Beranda / Fantasi / Penguasa Benua Timur / 182 - Distrik Dalam

Share

182 - Distrik Dalam

Penulis: Banin SN
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-11 20:13:31
Distrik Dalam adalah wilayah di titik sentrum daratan di negeri Yeongsan. Wilayah tersebut dikelilingi dengan hutan belantara yang membuat akses menuju ke Distrik Dalam terbilang cukup sulit. Terkadang, seseorang hanya akan berputar-putar di tempat yang sama akibat dari luasnya wilayah hutan ditambah dengan keseragaman pepohonan yang ada di dalamnya.

“Nona Jang, aku yakin kita sudah pernah melewati titik ini beberapa waktu sebelumnya!” Zhou Fu berhenti sejenak di atas ranting pohon maple berdaun oranye kekuningan.

“Tapi, saya sudah memberikan arah yang benar, Kakak!” kilah Jang Mi tak terima. Ia yakin jalan yang ditempuhnya tidak keliru sama sekali meskipun kata hatinya juga merasa jika mereka tengah tersesat dan selalu kembali di titik yang sama.

“Beberapa saat yang lalu aku sengaja menggores salah satu dahan pohon dengan pedangku sebagai tanda kita telah melewati pohon tersebut. Lihat! Kita sudah melangkah cukup jauh dan kita kembali di pohon yang sama!” Zhou Fu menunjuk sebuah g
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Benua Timur   183 - Menemukan Kelemahan Musuh

    “Ha ha ha! Mengalahkanku? Leluconmu sangat tidak lucu, anak muda!” Tiba-tiba, seseorang berpakaian serba hitam muncul dari balik sebuah pohon maple dan berdiri dengan posisi menantang ke arah Zhou Fu. Zhou Fu segera menyeringai tersenyum begitu menemukan keberadaan musuh. Ia pun melesat turun ke bawah dan meminta Jang Mi untuk tetap berada di atas ranting pohon maple. “Paman, sayang sekali paman telah salah memilih musuh!” Zhou Fu cukup yakin akan memenangkan pertarungan dalam waktu yang relatif singkat. Setidaknya, dengan pengalaman bertarungnya selama ini, ia bisa melihat musuhnya kali itu bukanlah tipe musuh yang bisa mengancam jiwanya. “Sayangnya, seharusnya kalimat itu aku yang mengatakan. Anak muda, kau telah salah memilih musuh! Ha ha ha!” pria tersebut masih berdiri dengan cukup santai tanpa berniat mengeluarkan pedang dari pinggangya. “Tunggu dulu! Kakak, bukankah kita belum mengenalnya? Jangan-jangan perangkap ini dibuat untuk menjebak pasukan Harimau Besi?! Paman, wilaya

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-11
  • Penguasa Benua Timur   184 - Tugas yang Belum Usai

    Tanpa mengambil jeda, Zhou Fu maju kembali. Tak peduli tubuhnya telah mengoleksi banyak luka menganga, ia mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya untuk menyerang musuh. “Ha ha ha! Kau masih tak mengerti keadaan rupanya! Sekeras apapun kau mencoba, tetap saja kemampuanmu hanya berada seujung kukuku!” lelaki tersebut segera menangkis serangan-serangan dari Zhou Fu dengan cukup mudah. Tapi, Zhou Fu tak menyerah. Ia tetap fokus memanfaatkan semua peluang. Selagi tubuhnya masih bisa memberi serangan, ia tetap menyerang. Sesekali musuhnya tertawa terbahak-bahak karena serangan Zhou Fu hanya berdampak cukup kecil di tubuhnya. Tetapi, Zhou Fu bahkan tak peduli. Ia tak menghiraukan semua hinaan-hinaan yang dilontarkan oleh musuhnya hingga pada akhirnya. “Uhuk….” Musuh Zhou Fu terbatuk sambil menekan dadanya. Zhou Fu menyeringai. Ia melanjutkan serangannya selagi musuh tengah mengalami gejala keracunan jamur mematikan yang sebelumnya telah Zhou Fu lepaskan ketika penglihatan musuh teng

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-11
  • Penguasa Benua Timur   185 - Dua Pendekar Topeng Emas

    Tak ada waktu lagi, Zhou Fu dan Jang Mi bergegas melanjutkan perjalanan begitu mereka berhasil menaklukkan pengguna mantera Siluman Mimpi. Sayangnya, ketika Zhou Fu dan Jang Mi baru saja melangkah keluar dari terkaman musuh, sesuatu mengejutkan mereka lagi. “Tak diragukan lagi! Ini adalah jejak langkah dari pasukan musuh!” gumam Zhou Fu setelah ia melihat rerumputan dan dedaunan kering di hutan maple tengah tersibak dan terinjak, “Nona Jang, carikan aku rute lain, kita sudah tak bisa lagi menggunakan rute ini!” “Ada satu jalur yang bisa membawa kita untuk sampai ke Distrik Dalam lebih cepat. Saya tak menyarankan jalur tersebut di awal karena rutenya yang cukup sulit dilewati manusia. Tetapi, melihat kakak bahkan bisa melesat terbang dengan begitu mudah, saya kira kita bisa memilih jalur tersebut sekarang!” Jang Mi mengangguk yakin, ia memutuskan untuk melewati jalur tersulit sekaligus terdekat menuju ke Distrik Dalam. “Terima kasih, Nona Jang!” Kali itu, firasat Zhou Fu mengatakan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • Penguasa Benua Timur   186 - Sayap Kiri Distrik Dalam

    Jarak dari perkemahan Harimau Besi menuju ke Distrik Dalam bisa dibilang jauh lebih dekat ketimbang jalur yang diambil Zhou Fu dari hutan Daegu menuju ke Distrik Dalam. Jang Mi terpaksa mengambil arah memutar untuk menghindari berpapasan dengan pasukan musuh. Itulah sebabnya, meski Zhou Fu bisa melesat lebih cepat, nyatanya baik Zhou Fu maupun pasukan Harimau Besi sama sama tiba di hutan maple dalam waktu yang hampir bersamaan. “Andai kita tak terperangkap oleh mantera Siluman Mimpi, mungkin kita bisa mendahului pasukan musuh! Dan tak perlu melewati jalur sialan ini!” geram Zhou Fu ketika ia melesat melewati tebing-tebing curam. Tubuhnya dipenuhi dengan butiran keringat panas sebab sesuatu yang berada di dasar tebing adalah sungai lahar abadi. “Maaf jika rute yang saya pilih ternyata membuat Kakak kesulitan!” Jang Mi mengelap peluh dari dahinya. Hawa di tebing tersebut memang cukup membuat siapa saja terpancing emosi. “Kesulitan? Cih! Siapa yang mengatakan jika ini sulit? Aku hanya

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • Penguasa Benua Timur   187 - Segel Pelindung Distrik Dalam

    “Nona Jang, bawa aku menuju ke gerbang depan!” “Baik. Lewat sini!” Baru saja Zhou Fu dan Jang Mi hendak pergi menuju ke gerbang depan, seorang prajurit tergopoh-gopoh berlari menuju ke arah Jang Mid an Zhou Fu. “Tuan Putri… Tuan Putri…” Prajurit tersebut berteriak dengan napas tersengal-sengal, mendekati sosok Jang Mi yang sedang bersama dengan Zhou Fu. Jika Zhou Fu tak salah dengar, gadis di sebelahnya itu dipanggil dengan sebutan Tuan Putri. “Syukurlah Tuan Putri masih hidup! Ini akan menjadi kabar yang membahagiakan bagi Raja Jo Sun! Tapi… Prajurit tersebut bersujud di kaki Jang Mi, meminta maaf berkali-kali tanpa menyebutkan mengapa ia harus meminta maaf dengan begitu bersalahnya. “Distrik Dalam sedang diserang oleh musuh, Tuan Putri. Maafkan kami karena gagal melindungi wilayah istana. Segel pelindung telah dihancurkan sebab musuh yang datang menyerang berada dalam jumlah yang cukup besar sementara kami baru saja mengerahkan pasukan kami untuk dikirim ke Distrik Tengah.” Z

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • Penguasa Benua Timur   188 - Senjata Sang Panglima

    “Kakak! Tolong, jangan hanya melamun! Pasukan dari istana sedang kewalahan! Bantu kami, saya mohon dengan sangat!” Jang Mi mundur perlahan, tubuhnya bersujud di kaki Zhou Fu, memohon kesedian pria itu untuk menolong negerinya yang sedang berada dalam baying-bayang kehancuran. “Berdirilah, Nona Jang! Aku juga sedang memikirkan rencana! Menurut Nona, kira-kira, serangan seperti apa yang bisa mengurangi jumlah pasukan musuh dengan cepat?” Zhou Fu berjalan mondar-mandir setelah Jang Mi juga berada dalam posisi berdiri. “Menara pengintai ini, seharusnya dipenuhi dengan beberapa prajurit dan pasukan pemandu perang. Sepertinya mereka semua terpaksa turun ke bawah dan ke sisi depan karena kami kekurangan jumlah! Jika sudah begini, saya juga tak tahu harus berbuat apa!” BUUUUMMMM Tiba-tiba, terdengar suara dentuman keras dari puncak menara pengintai. Baik Zhou Fu maupun Jang Mi, segera menolehkan kepala ke atas, sepertinya mereka tidak sendiran di dalam menara tersebut. “Suara apa itu?!” Z

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • Penguasa Benua Timur   189 - Rahasia Jang Mi

    “Tambah kekuatan di bagian gerbang benteng!” teriak pemimpin pasukan di barisan terdepan di dalam benteng distrik. “Tuan, ini semua tak ada gunanya! Kita hanya sedang menunda kekalahan!” pekik salah seorang prajurit dan dibalas dengan seruan serupa oleh para prajurit lain. “Aku juga tahu jika kita sedang menunda kekalahan! Memangnya kenapa? Tak ada yang salah dengan hal tersebut!” geram si pemimpin pasukan, sejak awal kemunculan para musuh, ia sudah tahu pihak mana yang akan meraih kemenangan. “Setidaknya, kita harus berjuang membuat mereka kesulitan mendapatkan kemenangan! Itu adalah sebaik-baik pencapaian yang bisa kita raih!” pemimpin tersebut melanjutkan pidatonya, itu adalah sejenis pidato kekalahan yang baru pertama kali didengar oleh pasukan dari Distrik Dalam. “Mengirimkan bala bantuan ke Distrik Tengah adalah kesalahan besar!” teriak seorang prajurit yang masih tak terima dengan baying-bayang kekalahan yang akan tersemat di pihaknya. “Ya! Siapa orang bodoh yang memutuskan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • Penguasa Benua Timur   190 - Rahasia Jang Mi II

    Jang Mi hanya menjawab dengan senyuman atas pertanyaan yang diberikan oleh Panglima An Se-Young dan juga Zhou Fu. Tak lama setelahnya, gadis itu mengambil sebuah pisau kecil yang ada di dalam perlengkapan pemanah. Pisau itu segera ia gunakan untuk menyayat urat nadi di pergelangan tangannya yang putih mulus. Bunyi Darah mengucur dengan cukup deras dan segera dialirkan ke sebuah tabung kayu yang juga berada di dalam seperangkat alat panahnya. Melihat pemandangan tersebut, Zhou Fu bisa menebak jika darah Jang Mi merupakan bagian dari perlengkapan senjatanya. Tetapi, untuk saat itu ia belum bisa memastikan alasan di balik hal tersebut. “Tuan Putri, jangan mengambil darah terlalu banyak. Tuan Putri bisa membahayakan keselamatan Tuan Putri sendiri!” Panglima An Se-Young memberi peringatan kepada Jang Mi yang belum menghentikan kucuran darah dari tangannya. “Jumlah musuh kita berkali-kali lipat banyaknya, Panglima An. Saya harus memastikan darah saya cukup untuk melapisi anak panah milik

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14

Bab terbaru

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

  • Penguasa Benua Timur   Incaran Yuan Kai

    Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera

  • Penguasa Benua Timur   Memasuki Kota Aneh

    Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c

  • Penguasa Benua Timur   Seorang Penyihir Ulung

    Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.

DMCA.com Protection Status