Home / Fantasi / Penguasa Dewa Naga / 320. vs Rank 2 Daftar Naga

Share

320. vs Rank 2 Daftar Naga

Author: Aldho Alfina
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Gadis berpakaian minim itu langsung melompat memasuki Arena, memicu keberanian peserta lain untuk mengikutinya.

"Jika tidak kondusif, kalian akan didiskualifikasi, tidak peduli dari mana kalian!"

Mereka semua langsung berhenti, namun Akara malah terkekeh kekeh.

"Hmph! Kalian mengataiku udik, ternyata kalian lebih udik dariku! Kalian takut tidak mendapatkan hadiah!? Hahaha... Sampah!" Ia langsung membuka aura ranahnya, enam bulan energi dengan 7 bintang yang berputar di belakang pundaknya. Energi dari segala penjuru langsung mengalir menuju aura keemasan itu, membuat semua orang tercengang. Bukankah saat masuk dia masih di ranah Asmaradana penuh!? Selain sudah mendapatkan Esensi Surgawi baru, kecepatannya menaikkan bintang benar-benar menakutkan!

Aros yang tadi gemetaran, kini malah tertawa sambil melangkah maju. "Lalu kenapa jika sudah naik ranah!? Kau tetaplah di bawah kami semua!"

"Hmph!" Akara langsung melesat, meninggalkan cincin Son
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Penguasa Dewa Naga    321. Benang Penguasa Arena

    Para penonton bergidik ngeri, bukan karena apa yang terjadi di dalam arena. Akan tetapi, ada energi dingin dan kilatan listrik merah muda yang meluap dari tubuh kedua gadis yang duduk berdampingan. Para peserta masih duduk santai dengan kubah pelindung yang menyelimuti tubuhnya, padahal area di sekitarnya sudah membeku dan dialiri petir. Di dalam arena, Aros menekan kakinya semakin kuat, lalu membungkuk untuk menatap Akara dengan tajam. "Di mana kesombongan hah!?" Ia terkekeh sambil melihat ke arah para penonton. "Bocah ini berkata ingin menghancurkanku dan melawan kalian semua! Tapi sekarang bahkan tidak berdaya melawanku!" Suara gelak tawa langsung menggema di seluruh sudut tribun. Akan tetapi, ekspresi wajah Akara tidak pernah berubah. Ia bahkan menyeringai sebelum api surgawi menyelimuti tubuhnya. Api dengan enam warna itu langsung membakar alas kaki Aros, membuatnya terpaksa melompat mundur. Akan tetapi, ada beberapa belati yang langsung ia lemparkan.

  • Penguasa Dewa Naga    322. Domain milik Aros

    Ia langsung mengayunkan tangan satunya, melemparkan 5 belati ke arah petikan benang. Petikan bergerak, namun belatinya tidak menemukan apa-apa. Dengan masih bergetar, petikan benang terjadi di sisi lain, membuatnya langsung menyebarkan belati. Akan tetapi, benang yang bergetar semakin banyak hingga semuanya bergetar. Dia benar-benar panik sambil menyebarkan semua belatinya, lalu meraih pusat benang dan ditariknya. Semua benang bergerak memutar dengan arah zig-zag, namun ia telat. Ada secercah cahaya yang menembus tebalnya kabut, melesat begitu cepat ke arahnya hingga terlihat sepasang pedang kayu yang diselimuti oleh api Surgawi. Cakaran Naga Hitam dengan posisi menyilang, siap mengapit lehernya. Whooph!... Seketika suasana berubah, diikuti tepuk tangan dan sorakan para penonton. Bukan pertandingan berakhir, namun mereka masuk ke dalam domain dengan lokasi di sebuah lorong persegi memanjang ke atas. Akara yang melayang di udara, memadamkan kobaran apinya, disusul oleh selu

  • Penguasa Dewa Naga    323. Menaikkan Aura Alkemis

    Mendengar erangan kesakitannya, Aros tertawa begitu puas, lalu menoleh ke segala sisi dan berkata seolah-olah ia dapat melihat para penonton."Lina, Alice! Lihatlah bocah ini!" teriaknya membuat Alice dan Lina berdiri. Energi yang meluap dari tubuh mereka sudah lebih sedikit, namun terlihat lebih menakutkan seperti air yang tenang tanda bahaya."Darahnya akan terus aku peras dan tidak akan aku selesaikan pertandingannya sebelum kalian berjanji kepadaku! Dengan disaksikan oleh semua penonton, kalian harus meninggalkan bocah ini!" Walau Alice dan Lina memasang wajah acuh tak acuh, namun tidak ada yang berani berkomentar. Akara juga terlihat masih begitu tenang, walau meringis menahan sakit, sedangkan air lelehan es terus menetes hingga membasahi kaki Aro. Akan tetapi, Aros malah melanjutkan perkataannya."Alice! Walaupun kau tidak mau denganku! Setidaknya biarkan aku merasakanmu selama satu malam!" Ia menyeringai sambil menoleh ke arah Akara, namun

  • Penguasa Dewa Naga    324. Pertandingan 10 Besar

    Pertandingan 10 besar, para siswa akademi Amerta menyayangkan pertandingan sebelumnya. Pertandingan antara kedua siswa dari akademi Amerta, membuat mereka kehilangan salah satu peserta teratas dalam kompetisi. Kini siswa yang tersisa hanyalah Jeku sang Pemburu Tengkorak peringkat pertama, lalu dua siswa baru yaitu Triden sang Bayangan Misterius, dan Akara sang Bocah Rusuh. Dari akademi Cahaya Ilahi juga menyisakan 3 orang yaitu Rose sang Penari Kematian, Slamet Kopling sang Palu Magma dan Suksa sang Laser Jitu. Akara memasuki tribun tidak lagi menggandeng Lina, namun ada Alice yang memeluk lengannya, sedangkan Lina berjalan di sampingnya. Baru beberapa langkah memasuki tribun, ada seorang gadis cantik berpakaian minim yang mendekati mereka. Panggulnya yang ramping dan terbuka, melenggak-lenggok, melemparkan bokongnya yang diselimuti oleh kain ke kiri dan kanan. Jari-jari lentiknya yang dipenuhi perhiasan, menjulur ke arah pundaknya. Akan tetapi, gadis berambut putih langsu

  • Penguasa Dewa Naga    325. vs Jenius Termuda Fraksi Cahaya Ilahi

    Saat peserta lainnya melompat keluar arena, pemuda bercaping mendekati Akara dan menepuk pundaknya."Berhati-hatilah!" Ia lalu melompat menuju tribun, meninggalkan kedua petarung di dalam arena. Dung!... Sonic Boom terbentuk bersamaan dengan pukulan gong tanda mulainya pertandingan. Akara melesat dengan aura ranah Gambuh puncak yang menyala di belakang pundaknya. Akan tetapi, ada sinar laser keemasan yang membuatnya harus menyilangkan kedua pedang untuk menangkisnya. Cahaya laser jadi seperti sebuah benda yang terbelah menjadi empat dan menyebar, dua menuju langit dan dua lainnya menggerus tanah di belakangnya. Sedangkan Akara masih melesat walau kecepatannya berkurang. Wush!... Ia sudah berada di depan pemuda berpakaian putih tanpa lengan, memperlihatkan otot lengannya yang langsung diselimuti oleh energi keemasan dan membentuk bilah pedang. Mereka saling mengayunkan kedua pedangnya dengan sangat cepat, bahkan terjadi percikan yang tak terhitung jumlahn

  • Penguasa Dewa Naga    326. Musuh Utama

    Di gelapnya malam dengan cahaya remang-remang dari bulan, menyinari seorang gadis cantik bergaun merah muda. Berdiri di ujung balkon, wajah cantik polosnya menghadap ke arah lautan biru yang semakin jauh semakin gelap. Ditemani suara dempuran ombak, angin malam yang dingin menerpa tubuhnya, membuat gaun dan rambut hitam panjangnya merumbai indah. Ia lalu menghirup napas dalam-dalam dan memejam hingga kepalanya menatap langit, lalu menghembuskan napas sembari membuka matanya. Kilauan jutaan bintang terpampang di depannya, lalu menoleh ke belakang saat gadis berambut putih mendekatinya secara perlahan-lahan."Kak Akara di mana kak?" Sapanya sambil mengikuti pergerakan gadis yang mendekatinya."Dia masih latihan," jawabnya pelan sambil melihat ke arah lautan. Mereka berdua jadi melihat ke arah lautan, membuat suasana sunyi dan hanya ada suara semilir angin dan dempuran ombak hingga akhirnya Lina menoleh ke arahnya."Alice, suruh Oren ke sini," ucapnya pelan,

  • Penguasa Dewa Naga    327. Semifinal

    Babak semifinal, para peserta sudah memasuki arena, namun kurang satu orang. Mereka yang seharusnya berlima, kini hanya berempat saja. 2 orang dari akademi Cahaya Ilahi yaitu Rose, si gadis cantik berpakaian seksi dengan sehelai kain merah panjang. Satunya lagi Slamet Kopling, pemuda berambut putih. Sedangkan dua lainnya dari akademi Amerta. Jeku si pemuda bertopeng dan Akara, pemuda berjaket hitam. Satu orang yang belum adalah Triden, pemuda berjubah dan bermasker hitam yang tidak pernah menunjukkan wajahnya. Saat para penonton bertanya-tanya akan ketidakhadirannya, akhirnya pembawa acara segera membuka suara. Ia menjelaskan ketidakikutsertaan Triden karena suatu hal, namun tidak menjelaskan secara pasti. Tentu saja mereka kecewa akan berkurangnya peserta, juga pertandingan jadi lebih singkat dan hanya tersisa 3x lagi. 4 kartu undian langsung berjejer, melayang di tengah-tengah arena. Kecuali Rose, mereka mengalirkan energinya untuk menarik kartu undian dengan santai. Lay

  • Penguasa Dewa Naga    328. Jeku vs Rose Menggila!

    Selendang sutra merah meliuk-liuk menghindari anak panah, meluncur seakan mematuk Jeku, namun pemuda bercaping langsung terbang menjauh. Sedangkan badan selendang, berjejer untung menahan anak panah. Tidak menahannya apalagi terobek, namun begitu lentur terdorong oleh anak panah. Akan tetapi, tiba-tiba selendang menegang lurus, mendorong ujungnya melesat lebih cepat dan juga menangkis anak panah hingga terpental. Jeku yang menyadari selendang semakin cepat, langsung bermanuver ke atas dan terbang berbalik arah. Sonic Boom kembali terbentuk saat ia melesat ke arah ujung selendang yang terlihat tajam, namun langsung meliuk hingga membuat kain di ujung capingnya tersobek. Sambil melesat dan dikejar ujung selendang yang berbalik arah, ia melepaskan anak panah berkali-kali. Setelah itu terbang semakin tinggi sambil mengumpulkan energi pada anak panahnya. Banyak sekali aliran energi yang muncul dengan jangkauan puluhan meter, masuk ke dalam anak panah. Ia sempat menoleh ke beber

Latest chapter

  • Penguasa Dewa Naga    Note Author

    Alhamdulillah selesai Season 1! Terima kasih buat yang sudah mendukung Author, semoga terhibur dengan imajinasi saya. Mohon maaf bila banyak kesalahan author, baik penulisan kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca ataupun yang lainnya. Para pendukung semoga sehat selalu dan dilancarkan rezekinya, jadi dapat terus mengikuti perkembangan author dan Akara. Author akan hiatus dulu dan akan mulai kembali bulan depan, semoga diberikan kelancaran untuk semuanya. Oh iya, Author sarankan untuk membaca ulang Arc 1 (bab1-52) percayalah, ada rencana bagus yang Author siapkan untuk Akara. ******* Penguasa Dewa Naga Season 2 Takdir merenggut semua orang terkasihnya, membuat kekuatannya lepas kendali dan menciptakan lubang hitam. Dirinya terhisap ke dalam lubang hitam, lalu muncul kembali di dunia yang dipenuhi oleh api dan kekerasan. Neraka? Seperti itulah gambaran dunia ini. Dengan ingatan yang masih membekas, Akara mencari cara untuk keluar dari dunia itu. Menggunakan nama samaran

  • Penguasa Dewa Naga    338. Akhir Adalah sebuah Permulaan!

    Pemuda dengan pakaian compang camping penuh luka bakar dan menenteng sepasang pedang kayu hitam, muncul di atas sebuah sungai, di belakangnya ada gua di bawah air terjun yang sudah hancur. Ia lalu melihat ke arah hilir sungai, pemukiman di pinggir bantaran sungai sudah hancur berantakan, dengan pepohonan raksasa yang ambruk dari hutan di belakangnya. Selain tubuh manusia yang berserakan, juga banyak binatang sihir raksasa yang kondisinya tidak jauh berbeda. "Tuan Agera!" teriak seseorang yang wajah dan tubuhnya penuh bekas luka, namun kali ini banyak sekali tambahan luka di tubuhnya. Ia tertatih-tatih mendekat, lalu melesat terbang mendekati pemuda itu. "Marbun Bidara! Kekaisaran Gletser Abadi!"Akara langsung menoleh ke samping, kesadarannya langsung mendeteksi ribuan mil di depan sana. Wush!... Dalam sekejap, ia sudah berada di atas gletser kutub, meninggalkan robekan ruang yang gelap di udara, seakan menggaris langit sejauh ribuan mil. Gleng!... Ia melompat turun, membuat cekung

  • Penguasa Dewa Naga    337. Saling Membunuh!

    447Walau tubuhnya masih penuh luka bakar yang mulai mengering, ia mengangkat satu tangannya ke atas. Wush!... Ketiga Auranya menyala, membuat hembusan energi dan seketika energi meluap keluar dari tubuhnya, membentuk aliran energi yang bergerak ke atas. Enegi itu membentuk lingkaran energi besar yang memiliki pola rumit layaknya di atas altar teleportasi. "Kau ingin kabur!?" Sonic Boom terbentuk di belakang Rose, sambil mengulurkan satu tangan ke depan dan segera diselimuti oleh energi merah berbentuk cakar. Akan tetapi, lingkaran teleportasi sudah sepenuhnya menyala dan Whup!... Para master Alkemis menghilang, namun ternyata Akara masih berada di sana. Cring!... Ia menangkis cakar rubah menggunakan pedang kayunya sambil tersenyum menyeringai."Sudah aku bilang, aku akan membunuhmu!"Wush!... Rose melesat menjauh bagaikan bayangan, namun Akara langsung berada di depannya. Mereka melesat hingga luka bakar di tubuh keduanya terlepas sendiri-sendiri. Akara terus mengincar lehernya, mem

  • Penguasa Dewa Naga    336. Penculik Master Alkemis!

    Laser menembus energi pelindung dan langsung menerpa tubuhnya, cukup lama laser bersinar hingga akhirnya padam. Gelombang radiasi panas masih memenuhi angkasa lepas, lalu ada bongkahan batu yang menyala merah. Krek!... Batu itu retak dan tidak lama kemudian hancur, muncullah pemuda berjaket hitam di dalamnya. Walau tubuhnya diselimuti oleh Esensi Surgawi, namun pakaian dan tubuhnya penuh luka bakar. "Apa aku bilang!" seru Komo, namun tuannya masih terlihat santai dan meraih kedua pedangnya kembali. Akan tetapi.."Agkh!" Ia langsung memegangi dadanya dan tatapannya begitu tajam melihat ke arah gadis rubah di depannya. "Ada apa Akara!?"Ia menjawabnya sambil menahan emosi dan giginya mengatup karena sangat geram. "Kubah pelindung di kota Bhinneka telah hancur, bahkan yang menyelimuti Gua Pelindung Harapan juga hancur!"Rose lalu tertawa puas, seolah-olah dia dapat mendengar apa yang Akara katakan. "Apa kau merasakannya!? Pasukanku telah menemukan keberadaan kekasih fanamu! Para gadism

  • Penguasa Dewa Naga    335. Peniru Higanbana!

    335Di angkasa lepas yang gelap dan dihiasi cahaya bintang. Bruak!... Rose kembali tertahan oleh dinding transparan dan Akara langsung berada di depannya, memukul hidungnya dengan sekuat tenaga. Dinding transparan langsung hancur dan gadis itu terlempar ke belakang. Akara ingin membuat dinding transparan lagi, namun segera ada energi kematian yang menyelimuti tubuh Rose. Gadis itu tidak lagi menabrak dinding transparan dan menembusnya. Akan tetapi, Akara tetap muncul di depannya dengan mengayunkan pedangnya. Tring tring!... Benturan pedang dan cakar rubah menciptakan percikan api, lalu mereka saling menyerang sambil terus melesat. Bugh!... Rose menendang perut Akara hingga terlempar mundur, namun pemuda itu langsung berteleport di belakangnya. Crang!... Ia mengayunkan pedangnya, ditahan oleh selendang, namun tetap membuat meluncur jauh. Ia kembali berteleport dan menendang punggungnya, hingga melenting sebelum terlempar. Gadis itu terlempar menuju planet di dekatnya, terbakar saat mem

  • Penguasa Dewa Naga    334. Raja Kutukan!

    Kubah pelindung arena bergetar hebat, membuat semua orang menoleh, termasuk para penyandera dan yang di sandera. Pria bertopeng kucing oranye sempat melirik leher penyandera, namun getaran itu tidak berlangsung lama. ...Di dalam arena, bongkahan batu tadi sudah menyala merah layaknya bara api. Sedangkan Rose diselimuti oleh selendangnya yang perlahan-lahan membuka. Ia terkekeh saat melihat sekitarnya dipenuhi asap bekas terbakar. "Kau bodoh! Membakar seluruh tempat hanya akan membunuh dirimu sendiri! Sekarang tidak ada lagi oksigen untukmu ber..." Ia terdiam saat bongkahan batu yang melayang-layang tersibak, nampaklah pemuda berjaket hitam yang melebarkan kedua tangannya ke samping. Di ujung telapak tangannya, ada sebuah benda seperti kelereng yang bercahaya sangat terang, dengan ketiga auranya yang menyala. Aliran energi sangat lebar layaknya selendang sutra merahnya, bergerak masuk ke dalam kedua titik bercahaya. "Sudah kubilang, aku akan membunuhmu!" Akara menyeringai, namun se

  • Penguasa Dewa Naga    333. Ledakan Kilonova

    333Mengetahui kekasihnya disandera, puluhan bor spiral terbentuk dan langsung melesat, meliuk-liuk menghindari selendang merah yang hendak menangkisnya. Akan tetapi, ada energi kematian yang langsung membuat bor spiral melebur. Benar-benar lenyap di udara tanpa menyisakan sebutir debupun. Ia langsung berhenti, melihat Lina yang pergi bersama pasukan yang mengepungnya, memasuki portal dan menghilang. "Lihatlah! Apalagi yang bisa kau miliki!? Sang Peri Salju telah pergi, putri Kaisar Atla telah dikepung, tidak ada yang bisa kau lakukan lagi!?" Wush tring tring tring tring!... Akara melesat dengan tatapan tajam ke arahnya. Walau banyak selendang yang menghadang, namun ia tebas begitu mudahnya. Karena terus mendekat, energi kematian seperti asap hitam kehijauan keluar dari tubuh Rose. Persis seperti seekor gurita yang menyemprotkan tintanya. Akan tetapi, ada angin yang berputar, menembus kepulan energi kematian. Ia melesat dan sudah siap posisi Cakaran Naga Hitam, membuat gadis itu terb

  • Penguasa Dewa Naga    332. Kekacauan

    Kedua peserta sudah berada di atas arena, mereka masih terlihat begitu tenang, walau gong tanda mulainya pertandingan sudah berbunyi. "Apa yang kau lakukan? Cepat menyerah!" Komo yang tidak sabar langsung melompat dan bertengger di pundaknya."Iya iya!" Akara ingin mengangkat tangannya, namun gadis yang menjadi lawannya berbicara. "Kau mirip dengan ayahmu!"Akara langsung menarik kembali tangannya dan menatapnya sambil mengernyitkan dahi. "Kau kenal ayahku?"Rose langsung tertawa lepas, lalu berjalan mendekat sambil berkata. "Tidak hanya kenal!" Ia mengangkat satu tangannya. "Dengan tangan ini aku membunuhnya!" Akara langsung terbelalak dan mengepal erat, namun masih berusaha menahan emosinya. "Apa maksudmu!?"Gadis itu kembali tertawa puas dan terdengar menakutkan, lalu berkata dengan ritme cepat. "Kau tau bagaimana ekspresi ibumu si Rani yang marah meluap-luap? Kau tau bagaimana ekspresi Violet yang dingin dan menak

  • Penguasa Dewa Naga    331. Pertemuan 2 Gadisnya

    Akara berjalan di sebuah lorong sambil menggandeng tangan kekasihnya. Di lorong yang sepi, namun terdengar suara riuh dari penonton dari sebuah tribun di atas mereka. Saat itulah mereka berpapasan dengan seorang gadis bergaun merah dan bercadar. Langkahnya begitu tenang dan mantap saat melewati lorong, ditemani oleh seorang pemuda berpakaian rapi. Akara langsung mengenali pemuda itu, sang wakil komandan pasukan Bintang, Baester. Ia langsung mempercepat langkahnya dan mendekat, lalu melebarkan tangan kanannya ke samping, menyentuh dinding lorong dan menghalangi jalan mereka.Melihat nonanya dihadang, Baester langsung menghardiknya. "Akara, apa yang kau lakukan!?"Akara lalu menatapnya dan berkata dengan tenang. "Pergilah!" Ia langsung membuat pemuda itu tehentak, lalu gadis bercadar berkata tanpa menoleh. "Pergilah terlebih dahulu!""Baik nona!" Ia langsung melesat pergi, sedangkan Akara langsung tersenyum lebar dan berkata."Kenapa memak

DMCA.com Protection Status