Mulailah Azazel melakukan pengintaian dan mengikuti Louse, cukup terampil untuk dirinya melakukan hal ini.
Tapi, menariknya yang diikutinya ini tidak sadar akan keberadaannya. Dia sendiri tidak menyembunyikan hawa keberadaannya, bagi petarung tentu hal semacam ini sudah ketahuan sejak awal.
Itu menunjukkan kalau Louse hanya gadis biasa yang hidup selayaknya banyak orang.
Setelah cukup lama, dia akhirnya dapat melihat bangunan yang dimasuki Louse. Bisa dibilang rumah sederhana yang sangat nyaman untuk ditinggali sendirian.
Untuk beberapa saat dia mengamati ini, mungkin di sini dia akan menemukan petunjuk lain.
“Kenapa harus gadis ini yang muncul di dalam mimpiku, apa dia akan membantu untuk menyimpulkan sesuatu?”Ada beberapa orang yang mendatangi rumah tersebut, tubuh mereka tampak tidak terlalu baik.Masuk ke dalam rumah tersebut,
Louse segera melepaskan tangannya dari kulit Azazel, wajahnya menampakkan ketegangan yang masih berpacu.“Orang ini punya aliran energi yang begitu besar, energi itu rasanya gelap hingga ingin menelan diriku!”“Apa kau tidak apa-apa?” Azazel bertanya dengan nada polos, sebenarnya dia tahu apa yang terjadi terhadap Louse. Energi sensor memberikan perlawanan terhadap kemampuan Louse, ya, itu bukan niat untuk menyakiti, tapi tetap harus diwaspadai.“Ya, aku tidak apa-apa!” Louse mengambil napas dalam, tubuhnya berusaha untuk tetap tegar seolah kalau ini tidak memberikan dampak yang begitu buruk.“Uhum...” Dia memulai mencoba percakapan dari awal. “Sepertinya aku sudah mendapatkan sedikit pengetahuan mengenai energi di dalam tubuhmu ini, mungkin karena energi inilah dirimu sulit tidur!”“Begitukah?”“Tekanan ene
“Apa mungkin dia juga sudah bermimpi tentang diriku?” Bisa dimakluminya kalau masalah seperti ini sering hanya dianggap sebagai bunga tidur, sensasi yang belum nyata sehingga dipikir sebagai halusinasi sesaat.Ekspresi Louse tadi sedikit menjelaskan kalau pengalaman semacam ini bukan hanya terjadi terhadap Azazel, tapi juga terjadi terhadapnya.Masih ada banyak hal yang ingin dirinya tahu dari Louse, tapi dia bukan tipe orang yang akan memaksa orang lain untuk melakukan sesuatu seperti ini.“Hidup sebagai orang normal, ya?” Entah kenapa terdengar seperti hal konyol, di dalam kehidupan sebelumnya juga tidak ada tanda yang normal dari dirinya. Merasa lapar dan haus saja dia sudah tidak pernah lagi, memang terkadang dirinya memiliki keinginan untuk merasakan sesuatu, tapi itu bukan alasan untuk lapar selayaknya makhluk normal.Apa pun yang dilakukan percakapan malam ini, dia jauh dari
“Kenapa pria ini terlalu antusias dengan yang aku lakukan ini? Apa aku sudah mengundangnya untuk melakukan ini?”Azazel tidak bisa membaca pikiran Louse, tapi dia tahu kalau gadis di hadapannya ini sedang berpikir rumit. Caranya menggerakkan lirikan mata menyimpan keraguan yang sulit dijelaskan.“Dengan keberanian untuk melakukan hal seperti ini, tampaknya kau sudah yakin akan konsekuensi ini!”“Itu bukan urusanmu!” jawab tegas Louse yang memalingkan wajahnya. Tampak sulit untuk Azazel menaklukkan sikap wanita ini, tidak salah dia bermimpi gadis ini. Wajahnya persis masih di dalam ingatan kepalanya, semua itu terurai dengan sangat tepat.“Kalau kau memang yakin dengan ini, kenapa tidak kau segera lakukan saja?”Terangkat alis mata dan bahu Louse, mulai ekspresinya menjadi lebih tajam kepada pria ini.“Aku tidak bisa melakukannya itu karena dirimu! Kau sudah datang kemari dan menghancurkan konsentrasiku, lagi pula kenapa kau begitu peduli dengan urusanku ini?” Sudah tidak tahan lagi
Azazel terus memandangi buku yang ada di hadapannya, cukup unik untuknya mampu menyaksikan buku seperti itu.“Bisa aku melihat buku ini lebih detail?” tanyanya.Terdiam Louse sembari menatap serius ke arah Azazel, tidak begitu heran kalau ujung dari hal ini adalah penolakan.Louse dapat menebak keinginan Azazel, isi dari buku yang ditunjukkannya ini punya beberapa hal mungkin akan dapat digunakan untuk sebuah kejahatan.Memikirkan konsekuensi seperti itu tentu harus didasari sebuah alasan yang kuat.“Untuk apa kau ingin membaca buku ini?” Dia langsung melontarkan pertanyaan, alis matanya sedikit meruncing untuk menegaskan keinginan untuk tahu.“Buku ini tampaknya bukanlah sembarangan buku, dari tekstur dan isinya pasti memiliki makna tersendiri, terutama histori dari buku ini sendiri yang cukup menarik untuk disimak!”Mengerut alis Louse, penasaran dia dari mana pria ini pandai untuk menyusun kalimat seperti itu. Mudah sekali ucapan semacam ini digunakan untuk mempengaruhi seseorang.
Tidak akan mungkin kali ini dia mampu lari dari sorotan mata Azazel yang sangat mengintimidasi, semakin lama udaranya mendukung untuk ketetapan yang mengeringkan tenggorokan.“Ya, aku tidak akan keberatan, gadis ini memang tampak sangat ketakutan kalau rahasia mengenai buku ini diberikan begitu saja!” pikir Azazel yang melanjutkan jari-ari tangannya di permukaan buku, sedikit dielus-elus dengan.“Buku itu aku dapatkan dari nenekku!”Sorot matanya mulai tergiring ke arah Louse, entah kenapa gadis tersebut mau memberitahunya mengenai hal ini. Satu hal yang sudah didapatkan, ketika matanya menatap gadis itu, ada keseriusan dan ketulusan yang seolah mendukung pernyataannya kalau itu memang bukanlah sebuah penipuan.Dari sampul dan isi buku tersebut tidak ada celah, semuanya memang didasarkan pengetahuan kuno.Bahkan beberapa sihir yang dulu pernah ada di kehidupannya sebelum ini juga tertulis, ini seolah buku yang sudah menghubungkan dunia sebelumnya dan dunia ini.“Kenapa nenekmu mampu u
Tampak seperti biasanya hari-hari di kota ini, Azazel hanya menyaksikan bagaimana aktivitas penduduk.Dulu menjadi seorang raja jarang ada waktu untuknya menyaksikan bagaimana kehidupan orang lain, ya, itu bukan tanpa alasan. Azazel terlahir tanpa keberuntungan, sudah nyaris dibunuh berkali-kali oleh orang-orang yang menganggapnya sebagai anak terkutuk.Tapi, masih saja hingga kejadian buruk seperti itu terjadi, dia tidak pernah dapat merasakan kematian yang sebenarnya. Atau, lebih tepat dia terpaksa untuk kembali ke dunia dengan zaman berbeda.Di sini sedikit aneh, perintah yang diberikan membawa penghakiman terhadap dunia, tapi itu bukan tugas yang sangat diinginkan olehnya. Selama beberapa waktu hidup di dunia tersebut, Azazel sudah mencoba mencari solusi melakukannya, tapi memang sangat sulit untuk menuruti kata sosok tersebut.Ini mungkin hanya sedikit tindakan yang bisa dilakukannya, terlebih dia menerima informasi aneh mengenai 7 kaisar, kristal berenergi khusus, serta kemampua
Melanjutkan pembicaraan ini terasa begitu enggan, suasana yang akan dibawa ke dalam topik ini telah memberatkan hati mereka.“Kami bisa menyimpulkan kalau Nona Louse memang sudah diculik, berdasarkan kejadian di rumahnya. Tidak ada benda hilang, hanya penghuninya yang tidak ada!”Banyak teori yang cukup membingungkan untuk Azazel pikirkan, terutama kenapa ada orang yang ingin menculik Louse.“Hmm...” Secara langsung otaknya mampu memberi jawaban yang paling tepat untuk alasan ini. Setiap benda yang dikumpulkan Louse mengandung hal mistis, terutama buku tua yang diyakini banyak cerita panjang sebelum sampai ke tangan Louse.Tapi, Azazel tidak bisa menyimpulkan kalau itu satu-satunya alasan dari semua kejadian ini, dia butuh pemikiran yang lebih jelas untuk menyelesaikan masalah ini.“Kenapa repot-repot pihak Guild ingin mencari gadis itu?” tanyanya dengan mata melirik tajam.Wajah Guildmaster menjadi lebih masam, atau bisa disebut ini percampuran kesedihan yang mendalam.“Di kota ini
Penjelasan semacam itu tidak ada menariknya bagi Azazel, kasih sayang seorang keluarga terasa terlalu kental untuk orang sepertinya yang hanya sendirian tanpa memikirkan orang lain.“Aku mohon, selamatkan Louse! Aku sudah berjanji kepada ayahnya untuk menjaga putrinya!”Begitu tulus pria ini sampai harus menundukkan kepala kepada Azazel, begitu mudah bagi orang lemah untuk meminta bantuan.Hal semacam ini memang tidak akan bisa Azazel hapus, yang lemah akan selalu mencari perlindungan meski harus mengorbankan segalanya.Itulah kenapa dia benci dengan kehidupan semacam ini, yang lemah dan kuat akan selalu menjadi dua elemen di dalam kehidupan.“Apa kau punya alasan yang lebih kuat? Apa yang membuat gadis ini harus diculik? Apa istimewanya dia ini?”Guildmaster bingung, bukankah seharusnya penjelasannya tadi sudah cukup meyakinkan kalau Louse punya kemampua
Violet menghampiri Nadena, perlahan dia menyentuh kulit tubuh wanita ini dengan halus, kemudian membawa jari-jari tangannya melewati bagian sensitif yang menyebabkan sedikit desahan.“Ada apa dengan tubuhku ini? Aku terasa panas, dia pasti sudah melakukan sesuatu dengan diriku ini...”Napas Nadena sangat sulit untuk diatur, matanya semakin membesar setelah melihat wajah Violet mendekat.Bibir wanita itu terus mendekat seakan ingin menyentuh tubuhnya, tapi sebenarnya itu tidak benar, dia hanya berdiri di samping telinga Nadena.“Kau mau tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya?”Pupil mata Nadena sekali lagi membesar, dia ingin berbicara untuk membuat Violet melepaskan tubuhnya, tapi percuma, dia tidak akan mungkin punya kesempatan seperti itu.Dengan tubuh yang sudah setengah terbuka seperti ini, dia tidak akan berharap kalau Violet akan memp
Kubah raksasa ini perlahan mulai mengecil hingga seukuran bola baseball.Zemius dan Mary mendekati kubah tersebut, masih mereka rasakan kekuatan magis dari dalam tubuh Azazel yang menyebabkan rasa enggan untuk mengambil kubah tersebut.“Apa yang akan kita lakukan dengan benda ini?” tanya Mary.“Tidak ada lagi, benda ini harus kita serahkan kepada Ratu Violet! Hanya dia yang akan mampu melakukan ini semua...”Mendadak Zemius menoleh ke arah belakang, matanya terpicing ke satu lokasi yang aneh.“Apa yang kau lakukan?”“Tidak, aku merasa kalau di sana ada musuh yang sedang mengintai...”Mary mencoba memastikan ucapan ini dengan menyebarkan energi sensor, meski dilakukan, tidak ada hal yang didapatkan olehnya, hanya sebuah keheningan di malam yang begitu dingin.Itu tidak sepenuhnya salah, memang di
“Kalau sudah sejauh ini, maka tidak akan ada waktu untukku berhenti di sini!”Whoosh...Dengan kecepatan tinggi, pedang Azazel menemaninya untuk bergerak. Menusuk targetnya saat ini dengan luka yang penuh kengerian.“Argh...”Darah menyembur keluar tanpa henti, percuma untuk John hentikan, semua itu berdasarkan energi kehampaan yang akan merusak jiwa seseorang.Crash...Ditariknya kembali pedang itu, perlahan bekas luka yang tercipta mulai mengucurkan darah tanpa henti.“S-Sial, kenapa kau mampu melakukan ini? Bukankah seharusnya kau mudah untuk kami kalahkan?”“Bagaimana mungkin makhluk rendahan seperti kalian mau mengalahkanku, seharusnya kalian lebih sadar diri dalam bertindak...”Dia menebar rasa takut terhadap tubuh John, matanya melihat wujud Azazel yang diselimuti jubah hitam
Kaboom...Hanya ledakan yang besar mengguncang lokasi itu, entah apa yang akan terjadi jika mereka tidak berada di dalam ruang dimensi yang dibuat Mary.“Jadi kekuatan yang digunakan oleh orang itu sangat berbahaya, bahkan di dalam ruang dimensi ini saja sudah memberikan dampak yang begitu besar...” John melihat ke arah Mary.Setiap kerusakan yang diterima oleh ruang dimensi akan ditransfer ke pengguna, tapi itu hanya sebesar 6 persen, itu terbilang sangat rendah, tapi jika serangan yang digunakan melampaui daya tahan ruang dimensi, maka aturan sudah tidak lagi berarti.Regar yang berhasil diselamatkan masih tidak percaya tetap bisa bernapas, dia melihat kedua rekannya yang berada di sana dengan sorot mata yang sama, mereka semua terkejut untuk mengetahui fakta mengerikan ini.Azazel sudah menatap ketiganya dari kejauhan, wajahnya tampak sangat marah atas semua ini.
Satu hal yang tidak dimengerti Jeluis, lawannya saat ini bukanlah seorang amatir, sosok yang sudah melakukan berbagai macam pertarungan berbahaya, bahkan berkali-kali menghancurkan wilayah dengan kekuatan penuh.Kalau dibandingkan dengan dirinya yang hanya menggunakan kekuatan saat ada dalam bahaya, Azazel justru jauh daripada hanya sekedar seorang kesatria dalam petarungan.Namun, dia adalah sang malaikat kematian itu sendiri.Dengan percaya diri Jeluis mengerahkan kekuatan untuk menyatukan tubuhnya kembali yang telah terpisah.Crash...Tapi, di saat itulah ada sebuah serangan yang begitu cepat, tidak sekali, melainkan...“Tidak, jangan bilang kalau dia akan melakukan serangan secara beruntun tanpa henti, bagaimana bisa aku memulihkan tubuh kalau dia tidak memberikan aku jeda...”Pola yang sama pernah Azazel gunakan, salah satu cara untuk membuat
Jeluis masih memandang dengan sorot tenang, dia seolah tidak menyimpan rasa takut terhadap sosok Azazel yang sudah menebar rasa kengerian.“Itu dia, ayo tangkap...”Sampai akhirnya keberadaan mereka sudah memancing para pengintai.Mata Azazel melirik ke arah orang-orang yang berdatangan untuk menangkapnya, tapi sebelum itu bisa dilakukan, mereka harus mengepung Azazel terlebih dahulu.“Kalian di sini tidak akan mampu mengalahkan dirinya!” Ucapan Jeluis tidak didengar oleh orang-orang tersebut, mereka masih terlalu percaya diri bahwa Azazel adalah orang yang akan mudah untuk ditangkap.Tanpa banyak pikir, mereka satu persatu mencoba menyerang Azazel.Crash...Dan, seperti itulah hal yang terjadi selanjutnya, dalam gerakan seperti cahaya, Azazel menabrak setiap orang yang ingin mendekatinya.Dari satu tubuh yang
“Bagaimana mungkin dia bisa melakukan ini...”Apa yang dilakukan oleh Jeluis sangat jauh dari dugaan Nadena, saat serangan yang hampir dilepaskannya, ternyata Jeluis memiliki kesempatan untuk mempersempit jarak dan kemudian mencekik lehernya.Tubuh Nadena diangkat oleh Jeluis, tenggorokannya benar-benar tercekik oleh cengkeraman kuat pria tersebut.“Lepaskan aku...”“Kalau kau mau lepas, kama aku akan melakukannya...”Dengan hempasan yang kasar, tubuh Nadena dilempar ke arah dinding, punggungnya terasa sakit, tapi itu sudah mengurangi mobilitasnya untuk melakukan tindakan.“Sial, kalau seperti ini, aku tidak akan mungkin mampu mempertahankan diri...”“Seharusnya kau tetap tenang, dan membiarkan aku menangkap dirimu...”Nadena tidak sudi dengan hal tersebut, walau sudah terlalu lelah dan kesulitan, dia masih tetap mencoba untuk berdiri, dengan berani bertumpu pada tongkat untuk memberikan pengertian kalau dia bukanlah gadis lemah.“Masih kau ingin menghadapiku?”Jawabannya sudah dipast
“Apa dia akan baik-baik saja, ya? Aku yakin kalau?”Mata Nadena segera menyipit tajam, dia merasakan seseorang yang sedang mendekat ke dalam kamar. Tidak, itu bukan energi dari dalam tubuh Azazel.Memang energi Azazel akan terasa jauh lebih mengerikan, tapi justru hal itulah yang membuatnya lebih mudah untuk dikenali.Dia mencoba memejamkan mata untuk mengidentifikasi lebih lanjut, wilayah ini sudah dipasang sensor khusus sehingga akan mempermudahnya untuk tahu siapa yang sengaja datang atau hanya sekedar lewat.Tentu semua akurasi ini tidak bisa seratus persen, harus ada pemikiran yang matang sebelum menganggap kalau itu memang tindakan musuh.Tap...Tapi, di sini justru orang-orang itu mendekat, lalu berhenti di depan pintu. Dirasakan ada tiga energi yang berdiri di depan pintu.“Apa yang akan mereka lakukan? Apakah sengaja untu
Pada akhirnya, Nadena tidak menemukan penjelasan apa-apa. Azazel memilih untuk tetap bungkam, selama di dalam perjalanan tidak ada perbincangan yang bisa mereka buka.Nadena juga khawatir kalau Azazel juga berpikir kalau dirinya masih bagian dari Heiran, entah itu akan menambah rumit permasalahan ini.Punggung pria yang tegap ini masih tidak menunjukkan tanda-tanda untuk roboh, matanya yang serius tetap mengarah pada hutan yang begitu luas.“Apa aku bisa bertanya sesuatu padamu...” Kata-kata ini sangat tidak bisa ditahan Nadena lagi, dan dia dengan sengaja menghentikan langkah kaki Azazel.Azazel tidak menoleh, hanya sedikit melirik ke arah belakang, namun itu tidak memberikan waktu untuk langkah kakinya berhenti.“Apa?”“Kau mempercayai orang bertopeng tadi?”“Tidak, aku tidak pernah mempercayai siapa pun, termasuk dirimu...” jawabnya dengan lugas.Merinding sekujur tubuh Nadena mendengarnya, hingga sejauh ini dia tidak percaya kalau Azazel masih menganggap dirinya sebagai orang asin