Beranda / Fantasi / Penguasa Benua Timur / 231 - Pengetahuan dari Permata ZhijuMoya

Share

231 - Pengetahuan dari Permata ZhijuMoya

Penulis: Banin SN
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-19 10:09:42
“Fu’er, kita harus segera kembali ke Caihong!”

Setidaknya, Patriark Yuan Kai telah mengucapkan kalimat tersebut sebanyak lebih dari sepuluh kali. Setiap kali Zhou Fu bertanya mengapa, pria itu menjawabnya dengan kalimat yang sama. Hanya berputar-putar tanpa memberi satu jawaban.

“Paman, pikiran paman sepertinya sedang terganggu!”

“Fu’er, kita harus segera kembali ke Caihong!”

“Ini tidak bisa dibiarkan!” Zhou Fu meraih dua tangan Patriark Yuan Kai dan melingkarkannya ke leher. Ia berencana menggendong Patriark Yuan Kai ke pusat pengobatan istana agar pria itu segera mendapatkan perawatan.

“Aduh…!” seketika, rembesan darah dari punggung Zhou Fu mulai keluar lagi ketika luka menganga tersebut terkena tekanan dari tubuh Patriark Yuan Kai. Pemuda tersebut tak ambil peduli, ia berjalan setengah berlari menuju ke pusat pengobatan istana.

“Fu’er, apa yang terjadi dengan Pendekar Yuan?” Panglima Yeongjo berjalan cepat tatkala ia melihat Zhou Fu menggendong Patriark Yuan Kai yang tak bisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Benua Timur   232 - Gulungan Rahasia

    “Ya. Menantuku amat cantik, bukan?!” Kim Yin Song mengelus-elus rambut gadis yang sedang duduk sambil menggendong putranya. Sementara dia sendiri tengah terbaring di sebuah dipan dengan satu tangan memegang secarik kertas yang sepertinya berisi sebuah lukisan. “Menantu? Jang Mi? Bagaimana bisa?!” Zhou Fu tetap tak bisa memahami apa yang baru saja diucapkan oleh Kim Yin Song. “Ya, Kakak. Bayi ini kelak akan menjadi suami saya!” tutur Putri Misil dengan raut bahagia. Ia pun menimang-nimang bayi itu dengan perasaan gembira. “Apa?!” “Lihat ini!” Kim Yin Song menenteng secarik kertas yang berisi lukisan dua orang anak muda di dalamnya. Zhou Fu berjalan mendekat dan meraih secarik kertas tersebut sebab lukisan itu seolah tak asing baginya. “Bukankah ini Jang Mi?” Zhou Fu menunjuk ke satu wajah, lalu memalingkan pandangannya ke wajah satunya. “Apakah ini Putra Bibi Kim?” tanya Zhou Fu seraya menunjuk ke wajah seorang pemuda yang berdiri di sebelah Putri Misil. “Benar! Itu adalah Putri M

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • Penguasa Benua Timur   233 - Makna Sebuah Penglihatan

    “Pendekar Tampan? Apakah yang Bibi maksud adalah Paman Yuan?” “Tentu saja, memangnya siapa lagi yang ceroboh menyerap Permata Induk ZhijuMoya! Cih, baru sebentar saja sudah tak kuat! Semakin lama, sepertinya kemampuan manusia menjadi semakin menurun!” nyinyir Kim Yin Song sembari memberi isyarat pada Putri Misil untuk keluar ruangan sebentar. “Bibi tahu jika kami telah mencoba menggunakan Permata Induk ZhijuMoya?” “Magnet ZhijuMoya amatlah besar. Aku pernah bersamanya selama ratusan tahun. Ketika ada yang menggunakan permata itu dalam jarak yang cukup dekat denganku, maka, saat itu juga aku turut merasakan kekuatan ZhijuMoya.” Mendengar pengakuan Kim Yin Song yang telah mengetahui ketidakpatuhannya, Zhou Fu lantas berlutut meminta maaf. “Semoga ini adalah kenakalanku yang terakhir, maafkan kami, Bibi. Sekarang, saya ingin bertanya beberapa hal.” “Sebenarnya aku ingin marah, tapi karena aku juga sempat mendapatkan manfaat, terpaksa kubuang jauh kemarahanku. Baiklah, apa pertanyaanm

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • Penguasa Benua Timur   234 - Catatan di Buku Kecil

    Sebuah dosa belum bisa disesali oleh seseorang kecuali mereka telah dihukum dan dipaksa membayar lunas akan kesalahan tersebut. Seperti Zhou Fu, pemuda itu sedang merasa dituntut untuk membayar penuh akan kelalaian yang ia lakukan. “Bukankah sebelumnya sudah kuperingatkan berulang kali? Jangan mencoba menyerap permata yokomoya kecuali kau telah memenuhi semua syaratnya! Rasakan sendiri akibat perbuatanmu itu! Hi hi hi!” Kim Yin Song mencibir kedatangan Zhou Fu yang tubuhnya dipenuhi dengan serbuk sari dari bunga Mudan Beracun. “Hoek! Jika Bibi… Hoek! Sial!” Zhou Fu ingin marah dan mengumpat, tetapi bau kotoran manusia yang menempel di seluruh tubuhnya, lagi-lagi membuatnya ingin muntah setiap kali mulutnya hendak mengucap sesuatu. “Hi hi hi! Pemuda yang malang!” Kim Yin Song terus mengejek Zhou Fu yang saat itu terlihat sangat muak dengan rutinitasnya. Setiap pagi ketika matahari baru merangkak ke permukaan, Zhou Fu harus pergi ke hutan Mudan untuk mendapatkan pucuk daun dari Bunga

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Penguasa Benua Timur   235- Ketukan Pintu

    “Apa? Bertemu dengan penyerap Permata Induk Yokomoya? Siapa?!” Zhou Fu sudah sedikit merasa mabuk, tapi berita yang baru saja diucapkan oleh Panglima Yeongjo seolah membuat seluruh kesadarannya kembali utuh. “Kalimatnya hanya berbunyi seperti itu!” jawab Panglima Yeongjo dengan masih mencoba membaca baris-baris berikutnya. Ia membutuhkan konsentrasi ekstra sebab sepertinya kalimat-kalimat tersebut dicatat dengan sangat terburu-buru. Mungkin karena Patriark Yuan Kai meracau dengan berganti-ganti topik. “Ah, ini ada lanjutannya. Zhou Fu akan menyadari siapa penyerap permata Induk Yokomoya itu, jika Zhou Fu bertemu lagi dengannya!” ucap Panglima Yeongjo begitu berhasil menerjemahkan coretan-coretan tak rapi dari tabib istana. “Berarti aku harus mengingat kembali pendekar-pendekar hebat yang pernah kutemui,” gumam Zhou Fu seraya mengangguk-angukkan kepala mengerti. “Tunggu! Jangan-jangan orang itu adalah Sang Kaisar sendiri? Sial, jika iya, tentu itu akan sangat merepotkan!” “Tunggu!”

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Penguasa Benua Timur   236 - Berpamitan

    Braakk!!! “Bajingan! Mengapa Kau masih ada di sini?!” Panglima Yeongjo dan Zhou Fu terperanjat kaget dengan kedatangan Patriark Yuan Kai yang menunjukkan kemarahan besar. “Hei, aku tak melarangmu marah, tapi, apa untungmu merusakkan pintu ruanganku?!” Panglima Yeongjo geram lantas berdiri hendak mengirimkan satu pukulan ke arah Patriark Yuan Kai. Buuggg!! “Kurang ajar! Kau justru mabuk-mabukan di saat-saat yang seperti ini?” Dengan sangat mudah Patriark Yuan Kai menghindari pukulan dari Panglima Yeongjo, pria itu lantas mendekati Zhou Fu dan memukul remaja tersebut sekuat yang ia bisa. “Paman, apakah paman sudah sembuh?” Zhou Fu terpental dan ambruk ke belakang, tetapi sepertinya remaja itu tak punya waktu untuk marah atas pukulan yang ia terima. Ia lebih tertarik untuk mengetahui apakah pamannya telah benar-benar sembuh atau belum. “Apa gunanya aku sembuh jika Kau masih berada di sini?” Patriark Yuan Kai maju kembali dan mencengkeram pakaian Zhou Fu, ia seolah ingin melampiaska

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Penguasa Benua Timur   237 - Mendarat di Padang Rumput

    Perjalanan di lorong dimensi telah dimulai kembali. Patriark Yuan Kai memegang erat pundak Zhou Fu agar tubuh mereka tak terpisah lagi seperti pengalaman pertama mereka ketika memasuki negeri Yeongsan. “Sepertinya kita harus menunda kepergian kita ke Markas Yianju,” ucap Patriark Yuan Kai menggunakan ZhijuMoya sebab di lorong dimensi, seorang manusia dipastikan tak bisa bercakap-cakap menggunakan mulut mereka sendiri. “Tidak. Kuharap semua dugaan Paman salah semua! Kita akan segera mejelajah negeri Shamo, menemukan Markas Yianju dan berburu nyawa Sang Kaisar!” “Cih! Jangan terlalu berharap karena pangkal dari kesedihan adalah menggam harapan!” seru Patriark Yuan Kai sebagaimana ia sudah lebih berpengalaman dengan harapan yang tak sesuai kenyataan. Zhou Fu tak menyahut peringatan dari Patriark Yuan Kai. Ia memilih untuk mengulik ingatannya tentang ragam ucapan aneh yang dikatakan oleh Patriark Yuan Kai selama pria itu terkena pengaruh permata induk ZhijuMoya. ‘Jika pendekar Wang Yu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Penguasa Benua Timur   238 - Dunia Pararel

    “Memangnya, berapa lama kalian berada di dunia asing itu?” Xu Xiaofei bertanya penasaran. “Saya kira, sepertinya hampir satu tahun, Senior Xu!” jawab Patriark Yuan Kai dengan jari-jari seperti sedang menghitung sesuatu. “Apa? Aneh sekali! Ini tidak wajar!” Wang Yuji mengerutkan alis tak percaya. “Ah… Apa pun itu, syukurlah Kau baik-baik saja!” ujar Zhou Fu seraya mendekati Shen shen dan menepuk-nepuk kepala gadis itu yang kini seperti jauh lebih pendek dari dirinya. “Gawat! Selisih waktu yang terjadi di sini dan di dunia lain cukup singkat, itu artinya, ada perubahan besar dalam tatanan dunia pararel!” Wang Yuji berujar serius pada Xu Xiaofei. “Fu’er, kau pergilah ke api unggun, laporkan semua temuanmu pada Rubah Perak sementara aku dan Senior Xu akan berdiskusi bersama Pendekar Yuan!” “Baik, Tuan Wang! Saya akan mendatangi kakek!” jawab Zhou Fu mengangguk mengiyakan perintah Wang Yuji. Dari keseriusan yang ditampilkan oleh Wang Yuji, sepertinya memang ada hal penting yang harus m

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Penguasa Benua Timur   239 - Berpasang-Pasangan

    Wang Yuji telah menarik beberapa kesimpulan tentang laporan-laporan yang diberikan oleh Patriark Yuan Kai. Kehidupan di masing-masing dunia berotasi pada porosnya sendiri-sendiri, suatu ketidaknormalan yang terjadi di satu belahan kehidupan akan berdampak pada dunia pararel secara keseluruhan. Selisih waktu antara belahan bumi di Benua Timur seharusnya tak terlalu mencolok dengan dunia asing di negeri Yeongsan. Sementara, kejadian yang dialami oleh Patriark Yuan Kai dan Zhou Fu benar-benar menunjukkan jika ada selisih waktu yang cukup jauh di antara keduanya. “Sebenarnya, perjalanan melintasi dunia pararel memang bisa memicu ketidakseimbangan kehidupan. Tetapi, jika yang melakukan perjalanan lintas dunia hanya segelintir orang saja, itu tak akan berpengaruh besar,” tutur Wang Yuji pada rapat di dini hari yang saat itu melibatkan Zhou Fu dan Li Xian. “Bisa diperjelas apa maksudnya, Tuan Wang?” Zhou Fu bertanya. “Ada sekelompok pendekar-pendekar yang tengah lalu lalang melakukan perj

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22

Bab terbaru

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

  • Penguasa Benua Timur   Incaran Yuan Kai

    Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera

  • Penguasa Benua Timur   Memasuki Kota Aneh

    Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c

  • Penguasa Benua Timur   Seorang Penyihir Ulung

    Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.

DMCA.com Protection Status