia berada di bawah sambaran petir selama beberapa bulan. Namun, yang lainnya melihat kejadian itu dan mulai menganggap buah spiritual itu berbahaya. Hanya Xue Feng yang tahu bahwa buah itu sangat bermanfaat bagi latihan tubuhnya. Dia merasakan bahwa saat menggunakan elemen petir, kekuatan petirnya lebih besar dari biasanya. Seolah buah spiritual petir itu mencoba menyesu
Si tua botak itu terlempar beberapa puluh meter sebelum berhasil mengendalikan tubuhnya, sambil mengelap darah di sudut bibirnya.Mereka bertiga dengan cepat waspada, melihat Ji Feng menatap mereka dengan semangat."Sial! Makhluk aneh! Pengecut! Jika berani, ayo serang saat aku siap!" jerit lelaki tua botak itu dengan marah, mengeluarkan palu besar yang memancarkan nyala api saat dia bersiap menyerang Ji Feng.Saat itu, mereka melihat Ji Feng mulai menghilang dari tempat yang dia berada tadi. Lelaki tua gemuk itu dengan gugup menatap sekitarnya mencari."Dibelakang kamu!" jerit temannya yang memegang pedang besar. Si gemuk itu dengan gugup menoleh ke belakang sambil mempersiapkan palunya untuk menyerang. "Huarghhh!" jeritnya menyerang Ji Feng yang ada di belakangnya.Palu beratnya, diselimuti api, mengarah ke arah Ji Feng. "BOOM!" terdengar ledakan saat serangan itu mengenai tubuh Ji Feng. Namun, Ji Feng hanya menatap dengan tenang pada palu yang mengenai kepalanya yang memiliki tandu
Fen Hu, yang sejak awal menatap laut, memperhatikan sosok sebesar gunung itu dengan penuh minat. Yang lain juga menyadari keberadaan sosok tersebut yang sangat besar, karena di sekitar area di mana sosok itu muncul, tidak terjadi ombak ganas seperti di area lain.Seolah-olah air laut tidak dapat mempengaruhinya, dan tidak ada taufan yang muncul di sekitarnya, hal yang sangat aneh bagi mereka yang melihatnya."Apakah itu gunung besar? Ada gunung di bawah air sana," ucap Li Mei dengan ekspresi terkejut, menganggap itu sebagai gunung karena mereka tidak dapat melihat rupa sosok itu sebenarnya akibat air laut yang gelap.Namun, mereka dapat memastikan bahwa sosok itu sangat besar, mirip dengan gunung. Hanya Fen Hu dan Jin Mei yang seolah menyadari sosok apa itu."Itu adalah penguasa laut. Penyu gergasi," terdengar suara Xue Feng, yang membuat mereka semua terkejut, karena sejak dari tadi Xue Feng hanya duduk dengan diam."Apakah kamu baru saja bangun? Kamu baik-baik saja?" tanya Tang Hua p
Saat Xue Feng mencoba mendeteksi di bawah tanah pulau itu, dia hanya mampu mendeteksi sekitar sepuluh puluh meter ke bawah. Namun, di bawah tanah itu, dia melihat banyak serangga menyerupai treng dengan tubuh sekitar dua kaki panjang. Yang membuatnya terkejut adalah bagaimana bisa membersihkan semuanya jika seseorang tidak tahu apa yang perlu dibersihkan di atas pulau ini.Apakah selama ini banyak yang berniat untuk mendapatkan sesuatu di atas pulau penyu ini yang telah ditelan oleh penyu tersebut? Orang mengatakan penyu tersebut ingin seseorang membunuh makhluk yang menjijikkan yang ada di atas cangkangnya.Jika mereka tidak memiliki kemampuan seperti yang dimilikinya yang dapat melihat sesuatu yang tersembunyi, mereka pasti sudah lama terjebak oleh penyu gergasi ini.Xue Feng berencana untuk mengambil semua barang berharga di atas pulau ini terlebih dahulu. Meskipun tidak yakin apakah itu adalah jebakan dari penyu gergasi atau ada yang berhasil membersihkan serangga tersebut, dia ti
Saat mereka semua siap untuk bertarung, terdengar suara tanah yang hancur ketika gerombolan serangga dari tanah di kaki mereka mulai keluar. Gerombolan serangga ini memiliki cakar yang tajam, sisik yang kokoh seperti trenggiling, dan kaki yang terlihat kuat, mampu membuat mereka dapat menggali dengan lebih efisien."Serang mereka dengan menggunakan sedikit energi spiritual kalian dahulu. Jika serangan kecil tidak menyakiti mereka, baru tambahkan kekuatan serangan. Jangan sia-siakan kekuatan kalian yang akan menyebabkan kalian lebih cepat kelelahan sebelum monster terbunuh," ucap Xue Feng pada kedua Li Mei dan Li Wei yang terlihat siap ingin menggunakan kekuatan kuat mereka.Mendengar itu, keduanya yang berniat menunjukkan kemampuan terkuat mereka mulai mengubah ekspresi mereka. Terlihat di jari Li Mei muncul lotus kecil sebesar ibu jarinya yang imut. Sementara Li Wei memanggil jiwa serigala apinya yang muncul dengan cepat menyerang serangga yang datang. Li Mei menj
"Li Wei, karena serigala api kamu adalah tipe petarung cepat dan lincah, kamu dapat memilih untuk menjadi petarung yang mampu bertahan dari pukulan musuh, melengkapi kekuatan kalian berdua. Saat serigala api menyerang musuh, kamu dapat menarik perhatian mereka, dan menjadi pertahanan yang menahan serangan musuh, sehingga serigala api tidak terganggu dan dapat fokus menyerang musuh dengan cepat," ucap Xue Feng, merancang strategi untuk memanfaatkan kemampuan jiwa spiritual.Li Wei yang mendengar itu mulai mengerti dan merasa bisa menjadi petarung yang dapat bertahan dari pukulan musuh."Aku? Bagaimana dengan diriku, Xue-ge?" tanya Li Mei yang juga tertarik dengan cara bertarung yang dijelaskan oleh Xue Feng."Kita belum mengetahui tentang rubah kamu. Tunggu sampai kamu dapat memanggil rubah kamu untuk bertarung, baru kita akan memikirkannya. Sepertinya jiwa rubah spiritual kamu adalah tipe penyerang jarak jauh, karena kamu dapat menggunakan teknik lotus api untuk menyerang dari jarak
Xue Feng, yang memahami makna gelombang suara tersebut, sangat terkejut. Akhirnya, dia menemukan apa yang diinginkannya.Dia bisa memastikan bahwa suara tersebut pasti sedang berbicara dengan induk serangga. Panggilan "Ibu" atau "Permaisuri" adalah bagian dari panggilan untuk induk serangga.Namun, dia masih harus mencari induk tersebut melalui gelombang halus yang sangat merepotkan untuk dilakukan."Biarkan saudara-saudaramu terus menyerang. Mereka pasti akan lelah akhirnya, dan saat itu, kamu dapat memakan mereka semua untuk mendapatkan kembali energimu seperti biasanya."Xue Feng, yang terus fokus pada gelombang tersebut, lebih yakin mendengar pembicaraan tersebut bahwa dia menemukan induk serangga yang sedang berbicara dengan anak-anaknya. Dia memfokuskan kemampuan deteksinya pada gelombang tersebut dengan seluruh kemampuannya untuk mendeteksi ke mana arah gelombang itu akan pergi.Saat dia mengikuti arah gelombang tersebut menggunakan deteksi radarnya, dia merasakan gelombang it
Xue Feng, setelah mendapat jawaban dari Buku Langit, merenung sejenak. Meskipun ia merasa sedikit kecewa dengan penundaan, ia tahu bahwa segala sesuatu membutuhkan waktu, termasuk dalam mencari teknik kultivasi yang tepat untuk Fen Hu.Sementara itu, Fen Hu masih melayang di udara, terus mencari sesuatu yang sepertinya hanya dia yang bisa rasakan. Buah-buahan yang mengikuti di belakangnya melayang seperti tarian di udara, menciptakan pemandangan yang aneh.Xue Feng memutuskan untuk fokus pada perjalanan mereka di pulau penyu ini. Meskipun mereka telah menemukan induk serangga, masih banyak misteri dan harta yang mungkin tersembunyi di dalam pulau ini.Li Mei, yang terus melatih teknik barunya, dengan semangat melanjutkan latihannya di udara. Xue Feng melihat bagaimana gadis kecil itu dengan cepat menguasai teknik tersebut. Senyumannya yang bahagia membuktikan bahwa upaya kerasnya tidak sia-sia.Saat itulah, Jin Mei, yang sebelumnya terbaring di atas pohon, tiba-tiba bergabung dengan k