“Sejarah menyebutkan jika benteng terapung Louchuan belum pernah mengalami kekalahan saat diserang musuh.” geram Liu Danzo dengan gigi gemeretak. Ia tak menyangka jika Zhao Yunlei juga terperangkap di dalam kapal besar itu. Zhao Yunlei adalah aset yang sangat berharga dalam deretan anggota Pasukan Lima. “Kita hanya perlu membuat keajaiban, untuk menang dari kapal Louchuan. Bukankah hari ini kita juga telah membuat keajaiban dengan mengalahkan Kaili!” sahut Patriark Yuan Kai meyakinkan semuanya. “Keajaiban, katamu? Ini bukan keajaiban, pendekar Dong menumbalkan dirinya untuk keselamatan kita! Apakah Kau juga akan menumbalkan dirimu jika dihadapkan dengan keadaan mendesak nantinya?” balas Li Han sedikit marah. Whuuussss……. Tiba-tiba, angin berhembus cukup kencang, membuat beberapa remah reruntuhan di desa Musi saling beterbangan ke udara. Untuk sejenak, para pendekar menghentikan perebatan mereka. Ada hal lain yang lebih penting ketimbang adu argument tentang bagaimana cara mengalahk
“Senior Xu, bisakah kita beristirahat sebentar? Saya tak menyangka jika menghantam udara dengan kecepatan seperti ini rasanya akan sedikit menyakitkan!” gumam Patriark Yuan Kai menggunakan bahasa batin ketika ia merasa kecepatan Xu Xiaofei telah melebihi ambang ketahanan fisiknya. Terbang bersama Senior Xu Xiaofei setidaknya membuat Patriark Yuan Kai memahami apa yang dirasakan Sun Wen dan Shang Yi, dua pemuda dari desa Malam yang bersamanya dari Maundo. “Ah, sepertinya orang-orang menilaimu terlalu tinggi! Aku bahkan masih dalam tahap pemanasan, anak kecil!” gerutu Xu Xiaofei menanggapi keluhan Pendekar Harimau Utara. Tapi sejujurnya ia sedikit berbohong tentang suatu hal, dengan kecepatan seperti itu, pendekar dengan tenaga dalam aura kelabu bisa saja langsung kehilangan kesadaran seketika. Melihat Pendekar Harimau Utara bahkan masih bisa mengeluh, pria sepuh itu yakin jika Yuan Kai adalah pendekar muda paling hebat di eranya. “Sial! Sesakti itukah orang terkuat dari negeri Bingdao
Pulau kecil yang bernama Lengdao lebih mirip disebut sebagai bongkahan es raksasa yang mengambang di perairan Leng Hai. Sebagaimana negeri Bingdao yang selalu diselimuti salju dan es, hidup di pulau Lengdao bukanlah siksaaan bagi para pasukan militer yang mendiami pulau es tersebut. Hawa dingin di perairan Leng Hai yang berada di bawah titik beku membuat beberapa awak kapal yang biasanya melintasi perairan Lengdao akan mengalami hipotermia. Whussss….. Hawa dingin yang dibawa Xu Xiaofei telah mendarat terlebih dahulu di Lengdao, membuat para pasukan militer Bingdao mulai merapatkan barisan untuk memberi sambutan penghormatan. “Ketua Xu Xiaofei datang!!!” salah seorang pemimpin pasukan berteriak nyaring. Meski Xu Xiaofei belum menampakkan batang hidungnya, mereka yakin hawa dingin yang baru saja menyapu pulau Lengdao itu adalah kiriman dari orang nomor satu dari Bingdao, pimpinan tertinggi dari seluruh jenis pasukan militer yang ada di Bingdao. “Semuanya, siapkan barisan!!!” ulang pe
Kapal Louchuan melaju lebih cepat, tepat ketika moncong kapal mulai memasuki perairan Leng Hai. Fang Enlai, tangan kanan dari Jenderal Fu Lian telah memberi peringatan kepada seluruh awak kapal jika mereka akan segera memasuki perairan dengan hawa dingin yang ekstrim, sehingga melaju dengan kecepatan maksimal akan menjadi pilihan yang terbaik untuk menghindari awak kapal mengalami serangan sakit akibat hawa dingin. “Tuan Fang, jika kita melaju dengan kecepatan penuh, kita akan kesulitan membelokkan haluan ketika ada gunung es di depan jalur kapal!” pekik awak kapal kepada Fang Enlai yang masih bersikeras untuk menambah laju kecepatan kapal. “Benar, Tuan Fang. Apa lagi dengan kabut setebal ini, bukankah lebih baik kita berhati-hati?” Bukan apa-apa, kapal ini tak akan karam hanya karena membentur gunung es, tetapi, benturan dengan gunung es setidaknya justru akan mengakibatkan perjalanan kita semakin panjang!” seru awak kapal lainnya. Mendengar desakan dari para awak kapal, Feng Enlai
Mendengar Pengakuan mengejutkan dari Xu Xiaofei, Patriark Yuan Kai tertegun kaget sebab ia tak pernah menduga jika pria sepuh yang aneh itu ternyata menyimpan kenangan yang cukup mengerikan di kepalanya. “U-ulangi lagi, si-siapa dirimu? Kakek Tua?” tanya Jenderal Fu Lian masih dengan langkah mundur perlahan. “Xu Xiaofei, Jenderal Fu! Xu Xiaofei hendak mengambil kembali bagian-bagian tubuh istrinya yang ada di tubuhmu!” tukas Xu Xiaofei tegas. “Ha ha ha! Apakah aku harus pura-pura mundur dan ketakutan lagi untuk membuatmu semakin senang, Tua Bangka? Ha ha ha kusudahi dulu sandiwaraku! Kau tahu, seharusnya kau melihat dan mendengar jeritan istrimu kala itu! Dengan begitu, setiap detik dalam hidup, kepalamu akan selalu ditemani dengan lolongan istrimu yang memilukan!” kelakar Jenderal Fu Lian dengan seringai bengis. “Cih, bagaimana jika keadaannya kubalik! Sepertinya aku lebih ingin mendengar lolongan dan jeritan putus asa dari siluman betina macam dirimu, Nenek Tua!” jawab Xu Xiaofei
“Istriku, maaf aku sepertinya sedikit terlambat!” ucap Mao Mingzao seraya menghampiri Jenderal Fu Lian yang tengah terhempas menghantam ke tiang kapal. “Kebetulan sekali kalian berdua berkumpul! Dengan begini dendam Bi Xiaolin akan terbalaskan dengan lunas!” celetuk Xu Xiaofei menahan napas. Pria sepuh itu pun kembali menggeser-geser kakinya, menciptakan beberapa bentuk ukiran yang berasap di atas lantai dek kapal. Ukiran-ukiran kakinya kali itu dibuat dengan penekanan yang lebih kuat dari yang pertama. Tentu saja, sebab pertarungan pasti akan lebih mengerikan dengan datangnya Mao Mingzao yang level kekuatannya berada di atas Kaili. Di tambah juga dengan kekuatan Jenderal Fu Lian, bisa dipastikan Xu Xiaofei akan tewas seketika andai ia lengah sebentar saja. Sementara itu di dalam kapal Louchuan, musuh yang dihadapi oleh Patriark Yuan Kai adalah Fang Enlai, tangan kanan dari Jenderal Fu Lian. Meski bukan berasal dari keluarga istana, Fang Enlai memiliki kekuatan yang tak bisa diremeh
Bunyi kemeretak memekakkan telinga muncul seiring dengan bergetarnya kapal Louchuan selama beberapa waktu belakangan. Bunyi tersebut menjadi pertanda buruk sebab itu merupakan gejala-gejala kerusakan parah dari kapal tersebut yang diakibatkan dari beberapa pertempuran yang terjadi baik di geladak kapal maupun di dalam kapal Louchuan. “Kurang ajar! Kukira, setelah aku berlatih keras selama seratus tahun terakhir, mengalahkan mereka adalah persoalan mudah! Aku keliru, siapa sebenernya mereka-mereka ini?! Aku meragukan status kemanusiaan mereka!” gerutu Xu Xiaofei dalam hati. Tongkat kepala elangnya bahkan kini telah mengalami beberapa keretakan setelah beradu kekuatan dengan gada dan pedang milik musuh. “Istriku, jika kita tak segera menghabisi Si Tua Bangka ini, bisa saja nyawa kita yang akan melayang karenanya! Tak kusangka ras manusia bisa mencapai titik sekuat itu! Ini gawat!” gumam Mao Mingzao pada istrinya. Itu adalah untuk pertama kalinya Mao Mingzao merasa kewalahan ketika bert
Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Empat detik. Waktu seolah berjalan sangat lamban ketika Zhou Fu menyadari bahwa kesadaran Zhao Yunlei telah benar-benar hilang. Gadis itu telah mencapai ambang batas ketahanan fisiknya ketika ditempa dengan tekanan bawah laut yang kian berat di kedalaman lebih dari 100 kaki. “Sialan! Prosesnya sebentar lagi baru akan selesai! Tetapi jika aku menunggu lebih lama lagi, Nona Zhao tak akan selamat kali ini!” gerutu Zhou Fu dalam hati. Ia akhirnya memutuskan untuk membuka mata, mengakhiri meditasi panjangnya yang hampir di titik final. Tak ada pilihan lain, ia harus bangun dan menolong Zhao Yunlei. “Pertama-tama, aku harus menghancurkan rantai-rantai besi di kaki dan tanganku ini!” gumam Zhou Fu dalam hati. Tangan-tangan dan kakinya lantas mengeluarkan cahaya keemasan, dalam hitungan detik, ia telah mampu mematahkan rantai besi khusus yang mengikat tangan dan kakinya. Setelah tubuhnya bebas, tangannya bergerak gesit untuk membelokkan jeruji besi yang me
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.