Beranda / Fantasi / Penguasa Dewa Naga / 306. Serangan di Dalam Akademi.

Share

306. Serangan di Dalam Akademi.

Penulis: Aldho Alfina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mendengar ucapan keduanya, kak Pricilia hanya bisa menolah noleh kepada mereka.

"Kenapa? Ada apa?"

Baru saja Zoe ingin menjelaskan, namun mereka dikejutkan oleh portal yang muncul dan kak Aulia keluar secara tergesa-gesa.

"Parah kak! Para Master Alkemis tingkat 6 di Alam Bawah juga menghilang!"

"Baiklah, tenang!" Pricilia langsung mengkondisikan mereka.

"Kita mengkondisikan akademi terlebih dahulu, jangan gegabah keluar akademi! Satu lagi, jangan sampai Alice tau keadaan kakaknya!"

"Lalu kita akan membiarkan Akara begitu saja?" Lina bertanya dengan tenang, namun ada energi dingin yang menyelimuti tangannya.

"Kakak sudah mencarinya di berbagai tempat menurut petunjuk Komo! Tidak ada tanda-tanda keberadaan Akara!"

Berhari-hari mereka tetap berada di dalam akademi, lebih tepatnya mereka tetap bersama di Divisi Alkemis. Kak Aulia, Zoe dan Zimo bekerja keras tanpa henti untuk memenuhi suplai pil, namun akhirnya k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Dewa Naga    307. Alice

    Saat membuka matanya, Akara melihat langit-langit kamar yang begitu asing baginya. Ia lalu menoleh ke samping dan seketika terbelalak saat melihat ada seorang gadis yang memeluknya. Rambut hitam panjang yang tergerai lembut di atas bantal, dengan wajah tirus berkulit putih bersih. Matanya masih memejam, namun terlihat kedua alis melengkung simetris, dengan bulu nata panjang yang lentik. Hidungnya sedikit mancung dengan bibir kecil berwarna merah muda alami yang jernih. Terlihat begitu manis layaknya permen apel yang mengundang setiap orang untuk melumatnya. Akara tiba-tiba bangun hingga duduk, menyingkapkan selimut yang menyelimuti tubuhnya dan sekarang terlihatlah tubuh atasnya yang atletis tanpa kain sehelaipun. Gadis cantik jelita itu langsung terbangun dan matanya yang indah langsung melebar."Kak Akara!" Ia langsung memeluknya dengan erat sambil menangis. "Kakak! Kakak lama sekali!" Ia mendongakkan kepalanya, dengan air mata yang memenuhi pipinya. Walau rambu

  • Penguasa Dewa Naga    308. Propaganda.

    Alice sudah berada di samping Akara, memeluk tubuhnya dan dengan menatap kak Pricilia dan Lina dengan sinis. Ia seperti anak kucing yang melindungi makanannya agar tidak direbut oleh kucing lain. Padahal, penampilannya begitu elegan dengan gaun berwarna merah muda yang senada seperti bibirnya. Walaupun terkena petir hingga terlempar mundur, kak Pricilia dan Lina masih tercengang menatap Akara."Kenapa kalian terlihat kebingungan?" ucap Akara. Mereka lalu menoleh ke arah Alice yang masih memeluk kakaknya dari samping."Cantik, kenapa kakakmu keluar dari kamarmu?"Gadis bergaun merah muda itu hanya memalingkan wajahnya, lalu Akara menjawabnya sambil mengusap kepala adiknya."Aku pingsan kak, baru bangun tadi," sahut Akara."Alice!..." "Biarin! Kak Akara milik Alice!""Bukan masalah begitu cantik!..." Pricilia begitu geram menahan emosinya. "Tapi kakak Pricilia selama berminggu-minggu ini khawatir dan t

  • Penguasa Dewa Naga    309. Terbantahkan!

    Ribuan siswa yang membeku langsung jatuh ke dalam air laut, sedangkan sisanya langsung menjauh dengan ketakutan. Menyerang para siswa, kau akan dihukum berat! Nona Peri Salju, jangan mengorbankan dirimu untuk melindungi bocah sepertinya!"Ulangi kata-katamu." Lina berkata dengan santai, namun sambil menatap telapak tangannya dengan kristal es yang muncul dan membentuk cakar Naga. Para siswa langsung diam seribu bahasa, sedangkan Akara langsung meraih tangan kekasihnya hingga Cakar Naga itu menghilang. "Tenang saja, biar aku yang urus." Ia terbang maju sambil tetap menggenggam tangan kekasihnya. Para siswa yang tadinya membeku juga meleleh kembali, ada yang langsung terbang, namun ada yang tergeletak lemas di pasir pantai. Jangan kira kau jika bersama Nona Peri Salju bisa selamat begitu saja! Kau monster sampai tega melakukan semua itu!Akara lalu terkekeh dan berkata dengan pelan. "Kalian sudah banyak bicara tentangku, sekarang giliranku."Apa ya

  • Penguasa Dewa Naga    310. Putri Kaisar Amerta.

    Bor Spiral hancur, namun para siswa yang dikepung tadi juga ikut tersengat alirannya. Tidak membunuhnya, namun membuatnya pingsan dan jatuh. Akan tetapi, ada bayangan hitam yang langsung menangkap mereka semua. Tatapan mata Akara dan Lina bergerak sangat cepat mengikuti pergerakan mereka, namun dikejutkan oleh para siswa yang berlutut di udara secara bersamaan."Yang Mulia!" Akara lalu menoleh ke atas, ternyata ada sosok seorang wanita dengan pakaian putih yang kainnya terlihat begitu ringan tersapu oleh angin. Ada selendang tipis di tangannya, melewati belakang pundaknya dan menjulur ke sisi lain. Wajahnya juga tertutupi oleh cadar, menyisakan rambut hitam panjang yang tersapu oleh angin, serta kulit putihnya dan mata indah dengan bulu mata lentik.Bayangan yang bergerak sangat cepat tadi sudah berkumpul di belakangnya, berlutut sambil menenteng para siswa yang pingsan. Mereka pasukan ASU dengan topeng burung hantu.Suara gadis yang lembut, namu

  • Penguasa Dewa Naga    311. Putri Kaisar Magna.

    Di angkasa lepas yang gelap dan dipenuhi gemerlap cahaya jutaan bintang, ada gelombang radiasi panas yang menyebar sangat cepat. Di salah satu sisinya, ada seorang pemuda yang tergulung dengan pakaian yang sobek-sobek terbakar. Akan tetapi, ia langsung menghilang, berteleportasi kembali ke villa. "Kamu ini ngotot latihan terus!" Kak Pricilia berkacak pinggang, menatap tajam adiknya yang terbaring di atas sofa, dengan bantalan paha gadis berambut putih. Dia hanya terkekeh sambil terengah-engah, bahkan bajunya masih mengeluarkan asap tipis."Di mana Zoe kok tidak kelihatan beberapa hari ini?""Di divisi Alkemis," jawab Pricilia sambil menghela napas, menenangkan kekesalannya."Bukannya sudah hancur?""Memangnya wilayah divisi Alkemis hanya sekecil itu!? Pulau melayang itu hanya portal, wilayah krusial tersembunyi layaknya kota akademi di Alam Bawah," "Oh iya kak, kenapa di Alam Atas tidak ada robekan kehampaan? Kerusakan jadi mel

  • Penguasa Dewa Naga    312. Menjenguk Kota Bhinneka.

    Mendengar suara langkah kaki yang berat dan cepat, pria berblangkong langsung menoleh ke sumber suara."Zimo!" Pria berbaju sobek-sobek itu terlihat begitu panik, sedangkan Zimo begitu santai masuk ke dalam gazebo dan duduk di sana. Ia bahkan sempat-sempatnya menyeruput secangkir teh sebelum berbicara."Kau kenapa Boris?""Aku diserang... Tidak lupakan itu, tapi gadis berambut putih dan pemuda di sampingnya itu siapa?""Kau tidak membuat masalah dengannya bukan? Dia memiliki pelatihan 'Penyatuan Alam',""Pantas saja!" Bori langsung duduk lemas di depannya, bersandar pada tiang kayu. "Aura intimidasi yang gadis itu keluarkan, lalu pelatihan 'Penyatuan Alam', ditambah Fraksi Cahaya Ilahi yang muncul kembali!"Ia lalu menoleh ke arah gadis berambut merah. "Tuan Putri, lebih baik lupakan masalah dengannya!""Apa maksudmu!? Tidak peduli seberapa banyak Amerta di belakangnya, tapi aku Putri Kaisar Magna!""Tuan Putri,

  • Penguasa Dewa Naga    313. Daftar Naga Peringkat 1!

    Kompetisi 5 Fraksi Utama telah dimulai. Seluruh peserta dan penonton dari 5 Fraksi Utama telah berkumpul di Akademi Amerta. Di keramaian para pengunjung, mereka menyayangkan ketidakikutsertaan Fraksi Naga Sejati. Padahal pertarungan mereka sangat dinantikan karena Aura Naga yang mereka miliki. Pertarungan yang bervariasi, serta domain mereka sangatlah menghibur dan pastinya menduduki peringkat teratas. Fraksi Tanah Suci dan Jiwa Emas tidak pernah bisa bersaing dengan Fraksi Amerta. Akan tetapi, sekarang Fraksi Cahaya Ilahi benar-benar menunjukkan taringnya. Selain nama Suksa yang sudah tenar di Alam Atas selama ini, ada beberapa nama lain dari Fraksi Cahaya Ilahi. "Tidak mungkin!" Mereka dikejutkan oleh teriakan seseorang yang sedang membaca papan pengumuman. "Dua primadona kita tidak ada yang ikut!" serunya membuat para pengunjung berbondong-bondong mendekat. Sangat disayangkan, mereka tidak menemukan nama Lina maupun Alice. Akan tetapi, ada yang membuat mereka

  • Penguasa Dewa Naga    314. Gadis itu Hidup Kembali!?

    Para siswa dari Fraksi Cahaya Ilahi benar-benar tercengang mendengar percakapan mereka. Sedangkan Suksa segera berjalan maju sambil menahan amarahnya."Jangan harap pelindung arena bisa menyelamatkan nyawa kalian!"Mereka segera pergi, lalu bunyi gong menggema di seluruh arena, disusul seruan dan tepuk tangan dari ratusan ribu penonton yang memenuhi tribun. Semuanya kembali sunyi saat ada wanita bergaun putih dan bercadar yang melayang di atas arena. Putri Kaisar Amerta, dengan suara lembut yang menyebar di seluruh sudut tribun, menyatakan dimulainya kompetisi 5 Fraksi Utama. Setelah itu acara diambil alih oleh seorang pria dengan suara yang lantang. Ia meminta agar para peserta masuk ke dalam arena dengan 4 sisi yang berbeda-beda.Pemuda bercaping langsung memegangi ujung capingnya, dalam sekejap mata, ia sudah berada di atas arena. Memang tidak ada hembusan angin maupun fluktuasi energi saat ia melesat, namun setelah itu ada ledakan energi seakan benda r

Bab terbaru

  • Penguasa Dewa Naga    Note Author

    Alhamdulillah selesai Season 1! Terima kasih buat yang sudah mendukung Author, semoga terhibur dengan imajinasi saya. Mohon maaf bila banyak kesalahan author, baik penulisan kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca ataupun yang lainnya. Para pendukung semoga sehat selalu dan dilancarkan rezekinya, jadi dapat terus mengikuti perkembangan author dan Akara. Author akan hiatus dulu dan akan mulai kembali bulan depan, semoga diberikan kelancaran untuk semuanya. Oh iya, Author sarankan untuk membaca ulang Arc 1 (bab1-52) percayalah, ada rencana bagus yang Author siapkan untuk Akara. ******* Penguasa Dewa Naga Season 2 Takdir merenggut semua orang terkasihnya, membuat kekuatannya lepas kendali dan menciptakan lubang hitam. Dirinya terhisap ke dalam lubang hitam, lalu muncul kembali di dunia yang dipenuhi oleh api dan kekerasan. Neraka? Seperti itulah gambaran dunia ini. Dengan ingatan yang masih membekas, Akara mencari cara untuk keluar dari dunia itu. Menggunakan nama samaran

  • Penguasa Dewa Naga    338. Akhir Adalah sebuah Permulaan!

    Pemuda dengan pakaian compang camping penuh luka bakar dan menenteng sepasang pedang kayu hitam, muncul di atas sebuah sungai, di belakangnya ada gua di bawah air terjun yang sudah hancur. Ia lalu melihat ke arah hilir sungai, pemukiman di pinggir bantaran sungai sudah hancur berantakan, dengan pepohonan raksasa yang ambruk dari hutan di belakangnya. Selain tubuh manusia yang berserakan, juga banyak binatang sihir raksasa yang kondisinya tidak jauh berbeda. "Tuan Agera!" teriak seseorang yang wajah dan tubuhnya penuh bekas luka, namun kali ini banyak sekali tambahan luka di tubuhnya. Ia tertatih-tatih mendekat, lalu melesat terbang mendekati pemuda itu. "Marbun Bidara! Kekaisaran Gletser Abadi!"Akara langsung menoleh ke samping, kesadarannya langsung mendeteksi ribuan mil di depan sana. Wush!... Dalam sekejap, ia sudah berada di atas gletser kutub, meninggalkan robekan ruang yang gelap di udara, seakan menggaris langit sejauh ribuan mil. Gleng!... Ia melompat turun, membuat cekung

  • Penguasa Dewa Naga    337. Saling Membunuh!

    447Walau tubuhnya masih penuh luka bakar yang mulai mengering, ia mengangkat satu tangannya ke atas. Wush!... Ketiga Auranya menyala, membuat hembusan energi dan seketika energi meluap keluar dari tubuhnya, membentuk aliran energi yang bergerak ke atas. Enegi itu membentuk lingkaran energi besar yang memiliki pola rumit layaknya di atas altar teleportasi. "Kau ingin kabur!?" Sonic Boom terbentuk di belakang Rose, sambil mengulurkan satu tangan ke depan dan segera diselimuti oleh energi merah berbentuk cakar. Akan tetapi, lingkaran teleportasi sudah sepenuhnya menyala dan Whup!... Para master Alkemis menghilang, namun ternyata Akara masih berada di sana. Cring!... Ia menangkis cakar rubah menggunakan pedang kayunya sambil tersenyum menyeringai."Sudah aku bilang, aku akan membunuhmu!"Wush!... Rose melesat menjauh bagaikan bayangan, namun Akara langsung berada di depannya. Mereka melesat hingga luka bakar di tubuh keduanya terlepas sendiri-sendiri. Akara terus mengincar lehernya, mem

  • Penguasa Dewa Naga    336. Penculik Master Alkemis!

    Laser menembus energi pelindung dan langsung menerpa tubuhnya, cukup lama laser bersinar hingga akhirnya padam. Gelombang radiasi panas masih memenuhi angkasa lepas, lalu ada bongkahan batu yang menyala merah. Krek!... Batu itu retak dan tidak lama kemudian hancur, muncullah pemuda berjaket hitam di dalamnya. Walau tubuhnya diselimuti oleh Esensi Surgawi, namun pakaian dan tubuhnya penuh luka bakar. "Apa aku bilang!" seru Komo, namun tuannya masih terlihat santai dan meraih kedua pedangnya kembali. Akan tetapi.."Agkh!" Ia langsung memegangi dadanya dan tatapannya begitu tajam melihat ke arah gadis rubah di depannya. "Ada apa Akara!?"Ia menjawabnya sambil menahan emosi dan giginya mengatup karena sangat geram. "Kubah pelindung di kota Bhinneka telah hancur, bahkan yang menyelimuti Gua Pelindung Harapan juga hancur!"Rose lalu tertawa puas, seolah-olah dia dapat mendengar apa yang Akara katakan. "Apa kau merasakannya!? Pasukanku telah menemukan keberadaan kekasih fanamu! Para gadism

  • Penguasa Dewa Naga    335. Peniru Higanbana!

    335Di angkasa lepas yang gelap dan dihiasi cahaya bintang. Bruak!... Rose kembali tertahan oleh dinding transparan dan Akara langsung berada di depannya, memukul hidungnya dengan sekuat tenaga. Dinding transparan langsung hancur dan gadis itu terlempar ke belakang. Akara ingin membuat dinding transparan lagi, namun segera ada energi kematian yang menyelimuti tubuh Rose. Gadis itu tidak lagi menabrak dinding transparan dan menembusnya. Akan tetapi, Akara tetap muncul di depannya dengan mengayunkan pedangnya. Tring tring!... Benturan pedang dan cakar rubah menciptakan percikan api, lalu mereka saling menyerang sambil terus melesat. Bugh!... Rose menendang perut Akara hingga terlempar mundur, namun pemuda itu langsung berteleport di belakangnya. Crang!... Ia mengayunkan pedangnya, ditahan oleh selendang, namun tetap membuat meluncur jauh. Ia kembali berteleport dan menendang punggungnya, hingga melenting sebelum terlempar. Gadis itu terlempar menuju planet di dekatnya, terbakar saat mem

  • Penguasa Dewa Naga    334. Raja Kutukan!

    Kubah pelindung arena bergetar hebat, membuat semua orang menoleh, termasuk para penyandera dan yang di sandera. Pria bertopeng kucing oranye sempat melirik leher penyandera, namun getaran itu tidak berlangsung lama. ...Di dalam arena, bongkahan batu tadi sudah menyala merah layaknya bara api. Sedangkan Rose diselimuti oleh selendangnya yang perlahan-lahan membuka. Ia terkekeh saat melihat sekitarnya dipenuhi asap bekas terbakar. "Kau bodoh! Membakar seluruh tempat hanya akan membunuh dirimu sendiri! Sekarang tidak ada lagi oksigen untukmu ber..." Ia terdiam saat bongkahan batu yang melayang-layang tersibak, nampaklah pemuda berjaket hitam yang melebarkan kedua tangannya ke samping. Di ujung telapak tangannya, ada sebuah benda seperti kelereng yang bercahaya sangat terang, dengan ketiga auranya yang menyala. Aliran energi sangat lebar layaknya selendang sutra merahnya, bergerak masuk ke dalam kedua titik bercahaya. "Sudah kubilang, aku akan membunuhmu!" Akara menyeringai, namun se

  • Penguasa Dewa Naga    333. Ledakan Kilonova

    333Mengetahui kekasihnya disandera, puluhan bor spiral terbentuk dan langsung melesat, meliuk-liuk menghindari selendang merah yang hendak menangkisnya. Akan tetapi, ada energi kematian yang langsung membuat bor spiral melebur. Benar-benar lenyap di udara tanpa menyisakan sebutir debupun. Ia langsung berhenti, melihat Lina yang pergi bersama pasukan yang mengepungnya, memasuki portal dan menghilang. "Lihatlah! Apalagi yang bisa kau miliki!? Sang Peri Salju telah pergi, putri Kaisar Atla telah dikepung, tidak ada yang bisa kau lakukan lagi!?" Wush tring tring tring tring!... Akara melesat dengan tatapan tajam ke arahnya. Walau banyak selendang yang menghadang, namun ia tebas begitu mudahnya. Karena terus mendekat, energi kematian seperti asap hitam kehijauan keluar dari tubuh Rose. Persis seperti seekor gurita yang menyemprotkan tintanya. Akan tetapi, ada angin yang berputar, menembus kepulan energi kematian. Ia melesat dan sudah siap posisi Cakaran Naga Hitam, membuat gadis itu terb

  • Penguasa Dewa Naga    332. Kekacauan

    Kedua peserta sudah berada di atas arena, mereka masih terlihat begitu tenang, walau gong tanda mulainya pertandingan sudah berbunyi. "Apa yang kau lakukan? Cepat menyerah!" Komo yang tidak sabar langsung melompat dan bertengger di pundaknya."Iya iya!" Akara ingin mengangkat tangannya, namun gadis yang menjadi lawannya berbicara. "Kau mirip dengan ayahmu!"Akara langsung menarik kembali tangannya dan menatapnya sambil mengernyitkan dahi. "Kau kenal ayahku?"Rose langsung tertawa lepas, lalu berjalan mendekat sambil berkata. "Tidak hanya kenal!" Ia mengangkat satu tangannya. "Dengan tangan ini aku membunuhnya!" Akara langsung terbelalak dan mengepal erat, namun masih berusaha menahan emosinya. "Apa maksudmu!?"Gadis itu kembali tertawa puas dan terdengar menakutkan, lalu berkata dengan ritme cepat. "Kau tau bagaimana ekspresi ibumu si Rani yang marah meluap-luap? Kau tau bagaimana ekspresi Violet yang dingin dan menak

  • Penguasa Dewa Naga    331. Pertemuan 2 Gadisnya

    Akara berjalan di sebuah lorong sambil menggandeng tangan kekasihnya. Di lorong yang sepi, namun terdengar suara riuh dari penonton dari sebuah tribun di atas mereka. Saat itulah mereka berpapasan dengan seorang gadis bergaun merah dan bercadar. Langkahnya begitu tenang dan mantap saat melewati lorong, ditemani oleh seorang pemuda berpakaian rapi. Akara langsung mengenali pemuda itu, sang wakil komandan pasukan Bintang, Baester. Ia langsung mempercepat langkahnya dan mendekat, lalu melebarkan tangan kanannya ke samping, menyentuh dinding lorong dan menghalangi jalan mereka.Melihat nonanya dihadang, Baester langsung menghardiknya. "Akara, apa yang kau lakukan!?"Akara lalu menatapnya dan berkata dengan tenang. "Pergilah!" Ia langsung membuat pemuda itu tehentak, lalu gadis bercadar berkata tanpa menoleh. "Pergilah terlebih dahulu!""Baik nona!" Ia langsung melesat pergi, sedangkan Akara langsung tersenyum lebar dan berkata."Kenapa memak

DMCA.com Protection Status