Home / Fantasi / Penguasa Dewa Naga / 301. Pertarungan di Planet Merah.

Share

301. Pertarungan di Planet Merah.

Author: Aldho Alfina
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Itu bukanlah sebuah meteor besar, melainkan sebuah benda kecil, namun menyebabkan bola api yang lebih besar dibandingkan Akara sebelumnya. Bola api itu begitu dekat, bahkan tekanan gravitasi sudah terasa begitu kuat, namun Akara masih tetap duduk bersila. Aliran energi begitu besar mengalir layaknya sungai di udara, sedangkan Komo menggigit ujung jaket tuannya dan menarik-nariknya. Karena ukurannya masih kecil, ia tidak mampu melakukan hal itu.

"Akara! Akara! Woi! Aku belum mau mati! Bocah sialan! Bocah! Akara sialan!"

"Berisik!" Akara membuka matanya dan langsung meraih Komo, ia melesat begitu cepat saat bola api sudah memenuhi langit di atasnya dan hanya berjarak puluhan meter saja. Kurang dari satu detik ia berhasil lolos dari tekanan gravitasi, namun ia langsung terbelalak dan berhenti. Di depannya sudah ada gelombang energi yang menggulung api yang sangat tinggi, namun juga sangat lebar sejauh mata memandang. Sesaat kemudian, meteor di belakangnya membentur p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Penguasa Dewa Naga    302. Mengasah Keahlian Baru.

    Tiba-tiba para pria kerucut melesat turun, seketika muncul belasan laser dari belasan orang yang menyebar tadi. Laser itu menyebar di atas layaknya sebuah kurungan, bergerak turun memojokkan pria bercaping. Ia ingin melesat keluar, namun ternyata ada laser dari orang-orang yang turun tadi. Benar-benar seperti sangkar burung yang mengurungnya dari segala arah, namun juga mengecil dengan sangat cepat. Akan tetapi, bisa-bisanya ia dalam sekejap meluncurkan banyak sekali anak panah. Begitu jitu meluncur di sela-sela laser yang begitu sempit dan mengenai targetnya, sayang sekali tidak bisa mengeksekusi mereka semua. Laser menyempit hingga seluruh tubuhnya terkena, namun tiba-tiba ada ledakan.Bomb!... Ledakan yang begitu besar, bahkan menggerus tanah begitu dalam. Menyebabkan mereka semua terlempar, dengan gelombang panas yang membakar pakaian serta kulitnya. Walau penuh luka bakar akibat laser, pria bercaping melesat melebihi kecepatan gelombang panas. Dalam sekali tarikan, ia

  • Penguasa Dewa Naga    303. Akara Menghilang!

    Lina, gadis berambut putih sedang duduk bersantai di ruangan lantai dua villa, sambil mengamati dempuran ombak di pasir putih. Beberapa saat kemudian muncul portal di sampingnya dan keluarlah seorang wanita dengan gaun sutra putih. Ia langsung berdiri dan mendekati wanita itu, lalu berkata tanpa menunjukkan ekspresi apapun."Sudah beberapa hari, di mana Akara?""Hehe." Kak Pricilia malah tertawa canggung, lalu mengulurkan tangannya dan muncul portal kecil di atasnya. Keluarlah seekor Naga tanpa sayap berukuran kecil yang begitu lemas di atas telapak tangannya."Aku hanya menemukan dia,"Seketika pandangan gadis itu begitu tajam kepadanya, dengan energi dingin yang meluap, bahkan seketika membekukan air pantai dengan radius belasan kilometer. Ia lalu meraih Komo dan berkata, walau pelan, namun seolah-olah mengancamnya."Di mana tuanmu!?" Ti, tidak tau..."Kristal es langsung menyelimuti tangannya dan membentuk cakar Naga

  • Penguasa Dewa Naga    304. Para Alkemis Menghilang.

    Tidak ada yang bisa mereka katakan selain saling menatap, sedangkan Lina masih terbang dengan tenang di depan mereka. "Maaf nona Lina, kau tidak bisa terus-terusan melindungi pengecut sepertinya!""Pengecut?" Lina mengangkat tangan di depan dadanya dan jarinya jarinya memainkan butiran salju yang terbentuk. Hal itu membuat mereka begitu ketakutan, bahkan ada yang sudah berbalik badan dan siap kabur."Kau saja dihajar olehnya, apa perlu aku juga menghajarmu?" lanjutnya."Dihajar?" Omso malah begitu senang. "Saya sangat mau dihajar oleh Nona Li..." Ia langsung terdiam gemetaran dan melirik ke samping, Lina sudah ada di antara Omso dan Aros dengan kedua tangan tepat di leher mereka. Tidak ada yang bisa bergerak selain gemetaran dan menggerakkan matanya saja. "Kau setuju aku akan menghajar kalian di sini!" ucap Lina, namun segera dicegah oleh Pricilia."Lina, kembali!" Ia menjentikkan jarinya dan muncul portal di depan calon adik i

  • Penguasa Dewa Naga    305. Pengorbanan di Masa Lalu!

    Di villa pulau pribadiKomo sudah siuman dan bugar di atas meja, sedangkan kak Pricilia berjalan mondar-mandir sambil menggigit ujung kuku jari jempolnya. Sebuah portal terbentuk di depan mereka, lalu muncullah seorang wanita cantik bergaun sutra putih dengan seorang pria yang memakai blangkon. "Kak Pricilia!" "Kak!?" Pria itu tercengang sambil menolah noleh ke arah keduanya."Iya, dia kakak iparku!" jawab wanita itu membuatnya menatap ke arah kak Pricilia, namun tiba-tiba berlutut kepadanya."Maaf Tuan Putri, saya tidak mengetahuinya selama ini!"Kak Pricilia hanya tersenyum canggung, lalu berkata. "Tidak apa-apa, kamilah yang menyembunyikan identitas!"Pria itu lalu bangun dan wanita tadi segera duduk di sofa."Di mana Akara?""Ahh itu Aulia." Pricilia berkata sambil perlahan-lahan memalingkan wajahnya. "Bisa tolong kakakmu ini melacaknya?" Ia bahkan menutupi samping wajahnya menggunakan tangan saat

  • Penguasa Dewa Naga    306. Serangan di Dalam Akademi.

    Mendengar ucapan keduanya, kak Pricilia hanya bisa menolah noleh kepada mereka."Kenapa? Ada apa?" Baru saja Zoe ingin menjelaskan, namun mereka dikejutkan oleh portal yang muncul dan kak Aulia keluar secara tergesa-gesa."Parah kak! Para Master Alkemis tingkat 6 di Alam Bawah juga menghilang!""Baiklah, tenang!" Pricilia langsung mengkondisikan mereka. "Kita mengkondisikan akademi terlebih dahulu, jangan gegabah keluar akademi! Satu lagi, jangan sampai Alice tau keadaan kakaknya!""Lalu kita akan membiarkan Akara begitu saja?" Lina bertanya dengan tenang, namun ada energi dingin yang menyelimuti tangannya. "Kakak sudah mencarinya di berbagai tempat menurut petunjuk Komo! Tidak ada tanda-tanda keberadaan Akara!" Berhari-hari mereka tetap berada di dalam akademi, lebih tepatnya mereka tetap bersama di Divisi Alkemis. Kak Aulia, Zoe dan Zimo bekerja keras tanpa henti untuk memenuhi suplai pil, namun akhirnya k

  • Penguasa Dewa Naga    307. Alice

    Saat membuka matanya, Akara melihat langit-langit kamar yang begitu asing baginya. Ia lalu menoleh ke samping dan seketika terbelalak saat melihat ada seorang gadis yang memeluknya. Rambut hitam panjang yang tergerai lembut di atas bantal, dengan wajah tirus berkulit putih bersih. Matanya masih memejam, namun terlihat kedua alis melengkung simetris, dengan bulu nata panjang yang lentik. Hidungnya sedikit mancung dengan bibir kecil berwarna merah muda alami yang jernih. Terlihat begitu manis layaknya permen apel yang mengundang setiap orang untuk melumatnya. Akara tiba-tiba bangun hingga duduk, menyingkapkan selimut yang menyelimuti tubuhnya dan sekarang terlihatlah tubuh atasnya yang atletis tanpa kain sehelaipun. Gadis cantik jelita itu langsung terbangun dan matanya yang indah langsung melebar."Kak Akara!" Ia langsung memeluknya dengan erat sambil menangis. "Kakak! Kakak lama sekali!" Ia mendongakkan kepalanya, dengan air mata yang memenuhi pipinya. Walau rambu

  • Penguasa Dewa Naga    308. Propaganda.

    Alice sudah berada di samping Akara, memeluk tubuhnya dan dengan menatap kak Pricilia dan Lina dengan sinis. Ia seperti anak kucing yang melindungi makanannya agar tidak direbut oleh kucing lain. Padahal, penampilannya begitu elegan dengan gaun berwarna merah muda yang senada seperti bibirnya. Walaupun terkena petir hingga terlempar mundur, kak Pricilia dan Lina masih tercengang menatap Akara."Kenapa kalian terlihat kebingungan?" ucap Akara. Mereka lalu menoleh ke arah Alice yang masih memeluk kakaknya dari samping."Cantik, kenapa kakakmu keluar dari kamarmu?"Gadis bergaun merah muda itu hanya memalingkan wajahnya, lalu Akara menjawabnya sambil mengusap kepala adiknya."Aku pingsan kak, baru bangun tadi," sahut Akara."Alice!..." "Biarin! Kak Akara milik Alice!""Bukan masalah begitu cantik!..." Pricilia begitu geram menahan emosinya. "Tapi kakak Pricilia selama berminggu-minggu ini khawatir dan t

  • Penguasa Dewa Naga    309. Terbantahkan!

    Ribuan siswa yang membeku langsung jatuh ke dalam air laut, sedangkan sisanya langsung menjauh dengan ketakutan. Menyerang para siswa, kau akan dihukum berat! Nona Peri Salju, jangan mengorbankan dirimu untuk melindungi bocah sepertinya!"Ulangi kata-katamu." Lina berkata dengan santai, namun sambil menatap telapak tangannya dengan kristal es yang muncul dan membentuk cakar Naga. Para siswa langsung diam seribu bahasa, sedangkan Akara langsung meraih tangan kekasihnya hingga Cakar Naga itu menghilang. "Tenang saja, biar aku yang urus." Ia terbang maju sambil tetap menggenggam tangan kekasihnya. Para siswa yang tadinya membeku juga meleleh kembali, ada yang langsung terbang, namun ada yang tergeletak lemas di pasir pantai. Jangan kira kau jika bersama Nona Peri Salju bisa selamat begitu saja! Kau monster sampai tega melakukan semua itu!Akara lalu terkekeh dan berkata dengan pelan. "Kalian sudah banyak bicara tentangku, sekarang giliranku."Apa ya

Latest chapter

  • Penguasa Dewa Naga    Note Author

    Alhamdulillah selesai Season 1! Terima kasih buat yang sudah mendukung Author, semoga terhibur dengan imajinasi saya. Mohon maaf bila banyak kesalahan author, baik penulisan kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca ataupun yang lainnya. Para pendukung semoga sehat selalu dan dilancarkan rezekinya, jadi dapat terus mengikuti perkembangan author dan Akara. Author akan hiatus dulu dan akan mulai kembali bulan depan, semoga diberikan kelancaran untuk semuanya. Oh iya, Author sarankan untuk membaca ulang Arc 1 (bab1-52) percayalah, ada rencana bagus yang Author siapkan untuk Akara. ******* Penguasa Dewa Naga Season 2 Takdir merenggut semua orang terkasihnya, membuat kekuatannya lepas kendali dan menciptakan lubang hitam. Dirinya terhisap ke dalam lubang hitam, lalu muncul kembali di dunia yang dipenuhi oleh api dan kekerasan. Neraka? Seperti itulah gambaran dunia ini. Dengan ingatan yang masih membekas, Akara mencari cara untuk keluar dari dunia itu. Menggunakan nama samaran

  • Penguasa Dewa Naga    338. Akhir Adalah sebuah Permulaan!

    Pemuda dengan pakaian compang camping penuh luka bakar dan menenteng sepasang pedang kayu hitam, muncul di atas sebuah sungai, di belakangnya ada gua di bawah air terjun yang sudah hancur. Ia lalu melihat ke arah hilir sungai, pemukiman di pinggir bantaran sungai sudah hancur berantakan, dengan pepohonan raksasa yang ambruk dari hutan di belakangnya. Selain tubuh manusia yang berserakan, juga banyak binatang sihir raksasa yang kondisinya tidak jauh berbeda. "Tuan Agera!" teriak seseorang yang wajah dan tubuhnya penuh bekas luka, namun kali ini banyak sekali tambahan luka di tubuhnya. Ia tertatih-tatih mendekat, lalu melesat terbang mendekati pemuda itu. "Marbun Bidara! Kekaisaran Gletser Abadi!"Akara langsung menoleh ke samping, kesadarannya langsung mendeteksi ribuan mil di depan sana. Wush!... Dalam sekejap, ia sudah berada di atas gletser kutub, meninggalkan robekan ruang yang gelap di udara, seakan menggaris langit sejauh ribuan mil. Gleng!... Ia melompat turun, membuat cekung

  • Penguasa Dewa Naga    337. Saling Membunuh!

    447Walau tubuhnya masih penuh luka bakar yang mulai mengering, ia mengangkat satu tangannya ke atas. Wush!... Ketiga Auranya menyala, membuat hembusan energi dan seketika energi meluap keluar dari tubuhnya, membentuk aliran energi yang bergerak ke atas. Enegi itu membentuk lingkaran energi besar yang memiliki pola rumit layaknya di atas altar teleportasi. "Kau ingin kabur!?" Sonic Boom terbentuk di belakang Rose, sambil mengulurkan satu tangan ke depan dan segera diselimuti oleh energi merah berbentuk cakar. Akan tetapi, lingkaran teleportasi sudah sepenuhnya menyala dan Whup!... Para master Alkemis menghilang, namun ternyata Akara masih berada di sana. Cring!... Ia menangkis cakar rubah menggunakan pedang kayunya sambil tersenyum menyeringai."Sudah aku bilang, aku akan membunuhmu!"Wush!... Rose melesat menjauh bagaikan bayangan, namun Akara langsung berada di depannya. Mereka melesat hingga luka bakar di tubuh keduanya terlepas sendiri-sendiri. Akara terus mengincar lehernya, mem

  • Penguasa Dewa Naga    336. Penculik Master Alkemis!

    Laser menembus energi pelindung dan langsung menerpa tubuhnya, cukup lama laser bersinar hingga akhirnya padam. Gelombang radiasi panas masih memenuhi angkasa lepas, lalu ada bongkahan batu yang menyala merah. Krek!... Batu itu retak dan tidak lama kemudian hancur, muncullah pemuda berjaket hitam di dalamnya. Walau tubuhnya diselimuti oleh Esensi Surgawi, namun pakaian dan tubuhnya penuh luka bakar. "Apa aku bilang!" seru Komo, namun tuannya masih terlihat santai dan meraih kedua pedangnya kembali. Akan tetapi.."Agkh!" Ia langsung memegangi dadanya dan tatapannya begitu tajam melihat ke arah gadis rubah di depannya. "Ada apa Akara!?"Ia menjawabnya sambil menahan emosi dan giginya mengatup karena sangat geram. "Kubah pelindung di kota Bhinneka telah hancur, bahkan yang menyelimuti Gua Pelindung Harapan juga hancur!"Rose lalu tertawa puas, seolah-olah dia dapat mendengar apa yang Akara katakan. "Apa kau merasakannya!? Pasukanku telah menemukan keberadaan kekasih fanamu! Para gadism

  • Penguasa Dewa Naga    335. Peniru Higanbana!

    335Di angkasa lepas yang gelap dan dihiasi cahaya bintang. Bruak!... Rose kembali tertahan oleh dinding transparan dan Akara langsung berada di depannya, memukul hidungnya dengan sekuat tenaga. Dinding transparan langsung hancur dan gadis itu terlempar ke belakang. Akara ingin membuat dinding transparan lagi, namun segera ada energi kematian yang menyelimuti tubuh Rose. Gadis itu tidak lagi menabrak dinding transparan dan menembusnya. Akan tetapi, Akara tetap muncul di depannya dengan mengayunkan pedangnya. Tring tring!... Benturan pedang dan cakar rubah menciptakan percikan api, lalu mereka saling menyerang sambil terus melesat. Bugh!... Rose menendang perut Akara hingga terlempar mundur, namun pemuda itu langsung berteleport di belakangnya. Crang!... Ia mengayunkan pedangnya, ditahan oleh selendang, namun tetap membuat meluncur jauh. Ia kembali berteleport dan menendang punggungnya, hingga melenting sebelum terlempar. Gadis itu terlempar menuju planet di dekatnya, terbakar saat mem

  • Penguasa Dewa Naga    334. Raja Kutukan!

    Kubah pelindung arena bergetar hebat, membuat semua orang menoleh, termasuk para penyandera dan yang di sandera. Pria bertopeng kucing oranye sempat melirik leher penyandera, namun getaran itu tidak berlangsung lama. ...Di dalam arena, bongkahan batu tadi sudah menyala merah layaknya bara api. Sedangkan Rose diselimuti oleh selendangnya yang perlahan-lahan membuka. Ia terkekeh saat melihat sekitarnya dipenuhi asap bekas terbakar. "Kau bodoh! Membakar seluruh tempat hanya akan membunuh dirimu sendiri! Sekarang tidak ada lagi oksigen untukmu ber..." Ia terdiam saat bongkahan batu yang melayang-layang tersibak, nampaklah pemuda berjaket hitam yang melebarkan kedua tangannya ke samping. Di ujung telapak tangannya, ada sebuah benda seperti kelereng yang bercahaya sangat terang, dengan ketiga auranya yang menyala. Aliran energi sangat lebar layaknya selendang sutra merahnya, bergerak masuk ke dalam kedua titik bercahaya. "Sudah kubilang, aku akan membunuhmu!" Akara menyeringai, namun se

  • Penguasa Dewa Naga    333. Ledakan Kilonova

    333Mengetahui kekasihnya disandera, puluhan bor spiral terbentuk dan langsung melesat, meliuk-liuk menghindari selendang merah yang hendak menangkisnya. Akan tetapi, ada energi kematian yang langsung membuat bor spiral melebur. Benar-benar lenyap di udara tanpa menyisakan sebutir debupun. Ia langsung berhenti, melihat Lina yang pergi bersama pasukan yang mengepungnya, memasuki portal dan menghilang. "Lihatlah! Apalagi yang bisa kau miliki!? Sang Peri Salju telah pergi, putri Kaisar Atla telah dikepung, tidak ada yang bisa kau lakukan lagi!?" Wush tring tring tring tring!... Akara melesat dengan tatapan tajam ke arahnya. Walau banyak selendang yang menghadang, namun ia tebas begitu mudahnya. Karena terus mendekat, energi kematian seperti asap hitam kehijauan keluar dari tubuh Rose. Persis seperti seekor gurita yang menyemprotkan tintanya. Akan tetapi, ada angin yang berputar, menembus kepulan energi kematian. Ia melesat dan sudah siap posisi Cakaran Naga Hitam, membuat gadis itu terb

  • Penguasa Dewa Naga    332. Kekacauan

    Kedua peserta sudah berada di atas arena, mereka masih terlihat begitu tenang, walau gong tanda mulainya pertandingan sudah berbunyi. "Apa yang kau lakukan? Cepat menyerah!" Komo yang tidak sabar langsung melompat dan bertengger di pundaknya."Iya iya!" Akara ingin mengangkat tangannya, namun gadis yang menjadi lawannya berbicara. "Kau mirip dengan ayahmu!"Akara langsung menarik kembali tangannya dan menatapnya sambil mengernyitkan dahi. "Kau kenal ayahku?"Rose langsung tertawa lepas, lalu berjalan mendekat sambil berkata. "Tidak hanya kenal!" Ia mengangkat satu tangannya. "Dengan tangan ini aku membunuhnya!" Akara langsung terbelalak dan mengepal erat, namun masih berusaha menahan emosinya. "Apa maksudmu!?"Gadis itu kembali tertawa puas dan terdengar menakutkan, lalu berkata dengan ritme cepat. "Kau tau bagaimana ekspresi ibumu si Rani yang marah meluap-luap? Kau tau bagaimana ekspresi Violet yang dingin dan menak

  • Penguasa Dewa Naga    331. Pertemuan 2 Gadisnya

    Akara berjalan di sebuah lorong sambil menggandeng tangan kekasihnya. Di lorong yang sepi, namun terdengar suara riuh dari penonton dari sebuah tribun di atas mereka. Saat itulah mereka berpapasan dengan seorang gadis bergaun merah dan bercadar. Langkahnya begitu tenang dan mantap saat melewati lorong, ditemani oleh seorang pemuda berpakaian rapi. Akara langsung mengenali pemuda itu, sang wakil komandan pasukan Bintang, Baester. Ia langsung mempercepat langkahnya dan mendekat, lalu melebarkan tangan kanannya ke samping, menyentuh dinding lorong dan menghalangi jalan mereka.Melihat nonanya dihadang, Baester langsung menghardiknya. "Akara, apa yang kau lakukan!?"Akara lalu menatapnya dan berkata dengan tenang. "Pergilah!" Ia langsung membuat pemuda itu tehentak, lalu gadis bercadar berkata tanpa menoleh. "Pergilah terlebih dahulu!""Baik nona!" Ia langsung melesat pergi, sedangkan Akara langsung tersenyum lebar dan berkata."Kenapa memak

DMCA.com Protection Status