Halo, kemarin ada yg kasih salam dari Tuban ya? Wah, Thor juga dari Tuban. Salam... Kita ketemu di sini... Salam juga untuk shabat-sahabat di belahan bumi yang lain, semoga bahagia selalu...
Pada hari ke sepuluh dihitung sejak keberangkatan Zhou Fu dari daratan Yianju, Zhou Fu telah tiba di perairan Luzon yang tenang. Dengan keadaan air yang tak bergelombang, dibutuhkan dorongan kekuatan lebih untuk membuat perahu rakit rombongan Zhou Fu agar bisa tiba di titik lokasi pintu masuk menuju ke peradaban yang tenggelam. “Hhh… Akhirnya kalian telah berhasil mengantarku ke tempat ini…” Zhou Fu tersenyum lega sekaligus sedikit bersedih karena itu artinya, ia akan berpisah dengan dua orang yang beberapa hari terakhir telah berjasa besar untuknya. “Saudara Zhou, apakah kau yakin kau hanya perlu diantar di titik ini? Kami bisa turut turun bersamamu demi memastikan kau bertemu dengan Haku…” Jang Mi berulang kali ingin meminta izin untuk mengantar Zhou Fu hingga benar-benar telah berhasil mencapai tujuannya. “Tidaak… Tidak perlu…” Zhou Fu menolak sambil memberikan ekspresi khawatir yang sedikit berlebihan, membuat pasangan suami istri di depannya terlihat kebingungan. ‘Jika kalian
Pada hari di mana Feng Yaoshan menggantikan kematian Zhou Fu, Xuan Wu telah memiliki keyakinan jika ia adalah satu-satunya jagoan terkuat di seluruh Benua Timur. Apalagi setelah ia mengira ujung mata tombaknya telah mengoyak jantung Zhou Fu, Xuan Wu yakin tak akan ada lagi pendekar yang berkesempatan untuk mengalahkannya. Yang itu artinya, ia telah semakin dekat dengan warisan Raja Yang Yuhuan. Kepercayaan diri Xuan Wu pada akhirnya porak poranda setelah kemunculan dua sosok misterius yaitu Bao Yun dan Bao Yin. Jika di beberapa detik sebelumnya Xuan Wu melihat manusia lain selain dirinya sebagai serangga tak berguna, maka, kedatangan Bao bersaudara akhirnya berhasil membuat Xuan Wu mencicipi bagaimana rasanya menjadi seekor serangga tak berdaya. Kejadian setelah Bao Yun mengetahui pembunuhan Raja Yang Yuhuan berujung pada terhapusnya daratan Shamo dari muka bumi. Kematian Feng Yaoshan juga menjadi hari di mana negeri Shamo mati untuk selama-lamanya. “Maaf, aku tak bisa menyelamatkan
Sesuatu yang disebut oleh Bao Yin sebagai Artefak Suci merupakan sebuah benda sejenis transportasi menyerupai kapal yang digunakan oleh Raja Yang Yuhuan untuk turun ke bumi beberapa ratus tahun sebelumnya. Sebagaimana cerita yang berkembang dari mulut ke mulut, Raja Yang Yuhuan memang kerap disebut sebagai Dewa yang memilih untuk turun ke bumi dan menjalani kehidupan fana sebagai manusia. Sebenarnya kasak kusuk tersebut memang tak sepenuhnya salah sebab Yang Yuhuan memang bukanlah sosok manusia penghuni bumi. Ia memiliki kampung halaman yang jaraknya baru bisa ditempuh dengan perjalanan seribu tahun ke bumi. Tetapi, dengan menggunakan Artefak Suci, perjalanan dari tempat asal Yang Yuhuan menuju ke bumi bisa ditempuh dengan jarak waktu tak lebih dari satu tahun perjalanan. Benda itulah yang diburu oleh Xuan Wu sejak lama sebagaimana informasi tentang dunia kampung halaman Yang Yuhuan pernah bocor di telinga Xuan Wu. “Dengan menaiki Artefak Suci, aku akan bisa mewujudkan mimpiku mempe
Ketika telah mencapai titik kedalaman tertentu di bawah laut Luzon, Zhou Fu menemukan sosok ribuan mata tengah berkedip-kedip bergantian, setiap satu kedipan seolah memancarkan sedikit cahaya dalam pekatnya kedalaman lautan. Sekilas, penampakan Haku tampak seperti seribu kunang-kunang di lautan. Ketika Zhou Fu terdiam beberapa saat karena menikmati pemandangan seribu kunang-kunang, tubuhnya tiba-tiba terlempar mundur begitu Haku menggeliat atas sebab merasakan kedatangan seseorang. Setelah menemukan sosok Zhou Fu, Haku menggeliat keras lagi sebab ia gembira tak terkira mendapat kunjungan dari sosok yang telah dianggapnya sebagai, ‘teman’. Hanya saja, kegembiraan Haku tak berlangsung lama, binatang tersebut segera terdiam kaku setelah melihat Zhou Fu dengan lebih teliti. Zhou Fu yang awalnya juga tersenyum melihat antusiasme Haku, mendadak turut terdiam dan ikut memandangi dirinya sendiri. “Apa?!” Zhou Fu bertanya dalam bahasa isyarat. “Aku berbeda? Aku semakin tampan, begitu? Ha ha,
Udara terasa amat panas ketika perlahan-lahan Zhou Fu mampu memperoleh kesadarannya. Ketika matanya mulai bisa digerakkan untuk sedikit terbuka, Zhou Fu justru mendapati dua bola matanya nyaris lepas karena melotot melihat pemandangan yang ia lihat tepat di depan matanya. “Ombak lahar?!!!” Zhou Fu memekikkan satu kalimat setelah dua bola melebar, lalu, sedetik kemudian, matanya kembali tertutup rapat dan ia tak sempat memahami apa yang baru saja terjadi. Ketika di lain kesempatan Zhou Fu berhasil membuka matanya, ia merasa kelopak mata miliknya seperti enggan digerakkan, seolah ia masih ingin terlelap dan menutup mata. Tetapi, begitu perlahan-lahan matanya menyipit dan terbuka, kembali ia membelalak dengan dua bola mata melebar pada ukuran maksimal. “Ikan Hiu Raksasa?!” Zhou Fu memekik setelah pandangannya menangkap gigi gerigi Hiu besar seukuran kapal Guichuan tengah melesat menuju ke arahnya. Sedetik setelah ia melihat gigi-gigi hiu yang panjangnya sama dengan tubuhnya itu, Zhou F
“Tidur selama tiga puluh hari?!” Zhou Fu memukul-mukulkan kepalan tangan ke kepalanya. Ia melihat ke sekeliling dan menemukan dirinya berada di tempat yang tak terlalu asing yaitu, Pulau Huizhuan. “Nona Zhao, bagaimana bisa aku ada di sini? Bagaimana bisa kau ada di sini? Siapa orang itu?!” Ada terlalu banyak pertanyaan yang ingin diucapkan oleh Zhou Fu, tetapi, ia bahkan bingung mana yang harus ia tanyakan terlebih dahulu. Yang jelas, keadaan menjadi sangat tak masuk akal di mata Zhou Fu setelah Zhao Yunlei mengatakan jika Zhou Fu baru mendapatkan kesadarannya setelah tiga puluh hari mengalami koma. “Berbaringlah lagi, aku akan menjelaskan sedikit demi sedikit. Ini akan menjadi cerita yang amat panjang.” Zhao Yunlei menunjuk ke arah sebuah dipan kayu yang dibiarkan begitu saja di tengah area terbuka, yang seolah menandakan jika sebelum-sebelumnya, Zhou Fu tengah dibaringkan di atas ranjang di luar ruangan. “Aku sedang koma dan dibiarkan berada di luar ruangan seperti itu? Apa guna
Ketika melihat Zhao Yunlei tak menunjukkan respon terkejut akan jeritan suara yang terdengar, Zhou Fu mulai percaya jika mungkin saja itu adalah hal yang wajar terjadi selama ia tidur tiga puluh hari. Tetapi, Zhou Fu kembali disergap perasaan aneh setelah tak menemukan dirinya hanya bertiga bersama Zhao Yunlei dan pria asing. “Tadi… Bukankah tadi aku melihat ada beberapa orang lagi di sini? Mengapa sekarang kita hanya bertiga?” Zhou Fu mengerutkan dahi sebab sejauh ingatannya bekerja, ia melihat ada lebih dari Zhao Yunlei dan si pria asing. Bahkan, beberapa ia juga mengenalnya. “Tadi?” Zhao Yinlei memicingkan kepala sesaat, berpikir apakah Zhou Fu berhalusinasi tetapi kemudian ia sadar sesuatu. “Ah… Itu kemarin… Kemarin kau melompat bangun dan melihatku, kakekku, dan mungkin, kau juga sempat melihat Nona Yang Zi…” “Kemarin?!” Zhou Fu kebingungan. “Bukankah barusan saja aku terpental karena melihat mata pria itu nyaris menempel di wajahku?” Zhou Fu bergumam seraya menunjuk ke arah pr
Ketika Zhao Yunlei menganggukkan kepala saat Zhou Fu menanyakan apakah Shen Shen masih bernyawa, ada kelegaan yang cukup besar dirasakan oleh Zhou Fu. Hanya saja, ia menjadi cukup penasaran dengan apa yang terjadi pada gadis yang telah menyelamatkan nyawanya itu. “Pada hari di mana ia menemukanmu yang dibawa oleh Haku, Tuan Bao bersaudara mengatakan jika Nona Shen memiliki kegembiraan yang meluap-luap dan tak sabar ingin menunggumu tersadar. Tapi, itu tak bertahan lama. Beberapa hari setelahnya, ia seperti menjadi orang lain, sangat lain. Dia menjadi pendiam dan memiliki kebiasaan baru yang aneh.” Zhao Yunlei lantas menunjuk ke arah utara, Zhou Fu mengikuti ke mana jari Zhao Yunlei menunjuk dan sejauh Zhou Fu memandang, ia tak menemukan apa-apa di sana. Zhao Yunlei lantas memberitahukan jika jauh di kedalaman sisi utara pulau Huizhuan, Shen Shen telah membangun istana kecil untuk seseorang. “Makam Feng Yaoshan?!” Zhou Fu terdiam sesaat setelah Zhao Yunlei memberi penjelasan bahwa ja
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.