Dua gejolak kekuatan mereka menodai udara di sekitar, hewan dan tumbuhan di sana merasa tercekik hingga membuat kematian masal.
“Jadi, apa itu alasanmu untuk datang kemari?”
“Heh... jangan berlagak seperti orang yang tidak peduli...”Solium satu dari tujuh kaisar dunia, dia sosok tangguh dan punya kecerdikan yang melebihi banyak orang. Dan, lawan bicaranya Zygan, pria berotot yang dikatakan selalu bertapa di gunung tertinggi untuk menunggu lawan yang sepadan.Masing-masing dari mereka punya kekuatan dan keistimewaan tersendiri, tidak banyak orang yang tahu bagaimana cara para kaisar untuk berpikir, mereka hanya akan menemukan sebuah fakta mengerikan bahwa orang-orang semacam ini akan selalu memiliki cara untuk bersenang-senang meski itu artinya membunuh ribuan nyawa.
Zygan yang pertama menurunkan eksistensi tekanan di dalam tubuhnya, dan itu membuat
Meski sudah menganggap kalau ini sebagai tujuan, Azazel nyatanya tidak begitu paham apa yang harus dilakukannya.Semenjak kekuatan kegelapan menyelubungi tubuhnya, dia jadi tahu bagaimana masa hidup suatu makhluk. Dapat terlihat dari dalam tubuh makhluk hidup, begitu beragam warnanya, ini seolah mewakili sifat-sifat dari makhluk itu sendiri.Azazel tidak terlalu peduli dengan hal semacam ini, namun sering kali dia dihujani oleh ingatannya mengenai sosok makhluk putih itu.Dirinya tahu kalau makhluk itu kemungkinan sengaja untuk melakukan hal ini hanya demi membuatnya menjalani hidup sebagai penghakiman dari dunia yang begitu arogan ini.Namun... Sekali lagi hal semacam itu bukan hal yang harus diurusinya, setiap makhluk hidup punya takdirnya masing-masing, keinginan untuk melakukan sesuatu yang seharusnya tidak boleh diganggu.“Wahai semua makhluk, sembahlah Dewa Ogaro...&r
Tidak terlalu Azazel pedulikan apa yang dikatakan oleh para pemuda ini, dia kemudian memperhatikan papan pengumuman itu sekali lagi, namun di sana memang tidak ada quest yang menarik untuk dijalaninya.Azazel akhirnya pergi dari tempat tersebut.“Tunggu...” Sania mencoba menghentikan Azazel, tapi itu tidak dapat dilakukan, sosok Azazel sudah terlalu jauh melangkah pergi.“Kalian ini, sekarang dia sudah pergi! Kita bagaimana bisa menyelesaikan quest menelusuri dungeon? Apa kalian berani untuk menghadapi monster di dalam gua itu?” bentak Sania.Ketiga rekannya tidak dapat memberikan komentar, sebelumnya mereka sudah berusaha untuk menyelesaikan quest di dalam sebuah dungeon, mencari harta karun dan beberapa benda magis lainnya yang diinginkan oleh pihak Guild. Reward yang diberikan tidak main-main, mereka akan dapat hidup selama 20 tahun lebih kalau bisa mendapatkan harta karun ya
Aura mengancam ini merupakan sesuatu yang normal untuk dirasakan, tepat di depan mata mereka ada sepasang mata bersinar.Nilam dan Bolt juga sudah menyadari hal ini, bergegas Nilam menerangi sekitar.Benar saja, tepat di depan mata mereka memang ada penampakan monster mengerikan.Undead level tinggi sudah terlihat di depan mata, dia adalah Lich yang mempunyai kekuatan cukup merepotkan.Meski tidak sehebat Priest Undead, Lich memiliki daya tahan yang kebal terhadap serangan tingkat rendah dan punya kemampuan untuk merapal mantra sihir.Bagi mereka yang hanya petualang kelas rendah tentu saja menganggap kalau ini adalah masalah yang besar, mereka harus benar-benar berhati-hati untuk berhadapan dengan monster tersebut.Tapi, bagaimana mungkin mereka mampu untuk melawan Lich, untuk bergerak saja sudah terasa begitu sulit. Aura mengintimidasi dari dalam tubuh Lich sangat mencen
“Tunggu dulu, bukankah kau sudah lihat kalau tadi kita telah menghadapi undead level tinggi? Kalau kita terus menelusuri dungeon ini pasti akan menemukan masalah yang jauh lebih buruk!” Rollo dengan tegas menyatakan kalimat ini.“Lalu kenapa? Bukankah kita seharusnya sudah jelas harus melakukan ini? Kita harusnya lebih serius dalam melaksanakan semua ini, dan kita tidak boleh untuk mundur begitu saja!” Begitu tegas Sania mengatakan hal ini bahkan dengan pandangan matanya yang menyipit tajam.Tidak seperti Sania, ketiga rekannya memberikan pandangan yang penuh kekecewaan. Ini merupakan sebuah hal yang cukup berat untuk mereka lakukan, kalau pun terus untuk dilakukan, jelas-jelas jawabannya adalah kematian.Membayangkan apa yang akan terjadi saja sudah merupakan hal yang mengerikan, dan mereka harus sekali lagi berada di dalam lingkungan dungeon.“Apa kau masih tidak mengerti, kit
Hingga esok hari tiba, mereka bertiga tidak menemukan sosok Sania. Kalau bertanya-tanya saja tidak akan memberikan jawaban terhadap mereka, dan lebih baik mereka langsung menanyakan hal ini kepada pelayan Guild.“Permisi...” sapa Rollo.“Oh, kalian bertiga! Apa yang kalian ingin tanyakan?” Pelayan Guild memberikan ucapan hangat yang membuat mereka tidak terasa nyaman.“Aku ingin tanya, apa Sania salah satu anggota kelompok kami sudah kembali?” tanya Rollo dengan penuh keraguan.Pelayan Guild ini merasa bingung dengan apa yang dilihatnya, ketiga petualang ini benar-benar menampakkan sebuah keraguan di dalam sorotan mata mereka.“Aku tidak melihat rekan kalian, bukankah dia sebelumnya pergi bersama kalian?”Dan, muncul pertanyaan yang mengandung hal yang sulit untuk dijawab.Rollo tetap haru
Mereka sudah kehilangan semangat, bagaimana mereka dapat menanggapi permasalahan ini dengan serius, fakta memang mungkin terjadi dan tidak ada jaminan kalau rekan mereka masih dalam keadaan hidup.“Seharusnya kita sebelumnya menghentikannya, tapi...” kata Rollo yang mengepal kuat tangan kanannya.Azazel benar-benar mulai mengerti bagaimana kondisi ini bisa terjadi, berdasarkan ingatannya, kelompok ini punya pendapat masing-masing.Hal ini membuat Azazel teringat bagaimana rapuhnya kehidupan makhluk lemah, terus melakukan hal yang mereka anggap sebagai sesuatu kebenaran demi menghilangkan ketakutan, tapi nyatanya semua itu hanya sugesti untuk membuat semua ini menjadi tetap semangat.Rasanya kalau membantu mereka ini tidak akan memberikan keuntungan apa-apa, justru sebaliknya hanya akan memberikan permasalahan yang jauh lebih rumit lagi.“Apa kalian bertiga memang tidak ingin segera m
Tubuh Azazel sudah menyebarkan energi sensor untuk tahu kehidupan yang ada di dalam dungeon, selain mereka bertiga, Azazel tidak menemukan apa-apa, hanya beberapa makhluk yang sengaja berada di tempat tersebut.“Tunggu, itu...” ucap Nilam dengan wajah yang disusul tubuh bergetar.Kedua rekannya juga merasakan hal yang sama, apa yang ada di depan mata adalah penampakan monster mengerikan, yang tidak lain adalah Lich.“Bahaya, apa yang akan terjadi kalau kita menghadapi makhluk ini di sini...” gumam Rollo yang segera menarik pedangnya keluar.Ingatan bagaimana mereka sebelumnya bertarung melawan monster ini masih teringat dengan jelas, kekuatan Lich yang sudah sangat sulit untuk dikalahkan, tanpa Sania kemungkinan mengalahkannya sudah sangat sulit.Tapi, di tengah ketegangan yang membuat mereka sibuk berpikir, Azazel justru melangkah maju seperti seorang yang tidak memiliki rasa takut.&nbs
“Untuk makhluk rendahan seperti dirimu cukup mengesankan mampu menghancurkan barrier milikku...”Bolt dan Nolam tidak tahu mengapa Azazel dengan santainya mengatakan ini, sudah jelas-jelas barrier hancur artinya kematian yang menanti.Pedang makhluk putih ini kemudian mulai berayun, dan dengan kecepatan maut akan menghapus semua kehidupan yang ada di depannya.Tings...Tapi, itu tidak akan mungkin dibiarkan terjadi, serangan pedang kehampaan milik Azazel menjadi penghalang. Tubuh makhluk itu terhempas akibat kekuatan Azazel yang jauh lebih besar.Kedua serangan mereka menciptakan gelombang yang terpencar ke setiap sudut sampai menjatuhkan bebatuan di dalam ruangan.“Kalian berdua segera bawa rekan kalian itu ke tempat yang aman, atau apa kau punya sebuah kemampuan untuk perlindungan dari berbagai macam serangan?” tanya Azazel yang menoleh ke arah Bolt dan Nil
Violet menghampiri Nadena, perlahan dia menyentuh kulit tubuh wanita ini dengan halus, kemudian membawa jari-jari tangannya melewati bagian sensitif yang menyebabkan sedikit desahan.“Ada apa dengan tubuhku ini? Aku terasa panas, dia pasti sudah melakukan sesuatu dengan diriku ini...”Napas Nadena sangat sulit untuk diatur, matanya semakin membesar setelah melihat wajah Violet mendekat.Bibir wanita itu terus mendekat seakan ingin menyentuh tubuhnya, tapi sebenarnya itu tidak benar, dia hanya berdiri di samping telinga Nadena.“Kau mau tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya?”Pupil mata Nadena sekali lagi membesar, dia ingin berbicara untuk membuat Violet melepaskan tubuhnya, tapi percuma, dia tidak akan mungkin punya kesempatan seperti itu.Dengan tubuh yang sudah setengah terbuka seperti ini, dia tidak akan berharap kalau Violet akan memp
Kubah raksasa ini perlahan mulai mengecil hingga seukuran bola baseball.Zemius dan Mary mendekati kubah tersebut, masih mereka rasakan kekuatan magis dari dalam tubuh Azazel yang menyebabkan rasa enggan untuk mengambil kubah tersebut.“Apa yang akan kita lakukan dengan benda ini?” tanya Mary.“Tidak ada lagi, benda ini harus kita serahkan kepada Ratu Violet! Hanya dia yang akan mampu melakukan ini semua...”Mendadak Zemius menoleh ke arah belakang, matanya terpicing ke satu lokasi yang aneh.“Apa yang kau lakukan?”“Tidak, aku merasa kalau di sana ada musuh yang sedang mengintai...”Mary mencoba memastikan ucapan ini dengan menyebarkan energi sensor, meski dilakukan, tidak ada hal yang didapatkan olehnya, hanya sebuah keheningan di malam yang begitu dingin.Itu tidak sepenuhnya salah, memang di
“Kalau sudah sejauh ini, maka tidak akan ada waktu untukku berhenti di sini!”Whoosh...Dengan kecepatan tinggi, pedang Azazel menemaninya untuk bergerak. Menusuk targetnya saat ini dengan luka yang penuh kengerian.“Argh...”Darah menyembur keluar tanpa henti, percuma untuk John hentikan, semua itu berdasarkan energi kehampaan yang akan merusak jiwa seseorang.Crash...Ditariknya kembali pedang itu, perlahan bekas luka yang tercipta mulai mengucurkan darah tanpa henti.“S-Sial, kenapa kau mampu melakukan ini? Bukankah seharusnya kau mudah untuk kami kalahkan?”“Bagaimana mungkin makhluk rendahan seperti kalian mau mengalahkanku, seharusnya kalian lebih sadar diri dalam bertindak...”Dia menebar rasa takut terhadap tubuh John, matanya melihat wujud Azazel yang diselimuti jubah hitam
Kaboom...Hanya ledakan yang besar mengguncang lokasi itu, entah apa yang akan terjadi jika mereka tidak berada di dalam ruang dimensi yang dibuat Mary.“Jadi kekuatan yang digunakan oleh orang itu sangat berbahaya, bahkan di dalam ruang dimensi ini saja sudah memberikan dampak yang begitu besar...” John melihat ke arah Mary.Setiap kerusakan yang diterima oleh ruang dimensi akan ditransfer ke pengguna, tapi itu hanya sebesar 6 persen, itu terbilang sangat rendah, tapi jika serangan yang digunakan melampaui daya tahan ruang dimensi, maka aturan sudah tidak lagi berarti.Regar yang berhasil diselamatkan masih tidak percaya tetap bisa bernapas, dia melihat kedua rekannya yang berada di sana dengan sorot mata yang sama, mereka semua terkejut untuk mengetahui fakta mengerikan ini.Azazel sudah menatap ketiganya dari kejauhan, wajahnya tampak sangat marah atas semua ini.
Satu hal yang tidak dimengerti Jeluis, lawannya saat ini bukanlah seorang amatir, sosok yang sudah melakukan berbagai macam pertarungan berbahaya, bahkan berkali-kali menghancurkan wilayah dengan kekuatan penuh.Kalau dibandingkan dengan dirinya yang hanya menggunakan kekuatan saat ada dalam bahaya, Azazel justru jauh daripada hanya sekedar seorang kesatria dalam petarungan.Namun, dia adalah sang malaikat kematian itu sendiri.Dengan percaya diri Jeluis mengerahkan kekuatan untuk menyatukan tubuhnya kembali yang telah terpisah.Crash...Tapi, di saat itulah ada sebuah serangan yang begitu cepat, tidak sekali, melainkan...“Tidak, jangan bilang kalau dia akan melakukan serangan secara beruntun tanpa henti, bagaimana bisa aku memulihkan tubuh kalau dia tidak memberikan aku jeda...”Pola yang sama pernah Azazel gunakan, salah satu cara untuk membuat
Jeluis masih memandang dengan sorot tenang, dia seolah tidak menyimpan rasa takut terhadap sosok Azazel yang sudah menebar rasa kengerian.“Itu dia, ayo tangkap...”Sampai akhirnya keberadaan mereka sudah memancing para pengintai.Mata Azazel melirik ke arah orang-orang yang berdatangan untuk menangkapnya, tapi sebelum itu bisa dilakukan, mereka harus mengepung Azazel terlebih dahulu.“Kalian di sini tidak akan mampu mengalahkan dirinya!” Ucapan Jeluis tidak didengar oleh orang-orang tersebut, mereka masih terlalu percaya diri bahwa Azazel adalah orang yang akan mudah untuk ditangkap.Tanpa banyak pikir, mereka satu persatu mencoba menyerang Azazel.Crash...Dan, seperti itulah hal yang terjadi selanjutnya, dalam gerakan seperti cahaya, Azazel menabrak setiap orang yang ingin mendekatinya.Dari satu tubuh yang
“Bagaimana mungkin dia bisa melakukan ini...”Apa yang dilakukan oleh Jeluis sangat jauh dari dugaan Nadena, saat serangan yang hampir dilepaskannya, ternyata Jeluis memiliki kesempatan untuk mempersempit jarak dan kemudian mencekik lehernya.Tubuh Nadena diangkat oleh Jeluis, tenggorokannya benar-benar tercekik oleh cengkeraman kuat pria tersebut.“Lepaskan aku...”“Kalau kau mau lepas, kama aku akan melakukannya...”Dengan hempasan yang kasar, tubuh Nadena dilempar ke arah dinding, punggungnya terasa sakit, tapi itu sudah mengurangi mobilitasnya untuk melakukan tindakan.“Sial, kalau seperti ini, aku tidak akan mungkin mampu mempertahankan diri...”“Seharusnya kau tetap tenang, dan membiarkan aku menangkap dirimu...”Nadena tidak sudi dengan hal tersebut, walau sudah terlalu lelah dan kesulitan, dia masih tetap mencoba untuk berdiri, dengan berani bertumpu pada tongkat untuk memberikan pengertian kalau dia bukanlah gadis lemah.“Masih kau ingin menghadapiku?”Jawabannya sudah dipast
“Apa dia akan baik-baik saja, ya? Aku yakin kalau?”Mata Nadena segera menyipit tajam, dia merasakan seseorang yang sedang mendekat ke dalam kamar. Tidak, itu bukan energi dari dalam tubuh Azazel.Memang energi Azazel akan terasa jauh lebih mengerikan, tapi justru hal itulah yang membuatnya lebih mudah untuk dikenali.Dia mencoba memejamkan mata untuk mengidentifikasi lebih lanjut, wilayah ini sudah dipasang sensor khusus sehingga akan mempermudahnya untuk tahu siapa yang sengaja datang atau hanya sekedar lewat.Tentu semua akurasi ini tidak bisa seratus persen, harus ada pemikiran yang matang sebelum menganggap kalau itu memang tindakan musuh.Tap...Tapi, di sini justru orang-orang itu mendekat, lalu berhenti di depan pintu. Dirasakan ada tiga energi yang berdiri di depan pintu.“Apa yang akan mereka lakukan? Apakah sengaja untu
Pada akhirnya, Nadena tidak menemukan penjelasan apa-apa. Azazel memilih untuk tetap bungkam, selama di dalam perjalanan tidak ada perbincangan yang bisa mereka buka.Nadena juga khawatir kalau Azazel juga berpikir kalau dirinya masih bagian dari Heiran, entah itu akan menambah rumit permasalahan ini.Punggung pria yang tegap ini masih tidak menunjukkan tanda-tanda untuk roboh, matanya yang serius tetap mengarah pada hutan yang begitu luas.“Apa aku bisa bertanya sesuatu padamu...” Kata-kata ini sangat tidak bisa ditahan Nadena lagi, dan dia dengan sengaja menghentikan langkah kaki Azazel.Azazel tidak menoleh, hanya sedikit melirik ke arah belakang, namun itu tidak memberikan waktu untuk langkah kakinya berhenti.“Apa?”“Kau mempercayai orang bertopeng tadi?”“Tidak, aku tidak pernah mempercayai siapa pun, termasuk dirimu...” jawabnya dengan lugas.Merinding sekujur tubuh Nadena mendengarnya, hingga sejauh ini dia tidak percaya kalau Azazel masih menganggap dirinya sebagai orang asin